Visca Rizkia
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI................................................................................................................ii
i
BAB 1 PENDAHULUAN............................................................................................1
ii
2.6.2 Prosedur....................................................................................................15
2.6.3 Persediaan.................................................................................................15
3.2 Visi, Misi, Motto, Falsafah dan Nilai-Nilai Budaya Kerja Rumah Sakit
Umum Kabupaten Tangerang..................................................................................19
3.2.4 Falsafah....................................................................................................19
iii
4.1 Kerangka Konsep..........................................................................................46
4.4.1 Populasi.....................................................................................................48
iv
4.13 Pengolahan Data...........................................................................................54
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................56
Informed Consent........................................................................................................57
PEDOMAN WAWANCARA......................................................................................58
BAB 1
PENDAHULUAN
Rumah sakit merupakan salah satu sub sistem dari sebuah sistem
pelayanan kesehatan nasional menyeluruh. Selain itu rumah sakit
merupakan sebuah industri jasa yang berfungsi untuk memenuhi salah satu
v
kebutuhan primer manusia, baik sebagai individu, masyarakat atau bangsa
secara keseluruhan guna meningkatkan hajat hidup yang utama, yaitu
kesehatan. Rumah sakit juga merupakan sebuah organisasi yang padat
karya, padat modal dan padat teknologi. Dengan manajemen inilah yang
akan menentukan suatu kualitas dan nilai guna dari sebuah kegiatan
pelayanan kesehatan, akan berbanding lurus apabila suatu manajemen
dilakukan secara tidak profesional, maka output akan mempunyai kualitas
yang tidak diharapkan, dan sebaliknya jika manajemen dilakukan dengan
benar, maka pelayanan kesehatan yang merupakan output kegiatan akan
diperoleh dengan kualitas yang baik pula.
Salah satu fungsi rumah sakit adalah memberikan pelayanan
kesehatan. Pelayanan yang diberikan rumah sakit merupakan upaya yang
dilakukan sendiri atau secara bersama-sama dalam suatu organisasi untuk
memelihara dan meningkatkan kesehatan, mencegah dan mengobati
penyakit serta memulihkan kesehatan perorangan, kelompok dan
masyarakat (Imron, 2009).
vi
stock di gudang penyimpanan barang yang akan mengganggu kelancaran
pemberian pelayanan kesehatan dan administrasi serta merugikan rumah
sakit akibat dari pemborosan biaya.
Logistik non medik merupakan salah satu material yang menjadi alat
penggerak rumah sakit dalam memberikan pelayanan kepada pasien
dimana pihak manajemen harus memperhatikan kualitas dan kuantitas
barang yang sesuai dengan permintaan dari satuan kerja serta total biaya
yang dikeluarkan. Dimana hal tersebut bisa dijadikan indikator
keberhasilan atau prestasi yang dicapai rumah sakit. Kebutuhan logistik
non medik terbagi menjadi 2 yaitu belanja modal dan belanja barang.
Belanja modal seperti barang inventaris dan belanja barang biasanya
antara lain Alat Tulis Kantor (ATK), Alat Rumah Tangga (ART), Alat
Kebersihan, Barang Cetakan Administrasi dan Cetakan Medik, bahan
bakar serta linen. Banyak atau tidaknya kebutuhan logistik non medik
dipengaruhi oleh tipe rumah sakit, jenis pelayanan yang diberikan dan
kecenderungan pola penyakit yang terjadi di masyarakat. Semakin besar
tipe rumah sakit, jenis pelayanan yang diberikan, dan kecenderungan pola
penyakit yang sedang berkembang maka kebutuhan logistik non medik
semakin besar. Oleh karena itu ketersediaan logistik non medik dirumah
sakit harus mendapat perhatian yang lebih dengan membuat perencanaan
logistik non medik yang sesuai dengan permintaan dari satuan kerja yang
membutuhkan (Arraniry, 2012).
vii
kekurangan atau kelebihan barang tertentu yang disebabkan karena
pembelian jumlah dan jenis barang yang tidak sesuai dengan kebutuhan.
Perencanaan meliputi kegiatan pemilihan, penetapan, atau perhitungan
jumlah kebutuhan barang dengan metode yang telah ditetapkan. Untuk
membuat suatu perencanaan yang baik perlu diperhatikan masalah intern
dan ekstern yang berkaitan dengan perencanaan tersebut.
viii
diperoleh sistem logistik yang terintegrasi, efisien dan efektif untuk
meningkatkan daya saing nasional, dalam pengembangan logistik yang
efektif dan efisien perlu didukung oleh peraturan dan perundangan yang
progresif dan infrastruktur yang memadai sehingga dapat menjadi
landasan bagi sumber daya manusia dan manajemen logistik yang
profesional.
ix
Menurut Herawati (2013), penilaian terhadap efektivitas perencanaan
dengan pendekatan participatory kedalam enam item menunjukan bahwa
perencanan sudah dilakukan dengan fleksibel, sederhana, berkelanjutan,
perencanaan lengkap, padu dan konsisten tetapi terdapat beberapa
informasi bahwa perencanaan belum lengkap karena SIM RS yang kurang
berjalan dengan optimal.
x
1.5. MANFAAT PENELITIAN
BAB II
LANDASAN TEORI
xi
2.2 Klasifikasi Rumah Sakit
xii
pengelolaan logistik merupakan salah satu unsur penunjang utama
daripada sistem adminisrasi yang berhubungan erat dengan unsur-unsur
sistem administrasi lainnya.
2. Bagian dari rumah sakit yang bertugas menyediakan barang dan jasa yang
diperlukan untuk kegiatan operasional rumah sakit dalam jumlah kualitas
dan pada waktu yang tepat sesuai kebutuhan dengan harga yang efisien.
xiii
Logistik di rumah sakit dibagi menjadi 2 bagian yaitu logistik
umum dan logistik farmasi. Logistik umum hanya menyediakan kebutuhan
yang terbatas pada alat-alat rumah tangga, sedangkan unit logistik farmasi
di rumah sakit membutuhkan perhatian besar, biaya rutin terbesar di suatu
rumah sakit pada umumnya terdapat pada pengadaan persediaan farmasi.
Berikut ini adalah alur besar/alur kerja unit logistik di rumah sakit
Gambar 2.2
Perencanaan Penganggaran
Penghapusan Pengadaan
Pengendalian
Pemeliharaan Penyimpanan
Pendistribusi
1. Fungsi Perencanaan
xiv
Fungsi perencanaan mencangkup aktivitas dalam menetapkan sasaran-
sasaran, pedoman, pengukuran penyelenggaraan bidang logistik.
Penentuan kebutuhan merupakan perincian dari fungsi perencanaan,
bila mana perlu semua faktor yang mempengaruhi kebutuhan harus
diperhitungkan.
2. Fungsi Penganggaran
3. Fungsi Pengadaan
4. Fungsi Penyimpanan
5. Fungsi Pendistribusian
6. Fungsi Pemeliharaan
7. Fungsi Penghapusan
xv
Berupa kegiatan dan usaha pembebasan barang dari pertanggung
jawaban yang berlaku. Dengan kata lain, fungsi penghapusan adalah
usaha untuk menghapus kekayaan atau yang biasa dikenal dengan
sebutan asset karena kerusakan yang tidak dapat diperbaiki lagi,
dinyatakan sudah tua dari segi ekonomis maupun teknis.
xvi
itu, misalnya organisasi, SDM, dana, sarana dan prasarana, prosedur, dan
sebagainya. Masalah ekstern adalah masalah yang datang dari luar rumah
sakit, misalnya peraturan pemerintah, keadaan moneter dan hubungan
dengan pemasok. Aspek-aspek yang sangat berperan dalam membuat suatu
perencanaan adalah:
1. Kebijakan
2. Prosedur
3. Anggaran
4. Program
xvii
dilaksanakan dalam kurun waktu tertentu. Maka perencanaan selalu
saja akan terkait dengan apa saja namanya program tersebut.
1. Manfaat
2. Biaya
3. Efisien
4. Efektif
5. Urutan Kebutuhan
xviii
2.7 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perencanaan
xix
sinergi antara keleluasaan penguasaan ilmu pengetahuan dan
keteramplian memanfaatkan teknologi informasi (Purnamasari,
2013).
2.6.2 Prosedur
Prosedur penting dimiliki bagi suatu organisasi agar segala
sesuatu dapat dilakukan secara seragam. Pada akhirnya prosedur
akan menjadi pedoman bagi suatu organisasi dalam menentukan
aktivitas apa saja yang harus dilakukan untuk menjalankan suatu
fungsi tertentu.
2.6.3 Persediaan
Persediaan barang merupakan bagian yang sangat
penting bagi suatu perusahaan.Persediaan barang merupakan
salah satu tugas dari manajemen logistik dalam suatu perusahaan,
yaitu dukungan dalam pengadaan barang untuk seluruh keperluan
perusahaan. Agar dukungan tersebut dapat di manfaatkan perlu
perencanaan dandi lakukan secara terpadu, yang berarti saling
berkaitan dan mendukung antar elemen yang terkait (Apriliyanto,
2011).
xx
Sedangkan prasarana adalah benda maupun jaringan / instansi yang
membuat suatu sarana yang ada bias berfungsi sesuai dengan
tujuan yang diharapkan.
Persediaan
Sarana dan
Prasarana
xxi
direktur, tanggal 5 Mei 1964 ditetapkan sebagai hari jadi RSU
Kabupaten Tangerang.
Sejak tahun anggaran 1968/1970 RSU Kabupaten Tangerang
mulai dikembangkan secara bertahap dengan biaya dari APBD TK. I
dan APBN sehingga sekarang RSU Tangerang mempunyai bangunan
dengan luas keseluruhannya 11.289,75 m2 berdiri diatas tanah seluas
37.000 m2.
Pada 11 September 1969 dijalin kerjasama antara Pemda
Tangerang dengan Rumah Sakit Ciptomangunkusumo/ Fakultas
Kedokteran Universitas Indonesia, untuk meningkatkan fasilitas pada
RSU Tangerang. Sejak tahun anggaran 1969/1970 RSU Tangerang
mulai dikembangkan secara bertahap dengan biaya dari APBD TK. II,
APBD TK.I dan APBN sehingga mempunyai kapasitas perawatan 341
tempat tidur.
Pada tahun 1976 RSU Tangerang dimanfaatkan untuk
pendidikan mahasiswa tingkat V dan VI FKUI dari bagian Penyakit
Dalam, Kesehatan Anak, Bedah dan Kebidanan/ Kandungan. Sejak
tahun 1977 dimanfaatkan untuk pendidikan dokter Spesialis Penyakit
Dalam, Kesehatan Anak, Bedah Umum, Kebidanan dan Penyakit
Kandungan. Sejak 22 September 1986 telah dijalin pula kerjasama
antara Pemda Tangerang dengan Fakultas Kedokteran Gigi UI dengan
tujuan meningkatkan pelayanan RSU Tangerang serta
memanfaatkannya untuk pendidikan. Pada tanggal 22 April 1989,
pergantian pimpinan/ Direktur RSU Tangerang dari Dr. Willy Ranti
kepada Dr. H. Syaril Arfan N.SpA.
Pada tanggal 15 Desember 1993 status RSU Tangerang
ditingkatkan dari kelas C menjadi kelas B non pendidikan dengan
kapasitas pada saat itu sebanyak 337 tempat tidur dan melayani 23 jenis
keahlian/ spesialis. RSU Tangerang sebagai Unit Swadana Daerah
dimulai dengan uji coba pada bulan April 1994 selama dua tahun,
diresmikan sebagai Unit Swadana pada bulan April 1996. Memperoleh
Sertifikat Akreditasi Penuh untuk bidang Administrasi Manajemen,
xxii
Perawatan, Gawat Darurat dan Pelayanan pada tanggal 21 Januari 1997
hingga tahun 2000.
Tanggal 29 April 1998, pemanfaatan Gedung Poliklinik yang
baru berlantai 3. Pada tanggal 19 Februari 2001, Menteri Kesehatan RI,
Dr. Ahmad Suyudi meresmikan Instalasi Pengolahan Limbah rumah
sakit untuk 22 rumah sakit di 5 propinsi di RSU Tangerang. Dengan
dikeluarkannya PP No. 23 Tahun 2005 tentang Pola Pengelolaan
Keuangan Badan Layanan Umum, maka RSU Kabupaten Tangerang
berdasarkan Keputusan Bupati Tangerang No.445/Kep.402-HUK/2005
tanggal 20 Desember 2005 terhitung mulai tahun 2006
menyelenggarakan Pola Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum
Daerah.
Pada tanggal 21 Maret 2007, Pelantikan Dr. H. MJN. Mamahit,
Sp.OG,MARS oleh Bapak Bupati Tangerang sebagai Direktur RSU
Kabupaten Tangerang menggantikan Dr. H. Budhi Setiawan, SpP.
MARS yang memasuki masa pensiun. Dengan Keputusan Bupati
Tangerang No.445/Kep.113-HUK/2008 RSU Kabupaten Tangerang
ditetapkan sebagai penyelenggara Pola Pengelola Keuangan Badan
Layanan Umum Daerah (PPK-BLUD) Kabupaten Tangerang dengan
status BLUD penuh. Setelah dikembangkan secara bertahap saat ini
RSU Tangerang mempunyai bangunan dengan luas keseluruhan 24.701
m2 diatas tanah 41.615 m2 dan memliliki fasilitas perawatan dengan
440 tempat tidur, dengan jumlah karyawan 1.150 orang. Rumah Sakit
Umum Kabupaten Tangerang merupakan Tipe RS Kelas B Pendidikan.
3.2 Visi, Misi, Motto, Falsafah dan Nilai-Nilai Budaya Kerja Rumah Sakit
Umum Kabupaten Tangerang
3.2.1 Visi
"Rumah Sakit Modern, Unggul dan Terpercaya"
3.2.2 Misi
1. Memberikan pelayanan kesehatan perorangan yang profesional,
santun dan berdaya saing tinggi.
xxiii
2. Memberikan pelayanan unggulan didukung dengan peralatan
canggih untuk antisipasi tuntunan lingkungan dan perkembangan
penyakit.
C : Cakap
Setiap personil baik dokter maupun paramedis dan pegawai terus
menjaga kecakapan agar dapat menjalankan fungsi secara
profesional. Kegiatan rumah sakit yang inovatif menunjukkan
bahwa setiap jajaran pegawai harus dapat memberikan kontribusi
secara optimal bagi peningkatan kinerja rumah sakit dan peka
terhadap aspirasi yang disampaikan masyarakat/ pasien.
A : Akuntabel
Sebagai BLUD maka RSU harus dapat mendayagunakan seluruh
sumber daya untuk mencapai kinerja optimal dan dapat
dipertanggungjawabkan. Keberhasilan dalam mencapai visi dan
misi rumah sakit tidak lepas dari kebersamaan komitmen dari
seluruh anggota organisasi. Kesepakatan yang terjalin dari seluruh
anggota organisasi akan menciptakan hubungan yang harmonis
untuk mencapai visi dan misi yang telah dicanangkan.
R : Responsif
xxiv
Sebagai instansi yang sangat tanggap pada kegawatdaruratan
ataupun kondisi yang fatal maka sikap tanggap dibudayakan
melebihi sikap lainnya. Kegiatan di rumah sakit harus didukung
oleh pegawai yang profesionalisme dan senantiasa memberikan
pelayanan yang prima kepada masyarakat/ pasien dengan
dilandasi prinsip-prinsip good governance. Dengan demikian
setiap program/ kegiatan rumah sakit harus direncanakan dan
dilaksanakan dengan cermat agar mencapai hasil yang maksimal.
E : Efisien
Menjamin terselenggaranya pelayanan kesehatan kepada
masyarakat/ pasien dengan menggunakan sumber daya Rumah
Sakit yang tersedia secara optimal dan bertanggung jawab.
xxv
3.3 Struktur Organisasi Rumah Sakit Umum Kabupaten Tangerang
Jabatan Tugas
1) Direktur Rumah Sakit Umum Kabupaten Direktur adalah posisi tertinggi di Rumah Sakit
Tangerang : Umum Kabupaten Tangerang yang bertanggung
jawab membina, memimpin, merencanakan,
mengkoordinasikan, dan mengendalikan
kegiatan rumah sakit dalam melaksanakan tugas
dan fungsinya.
2) Wakil Direktur Pelayanan : Membantu Direktur dalam merencanakan,
melaksanakan, pembinaan dan koordinasi serta
pengawasan dan pengendalian Bidang Pelayanan
Medik dan Bidang Keperawatan.
3) Bidang Pelayanan Medik : Melaksanakan perencanaan, pelaksanaan,
pengawasan, dan pengendalian kegiatan, catatan
medik dan pelaporan serta sarana pelayanan
medik.
4) Seksi Catatan Medik dan Pelaporan : Merencanakan, melaksanakan, pembinaan dan
koordinasi, serta pengawasan, pengendalian
kegiatan catatan medik dan pelaporan.
SMF SPF
Merencanakan, melaksanakan pengkoordinasian,
5) Seksi Sarana Pelayanan Medik:
serta pengawasan dan pengendalian pengadaan
sarana pelayanan medik, sarana instalasi atau
unit kerja terkait dengan bidang pelayanan.
6) Bidang Pelayanan Keperawatan : Melaksanakan koordinasi perencanaan,
pelaksanaan, pengawasan dan pengendalian
ketenagaan keperawatan, pelayanan dan asuhan
keperawatan.
Jabatan Tugas
7) Seksi Ketenagaan Keperawatan : Merencakan, melaksanakan pembinaan dan
koordinasi serta pengawasandan pengendalian
22
kegiatan ketenagaan keperawatan.
23
15) Seksi Sarana Pelayanan Penunjang Non Merencanakan, melaksanakan pembinaan dan
Medik : koordinasi serta pengawasan dan pengendalian
pengadaan sarana pelayanan penunjang non
medik, sarana instalasi atau unit kerja terkait
dengan bidang pelayanan penunjang non medik.
16) Wakil Direktur Rumah Sakit dan Keuangan Membantu Direktur dalam mempimpin,
Rumah Sakit :
merencanakan, mengkoordinasikan, pengawasan
dan pengendalian kegiatan penyelenggaraan
kesekretarisan rumah sakit, keuangan dan
akutansi rumah sakit.
17) Bagian Keuangan dan Akuntansi Rumah Merencanakan, mengkoordinasikan, pengawasan
Sakit : dan pengendalian kegiatan akuntansi, verifikasi,
perbendaharaan,anggaran dan mobilisasi dana.
18) Sub. Bagian Akuntansi Rumah Sakit dan Merencanakan, melaksanakan penerimaan,
Verifikasi : penyimpanan, pendistribusian pencatatan
laporan dan evaluasi asset, pembinaan dan
koordinasi serta pengawasan dan pengendalian
kegiatan akuntansi rumah sakit dan verifikasi.
19) Sub. Bagian Perbendaharaan: Merencanakan, melaksanakan pembinaan dan
koordinasi serta pengawasan dan pengendalian
perbendaharaan keuangan rumah sakit.
Jabatan Tugas
21) Bagian Sekretariat Rumah Sakit : Merencanakan, melaksanakan pembinaan dan
koordinasi serta pengawasan dan pengendalian
pengelolaan administrasi, kepegawaian, tata
usaha serta penyusunan program dan evaluasi
24
rumah sakit.
22) Sub. Bagian Kepegawaian : Merencanakan, melaksanakan pembinaan dan
koordinasi serta pengawasan dan pengendalian
manajemen kepegawaian.
STATUS KEPEGAWAIAN
No KUALIFIKASI
Urut PENDIDIKAN NON
CPNS PNS JML
PNS
25
SMF SPF
Total Pegawai 5 471 873 1349
Sumber Data : Sub Bag Kepegawaian 2016
Kebidanan dan
1 Senin s/d Jumat
Kandungan
26
Kulit dan
12 Senin s/d Jumat
Kelamin
13 Jiwa Senin s/d Jumat
14 Gizi Senin s/d Jumat
15 Bedah Ortopedi Senin s/d Jumat
16 Bedah Umum Senin s/d Jumat
17 Bedah Urologi Selasa,Rabu, Jum’at
18 Bedah Onkologi Selasa,Rabu, Jum’at
Sumber : Seksi Catatan Medik dan Pelaporan Rumah Sakit Umum Kabupaten
Tangerang tahun 2016
Tabel 3.4
Kapasitas Jumlah Tempat Tidur Rumah Sakit Umum
Kabupaten Tangerang Tahun 2016
27
6 Kemuning Bawah 2 6 14 22
7 Seruni 8 16 24
8 Kenanga 2 2 8 12 24
9 Mawar 8 16 24
10 Anyelir A 12 10 22
11 Perinatologi Atas 3 21 24
3
12 NICU 3
Inst. Khusus
B
Wijayakusuma
14 Safir 11 11
15 Zamrud 6 6
16 Topas 21 21
17 HCU 2 2
Sub Total 38 2 40
C Inst. I C U
18 ICU 8 2 10
Sub Total 8 2 10
D Inst. Kebidanan
19 Anyelir B 4 2 4 12 22
20 Aster 48 48
21 R. Observasi Bayi
21.1 Perina Bawah
10 10
(Bayi Sehat)
21.2 Rawat Gabung 17 17
28
Anyelir
21.3 Rawat Gabung
25 25
Aster
R. Observasi Kamar
22 10 10
Bersalin
Sub Total 4 2 4 39 83 132
Instalasi Gawat
E
Darurat
23 Ruang Observasi 2
Sub Total 2 2
Sumber : Seksi Catatan Medik dan Pelaporan Rumah Sakit Umum Kabupaten
Tangerang tahun 2016
Tabel 3.5
Kinerja Rawat Inap Rumah Sakit Umum Kabupaten Tangerang
30
Rumah Sakit Medika BSD berupaya memperkenalkan konsep
rumah sakit proaktif dan sedang melaksanakan program akreditasi 16
pelayanan rumah sakit yang dibina oleh tim Komite Akreditasi Rumah
Sakit (KARS) Departemen Kesehatan.
31
3.7 Struktur Organisasi Rumah Sakit dan Personalia
Gambar 3.2
Struktur Organisasi Rumah Sakit Medika BSD
32
Tahun 2017
DIREKTUR PT KPJM
DIREKTUR
RSMBSD
BENDAHARA
FISIOTERAPI RAWAT INAP MANAJEMEN PERSONALIA
PASIEN
VERIFIKASI
LAB POLIKLINIK PEMASARAN DIKLAT
AKUNTANSI
PERUSAHAAN &
RADIOLOGI ICU TI
TATA REK.
MEDIS
PROMOSI
REKAM IGD LOGISTIK
MEDIS
PROMOSI
ENDOSKOPI
KOMITE
MEDIS
CATHLAB
SMF
FARMASI
33
b. Unsur Pimpinan Rumah Sakit (Direktur RS dan Manajer).
c. Unsur Medical board (Komite Medis, SMF, dan panitia-
panitia).
d. Unsur Pelaksana teknis (Head of Services, Supervisor,
Penanggung Jawab).
e. Unsur Staf Keperawatan, Penunjang Medis dan Non Medis.
Apabila susunan organisasi Ruamh Sakit Medika BSD di atas
tersebut diuraikan, maka akan terbagi sebagai berikut :
A. Pimpinan Rumah Sakit
1. Direktur PT KPJM
2. Direktur Rumah Sakit Medika BSD
B. Pembantu Pimpinan Rumah Sakit Medika BSD
1. Manajer Pelayanan dan Penunjang Medis membawahi unit :
a. Fisioterapi
b. Laboratorium
c. Radiologi
d. Gizi
e. Medical Chek-Up
f. Rekam Medis
g. Hemodialisa
h. Endoskopi
i. Cathlab
j. Farmasi
2. Manajer Keperawatan membawahi unit:
a. Rawat Inap
b. Poliklinik
c. Verloskamer (VK Maternity)
d. Operating Teathre/OK
e. IGD
3. Manajer Marketing membawahi unit:
a. Manajemen
b. Pemasaran
4. Manajer Keuangan membawahi unit:
34
a. Bendahara
b. Verifikasi
c. Akuntansi dan Tata Rekening
5. Manajer Penunjang Non-Medis membawahi unit:
a. HRD (Diklat)
b. TI
c. IPRS Non Medis
d. IPRS Medis
e. Logistik
f. Pihak Ketiga
Setiap jabatan memiliki uraian tugas yang berbeda, adapun di bawah
ini merupakan penjabaran dari tugas beberapa jabatan di atas yang terdapat di
Rumah Sakit Medika BSD :
1. Direktur PT KPJ mempunyai tugas membina, mengarahkan
serta sebagai pimpinan tertinggi di Rumah Sakit Medika BSD.
2. Direktur Rumah Sakit mempunyai tugas pokok memimpin
manajer dan kepala bagian rumah sakit dalam menyusun kebijakan,
pelaksanaan dan pengendalian sesuai visi, misi, dan tujuan rumah sakit.
3. Manajer Pelayanan dan Penunjang Medis melaksanakan
sebagian tugas direktur dalam mengelola bidang pelayanan dan
penunjang medis secara berdaya guna dan berhasil guna untuk mencapai
tujuan organisasi.
4. Manajer Penunjang Non Medis mempunyai tugas pokok
membantu direktur di bidang umum dan administrasi dalam hal
kebijakan pelaksanaan dan pengendalian sumber daya rumah sakit
dengan berkoordinasi bersama direktur.
5. Manajer Keperawatan mempunyai tugas pokok membantu
direktur dalam mengelola seluruh bidang Keperawatan.
6. Manajer Keuangan mempunyai tugas pokok membantu
Direktur dalam mengelola bidang keuangan secara efektif dan efisien.\
7. Manajer Marketing mempunyai tugas pokok membantu
Direktur dalam hal memasarkan rumah sakit baik secara internal maupun
35
eksternal serta menjalin hubungan/networking dengan pihak
kemasyarakatan.
8. Komite Medis mempunyai tugas pokok :
a. Memberi nasehat tentang etika, mutu dan
pengembangan pelayanan medis.
b. Menetapkan kebijakan dan standar pelayanan medis.
c. Memberikan rekomendasi penerimaan staf medis
baru.
d. Membina etika dan profesi medis.
e. Membawahi staf medis fungsional yang merupakan
wadah dokter/spesialis/sub spesialis.
9. Instalasi /Unit
Merupakan unit bisnis strategis yang menjalankan profit oriented
seimbang dengan social oriented, dimana unit-unit ini adalah unit bisnis
dalam rumah sakit yang mengelola sendiri sumber daya yang tersedia
dan bertanggung jawab langsung kepada Manajer pelayanan dan
penunjang medis. Instalasi / Unit yang ada yaitu : Laboratorium, Farmasi,
UGD, Fisioterapi, Gizi, Cathlab, MCU, Radiologi, Endoskopi, dan
Hemodialisa.
10. Penunjang Non Medis, Marketing dan Keuangan
Tabel 3.6
36
Jenis Keterangan Status Pegawai Jumlah
Direktur 1
Manajemen Manajer
3
Wakil Manajer
1
IT 1
Keuangan
15
Maintenance
Marketing 4
Customer Service
3
Non Medis Admin. Medical Chech Up
Purchasing 8
HRD & Diklat
1
Staff Yanmed
2
2
2
1
1
37
Jenis Keterangan Jumlah
Status Pegawai
UGD 9
Operating Theatre/ OT
3.8 6
CSSD
Medis Rawat Inap 2
VK/ Maternity
23
ICU
Hemodialisa 7
Cathlab 8
POS 10
Poliklinik 1
5
9
Farmasi 10
Fisioterapi 2
Gizi/ Dietary 1
Penunjang Medis
Laboratorium 6
Rekam Medis 7
Radiologi 6
TOTAL 158
Sumber : Data SDM RS Medika BSD, Januari 2016
Rumah Sakit Medika BSD pada saat ini menyediakan empat jenis pelayanan
utama yang terdiri dari :
38
g. Poliklinik Kulit dan Kelamin
h. Poliklinik Mata
i. Poliklinik THT
j. Poliklinik Jantung
k. Poliklinik Bedah Mulut
l. Poliklinik Bedah Urologi
m. Poliklinik Gizi
n. Poliklinik Gigi
o. Poliklinik Umum
p. Poliklinik Bedah Anak
q. Poliklinik Syaraf
r. Poliklinik Orthopedi, dll
2. Pelayanan Rawat Inap
Tabel 3.7
Penjabaran Kapasitas Tempat Tidur
Rumah Sakit Medika BSD
Tahun 2017
4 VIP lantai 4 8
5 Kelas 1 20
39
6 Kelas 2 20
7 Kelas 3 8
8 VK / Kebidanan 4
9 Isolasi 2
10 Kamar Bayi 8
11 Perinatologi 3
12 Pediatrik 4
13 ICU 4
Total 90
3. Pelayanan 24 jam
e. Radiologi
Rumah Sakit Medika BSD memiliki fasilitas unggulan yaitu
CT SCAN 128 Slices yang tercepat dan terefisien dalam
melakukan diagnosa dikelasnya saat ini. Teknologi CT SCAN
128 Slices, saat ini hanya ada 3 (tiga) di Indonesia dan Rumah
40
Sakit Medika BSD adalah yang pertama menggunakanya di
Provinsi Banten. MRI 1,5 Tesla, X-Ray dengan kapasitas 640
mili amper dan dilengkapi TV monitor untuk fluoroscopy dan
memiliki X-Ray Mobile Unit. Cakupan pemeriksaan adalah
pemeriksaan X-Ray non kontras dan pemeriksaan dengan
bahan kontras.
a. Pelayanan Operasi
Instalasi kamar bedah dengan 3 unit kamar bedah yang
didukung oleh 3 orang dokter bedah umum, 2 bedah ortophedi,
dokter anestesi, serta didukung perawat mahir kamar bedah
dan asisten bedah.
b. Pelayanan Bersalin
Instalasi kamar bersalin dan tindakan kebidanan dengan
pelayanan tiga shift terdiri dari 1 ruang tindakan, 3 kamar vk,
serta didukung oleh bidan dan perawat mahir.
c. Pelayanan USG
Di RS Medika BSD dapat melayani pemeriksaan USG
abdomen, USG kandungan 4D dan USG Jantung.
Pelaksanaannya dilakukan oleh masing-masing dokter ahli
yang pelayanannya dibuka setiap hari kerja.
d. Pelayanan EEG
EEG merupakan salah satu alat penunjang diagnosa yang
bertujuan untuk merekam gelombang kesehatan listrik otak.
Hasil perekaman ini berguna untuk mengetahui terapi lebih
lanjut.
e. Pelayanan Cathlab
Cathlab merupakan salah satu penunjang diagnosa yang
41
bertujuan untuk mengetahui adanya masalah pada jantung baik
berupa penyempitan atau lainnya sehingga bisa treatment yang
tepat.
f. Pelayanan Treadmill
Pelayanan treadmill merupakan pemeriksaan fisik yang
berfungsi untuk mengetahui kekuatan otot jantung.
Pelaksanaannya akan dimonitor langsung oleh dokter ahli
jantung.
g. Pelayanan Fisioterapi
Klinik fisioterapi dapat membantu mempercepat proses
penyembuhan penyakit dan mengurangi keluhan dengan
memanfaatkan beberapa modalitas. Pelayanan dibuka setiap
hari kerja.
h. Pelayanan EKG
Pelayanan EKG merupakan pemeriksaan fisik yang berguna
untuk mengetahui irama kerja jantung. Pelayanan EKG buka
24 jam.
i. Pelayanan Gizi
Instalasi gizi memberikan pelayanan makan pasien rawat inap
dengan menggunakan siklus menu 10 hari, serta melayani
konsultasi gizi rawat inap dan rawat jalan pada setiap hari
kerja.
5. Fasilitas Tambahan :
1. Cafetaria
2. Mini market Starmart
3. Bakery ring master
4. Ruang Bermain Anak
5. Ruang ASI
6. Musholla
7. Book Store
8. Ruang Tunggu
9. ATM CIMB NIAGA, BCA, MANDIRI
42
3.9 Kinerja Rumah Sakit
Tabel 3.8
43
Januari 395 1233 416
44
BAB IV
METODELOGI PENELITIAN
Analisis SDM
Perencanaan barang yang
Analisis Prosedur
sesuai dengan kebutuhan
Analisis Anggaran rumah sakit pemerintah dan
Analisis Persediaan rumah sakit swasta
45
Dana dikeluarkan untuk dan data ketersediaan
ketersediaan barang logistik wawancara sekunder dana untuk
umum dan pelaksanaan
pedoman perencanaan
wawancara barang
logistik umum
4 Analisis Sejumlah logistik umum yang Telaah Telaah Data Gambaran
Persediaan disediakan untuk memenuhi dokumen dan jumlah dan
permintaan dari seluruh dan pedoman ketersediaan
satuan unit kerja yang harus wawancara wawancara barang di
terjaga ketersediaannya terus logistik umum
menerus
5 Analisis Alat-alat yang mendukung Observasi Lembar Gambaran
Sarana dan kegiatan perencanaan barang dan checklist keadaan
Prasarana logistik umum wawancara dan sarana dan
Pedoman prasarana
wawancara pendukung
perencanaan
barang
logistik umum
6 Perencanaan Proses pemenuhan logistik Observasi, Lembar Gambaran
barang yang umum sesuai dengan jenis, wawancara checklist, perencanaan
sesuai jumlah, ukuran yang diminta dan telaah pedoman logistik umum
dengan oleh satuan kerja dokumen wawancara yang
kebutuhan dan telaah terpenuhi
data sesuai dengan
permintaan
satuan kerja
46
4.3 Desain Penelitian
4.4.1 Populasi
Populasi adalah keseluruhan jumlah yang terdiri atas obyek
atau subjek yang mempunyai karakteristik dan kualitas tertentu yang
diterapkan oleh peneliti untuk diteliti dan kemudian ditarik
kesimpulannya (Sujarweni, 2014). Populasi dalam penelitian ini
adalah seluruh petugas di unit logistik umum dan petugas di unit-
unit terkait.
47
1. Kelapa unit logistik : 1 orang
1. Instrument Kualitatif
48
Untuk memperoleh data kualitatif, instrument yang penelitian gunakan
adalah pedoman wawancara dan telaah dokumen untuk memperoleh
informasi langsung dari sumbernya sebagai bukti pendukung.
2. Instrument Kuantitatif
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan lembar observasi sebagai
instrument penelitian pada saat melakukan observasi untuk mengetahui
kelengkapan data perencanaan barang logistik umum rumah sakit.
Data yang diperoleh langsung dari subjek penelitian ini adalah data
primer dan data sekunder :
1. Wawancara
49
tujuan penelitian dengan cara Tanya jawab sambil bertatap muka
antara pewawancara dengan informan atau orang yang
diwawancarai, dengan atau tanpa menggunakan pedoman
wawancara, dimana pewawancara dan informan terlibat dalam
kehidupan sosial yang relatif lama.
2. Telaah/Studi Dokumen
50
surat permohonan izin ke Program Studi Kesehatan
Masyarakat STIKes Banten.
2. Setelah mendapatkan izin dari Program Studi Kesehatan
Masyarakat selanjutnya peneliti memberikan surat tersebut
kepada pihak Rumah Sakit Pemerintah dan Rumah Sakit
Swasta agar bisa mendapatkan izin untuk melakukan
penelitian secara formal (resmi).
51
harus menghormati hak-hak responden, setiap individu mempunyai
hak untuk menolak sebagai peserta penelitian.
52
4.13 Pengolahan Data
Keterangan:
53
P = proporsi
f = Jumlah masing-masing kategori
n = jumlah total
Dalam penelitian ini analisis data kuantitatif digunakan untuk
menjabarkan secara deskriptif dari hasil observasi terhadap anggaran
dan ketersediaan barang.
DAFTAR PUSTAKA
54
Ardiyanti, R., & Darmawan, D. S. (2014). Gambaran Pelaksanaan Sistem
Manajemen Logistik Barang Umum RSUD Kota Depok Bulan April-Juni
2014.
Lukas, D., & Sumarto, R. H. (2004). Manajemen Logistik. Jakarta: PT. Gramedia
Widiasarana Indonesia.
Manambing, M., Tumade, P., & Sumarauw, J. (2014). Analisis Perencanaan Supply
Chain Management (SCM) Pada PT. Sinar Galesong Pratama. EMBA Vol. 2,
No. 2, 1570-1578.
Murtafi'ah, L., Yuliastuti, F., & Hidayat, I. W. (2016). Analisis Perencanaan Obat
BPJS Dengan Metode Konsumsi Di Instalasi Farmasi RSUD Tidar Kota
55
Magelang Periode Juni-Agustus 2014. Farmasi Sains dan Praktis, Vol. I,
No. 2.
Purnamasari, I., & Kapalawi, I. (2013). Analisis Proses Manajemen Sumber Daya
Manusia Di Rumah Sakit Stella Maris. MKMI, 120-124.
Yusliati, Dupai, L., & Lisnawaty. (2015). Gambaran Perencanaan Pengadaan Alat
Kesehatan Di Puskesmas Siompu Kabupaten Buton Selatan.
INFORMED CONSENT
Umur : Tahun
56
Unit Kerja :
Jabatan :
( )
PEDOMAN WAWANCARA
A. IDENTITAS SUBJEK
1. Identitas Informan
Nama :
Jabatan :
Pendidikan Terakhir :
Lama Kerja :
Tempat :
Tanggal Wawancara :
2. Petunjuk Umum
a. Menyampaikan ucapan terima kasih kepada informan atas kesediaan
dan waktu yang telah diluangkan untuk diwawancarai.
b. Menjelaskan maksud dan tujuan wawancara.
c. Pelaksanaan wawancara.
3. Perkenalan
a. Perkenalan dari pewawancara.
b. Menjelaskan maksud dan tujuan wawancara kepada informan.
c. Meminta kesediaan informan untuk diwawancarai.
B. POKOK BAHASAN
57
1. SDM
a. Berapa jumlah karyawan yang terdapat pada unit ini ?
b. Siapa yang bertanggung jawab terhadap perencanaan barang di
Rumah Sakit QADR ?
c. Bagaimana kinerja karyawan di unit ini ?
d. Bagaimana struktur organisasi karyawan di unit ini ?
e. Apa saja masalah-masalah yang ditemukan berkaitan dengan SDM
dalam melaksanakan perencanaan barang di Rumah Sakit QADR ?
f. Bagaimana cara mengatasi masalah-masalah tersebut ?
2. PROSEDUR
a. Bagaimana proses dalam melakukan perencanaan barang di Rumah
Sakit QADR ?
b. Apa metode yang biasa digunakan pada saat melakukan perencanaan
barang ?
c. Bagaimana metode tersebut di terapkan ?
d. Prosedur apa saja yang di gunakan pada pelaksanaan perencanaan
barang di Rumah Sakit QADR ?
e. Bagaimana penerapan prosedur-prosedur tersebut saat melakukan
prencanaan barang di Rumah Sakit QADR ?
f. Masalah apa saja yang ditemukan yang berkaitan dengan prosedur
tersebut ?
g. Bagaimana usaha yang dilakukan untuk mengatasi masalah
tersebut ?
3. PERSEDIAAN
a. Bagaimana proses persediaan barang di lakukan?
b. Berapa jumlah minimal barang agar dapat melakukan perencaan
barang ?
c. Apa saja yang sering di temukan berkaitan dengan persediaan
barang ?
d. Bagaimana cara mengatasi masalah tersebut ?
4. SARANA DAN PRASARANA
a. Apa saja sarana dan prasarana yang di butuhkan untuk perencanaan
barang di Rumah Sakit QADR ?
b. Bagaimana penyimpanan barang-barang yang akan direncanakan ?
c. Apa saja masalah yang ditemukan berkaitan dengan saran dan
prasarana dalam melaksanaan perencanaan barang di Rumah Sakit
QADR ?
d. Bagaiman cara mengatasi masalah tersebut ?
58