ASUHAN KEPERAWATAN
A. Kasus pada pasien post ORIF fraktur tibia di ruang Melati III RSUP. Soeradji
Tirtonegoro Klaten
B. PENGKAJIAN
1. IDENTITAS PASIEN
a. Nama : Tn. A
b. Jenis Kelamin : Laki-laki
c. Umur : 46 tahun
d. Agama : Islam
e. Status Perkawinan : Kawin
f. Pekerjaan : Wiraswasta
g. Pendidikan terakhir : SLTA
h. Alamat : Jl. Wijaya kusuma no 6 Klaten
i. No CM : 561837
j. Diagnosa Medis : Fraktur tibia proksimal
PENANGGUNG JAWAB
a. Nama : Ny. A
b. Umur : 47 tahun
c. Pendidikan : SLTA
d. Pekerjaan : Wiraswasta
e. Alamat : Candirejo, tonggalan, Klaten
2. RIWAYAT KEPERAWATAN
2. Keluhan Utama
Pasien mengatakan nyeri pada kaki kanannya.
3. Kronologi penyakit saat ini
Pasien mengatakan saat bermain sepeda ontel di depan rumah, pasien jatuh
dan kakinya terbentur pot bunga, kemudian pasien diberi obat merah pada
daerah lukanya di rumah, setelah itu pasien dibawa ke RSUP. Soeradji
Tirtonegoro Klaten dan dirawat di ruang Melati III, pasien mendapatkan
obat injeksi ketorolac 3x1, ceftriaxon 3x1, dan ranitidine 2x1. Pasien
dilakukan tindakan pembedahan tanggal 6 Maret 2017, setelah dilakukan
pembedahan pasien merasa nyeri pada kaki kanan nya post pembedahan.
4. Pengaruh penyakit terhadap pasien
Pasien mengatakan sejak jatuh dari sepeda ontel merasakan nyeri hingga
setelah pembedahan, sehingga pasien tidak dapat beraktivitas seperti
biasanya karena mobilisasi pasien terbatas akibat kaki kananya nyeri jika
digerakan.
Keterangan :
: Laki-laki hidup
: Perempuan hidup
: Pasien
: Garis pernikahan
: Garis keturunan
: Garis Keturunan
: Perceraian
Pasien mengatakan tinggal satu rumah bersama orang tua dan saudaranya, pasien
sudah bercerai dengan istrinya, pasien memiliki satu anak yang bersama istrinya.
Jumlah anggota keluarga 8 orang. Keluarga tidak memiliki riwayat penyakit
menurun seperti diabetes dan asma, serta penyakit menular seperti TBC dan
hepatitis. Pasien tidak memiliki alergi makanan atau obat-obatan. Pasien memiliki
riwayat insomnia. Pasien dan keluarga mengatakan bahwa jika ada salah satu
keluarga yang sakit maka anggota keluarga bergantian untuk membantu merawat
anggota keluarga yang sakit.
c. PENGKAJIAN BIOLOGIS
RASA AMAN NYAMAN
Sebelum sakit : Pasien mengatakan sebelum sakit, pasien tidak pernah merasakan
rasa nyeri berat atau nyeri seperti yang dirasakan saat ini, biasanya
hanya merasakan nyeri karena kelelahan bekerja di bagian kaki
yang jika diberi obat oles bisa sembuh. Pasien mengatakan jika
merasa nyeri karena kelelahan maka pasien masih bisa untuk
bekerja dan aktivitasnya sehari-hari. Pasien mengatakan sebelum
dirawat di rumah sakit pasien tidak pernah dilakukan pembedahan.
Sesudah sakit : Pasien mengatakan saat ini nyeri pada kaki kanan, nyeri
bertambah saat bergerak, nyeri dirasakan seperti di tusuk-tusuk,
nyeri pada bagian tibia proksimal, skala nyeri pasien 4, nyeri
dirasakan terus menerus. Pasien mengatakan saat merasakan nyeri
pada kaki kanannya dapat mengganggu aktivitas sehari-hari
pasien. Pasien mengatakan untuk aktivitasnya dibantu oleh
keluarga. Pasien dilakukan pembedahan pada hari Senin Tanggal
06 Maret 2017.
AKTIFITAS ISTIRAHAT-TIDUR
AKTIFITAS
Sebelum sakit : Pasien mengatakan sebelum sakit pasien tidak melakukan olah
raga rutin, namun pasien sudah melakukan aktivitas fisik yaitu
pekerjaan tiap hari yang dapat mengeluarkan keringat dijadikan
sebagai kegiatan olah raga. Pasien tidak pernah menggunakan alat
bantu untuk melakukan aktivitas sehari-hari karena bisa
melakukan secara mandiri, tidak mengalami gangguan aktivitas.
Pasien biasanya bekerja selama ± 5 jam dari jam 08.00-14.00.
pasien tidak memiliki ketrampilan khusus.
Sesudah sakit : Pasien mengatakan selama sakit tidak melakukan aktivitas fisik
sebagai bentuk olah raga karena nyeri pada kaki kananya yang
dirasakan pasien post operasi kesulitan untuk beraktivitas. Pasien
dalam melakukan mobilisasi di tempat tidur, dalam melakukan
aktivitas pasien dibantu oleh keluarga. Pasien mengatakan rasa
nyeri dapat mengganggu aktivitasnya, pasien tidak memiliki
ketrampilan khusus yang dapat dilakukan.
ISTIRAHAT
Sebelum sakit : Pasien mengatakan sebelum sakit biasanya pasien bisa istirahat
setelah pulang bekerja, pada siang dan malam hari dapat istirahat ±
3 jam. Pasien tidak memiliki ketrampilan khusus yang dapat
dilakukan untuk mengisi waktu luang, biasanya pasien
menyediakan waktu untuk istirahat. Pasien mengatakan dalam
mengisi waktu istirahatnya biasanya berbincang-bincang dengan
teman atau keluarga. Pasien tidak memiliki hoby khusus yang
dilakukan.
Sesudah sakit : Pasien mengatakan selama sakit pasien dapat beristirahat dengan
berbaring di tempat tidur, namun rasa nyeri pada kaki kananya
dapat mengganggu istirahat pasien, tidak ada kegiatan untuk
mengisi waktu luang. Pasien mengatakan tidak menyediakan
waktu khusus untuk istirahat, pasien tidak mempunyai hoby untuk
mengisi waktu luang mengisi waktu luang dengan istirahat
berbaring di tempat tidur atau dengan berbincang-bincang dengan
keluarga.
TIDUR
Sebelum sakit : Pasien mengatakan sebelum sakit pasien dapat tidur dengan
nyenyak selama ± 6 jam. Pasien mengatakan tidak minum obat
penenang sebelum tidur. Biasanya pasien sebelum tidur
berbincang bincang dengan teman atau keluarga. Pasien tidak
sering terjaga pada malam hari. Pasien tidak mengalami
gangguan tidur. Pasien memiliki riwayat insomnia.
Sesudah sakit : Pasien mengatakan setelah sakit ini tidak dapat tidur dengan
nyenyak, sulit idur karena merasa nyeri post operasi pada kaki
kananya. Pasien bisa tidur selama 3-5 jam. Kondisi pasien
selama sakit mengganggu istirahat tidurnya. Pasien tidak
menggunakan obat penenang sebelum tidur. Biasanya sebelum
tidur pasien hanya berbincang-bincang dengan keluarga, setelah
itu pasien berdoa sebelum tidur. Pasien sering terjaga pada
malam hari karena merasa nyeri pada kaki kananya. Pasien tidak
mengalami gangguan tidur, namun akibat sering terjaga pada
malam hari kualitas tidur pasien menjadi kurang baik.
CAIRAN
Sebelum sakit : Pasien mengatakan sebelum sakit biasanya minum ±8 gelas per
hari dengan minum air putih, tidak ada minuman yang tidak
disukai, pola pemenuhan cairan per hari yaitu pasien banyak
minum air putih, tidak ada program pembatasan cairan.
Sesudah sakit : Pasien mengatakan setelah sakit minum ±7-8 gelas per hari, pasien
biasanya minum air putih dan teh, tidak ada minuman yang tidak
disukai, pola pemenuhan cairan per hari yaitu dengan minum air
putih atau teh 7-8 gelas per hari dan cairan infuse RL yang
masuk 20 tpm, tidak ada program pembatasan cairan.
NUTRISI
Sebelum sakit : Pasien mengatakan biasanya makanan tiap hari dengan makan
nasi, lauk dan sayur. Pola pemenuhan nutrisi selama 3 x per hari,
tidak ada makanan pantangan, pasien tidak memiliki alergi
makanan, tidak mengalami kesulitan menelan dan mengunyah,
kondisi gigi masih lengkap semua dan kekuatan giginya masih
kuat untuk mengunyah makanan, tidak ada gigi palsu, tidak ada
riwayat pembedahan dan pengobatan yang berkaitan dengan
sistem pencernaan.
Sesudah sakit : Pasien mengatakan biasanya mendapatkan diit nasi, lauk dan
sayur, pola pemenuhan nutrisi selama 3 x per hari, tidak ada
makanan pantangan, pasien tidak memiliki alergi makanan, tidak
mengalami kesulitan menelan dan mengunyah, tidak ada
gangguan pencernaan, kondisi gigi lengkap dan kekuatan giginya
masih kuat untuk mengunyah makanan, tidak ada riwayat
pembedahan dan pengobatan yang berkaitan dengan sistem
pencernaan.
Kardiovaskuler
Sebelum sakit : Pasien mengatakan sebelum sakit tidak mudah lelah dalam
melakukan aktivitas sehari-hari maupun bekerja, tidak ada
keluhan jantung berdebar-debar, tidak mengalami nyeri hebat
menyebar dari dada ke ekstremitas, tidak pusing, tidak merasa
berat pada dada, tidak menggunakan alat bantu pacu jantung,
tidak menggunakan obat-obatan untuk mengatasi gangguan
kardiovaskuler.
Sesudah sakit : Pasien mengatakan selama sakit tidak mudah lelah dalam
melakukan aktivitas di rumah sakit, tidak ada keluhan berdebar-
debar, tidak mengalami nyeri hebat menyebar dari dada ke
ekstremitas, tidak pusing, tidak merasa berat pada dada, tidak
menggunakan alat bantu pacu jantung, tidak menggunakan obat-
obatan untuk mengatasi gangguan kardiovaskuler.
PERSONAL HYGIENE
Sebelum sakit : Pasien mengatakan sebelum sakit dapat melakukan aktivitas
personal hygiene mandiri seperti mandi 2 x sehari dan gosok
gigi 2 x sehari, pasien biasanya mencuci tangan saat tanganya
kotor, cuci rambut 2-3 x seminggu, tidak memerlukan bantuan
dalam melakukan personal hygiene, pasien bisa melakukan
secara mandiri.
Sesudah sakit : Pasien mengatakan selama sakit untuk melakukan personal
hygiene dibantu oleh keluarga seperti mandi sibin 2 x sehari,
cuci rambut 1x seminggu, pasien mencuci tangan setelah dari
kamar mandi, pasien perlu bantuan dalam melakukan personal
hygiene yaitu pasien dibantu oleh keluarga dalam melakukan
personal hygiene dan toileting.
SEX
Sebelum sakit : Pasien mengatakan tidak ada masalah dalam hubungan
komunikasi dengan keluarga, hubungan keluarga harmonis dan
komunikasi dengan baik, kondisi pasien tidak mengganggu
hubungan komunikasi keluarga, jumlah anak 1 laki-laki.
Sesudah sakit : Pasien mengatakan selama sakit tidak mengurangi keharmonisan
hubungan keluarga, hubungan komunikasi keluarga baik, tidak
ada yang mengganggu fungsi keluarga maupun hubungan
komunikasi keluarga akibat kondisi pasien saat ini, semua
keluarga turut mendoakan untuk kesembuhan pasien, jumlah
anak 1 laki-laki.
3. PEMERIKSAAN FISIK
a. Keadaan Umum
1) Kesadaran : composmetis GCS: E: 4 V: 6 M: 5
2) Kondisi pasien secara umum : kondisi pasien sadar, dan keadaan umum
cukup, pasien tampak menahan nyeri pada kakinya post pembedahan
3) Tanda-tanda vital :
TD: 120/80 mmHg
S : 37º C
N : 80 x/menit
RR : 20x/menit
4) Pertumbuhan fisik :
BB: 54 kg
TB: ± 158 cm, postur tubuh tegap, tidak ada kelainan postur tubuh
5) Keadaan kulit: warna kulit sawo matang, dengan tekstur elastis dan tidak
ada kelainan kulit.
d. Abdomen
1. Inspeksi : bentuk abdomen pasien simetris, warna kulit sawo matang,
tampak bersih pada abdomen, tidak adanya stoma pada abdomen, tidak
ada peningkatan ukuran.
2. Auskultasi : hasil pemeriksaan auskultasi frekuensi gerakan peristaltic
5-6x menit, intensitas peristaltic stabil.
3. Perkusi : ada udara, bunyi abdomen perkusi tympani, tidak ada massa/
tumor atau benjolan pada abdomen.
4. Palpasi : tonus otot baik dalam pergerakan, karakteristik perut kenyal,
tidak ada massa atau benjolan perut, tidak ada hernia, tidak ada nyeri
tekan abdomen.
e. Genetalia, anus dan rectum
1. Inspeksi : pada genetalia tidak terpasang alat bantu defekasi atau miksi,
pasien tampak dapat ke kamar mandi dengan bantuan keluarga.
2. Palpasi : saat palpasi tidak ada penumpukan urine dan feses.
f. Ekstremitas
1. Atas : anggota gerak atas lengkap, tidak ada kelainan jari, gerakan
anggota gerak atas baik simetris, gerakan bahu normal, tidak ada yang
mengganggu gerak, gerakan siku baik normal, gerakan tangan dan jari-
jari normal, terpasang infuse pada tangan kanan sejak tanggal 4 maret
2017 dengan cairan infuse Ringer lactate 20 tpm, tidak nyeri tekan,
tidak ada benjolan atau massa. Kekuatan otot dengan skala 5 karena
pasien mampu menggerakan persendian dalam lingkup gaya gravitasi
mampu melawan dengan tahanan penuh.
2. Bawah : ekstremitas bawah lengkap, tidak ada edema perifer, bentuk
kaki normal, kekuatan otot baik, gerakan lutut kiri normal, namun
terdapat gangguan gerak pada lutut kanan, gerakan pergelangan kaki
dan jari-jari baik, ada nyeri tekan kaki kanan post pembedahan, tidak
ada benjolan atau massa, terdapat luka post pembedahan pada tibia
proksimal kaki kanan.
4. PEMERIKSAAN PENUNJANG
a. Pemeriksaan Radiologi
Tanggal : 04 Maret 2017
Nama : Tn. A
Hasil :
Close fracture proksimal tibia
b. Laboratorium tanggal 04 Maret 2017
6. DISCHARGE PLANNING
a. Pengobatan
Pasien dapat menggunakan obat-obatan secara teratur, meningkatkan
masukan cairan dan istirahat yang adekuat.
b. Lingkungan rumah
Pasien dapat menghindari trauma ulang, melakukan aktifitas yang sedang,
serta dianjurkan untuk diit lunak terlebih dahulu
PROSES KEPERAWATAN
1. ANALISA DATA
DATA ETIOLOGI MASALAH
1. DS: Pasien mengatakan nyeri Agen cidera fisik, Nyeri akut
pada kaki kanan, nyeri prosedur invasif
bertambah saat bergerak, pembedahan
nyeri seperti ditusuk-tusuk,
skala nyeri 4, nyeri terus
menerus
DO:
-pasien tampak menahan nyeri
-Pasien tampak memegang
bagian yang nyeri
-tampak adanya luka jahitan
pada alis sebelah kanan
-tampak adanya balutan luka
post op pada kaki kanan bersih
-TD : 120/80 mmHg
N: 80x/m
R : 20x/m
S : 37 c
- P : nyeri post pembedahan,
nyeri bertambah saat bergerak
- Q : nyeri dirasakan seperti
ditusuk-tusuk
- R : nyeri pada kaki kanan
bagian tibia proksimal
- S : skala nyeri 4
- T : nyeri terus menerus
2. PRIORITAS KEPERAWATAN
a. Nyeri akut berhubungan dengan agen cidera fisik, prosedur invasif
pembedahan
b. Gangguan pola tidur berhubungan dengan halangan lingkungan, nyeri,
imobilisasi
c. Hambatan mobilitas fisik berhubungan dengan gangguan neuromuskuler,
nyeri
3. PERENCANAAN KEPERAWATAN
DIAGNOSA NOC NIC
Nyeri akut berhubungan NOC: NIC:
a. pain level 1. monitor vital sign
dengan agen cidera b. pain control 2. lakukan pengkajian nyeri
fisik, prosedur invasif c. comfort control
secara komprehensif
Setelah dilakukan asuhan
3. observasi reaksi nonverbal
pembedahan
keperawatan selama 3x8 jam
dari ketidaknyamanan
diharapkan nyeri dapat 4. gunakan komunikasi
berkurang dengan terapeutik untuk
Kriteria hasil:
mengetahui pengalaman
a. mampu mengontrol nyeri
b. melaporkan nyeri nyeri
5. pilih dan lakukan
berkurang
c. mampu mengenali nyeri pengalaman nyeri
(farmakologi atau non
farmakologi)
6. ajarkan teknik non
farmakologi
7. tingkatkan istirahat
8. evaluasi kefektifan control
nyeri
9. kolaborasi pemberian
analgetik
Gangguan pola tidur NOC 1. monitor waktu tidur
a. anxiety reduction
berhubungan dengan b. comfort level pasien
2. fasilitasi untuk
halangan lingkungan, c. rest : extent and pattern
d. sleep : extent and pattern mempertahankan aktivitas
nyeri, imobilisasi setelah dilakukan tindakan
sebelum tidur
asuhan keperawatan selama 3. ciptakan lingkungan yang
3x 8 jam diharapkan pola nyaman
4. diskusikan dengan pasien
tidur pasien normal dengan
dan keluarga tentang
kriteria hasil :
a. jumlah jam tidur dalam teknik tidur pasien
5. jelaskan pentingnya pola
batas normal
b. kualitas pola tidur pasien tidur yang adekuat
6. kolaborasi dengan
dalam batas normal
c. mengungkapkan perasaan pemberian obat tidur
segar setelah tidur
Hambatan mobilitas NOC : NIC :
a. mobility level 1. monitor vial sign
fisik berhubungan b. self care ADLS 2. lihat respon pasien saat
dengan gangguan setelah dilakukan tindakan
latihan
asuhan keperawatan selama 3. ajarkan teknik ambulasi
neuromuskuler, nyeri
4. latih pasien dalam
3 x 8 jam diharapkan dapat
pemenuhan kebutuhan
mobilisasi mandiri dengan
ADL sesuai kemampuan
kriteria hasil:
5. ajarkan pasien bagaimana
a. mampu meningkatkan
merubah posisi
aktivitas fisik
6. damping dan bantu pasien
b. memverbalisasikan
mobilisasi
perasaan dalam
7. jelaskan tentang
meningkatkan kekuatan&
peningkatan mobilisasi
kemampuan berpindah bagi pasien
c. mengerti tujuan 8. kolaborasi dan
peningkatan mobilisasi konsultasikan dengan
terapi fisik tentang
rencana ambulasi
S : pasien mengatakan
mengerti tentang kualitas
- Mengajarkan pasien
I, II, III teknik non farmakologi
tidur yang baik untuk
Rabu kesehatan, pasien
dengan relaksasi nafas
08 maret
dalam dan distraksi mengerti teknik amnulasi
2017
08.30 - Mengkaji kualitas bertahap
tidur pasien dan
O: -Pasien tampak
10.00 pasien
- Membantu
memberikan injeksi
ketorolac, ranitidine, dan
ceftriaxon 3x1
- Menjelaskan pada
pasien dan keluarga
tentang kualitas tidur
pasien saat dirumah,
dengan mempertahankan
kenyamanan lingkungan
dan melakukan aktivitas
sebelum tidur
- Menjelaskan pada
pasien dan keluarga untuk
control perawatan luka di
rumah sakit atau pelayanan
kesehatan terdekat
5. EVALUASI