Anda di halaman 1dari 12

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Obesitas merupakan masalah kesehatan masyarakat yang mempunyai

dampak yang cukup besar bagi orang-orang tertentu yang mengalaminya.

Obesitas adalah penumpukan lemak yang berlebih didalam tubuh. Adapun

berdasarkan distribusi lemaknya, obesitas dibagi menjadi dua katagori, yaitu:

obesitas umum/perifer dan obesitas sentral/viseral. Obesitas umum yaitu

penumpukan lemak terjadi dibagian bawah seperti pinggul, pantat, dan paha dan

resiko terhadap penyakit pada tipe ini umumnya kecil, sedangkan obesitas

sentral/abdominal yaitu obesitas yang menyerupai apel yaitu lemak banyak

disimpan pada bagian pinggang dan rongga perut (Semiardji, D.G., 2008).

Obesitas sentral berisiko lebih tinggi dibandingkan dengan obesitas umum/perifer.

Obesitas sentral dapat diukur menggunakan metode rasio lingkar pinggang dan

pinggul (RLPP). Menurut (WHO Asia-Pasifik, 2005), batasan untuk menyatakan

status obesitas sentral untuk laki-laki dengan LP > 90 cm dan perempuan LP > 80

cm.

Obesitas sentral salah satu faktor risiko terjadinya penyakit-penyakit

degeneratif, antara lain diabetes millitus tipe 2, dislipidemia, penyakit jantung

koroner, hipertensi, kanker dan sindrom metabolik (Tchernof, 2013). Hasil dari

Penelitian Freemantle, N et al, 2008 menunjukkan bahwa obesitas sentral

berhubungan kuat dengan timbulnya penyakit diabetes mellitus (OR=2,14). Selain

1
2

itu RLPP sama dengan atau lebih besar dari rata-rata meningkatkan risiko stoke

iskemik (OR=3,0) (Suk, et al., 2003), kanker gastroesofagus (RR=1,49) dan

kanker kerongkongan (RR=1,99) (Du, Xuan et al. 2017).

Obesitas sebagai faktor risiko penyakit degeneratif, kematian di dunia

akibat penyakit degeneratif, sebanyak 3,4 juta orang dewasa meninggal setiap

tahunnya. Dilaporkan 44% kematian terjadi akibat diabetes, 23% dari penyakit

jantung iskemik dan 7 – 41 % adalah akibat kanker (WHO, 2013). Berdasarkan

Sample Registration Survey (Kemenkes RI, 2016) tahun 2014 menunjukkan

penyakit jantung koroner merupakan penyebab kematian terbesar kedua di

Indonesia dengan presentase sebesar 12,9% setelah stroke (21,1%) dan kemudian

diikuti oleh diabetes mellitus dengan presentase sebesar 6,7%.

Berdasarkan penelitian Veghari, et al. (2012), Prevalensi obesitas sentral

sebanyak 35,4% terjadi pada wanita dan daerah perkotaan. Sedangkan prevalensi

obesitas sentral di Gorgan (Iran utara) adalah 39,1% dan 21,2% di Ahvas (Iran

Selatan), sementara itu dilaporkan menjadi 9,7% di seluruh Iran. Dalam Penelitian

lain yang dilakukan di Iran, obesitas sentral dilaporkan pada laki-laki (12,9%) dan

wanita (54,5%). Prevalensi obesitas sentral dilaporkan menjadi 39,2% di Rio de

Janeiro; 24,1% di Mesir; dan 30,5% di Australia.

Prevalensi obesitas sentral di Indonesia, menurut Riset Kesehatan Dasar

(Riskesdas) tahun 2007 melaporakan 18,8% penduduk usia 15 tahun keatas

mengalami obesitas sentral. Sedangkan berdasarkan Riskesdas tahun 2013

prevalensi obesitas sentral meningkat menjadi 26,6% pada usia 15 tahun keatas.

Prevalensi obesitas sental pada laki-laki (11,3%) dan pada perempuan (42,1%).
3

Obesitas sentral pada usia dewasa di Indonesia tahun 2007 mengalami

peningkatan di tahun 2013 yaitu pada kelompok usia 25-34 tahun (17,9%)

menjadi (26,1%), 35-44 tahun (24,4%) menjadi (35,1%).

Obesitas sentral di Jawa Tengah pada penduduk usia 15 tahun keatas

berdasarkan Riskesdas Jawa Tengah tahun 2007 sebesar 21,1% dan meningkat

pada tahun 2013 yaitu sebesar 24,7%. Obesitas sentral pada usia dewasa di Jawa

Tengah tahun 2007 mengalami peningkatan di tahun 2013 yaitu pada kelompok

usia 25-34 tahun (16,7%) menjadi (22,9%), 35-44 tahun (22,8%) menjadi

(33,5%). Berdasarkan Riskesdas Jawa Tengah Tahun 2013, Kota Semarang

termasuk dalam 3 (tiga) kota/kabupaten yang mengalami obesitas sentral tertinggi

setelah Kota Surakarta (41,0%), Kota Magelang (38,5%). Prevalensi Obesitas

sentral di Kota Semarang sebesar 36,3%.

Berdasarkan penelitian Listiyana, et al. (2013) melaporkan proporsi

obesitas sentral pada wanita usia 45-54 tahun di Kelurahan Plalangan Kecamatan

Gunungpati Kota Semarang sebesar 61,7%. Pada penelitian tersebut membahas

tentang hubungan obesitas sentral dengan kadar kolesterol darah total pada wanita

usia 45-54 tahun. Populasi dalam penelitian tersebut berjumlah 276 orang dengan

sampel sebanyak 81 responden.

Kelurahan Plalangan adalah salah satu desa yang berada di Kecamatan

Gunungpati, Kota Semarang. Kelurahan Plalangan mempunyai luas 2,69 km2

yang terdiri dari 19 RT dan 6 RW. Berdasarkan data Monografi Kelurahan

Plalangan, mata pencarian penduduknya sebagian besar adalah buruh industri

(875 orang). Menurut penelitian Chaput & Treamblay (2009), data populasi
4

pekerja dari Negara-negara di dunia yang perekonomiannya ditunjang oleh sektor

industri yang mayoritas memiliki jam kerja yang panjang dan aktivitas pekerja

rendah secara signifikan dapat mengubah berat badan pekerja yang semula normal

menjadi overweight dan obesitas. Hasil tersebut sejalan dengan penelitian Erliyani

(2012) yang melaporkan bahwa proporsi obesitas pada buruh prabik rokok di

Kudus (Jawa tengah) dengan usia 30-40 tahun sebesar 29,1%. Kejadian obesitas

pada buruh yang diteliti tidak pernah berolahraga, memiliki tingkat aktivitas fisik

yang ringan dan memiliki pola konsumsi yang tidak teratur.

Faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian obesitas sentral

berdasarkan penelitian (Trisna et al. 2009) yang mengenai faktor yang

berhubungan dengan obesitas sentral pada wanita dewasa (30-50 tahun) di

Kecamatan Lubuk Sikaping menyatakan bahwa proporsi responden dengan

asupan energi tinggi (67,4%), asupan karbohidrat tinggi (59,9%), asupan lemak

tinggi (59,9%), dan aktivitas fisik (59,7%) lebih banyak mengalami obesitas

sentral. Sedangkan pada penelitian (Sudikno et al. 2015) menyebutkan bahwa

faktor risiko obesitas sentral pada orang dewasa usia 25-65 tahun di Indonesia

adalah usia (usia 45-54 tahun OR=1,69), Jenis kelamin (perempuan OR=1,39),

status kawin (sudah menikah OR=1,87), tingkat pendidikan (PT OR=1,85), Jenis

Pekerjaan (PNS, TNI, POLRI OR=2,93), kebiasaan merokok (pernah merokok

OR=1,76), aktivitas fisik (kurang OR=1,68), kebiasaan makanan berlemak (>= 1

kali per hari OR=1,24), kebiasaan makan roti (>= 1 kali per hari OR=1,41),

kebiasaan makan biskuit (>= 1 kali per hari OR=1,32), kebiasaan makan mie

instan (jarang OR=1,24), kebiasaan makan buah (setiap hari OR=1,98).


5

Berdasarkan uraian tersebut, obesitas sentral merupakan salah satu faktor

risiko terjadinya penyakit degeneratif. Obesitas sentral disebabkan oleh adanya

beberapa faktor seperti faktor lingkungaan, faktor perilaku, dan faktor genetik.

Penelitian mengenai faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian obesitas

sentral telah dilakukan di beberapa tempat. Namun belum pernah dilakukan di

Kelurahan Plalangan, Kecamatan Gunungpati, Kota Semarang, maka peneliti

tertarik untuk melakukan penelitian mengenai faktor-faktor yang berhubungan

dengan kejadian obesitas sentral pada usia dewasa di Kelurahan Plalangan,

Kecamatan Gunungpati, Kota Semarang.

1.2 RUMUSAN MASALAH

1.2.1 Rumusan Masalah Umum

Faktor-faktor apa sajakah yang berhubungan dengan kejadian obesitas

sentral pada usia dewasa di Kelurahan Plalangan, Kecamatan Gunungpati, Kota

Semarang ?

1.2.2 Rumusan Masalah Khusus

Rumusan masalah secara khusus dalam penelitian ini adalah :

1. Apakah jenis kelamin berhubungan dengan kejadian obesitas sentral pada

usia dewasa di Kelurahan Plalangan, Kecamatan Gunungpati, Kota

Semarang?

2. Apakah tingkat pengetahuan berhubungan dengan kejadian obesitas sentral

pada usia dewasa di Kelurahan Plalangan, Kecamatan Gunungpati, Kota

Semarang ?
6

3. Apakah tingkat pendidikan berhubungan dengan kejadian obesitas sentral

pada usia dewasa di Kelurahan Plalangan, Kecamatan Gunungpati, Kota

Semarang ?

4. Apakah jenis pekerjaan berhubungan dengan kejadian obesitas sentral pada

usia dewasa di Kelurahan Plalangan, Kecamatan Gunungpati, Kota

Semarang?

5. Apakah status kawin berhubungan dengan kejadian obesitas sentral pada usia

dewasa di Kelurahan Plalangan, Kecamatan Gunungpati, Kota Semarang?

6. Apakah riwayat keturunan berhubungan dengan kejadian obesitas sentral

pada usia dewasa di Kelurahan Plalangan, Kecamatan Gunungpati, Kota

Semarang ?

7. Apakah aktivitas fisik berhubungan dengan kejadian obesitas sentral pada

usia dewasa di Kelurahan Plalangan, Kecamatan Gunungpati, Kota

Semarang?

8. Apakah status merokok berhubungan dengan kejadian obesitas sentral pada

usia dewasa di Kelurahan Plalangan, Kecamatan Gunungpati, Kota

Semarang?

9. Apakah intake kalori berhubungan dengan kejadian obesitas sentral pada usia

dewasa di Kelurahan Plalangan, Kecamatan Gunungpati, Kota Semarang ?


7

1.3 TUJUAN PENELITIAN

1.3.1 Tujuan Umum

Mengetahui faktor-faktor apa sajakah yang berhubungan dengan kejadian

obesitas sentral pada usia dewasa di Kelurahan Plalangan, Kecamatan

Gunungpati, Kota Semarang.

1.3.2 Tujuan Khusus

Tujuan khusus dalam penelitian ini adalah :

1. Mengetahui hubungan antara jenis kelamin dengan kejadian obesitas sentral

pada usia dewasa di Kelurahan Plalangan, Kecamatan Gunungpati, Kota

Semarang.

2. Mengetahui hubungan antara pengetahuan dengan kejadian obesitas sentral

pada usia dewasa di Kelurahan Plalangan, Kecamatan Gunungpati, Kota

Semarang

3. Mengetahui hubungan antara pendidikan dengan kejadian obesitas sentral

pada usia dewasa di Kelurahan Plalangan, Kecamatan Gunungpati, Kota

Semarang.

4. Mengetahui hubungan antara jenis pekerjaan dengan kejadian obesitas sentral

pada usia dewasa di Kelurahan Plalangan, Kecamatan Gunungpati, Kota

Semarang.

5. Mengetahui hubungan antara status kawin dengan kejadian obesitas sentral

pada usia dewasa di Kelurahan Plalangan, Kecamatan Gunungpati, Kota

Semarang.
8

6. Mengetahui hubungan antara riwayat keturunan dengan kejadian obesitas

sentral pada usia dewasa di Kelurahan Plalangan, Kecamatan Gunungpati,

Kota Semarang.

7. Mengetahui hubungan antara aktivitas fisik dengan kejadian obesitas sentral

pada usia dewasa di Kelurahan Plalangan, Kecamatan Gunungpati, Kota

Semarang.

8. Mengetahui hubungan antara status merokok dengan kejadian obesitas sentral

pada usia dewasa di Kelurahan Plalangan, Kecamatan Gunungpati, Kota

Semarang.

9. Mengetahui hubungan antara intake kalori dengan kejadian obesitas sentral

pada usia dewasa di Kelurahan Plalangan, Kecamatan Gunungpati, Kota

Semarang.

1.4 MANFAAT HASIL PENELITIAN

1.4.1 Bagi Peneliti

Penelitian ini dapat sebagai media untuk menambah cakrawala berfikir

peneliti dalam ilmu kesehatan masyarakat serta menambah keterampilan dalam

melakukan penelitian serta menambah pengetahuan dan wawasan mengenai

faktor-faktor apa sajakah yang berhubungan dengan kejadian obesitas sentral pada

usia dewasa di Kelurahan Plalangan, Kecamatan Gunungpati, Kota Semarang.

1.4.2 Bagi Instansi Pelayanan Kesehatan

Manfaat yang diperoleh bagi instansi pelayanan kesehatan, penelitian ini

dapat sebagai bahan masukan atau informasi tentang faktor-faktor yang


9

berhubungan dengan kejadian obesitas sentral serta dapat berguna dalam

pengembangan program dalam mengupayakan pencegahan timbulnya kejadian

penyakit tidak menular.

1.4.3 Bagi Masyarakat

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah informasi kepada

keluarga dan masyarakat bahwa obesitas sentral sangat rentan dengan berbagai

penyakit tidak menular terutama penyakit degeneratif seperti diabetes millitus,

penyakit jantung koroner, hipertensi, dll.

1.4.4 Bagi Jurusan Ilmu Kesehatan Masyarakat

Penelitian ini dapat sebagai bahan tambahan kepustakaan atau tambahan

bukti ilmiah dalam pengembangan ilmu kesehatan masyarakat dalam bidang

penyakit tidak menular, dapat dijadikan sebagai bahan acuan dalam melakukan

penelitian lebih lanjut mengenai obesitas sentral dan sebagai tambahan informasi

yang dapat dipergunakan untuk bahan penelitian selanjutnya tentang Obesitas

khususnya obesitas sentral.

1.5 KEASLIAN PENELITIAN

Tabel 1.1 Keaslian Penelitian


Rancangan Hasil
No Peneliti Judul Variabel
Penelitian Penelitian
1 Sudikno, Hidayat Faktor Risiko Cross jenis kelamin, Faktor risiko
Syarief, Cesilia Obesitas Sentral sectional status kawin, yang
Meti Dwiriani, Pada Orang usia, berhubungan
dan Hadi Riyadi Dewasa Usia 25- pendidikan, dengan
(Sudikno, et al, 65 Tahun di pekerjaan, obesitas sentral
2015) Indonesia status pada orang
(Analisis Data ekonomi, dewasa (25-65
Riset Kesehatan kebiasaan tahun) di
Dasar 2013) merokok, Indonesia
aktifitas fisik, adalah usia (p=
kebiasaan 0,000; OR=
10

makan dan 1,70), wilayah


kejadian (p= 0,000;
obesitas sentral OR= 1,25),
status ekonomi
(p= 0,000;
OR= 1,85), dan
aktifitas fisik
(p=0,000; OR=
1,43)

2 Narafidah AR, Factor Cross The The predictor


Azmawati MN, Influencing sectional demographic model revealed
dan Norfazilah A Abdominal (gender and that being non-
(R, Narafidah A et Obesity by Waist ethnics), Malay (aOR =
al, 2013) Circumference lifestyle factors 2.1; 95% CI:
Among Normal (physical 1.35-3.20) and
BMI Population activity, being female
in Tanjung carbohydrate (aOR = 3.6;
Karang, intake and 95% CI: 2.51-
Selangor, smoking 5.06) were the
Malaysia status) associated
factors of
having
abdominal
obesity in
normal BMI
population

3 Fani Kusteviani Faktor yang Cross Usia, jenis Faktor yang


(Kusteviani, 2015) Berhubungan sectional kelamin, status berisiko
dengan Obesitas kawin, besar terhadap
Abdominal Pada keluarga, obesitas
Usia Produktif pendidikan, abdominal
(15-64 tahun) di pekerjaan, pada usia
Kota Surabaya kebiasaan produktif (15-
merokok, 64 tahun) di
aktivitas fisik, Kota Surabaya
konsumsi sayur adalah usia (p=
dan buah, 0,0001; OR=
makanan atau 2,213), jenis
minuman kelamin
manis, maknan perempuan (p=
berlemak, dan 0,0001; OR=
kondisi mental 3,323), status
emosional kawin (p=
0,0001; OR=
2,260), tingkat
pendidikan (p=
0,027,OR=
0,694),
perilaku
konsumsi
makanan
berlemak (p=
0,0001; OR=
11

0,816)

4 Ida Trisna dan Faktor-Faktor Cross Asupan energi, Faktor yang


Sudihati Hamid yang sectional asupan mempengaruhi
(Trisna & Hamid, Berhubungan karbohidrat, kejadian
2009) dengan Obesitas asupan lemak, obesitas sentral
Sentral pada aktifitas fisik, pada wanita
Wanita Dewasa faktor genetik, dewasa (30-50
(30-50 Tahun) di dan usia tahun) di
Kecamatan Kecamatan
Lubuk Sikaping Lubuk
Tahun 2008 Sikaping
adalah usia
(p=0,001; OR=
3,850), asupan
Energi (p=
0,0140; OR=
2,854), asupan
karbohidrat (p=
0,000; OR=
10,948),
asupan lemak
(p= 0,047;
OR= 2,563),
aktivitas fisik
(p= 0,000;
OR= 5,655)

Beberapa hal yang membedakan penelitian ini dengan penelitian-

penelitian sebelumnya adalah sebagai berikut :

1. Tempat penelitian yang berbeda dari penelitian sebelumnya. Berdasarkan data

Monografi Kelurahan Plalangan tahun 2017, mata pencarian penduduknya

sebagian besar adalah buruh industri sebanyak 875 orang (41,7%). Pada

sektor industri mayoritas memiliki jam kerja yang panjang dan aktivitas

pekerja rendah secara signifikan dapat mengubah berat badan pekerja yang

semula normal menjadi overweight dan obesitas.

2. Adanya variabel intake kalori pada variabel bebas. Pada penelitian yang

dilakukan Listiyana tahun 2013 di Kelurahan Plalangan, responden yang

memiliki pola makan tinggi (≥300 mg/hari) sebanyak 55,6%. Maka dari itu,
12

peneliti ingin meneliti variabel intake kalori dengan berdasarkan kalori basal

yang dikoreksi dengan umur, aktivitas fisik, dan berat badan responden.

1.6 RUANG LINGKUP PENELITIAN

1.6.1 Ruang Lingkup Tempat

Lokasi penelitian ini dilakukan di Kelurahan Plalangan, Kecamatan

Gunungpati, Kota Semarang.

1.6.2 Ruang Lingkup Waktu

Ruang lingkup waktu dimulai dari penyusunan proposal pada bulan Maret

2017 sampai dengan penelitian. Penelitian akan dilakukan selama 3 minggu pada

bulan September-Oktober Tahun 2017.

1.6.3 Ruang Lingkup Keilmuan

Ruang lingkup materi yang akan dibahas dalam penelitian ini yaitu Ilmu

Kesehatan Masyarakat, yaitu permasalahan penyakit tidak menular khususnya

faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian obesitas sentral.

Anda mungkin juga menyukai