Bab I
Bab I
PENDAHULUAN
penumpukan lemak terjadi dibagian bawah seperti pinggul, pantat, dan paha dan
resiko terhadap penyakit pada tipe ini umumnya kecil, sedangkan obesitas
disimpan pada bagian pinggang dan rongga perut (Semiardji, D.G., 2008).
Obesitas sentral dapat diukur menggunakan metode rasio lingkar pinggang dan
status obesitas sentral untuk laki-laki dengan LP > 90 cm dan perempuan LP > 80
cm.
koroner, hipertensi, kanker dan sindrom metabolik (Tchernof, 2013). Hasil dari
1
2
itu RLPP sama dengan atau lebih besar dari rata-rata meningkatkan risiko stoke
akibat penyakit degeneratif, sebanyak 3,4 juta orang dewasa meninggal setiap
tahunnya. Dilaporkan 44% kematian terjadi akibat diabetes, 23% dari penyakit
Indonesia dengan presentase sebesar 12,9% setelah stroke (21,1%) dan kemudian
sebanyak 35,4% terjadi pada wanita dan daerah perkotaan. Sedangkan prevalensi
obesitas sentral di Gorgan (Iran utara) adalah 39,1% dan 21,2% di Ahvas (Iran
Selatan), sementara itu dilaporkan menjadi 9,7% di seluruh Iran. Dalam Penelitian
lain yang dilakukan di Iran, obesitas sentral dilaporkan pada laki-laki (12,9%) dan
prevalensi obesitas sentral meningkat menjadi 26,6% pada usia 15 tahun keatas.
Prevalensi obesitas sental pada laki-laki (11,3%) dan pada perempuan (42,1%).
3
peningkatan di tahun 2013 yaitu pada kelompok usia 25-34 tahun (17,9%)
berdasarkan Riskesdas Jawa Tengah tahun 2007 sebesar 21,1% dan meningkat
pada tahun 2013 yaitu sebesar 24,7%. Obesitas sentral pada usia dewasa di Jawa
Tengah tahun 2007 mengalami peningkatan di tahun 2013 yaitu pada kelompok
usia 25-34 tahun (16,7%) menjadi (22,9%), 35-44 tahun (22,8%) menjadi
obesitas sentral pada wanita usia 45-54 tahun di Kelurahan Plalangan Kecamatan
tentang hubungan obesitas sentral dengan kadar kolesterol darah total pada wanita
usia 45-54 tahun. Populasi dalam penelitian tersebut berjumlah 276 orang dengan
(875 orang). Menurut penelitian Chaput & Treamblay (2009), data populasi
4
industri yang mayoritas memiliki jam kerja yang panjang dan aktivitas pekerja
rendah secara signifikan dapat mengubah berat badan pekerja yang semula normal
menjadi overweight dan obesitas. Hasil tersebut sejalan dengan penelitian Erliyani
(2012) yang melaporkan bahwa proporsi obesitas pada buruh prabik rokok di
Kudus (Jawa tengah) dengan usia 30-40 tahun sebesar 29,1%. Kejadian obesitas
pada buruh yang diteliti tidak pernah berolahraga, memiliki tingkat aktivitas fisik
asupan energi tinggi (67,4%), asupan karbohidrat tinggi (59,9%), asupan lemak
tinggi (59,9%), dan aktivitas fisik (59,7%) lebih banyak mengalami obesitas
faktor risiko obesitas sentral pada orang dewasa usia 25-65 tahun di Indonesia
adalah usia (usia 45-54 tahun OR=1,69), Jenis kelamin (perempuan OR=1,39),
status kawin (sudah menikah OR=1,87), tingkat pendidikan (PT OR=1,85), Jenis
kali per hari OR=1,24), kebiasaan makan roti (>= 1 kali per hari OR=1,41),
kebiasaan makan biskuit (>= 1 kali per hari OR=1,32), kebiasaan makan mie
beberapa faktor seperti faktor lingkungaan, faktor perilaku, dan faktor genetik.
Semarang ?
Semarang?
Semarang ?
6
Semarang ?
Semarang?
5. Apakah status kawin berhubungan dengan kejadian obesitas sentral pada usia
Semarang ?
Semarang?
Semarang?
9. Apakah intake kalori berhubungan dengan kejadian obesitas sentral pada usia
Semarang.
Semarang
Semarang.
Semarang.
Semarang.
8
Kota Semarang.
Semarang.
Semarang.
Semarang.
faktor-faktor apa sajakah yang berhubungan dengan kejadian obesitas sentral pada
keluarga dan masyarakat bahwa obesitas sentral sangat rentan dengan berbagai
penyakit tidak menular, dapat dijadikan sebagai bahan acuan dalam melakukan
penelitian lebih lanjut mengenai obesitas sentral dan sebagai tambahan informasi
0,816)
sebagian besar adalah buruh industri sebanyak 875 orang (41,7%). Pada
sektor industri mayoritas memiliki jam kerja yang panjang dan aktivitas
pekerja rendah secara signifikan dapat mengubah berat badan pekerja yang
2. Adanya variabel intake kalori pada variabel bebas. Pada penelitian yang
memiliki pola makan tinggi (≥300 mg/hari) sebanyak 55,6%. Maka dari itu,
12
peneliti ingin meneliti variabel intake kalori dengan berdasarkan kalori basal
yang dikoreksi dengan umur, aktivitas fisik, dan berat badan responden.
Ruang lingkup waktu dimulai dari penyusunan proposal pada bulan Maret
2017 sampai dengan penelitian. Penelitian akan dilakukan selama 3 minggu pada
Ruang lingkup materi yang akan dibahas dalam penelitian ini yaitu Ilmu