Journal Pelaboehan Perikanan
Journal Pelaboehan Perikanan
Kata kunci: daya dukung bangunan, waktu pengerjaan, rencana anggaran biaya, pemecah
gelombang.
iv
ABSTRACT
Muhammad Sandi Putra. Comparative of Structure Rubble Mound Breakwater and Sheet
pile Breakwater (under supervisor of Chairul Paotonan and Juswan).
v
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, segala puji dan puja bagi Allah SWT Atas segala limpahan
rahmat, taufiq dan hidayah-Nya pada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan
apa yang menjadi salah satu kewajiban dalam menempuh pendidikan S1 di
Departemen Teknik Kelautan FT-UH. Shalawat dan salam kepada Nabi Muhammad
SAW beserta keluarga, para sahabat dan pengikut beliau yang masih tetap setia
mengikuti ajaran beliau.
Dalam kesempatan ini penulis mengucapan terimakasih yang tulus tak
terlukiskan dan tak terhingga kepada kedua orang tua tercinta, Ayah saya Usman,
Ibu saya Samzam, Almarhumah Ibu saya Ria, Kakak saya Yuyun, Desi, Iqra,
Undo, Pipo, Bobo dan Adik saya Anton untuk semua doa, pengorbanan, dan cinta
serta kasih sayang yang tercurahkan selama menempuh pendidikan hingga berhasil
menyelsaikan studi.
Dalam proses penyusunan sampai dengan terselesaikannya skripsi yang
berjudul “Perbandingan Struktur Breakwater Tumpukan Batu dan Breakwater
Sheet pile ”, penulis dibantu oleh banyak pihak, maka dari itu dengan segala
kerendahan hati penulis ingin mengucapkan terimakasih yang kepada :
1. Bapak Dr. Chairul Paotonan, ST., MT. selaku pembimbing pertama yang
selalu memberikan arahan dan bimbingan dalam menyelesaikan skripsi ini.
2. Bapak IR. H. Juswan, MT. selaku pembimbing kedua yang selalu
memberikan petunjuk dan arahannya dalam menyelesaikan skripsi ini.
3. Bapak Dr. H. Taufiqur Rachman, ST., MT. selaku ketua Departemen
Teknik Kelautan, Fakultas Teknik, Universitas Hasanuddin beserta jajaran
pengajar dan staf jurusan.
4. Bapak Dr. H. Taufiqur Rachman, ST, MT., Bapak Dr. Eng. Sabaruddin
Rahman, ST., MT., Ph.D., dan Ibu Dr. Hasdinar Umar, ST, MT. Selaku
dosen penguji yang telah banyak memberikan saran dan masukan.
vi
5. Rekan seperjuangan dalam berkunjung ke lokasi studi, Kanda Marsel,
terimakasih telah banyak meluangkan waktu untuk berkunjung ke lokasi studi.
6. Teman-teman di Teknik Kelautan, yang sampai saat ini masih ada untuk
bersama dan selalu memberikan dukungannya.
7. Teman-teman di Al-muhandis FT-UH, yang sampai saat ini masih ada untuk
bersama dan selalu memberikan dukungannya.
8. Teman-teman di Yayasan Hamada terkhusus di Yayasan Hamada Cabang
Sulawesi Tenggara, yang sampai saat ini masih ada untuk bersama dan selalu
memberikan dukungannya.
9. Teman-teman di Kota Unaaha, yang sampai saat ini masih ada untuk
memberikan semangat kepada penulus.
10. Teman-teman di Kota Makassar, yang sampai saat ini masih ada untuk
memberikan semangat kepada penulus.
11. Teman-teman dalam Mengerjakan Proyek, yang sampai saat ini masih ada
untuk memberikan semangat kepada penulis.
12. Serta Guru Bahasa Inggris Online penulis.
Penulis menyadari masih terdapat beberapa kekurangan dan keterbatasan padas
kripsi ini, oleh karena itu penulis sangat mengharapkan saran dan kritikan yang
sifatnya membangun. Penulis juga berharap agar skripsi ini dapat memberikan
manfaat bagi semua pembaca, terkhusus kepada penulis sendiri. Aamiin Ya
Rabbalalaamiin.
vii
DAFTAR ISI
viii
2.2.4. Alur Pelayaran.................................................................................. 15
2.3. Perhitungan Dimensi Struktur.................................................................... 16
4.2.1. Muka Air Laut Rencana (DWL) ...................................................... 16
4.2.2. Gelombang Rencana di Lokasi Bangunan ....................................... 17
4.2.3. Dimensi Pemecah Gelombang ......................................................... 19
2.4. Daya Dukung Bangunan ............................................................................ 23
2.5. Barchart Method (Gantt Chart) & Network Analysis (Diagram Jaringan) 25
2.6. Rincian Anggaran Biaya (RAB) ................................................................ 30
BAB III METODE PENELITIAN............................................................................. 40
3.1. Jenis Penelitian........................................................................................... 40
3.2. Waktu dan Tempat Penelitian .................................................................... 40
3.3. Teknik Pengumpulan Sumber Data ........................................................... 40
3.3.1. Teknik Pengambilan Data dan Sumber Data ................................... 40
3.3.2. Jenis Data ......................................................................................... 40
3.3.3. Teknik Analisis Data........................................................................ 41
3.3.4. Alur Pikir Penelitian......................................................................... 41
BAB IV Hasil dan Pembahasan ................................................................................. 43
4.1. Analisa Kebutuhan Area Perairan Pelabuhan & Layout Pemecah
Gelombang ................................................................................................ 43
4.1.1. Data dan Proyeksi Kapal.................................................................. 43
4.1.2. Perkiraan Armada Kapal .................................................................. 45
4.1.3. Panjang Dermaga ............................................................................. 46
4.1.4. Kolam Pelabuhan ............................................................................. 47
4.1.5. Alur Pelayaran.................................................................................. 49
4.1.6. Layout .............................................................................................. 50
4.2. Perhitungan Dimensi Struktur & Gambar Rencana Teknis ....................... 52
4.2.1. Muka Air Laut Rencana (DWL) ...................................................... 52
4.2.2. Gelombang Rencana di Lokasi Bangunan ....................................... 52
4.2.3. Material Pemecah Gelombang ......................................................... 54
ix
4.2.4. Dimensi Pemecah Gelombang ......................................................... 54
4.2.5. Gambar Rencana Teknis .................................................................. 61
4.3. Daya Dukung Bangunan (Penurunan Tanah) ............................................ 62
4.4. Lamanya Waktu Pengerjaan Breakwater................................................... 69
4.4.1. Metode Pelaksanaan Pekerjaan Breakwater Tumpukan batu .......... 69
4.4.2. Metode Pelaksanaan Pekerjaan Breakwater Sheet pile.................... 71
4.4.3. Gantt Chart Pekerjaan Breakwater Tumpukan batu dan Breakwater
Sheet pile .......................................................................................... 73
4.5. Volume & Rencana Anggaran Biaya ......................................................... 78
4.5.1. Perhitungan Volume Pekerjaan........................................................ 78
4.5.2. Rencana Anggaran Biaya ................................................................. 79
Bab V Kesimpulan dan Saran .................................................................................... 88
5.1. Kesimpulan ................................................................................................ 88
5.2. Saran........................................................................................................... 88
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................ 89
LAMPIRAN............................................................................................................... 90
x
DAFTAR TABEL
xii
DAFTAR GAMBAR
xiii
DAFTAR NOTASI
xiv
BAB I
PENDAHULUAN
1
Berdasarkan Perencanaan Breakwater Tahap I Pelabuhan Palipi Kabupaten
Majene Provinsi Sulawesi Barat pada tahun 2017 menghasilkan dua alternatif
bangunan pemecah gelombang dimana alternatif pertama adalah pemeceh gelombang
tumpukan batu dan alternatif kedua berupa pemecah gelombang sheet pile. sebelum
memasuki proses konstruksi perlu dilakukan beberapa pertimbangan dalam pemilihan
bangunan pengaman pantai dari kedua alternatif tersebut, agar terhindar dari masalah-
masalah yang terjadi ketika proses konstruksi. Berdasarkan latar belakang tersebut
penulis mengangkat penilitian tugas akhir berjudul :
2
1.3. Batasan Masalah
Untuk mempermudah memahami skripsi ini, penulis membatasi lingkup
permasalahan dalam penelitian "Perbandingan Struktur Breakwater Tumpukan Batu
dan Breakwater Sheet pile " sebagai berikut :
a. Penelitian ini dilakukan di wilayah Kabupaten Majene.
b. Daya dukung bangunan hanya menghitung penurunan tanah dan tanpa
menggunakan software khusus.
c. Cara menentukan metode pengerjaan terbaik hanya membandingkan waktu
metode pengerjaan tercepat dengan menggunakan Bar Chart Method Network
Analysis.
d. Pedoman yang digunakan dalam merencanakan rencana anggaran biaya
(RAB) adalah lampiran Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan
Rakyat Nomor : 28/PRT/M/2016 tentang Analisis Harga Satuan Pekerjaan
Bidang Pekerjaan Umum.
3
ataupun yang sedang mengerjakan tugas rencana anggaran biaya (RAB) pada Mata
Kuliah Manajemen Proyek Departemen Teknik Kelautan FT-UH.
Dalam bab ini menjelaskan hasil dan pembahasan penelitian tugas akhir.
Dalam bab ini berisi hasil data analisis yang telah dilakukan pada bab
sebelumnya yang merupakan kesimpulan dari hasil analisis data yang telah dilakukan.
Setelah itu pula terdapat saran atau rekomendasi yang akan diberikan kepada pihak
yang terkait sehubungan dengan isi dari tugas akhir ini.
4
BAB II
LANDASAN TEORI
6
Termasuk dalam kelompok pertama adalah pemecah gelombang dari
tumpukan batu alam, balok beton, gabungan antara batu pecah dengan balok beton,
batu buatan dari beton dengan bentuk khusus seperti tetrapod, quadripod, tribar, dolos
dan sebagainya. Dibagian atas pemecah gelombang tipe ini biasanaya juga di
lengkapi dengan dinding beton yang berfungsi menahan limpasan air diatas
bangunan. Sedang yang termasuk dalam tipe kedua dinding balok beton dengan
massa yang di susun secara vertikal, kaison beton, sel turap baja yang di dalamnya
diisi batu, dinding turap turap baja atau beton, dan sebagainya. Selain kedua tipe
tersebut, pada kedalaman air yang besar dimana pembuatan pemecah gelombang
tumpukan batu atau vertikal tidak ekonomis, dibuat pemecah gelombang tipe
campuran yang merupakan gabungan dari tipe pertama dan kedua.
7
buatan yang digunakan haruslah batu buatan yang memiliki kualitas mutu beton yang
cukup baik. Selain itu batu buatan juga cenderung lama dalam proses pengerjaannya
karena harus dilakukan proses pencetakan di pabrik. Maka dari itu batu buatan
membutuhkan biaya produksi yang sangat tinggi. Sehingga akan memperbesar biaya
pekerjaan pembangunan pemecah gelombang. Oleh sebab itu saat ini banyak pula
dilakukan penelitian untuk mencari alternatif pengganti batu. Adapun jenis-jenis batu
buatan yang ada dipasaran dapat dilihat pada Gambar 2.4.
8
muka air pasang dengan demikian harus lebih besar dari 1 1/3 sampai 1 ½ kali tinggi
gelombang maksimum dan kedalaman di bawah muka air terendah ke dasar bangunan
tidak kurang dari 1 ¼ sampai 1 ½ kali atau lebih baik sekitar dua kali tinggi
gelombang. Kedalaman maksimum di mana pemecah gelombang sheet pile masih
bisa dibangi adalah antara 15 dan 20 meter. Bila lebih besar dari kedalaman tersebut,
pemecah gelombang menjadi sangat lebar. (Triatmodjo, 2010).
Pemecah gelombang sheet pile dibuat apabila tanah dasar mempunyai daya
dukung besar dan tahan terhadap erosi. Pada tanah dasar dengan daya dukung rendah,
dasar dari tumpukan batu dibuat untuk menyebarkan beban pada luasan yang lebih
besar.
Pemecah gelombang sheet pile dapat terbuat dari blok-blok beton massa yang
disusun secara vertikal, kaison beton, turap beton atau baja yang dipancang, dan
sebagainya. Suatu blok beton bisa mempunyai berat 10 sampai 50 ton. Kaison adalah
konstruksi yang berupa kotak dari beton bertulang yang dapat terapung di laut.
Pemecah gelombang turap bisa berupa satu jalur turap yang diperkuat dengan tiang-
tiang pancang dan blok beton di atasnya atau berupa dua jalur turap yang dipancang
vertikal dan satu dengan lainnya dihubungkan dengan batang-batang angker
kemudian diisi dengan pasir dan batu.
Fondasi bangunan harus dibuat sedemikian rupa sehingga tidak terjadi erosi
pada kaki bangunan yang dapat membahayakan stabilitas bangunan.
[( )+( 1 1) + ( 2 2) + ( 3 3)
Bobot rerata = .. (2.1)
A
dengan :
Data ukuran dan jumlah kapal serta waktu kapal tidak melaut digunakan untuk
menentukan luas kolam pelabuhan dan panjang dermaga. jumlah kapal yang berlabuh
di pelabuhan tiap hari dihitung dengan persamaan berikut (Triatmodjo, 2010) :
(365 − )
Jumla kapal = .................................................................... (2.2)
365
10
dengan :
a. Dermaga Pendaratan
Dermaga pendaratan (Dermaga bongkar) adalah dermaga yang digunakan
untuk membongkar hasil tangkapan ikan dari kapal ikan, dan kapal-kapal tersubut
biasanya ditambatkan searah dermaga. Panjang dermaga pendaratan dihitung dengan
persamaan berikut (Bumi dalam Triatmodjo, 2010).
Ld
N
L 0.15.L ............................................................................................ (2.3)
dengan :
b. Dermaga Perlengkapan
Dermaga perlengkapan adalah dermaga yang digunakan terutama untuk
pengisian bahan bakar dan pemuatan pembekalan yang diperlukan kapal untuk
melaut seperti air bersih, es, bahan makanan dan sebagainya. Biasanya kapal-kapal di
tambat di sepanjang dermaga pembekalan dihitung dengan persamaan berikut
(Triatmodjo, 2010).
11
Ld
N
L 0.15.L ............................................................................................ (2.4)
dengan :
c. Dermaga Tambat
Dermaga tambat adalah dermaga yang digunakan oleh kapal-kapal ikan untuk
bertambat selama awak kapal beristirahat sebelum kembali melaut. Biasanya kapal-
kapal ditambatkan secara tegak lurus dermaga. penjang dermaga tambat dihitung
dengan persamaan berikut (Triatmodjo, 2010).
a. Kolam Pendaratan
Kebutuhan ruang untuk pendaratan ikan dihitung dengan anggapan kapal-
kapal ikan bertambat di sepanjang dermaga, yang dihitung dengan persamaan berikut
(Triatmodjo, 2010).
12
A1 L1 xB1 ...................................................................................................... (2.6)
dengan :
A1 = Luas kolam pendaratan (m2)
L1 = panjang dermaga pendaratan
B1 = Lebar perairan untuk pendaratan = 1,5 B
L = panjang kapal
B = lebar kapal.
b. Kolam Perbekalan
Kolam perbekalan adalah luasan perairan didepan dermaga yang diperlukan
oleh kapal pada waktu memuat pembekalan. Luas kolam yang diperlukan dihitung
dengan cara yang sama dengan hitungan kolam pendaratan.
c. Kolam Tambat
Kolam tambat adalah perairan didepan dermaga tambat yang digunakan kapal
bertambat/menunggu sebelum melau kembali. di perairan ini kapal-kapal bertambat
secara tegak lurus dermaga. Luas kolam tambat dihitung dengan persamaan berikut
(Triatmodjo, 2010).
dengan :
B2 =1,5 B
L2 =1,1 Loa.
d. Kolam Manuver
Kolam manuver adalah ruangan perairan dengan lebar dan kedalaman yang
cukup untuk kapal-kapal berputar arah pada waktu merapat atau meninggalkan
dermaga. Cara maneuver kapal tergantung dari beberapa faktor, yaitu apakah kapal
bertambat sejajar, atau tegak lurus dermaga, tata letak dermaga, angin, dimensi kapal
terbesar dan kecepatan kapal. Jika manuver kapal secara sejajar dermaga, maka luas
perairan untuk manuver kapal dihitung dengan persamaan berikut (Triatmodjo, 2010).
13
A3 L3W ...................................................................................................... (2.8)
dengan :
e. Kolam Putar
Kolam putar adalah perairan yang diperlukan oleh kapal untuk memutar arah
pada waktu akan merapat kedermaga. Kolam berbentuk lingkaran agar gerak kapal
dapat lebih mudah, jari-jari kolam putar adalah dua kali panjang kapal terbesar. Luas
kolam putar ditentukan berdasar kapal terbesar yang menggunakan pelabuhan.
Persamaan yang digunakan untuk menentukan luas kolam putar dapat dilahat
dibawah ini (Triatmodjo, 2010).
Ap R 2 2L
2
.......................................................................................... (2.10)
dengan :
14
f. Luas Kolam Pelabuhan
Luas kolam pelabuhan pada kondisi minimal adalah jumlah luas dari kolam
pendaratan, kolam perlengkapan, kolam tambat, ruang gerak (manuver) dan kolam
putar. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada persamaan berikut (Triatmodjo, 2010).
A pelabua A pendara tan A perbekalan Atamabat Amanver1 23 A putar ............................. (2.11)
15
20 % = Ruang kebebasan bruto
0,25 = Toleransi pengukuran
Muka air laut rencana didasarkan pada muka air maksimum yaitu pada konsi
pasang ditambah dengan kenaikan muka air akibat pemanasan global dan Wave-
Setup. Untuk menentukan muka air rencana digunakan persamaan (Triatmodjo,
2010):
= + + ............................................................................ (2.13)
dengan :
SW = Wave-Setup (m)
dengan :
Kenaikan muka air laut akibat pemanasan global dapat dilihat pada Gambar
2.6.
16
Gambar 2.6. Prediksi kenaikan muka air laut akibat efek rumah kaca (IPCC,1990)
Sumber : Triatmodjo, 1999
17
Hb = 0,78 ds ....................................................................................................... (2.15)
Keterangan:
HD = Hb .............................................................................................................. (2.16)
HD = Ho KD KR KS ............................................................................................. (2.17)
Keterangan:
KR = koefisien refraksi
KS = koefisien shoaling
18
Gambar 2.7. Hubungan antara (Hb/ds) versus (ds/gT2)
Sumber : CERC dalam Triatmodjo 1999
= , ...................................................................................................... (2.18)
0
dengan:
Ir = bilangan Irribaren
θ = sudut kemiringan sisi pemecah gelombang
H = tinggi gelombang di lokasi bangunan
L0 = panjang gelombang di laut dalam
. .= + − + .................. (2.19)
dengan :
DWL = Muka air rencana
Ru = Run up Gelombang
= ........................................................................................ (2.20)
( −1) cos
= ........................................................................................ (2.21)
dengan:
W = berat butir batu pelindung
Ya = berat jenis batu
20
Yr = berat jenis air laut
H = tinggi gelombang rencana
θ = sudut kemiringan sisi pemecah gelombang
KD = koefisien stabilitas yang tergantung pada bentuk batu pelindung
(batu alam atau buatan), kekasaran permukaan batu, ketajaman sisi-sisinya, ikatan
antara butir, dan kondisi gelombang. Nilai KD untuk berbagai bentuk batu pelindung
diberikan dalam Tabel 2.1.
2 5 6 1,5
Tetrapod dan
- Acak 7 8 4,5 5,5 2
Quadripod
3,5 4 3
8,3 9 1,5
Tribar 2 Acak 9 10 7,8 8,5 2
6 6,5 3
8 16 2
Dolos 2 Acak 15,8 31,8
7 14 3
21
Catatan:
n = umlah susunan butir batu dalam lapis pelindung
*1 = penggunaan n:1 tidak disarankan untuk kondisi gelombang pecah
*2 = sampai ada ketentuan lebih lanjut tentang nilai KD, penggunaan KD dibatasi
pada kemiringan 1:1,5 sampai 1:3
*3 = batu ditempatkan dengan sumbu panjangnya tegak lurus permukaan
bangunan
/
= ∆ ................................................................................................ (2.19)
dengan:
t = tebal lapis lindung
n = jumlah lapis batu dalam lapis pelindung
K∆ = koefisien lapis yang diberikan dalam Tabel 2.2.
W = berat unit lapis lindung atau batu pada lapis lindung
ϒr = berat jenis batu
22
Batu Pelindung n Penempatan Koef. Lapis (k∆ ) Porositas P(%)
Tribard 1 Seragam 1,13 47
Batu (quarrystone) Acak - 37
Sambungan tabel 2.2
Sumber : Hasil analisis
/
= ∆ ................................................................................................... (2.20)
dengan:
B = lebar breakwater
n = jumlah lapis batu dalam lapis pelindung
K∆ = koefisien lapis pada Tabel 2.2.
W = berat unit lapis lindung atau batu pada lapis lindung
ϒr = berat jenis batu.
= ∆ ........................................................................................ (2.21)
Dengan:
23
Iz = faktor pengaruh regangan lateral
E = modulus elastis tanah (kN/m2)
z = ketebalan lapisan (m)
Faktor koreksi kedalaman dihitung dengan persamaan :
Gambar 2.9. Diagram faktor pengaruh regangan untuk fondasi kaku berbentuk
bujursangkar dan memanjang
Sumber : Schmertmann et al dalam Hardiyatmo 2011
24
Walaupun penurunan tanah tak kohesif dipertimbangkan sebagai penurunan-
segera, pengamatan menunjukan bahwa penurunannya masih dipengaruhi oleh
rangkak (Schmertmann dalam Hardiyatmo, 2011).
2.5. Barchart Method (Gantt Chart) & Network Analysis (Diagram Jaringan)
Tujuan barchart method adalah identifikasi terhadap unsur waktu dan urutan
rencana kegiatan (pekerjaan) yang meliputi waktu mulai (starting time), waktu
penyelesaian (Solution Time) dan saat pelaporan (Reporting) (Taufiq dalam Hasdinar
Umar, 2016). Contoh Barchart Methode dapat dilihat pada Gambar 2.10.
Slank
Gambar 2.10. Contoh Gantt Chart Model
Sumber : Bahan perkuliahan Hasdinar Umar, 2016
25
Adapun keuntungan dari penggunaan metode ini adalah mudah dibuat dan
dipahami. Metode ini sangat bermanfaat sebagai alat perencanaan, komunikasi
sekaligus pengendali. Sedangkan kelemahan dari metode ini adalah tidak
menunjukkan secara spesifik hubungan ketergantungan antara satu kegiatan dengan
lainnya sehingga sulit untuk mengetahui dampak yang diakibatkan oleh
keterlambatan satu kegiatan terhadap jadwal keseluruhan proyek.
B. Hal penting dari contoh diagram jaringan (Taufiq dalam Hasdinar Umar, 2016):
a. 1, 2, 3, 4, 5 disebut sebagai event (kejadian)
26
b. A, B, C, D, E disebut sebagai aktivitas (activity)
c. Head event, kejadian yang mengakhiri suatu aktivitas
d. Tail event, kejadian yang mengawali suatu aktivitas
C. Konsep-konsep Network Analysis (Diagram Jaringan) (Taufiq dalam Hasdinar
Umar, 2016):
a. Setiap aktivitas hanya diwakili oleh satu panah di jaringan, tidak ada sebuah
aktivitas yang diwakili dua kali di jaringan (tidak ada kegiatan yang kembar)
b. Tidak ada 2 aktivitas yang ditunjukkan oleh 1 tail event dan head event yang
sama. Situasi seperti ini dapat terjadi pada 2 atau lebih aktivitas yang dapat
dilakukan secara bersama, untuk itu digunakana aktivitas dummy (dummy
activity)
Adapun contoh konsep diagram jaringan yang salah dan benar dapat dilihat pada
Gamber 2.12 dan 2.13.
27
D. Jalur Kritis (Critical Path)
a. Jalur aktivitas kritis dari awal sampai akhir aktivitas di dalam diagram
jaringan, artinya jalur kritis menunjukan aktivitas-aktivitas kritis didalam
proyek
b. Disebut aktivitas kritis bila penundaan waktu aktivitas akan mempengaruhi
waktu penyelesaian keseluruhan proyek
c. Sedang aktivitas tidak kritis adalah jika kegiatan memilik waktu yang dapat
ditunda
d. Waktu yang dapat ditunda didalam aktivitas tidak kritis disebut dengan slack
atau float.
e. Jalur kritis ditunjukan oleh waktu paling lama dalam penyelesaian proyek,
artinya jika ada satu saja aktivitas dijalur kritis yang tertunda, maka waktu
penyelesaian proyek secara keseluruhan akan tertunda
f. Jalur kritis mempunyai 2 alasan:
1. Waktu penyelesaian proyek tidak dapat dikurangi kecuali satu atau lebih
aktivitas dijalur kritis dapat dipercepat penyelesaiannya
2. Penundaan aktivitas dijalur kritis akan menyebabkan penundaan waktu
penyelesaian dari proyek
g. Penundaan di jalur tidak kritis tidak akan menunda waktu penyelesaian
proyek, sejauh penundaan tidak melebihi waktu slack untuk setiap aktivitas
tidak kritis
h. Penentuan jalur kritis, ada dua cara:
1. waktu terpanjang (terlama) dari setiap jalur
2. nilai 0 (null) pada perhitungan slack
2.3.2.1. Algoritma Jalur
28
lebih jelasnya sumbu node dan contoh aplikasi algoritma jalur dapat dilihat pada
Gambar 2.14.
29
B. Tahap Backward Pass
Tahap Backward Pass adalah tahap menghitung LF dari node akhir mndur
sampai node awal. Untuk lebih jelasnya tahap Backward Pass dapat dilihat pada
Gambar 2.16.
30
mendukung proses analisis, penggunaan alat secara mekanis atau manual, peraturan-
peraturan dan ketentuan-ketentuan yang berlaku, serta pertimbangan teknis
(engineering judgment) terhadap situasi dan kondisi lapangan setempat.
Dalam analisis harga satuan ini diperlukan masukan data dan asumsi yang
didasarkan atas data hasil survei, pengalaman, dan bahan yang tersedia, sehingga bila
terjadi sanggahan terhadap harga satuan yang dihitung berdasarkan asumsi dan faktor
yang dirancang dalam perhitungan ini, segala akibat yang ditimbulkan sepenuhnya
adalah menjadi tanggung jawab perencana.
31
2.6.4. Harga Satuan Dasar Alat
A. Masukan Untuk Perhitungan Biaya Alat
Komponen alat digunakan dalam mata pembayaran tergantung pada jenis
pekerjaannya. Faktor yang mempengaruhi harga satuan dasar alat antara lain: jenis
peralatan, efisiensi kerja, kondisi cuaca, kondisi medan,dan jenis material/bahan yang
dikerjakan. Untuk pekerjaan tertentu, kebutuhan alat sudah melekat dimiliki oleh
tenaga kerja karena umumnya pekerjaan dilaksanakan secara manual (misal cangkul,
sendok tembok, roskam, dll). Untuk pekerjaan yang memerlukan alat berat, misal
untuk pemancangan tiang beton atau pipa baja ke dalam tanah, dan/atau pekerjaan
vertikal, penyediaan alat dilakukan berdasarkan sistem sewa.
Jika beberapa jenis peralatan yang digunakan untuk pekerjaan secara mekanis dan
digunakan dalam mata pembayaran tertentu, maka besarnya suatu produktivitas
ditentukan oleh peralatan utama yang digunakan dalam mata pembayaran tersebut.
Berikut ini masukan yang diperlukan dalam perhitungan biaya alat per satuan waktu
untuk pekerjaan secara mekanis.
C. Biaya pasti
Biaya pasti (owning cost) adalah biaya pengembalian modal dan bunga setiap
tahun, dihitung sebagai berikut :
.................................. (2.24)
dengan :
G = biaya pasti per jam (rupiah)
B = harga pokok alat setempat (rupiah)
C = nilai sisa alat
D = faktor angsuran atau pengembalian modal
E = biaya pengembalian modal,
32
F = Biaya asuransi, pajak dan lain-lain/tahun (0,002 x B atau 0,02 x C)
W = jumlah jam kerja alat dalam satu tahun
dengan :
l = banyaknya minyak pelumas yang dipakai dalam 1 (satu) jam dengan
satuan liter / jam
HP = kapasitas tenaga mesin (Horse Power) 2,5 % adalah untuk
pemakaian ringan 3 % adalah untuk pemakaian berat.
33
c. Biaya Bengkel (J)
Besarnya biaya bengkel (workshop) tiap jam dihitung menggunakan persamaan
sebagai berikut :
34
dengan :
H = banyaknya bahan bakar yang dipergunakan dalam 1 (satu) jam
dengan satuan liter/jam
l = banyaknya minyak pelumas yang dipakai dalam 1 (satu) jam dengan
satuan liter/jam
J = besarnya biaya bengkel (workshop) tiap jam
K = biaya perbaikan termasuk penggantian suku cadang yang aus
L = upah operator atau driver
M = upah pembantu operator atau pembantu driver
S = G + P ........................................................................................................... (2.32)
Keluaran harga satuan dasar alat ini selanjutnya merupakan masukan (input)
untuk proses analisis harga satuan pekerjaan (HSP).
Faktor yang mempengaruhi harga satuan dasar bahan antara lain adalah
kualitas, kuantitas, dan lokasi asal bahan. Faktor-faktor yang berkaitan dengan
kuantitas dan kualitas bahan harus ditetapkan dengan mengacu pada spesifikasi yang
berlaku.
Data harga satuan dasar bahan dalam perhitungan analisis ini berfungsi untuk
kontrol terhadap harga penawaran penyedia jasa.
Harga satuan dasar bahan dapat dikelompokkan menjadi tiga bagian yaitu :
a. Harga satuan dasar bahan baku, misal: batu, pasir, semen, baja tulangan, dan
lain-lain.
35
b. Harga satuan dasar bahan olahan, misal: agregat kasar dan agregat halus,
campuran beton semen, campuran beraspal, dll.
c. Harga satuan dasar bahan jadi, misal tiang pancang beton pracetak, panel
pracetak,geosintetik dan lain-lain.
Harga pokok bahan dapat terjadi melalui persyaratan jual beli, seperti
diuraikan pada analisis HSD alat.
Masukan (input)harga bahanyang dibutuhkan dalam proses perhitungan
HSDbahan yaitu harga komponen bahanper satuan pengukuran. Satuan pengukuran
bahan tersebut misalnya m¹, m², m³, kg, ton, zak, dan sebagainya.
Untuk pekerjaan bangunan jalan, jembatan, dan bangunan air, pada umumnya
memerlukan alat secara mekanisterutama memproduksi bahan olahan dan proses
pelaksanaan pekerjaan di lapangan, sebagian kecil memerlukan pekerjaan secara
manual.
Untuk pekerjaan bangunan gedung, biasanya material diterima di lokasi kerja
dalam keadaan siap dicampur, siap dirakit, atau siap dipasang, sehingga tidak ada
tahap pekerjaan pengolahan, sehingga analisis HSD bahan baku tidak diperlukan,
kecuali analisis HSD bahan jadi atau HSD bahan olahan.Indeks atau koefisien bahan
dan tenaga kerja sudah tersedia dalam tabel yang dipergunakan untuk satu satuan
volume pekerjaan atau satu satuan pengukuran tertentu.
36
Untuk bahan baku, umumnya diberi keterangan sumber bahan, misal: bahan
diambil dari quarry (batu kali, pasir, dan lain-lain) atau bahan diambil dari pabrik
atau gudang grosir (semen, aspal, besi, dan sebagainya).
Sebagai rujukan untuk harga satuan dasar bahan bakudansesuai dengan
Perpres/Kepresyang berlaku.
Bahan olahan merupakan hasil produksi di plant (pabrik) atau beli dari
produsen di luar kegiatan pekerjaan.Bahan olahan misalnya agregat atau batu pecah
yang diambil dari bahan baku atau bahan dasar kemudian diproses dengan alat mesin
pemecah batu menjadi material menjadi beberapa fraksi. Melalui proses penyaringan
atau pencampuran beberapa fraksi bahan dapat dihasilkan menjadi agregat kelas
tertentu. Bahan olahan lainnya misalnya bahan batu baku batu kali dipecah dengan
stone crusher menjadi agregat kasar dan agregat halus.
Lokasi tempat proses pemecahan bahan biasanya di base camp atau di lokasi
khusus, sedangkan unit produksi campuran umumnya berdekatan dengan lokasi
mesin pemecah batu (stone crusher), agar dapat mensuplai agregat lebih mudah.
Dalam penetapan harga satuan dasar bahan olahan di lokasi tertentu,
khususnya untuk agregat, ada tiga tahapan yang harus dilakukan, yaitu: masukan,
proses dankeluaran. Berikut ini disusun tahap-tahap analisis perhitungan bahan dasar
olahan.
37
Bahan jadi dapat berasal dari pabrik/pelabuhan/gudang kemudian diangkut ke
lokasi pekerjaan menggunakan tronton/trukatau alat angkut lain, sedang untuk
memuat dan menurunkan barang menggunakan crane atau alat bantu lainnya.
38
Untuk pekerjaan konstruksi pada umumnya memerlukan base
campuntukmenyimpan bahan, memproduksi campuran bahan dengan aspal atau
dengan semen, dankantor lapangan. Lokasi pekerjaan adalah sepanjang jalan,
termasuk pekerjaan jembatan. Bila pekerjaan hanya jembatan saja, base camp dapat
diusahakan yang berdekatan dengan lokasi jembatan yang akan dibangun. Hampir
semua pekerjaan dilakukan menggunakan alat berat (secara mekanis)dan sebagian
kecil secara manual.
Jumlah dari seluruh hasil perkalian setiapkoefisien bahan, alat dan upah
tersebut masing-masing dengan harga satuan dasar termasuk biaya pengujian
ditambah dengan biaya umum dan keuntungan atau laba (overhead dan profit)akan
menghasilkan harga satuan pekerjaan untuk setiap mata pembayaran per satu satuan
pengukuran (m¹, m², m³, ton, dll.),
Jumlah harga dari masing-masing jenis pekerjaan ditambah biaya mobilisasi
dan PPN 10% merupakan harga perkiraan sendiri (HPS).
39
BAB III
METODE PENELITIAN
40
e. Kabupaten Majene dalam angka 2016
f. Standar Satuan Harga/Bahan Upah Pekerja Pemerintah Kabupaten Majene TA.
2017
g. Daftar Harga Satuan Bangunan Gedung Negara dan Upah Kerja Pemerintah
Provinsi Sulawesi Barat Tahun Anggaran 2014
h. Informasi Harga Sheetpile Flat & Corrugated PT. Wijaya Karya Beton, Tbk
Wilayah Penjualan VI.
i. Dokumen-dokumen yang berkaitan dengan penelitian
41
Gambar 3.1. Alur pikir penelitian
42
BAB IV
Hasil dan Pembahasan
Tabel 4.1. Jumlah kapal di pelabuhan Palipi berdasarkan jenis kapal tahun 2014 dan
2015.
Jumlah Kapal
No Jenis Kapal
2014 2015
3 Perahu Besar 15 16
4 Perahu Sedang 15 15
5 Perahu Kecil 18 20
43
selama 20 tahun kedepan. Adapun hasil proyeksi jumlah setiap jenis kapal di pelabuhan
Palipi pada tahun 2035 dapat dilihat pada tabel berikt.
Tabel 4.2. Prediksi jumlah setiap jenis kapal di pelabuhan Palipi tahun 2035
Jumlah Kapal
No Jenis Perahu
2014 2015 2035
1 Kapal Motor 341 319 379
2 Motor Tempel 472 474 534
3 Perahu Besar 15 16 76
4 Perahu Sedang 15 15 75
5 Perahu Kecil 18 20 80
6 Jukung 196 216 276
Jumlah 1057 1059 1119
Sumber : Hasil analisis
Jumlah setiap jenis kapal di pelabuhan Palipi dari tahun 2014 sampai tahun
2035 dapat dilihat pada gambar berikt.
1200
Kapal Motor
1000
Motor Tempel
Jumlah Kapal (unit)
Jukung
200
Jumlah
0
2014 2019 2024 2029 2034
Tahun
Gambar 4.1. Jumlah setiap jenis kapal di pelabuhan Palipi dari tahun 2014 sampai
tahun 2035
Sumber : Hasil analisis
44
Dimensi kapal penangkap ikan ditentukan berdasarkan bobot kapal penangkap
ikan. Adapun dimensi kapal sesuai bobot kapal dapat dilihat pada tabel berikut.
No Bobot Kapal (GT) Panjang Total Loa (m) Lebar B (m) Draft (m)
Jumlah dan bobot kapal di PPI Palipi pada tahun 2035 dapat dilihat pada tabel
berikut.
Durasi Trip
No Jenis Kapal/Motor Ikan Bobot (GT) Jumlah
Harian Tahunan
1 Kapal/motor kecil <5 274 1 240
2 Kapal/motor sedang >5,<15 75 5 48
3 Kapal/motor besar >15,<30 25 10 24
4 Kapal/motor besar >30,<50 5 14 17
Total 379
Sumber : Hasil analisis
45
2010). Dengan menggunakan Persamaan 2.1 maka bobot kapal rerata di PPI Palipi
pada tahun 2035 adalah:
10 75 + 22,5 25 + 40 5
Bobot rerata = = 14,4 GT ≈ 20 GT
105
Bobot rerata kapal yang akan menggunakan pelabuhan adalah 14,4 GT, yang
selanjutnya sesuai dengan ukuran kapal seperti diberikan pada Tabel 4.3, dibulatkan
menjadi 20 GT. Kedalaman kolam pelabuhan dan lebar serta kedalam alur peayaran
ditentukan berdasarkan ukuran kapal terbesar.
Data ukuran dan jumlah kapal serta waktu kapal tidak melaut digunakan untuk
menentukan luas kolam pelabuhan dan panjang dermaga. Data ukuran kapal, jumlah
kapal, durasi trip dan jumlah trip pertahun diberikan dalam Tabel 4.4. Dengan
menggunakan Persamaan 2.2 dan data seperti pada Tabel 4.4. maka jumlah kapal
yang berlabuh di pelabuhan palipi tiap hari sebanyak 36 unit kapal per hari.
d. Dermaga Pendaratan
Dermaga pendaratan (Dermaga bongkar) adalah dermaga yang digunakan
untuk membongkar hasil tangkapan ikan dari kapal ikan, dan kapal-kapal tersubut
biasanya ditambatkan searah dermaga. (Bumi dalam Triatmodjo, 2010). Dengan
menggunakan Persamaan 2.3 serta anggapan bahwa waktu untuk membongkar
muatan adalah 1,0 jam dan waktu operasional pelabuhan adalah 12 jam, maka
panjang dermaga pendaratan di pelabuhan palipi sepanjang 55 m dan dapat digunakan
3 kapal ukuran 20 GT sekaligus
e. Dermaga Perlengkapan
Dermaga perlengkapan adalah dermaga yang digunakan terutama untuk
pengisian bahan bakar dan pemuatan pembekalan yang diperlukan kapal untuk
46
melaut seperti air bersih, es, bahan makanan dan sebagainya. Biasanya kapal-kapal di
tambat di sepanjang dermaga pembekalan dihitung dengan Persamaan 2.4.
(Triatmodjo, 2010). Dengan menggunakan Persamaan 2.4. serta anggapan bahwa
waktu untuk membongkar muatan adalah 1,0 jam dan waktu operasional pelabuhan
adalah 12 jam, maka panjang dermaga perlengkapan di pelabuhan palipi sepanjang 55
m dan dapat digunakan 3 kapal ukuran 20 GT sekaligus atau panjang dermaga
pendaratan sama dengan panjang dermaga perlengkapan.
f. Dermaga Tambat
Dermaga tambat adalah dermaga yang digunakan oleh kapal-kapal ikan untuk
bertambat selama awak kapal beristirahat sebelum kembali melaut. Biasanya kapal-
kapal ditambatkan secara tegak lurus dermaga. penjang dermaga tambat dihitung
dengan Persamaan 2.5 (Triatmodjo, 2010). Karena dermaga pendaratan dan
perlengkapan dapat menampung masing-masing 3 unit kapal secara bersamaan, maka
jumlah kapal yang menggunakan dermaga tambat adalah n = 36 – 3 – 3 = 30 unit
kapal, sehingga panjang dermaga tunggu adalah 190 m. Penempatan kapal di
dermaga dilakukan secara tegak lurus.
g. Kolam Pendaratan
Kebutuhan ruang untuk pendaratan ikan dihitung dengan anggapan kapal-
kapal ikan bertambat di sepanjang dermaga, yang dihitung dengan Persamaan 2.6
(Triatmodjo, 2010). Berdasarkan Persamaan 2.6, luas kolam pendaratan di PPI Palipi
adalah 352,1 m2.
h. Kolam Perbekalan
Kolam perbekalan adalah luasan perairan didepan dermaga yang diperlukan
oleh kapal pada waktu memuat pembekalan. Luas kolam yang diperlukan dihitung
47
dengan cara yang sama dengan hitungan kolam pendaratan. Kapal-kapal bertambat
searah panjang dermaga. Jadi, luas kolam perbekalan di PPI Palipi adalah 352,1 m2.
i. Kolam Tambat
Kolam tambat adalah perairan didepan dermaga tambat yang digunakan kapal
bertambat/menunggu sebelum melau kembali. di perairan ini kapal-kapal bertambat
secara tegak lurus dermaga. Luas kolam tambat dihitung dengan Persamaan 2.7
(Triatmodjo, 2010). Dengan menggunakan Persamaan 2.7, luas kolam tambat di PPI
Palipi adalah 3368 m2.
j. Kolam Manuver
Kolam manuver adalah ruangan perairan dengan lebar dan kedalaman yang
cukup untuk kapal-kapal berputar arah pada waktu merapat atau meninggalkan
dermaga. Cara maneuver kapal tergantung dari beberapa faktor, yaitu apakah kapal
bertambat sejajar, atau tegak lurus dermaga, tata letak dermaga, angin, dimensi kapal
terbesar dan kecepatan kapal. Jika manuver kapal secara sejajar dermaga, maka luas
perairan untuk manuver kapal dihitung dengan Persamaan 2.8 (Triatmodjo, 2010).
Adapun persamaan jika kapal bermanuver secara tegak lurus dermaga dapat dilihat
pada Persamaan 2.9 Dengan menggunakan persamaan diatas maka luas kolam
manuver di depan dermaga pendaratan adalah 2408 m2, luas kolam manuver di depan
dermaga perbekalan adalah 2408 m2 dan luas kolam manuver di depan dermaga
tambat adalah 4673 m2.
k. Kolam Putar
Kolam putar adalah perairan yang diperlukan oleh kapal untuk memutar arah
pada waktu akan merapat kedermaga. Kolam berbentuk lingkaran agar gerak kapal
dapat lebih mudah, jari-jari kolam putar adalah dua kali panjang kapal terbesar. Luas
kolam putar ditentukan berdasar kapal terbesar yang menggunakan pelabuhan.
Persamaan yang digunakan untuk menentukan luas kolam putar dapat dilahat pada
Persamaan 2.10 (Triatmodjo, 2010). Berdasarkan Persamaan 2.11 maka luas kolam
putar di PPI Palipi adalah 5808,8 m2.
48
l. Luas Kolam Pelabuhan
Luas kolam pelabuhan pada kondisi minimal adalah jumlah luas dari kolam
pendaratan, kolam perlengkapan, kolam tambat, ruang gerak (manuver) dan kolam
putar. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Persamaan 2.12 (Triatmodjo, 2010).
Berdasarkan luas masing-masing kolam yang telah dihitung dan dengan
menggunakan persamaan diatas maka luas kolam pelabuhan di PPI Palipi adalah
19370 m2 atau sekitar 1,9 ha.
49
4.1.6. Layout
Berdasarkan studi kelayakan pelabuhan Palipi telah ditetapkan layout pemecah
gelombang yang diusulkan. Namun demikian dari sudut pendang hodrodinamika
pantai (arus, sedimentasi dan gelombang) tersebut masih membutuhkan kajian lebih
lanjut. Oleh sebab itu dalam studi ini, dilakukan kembali kajian terhadap layout
pemecah gelombang dengan mempertimbangkan beberapa kriteria atau parameter
yaitu arus, gelombang, sedimentasi dan pengembangan jangka panjang. Adapun
layout pemecah gelombang yang diusulkan dalam studi ini dapat dilihat pada Gambar
4.2.
50
Gambar 4.2. Layout pemecah gelombang
Sumber : Hasil analisis
51
4.2. Perhitungan Dimensi Struktur & Gambar Rencana Teknis
52
dasar pantai (m). Untuk menentukan tinggi gelombang pecah dapat dipergunakan
grafik yang disajikan pada Gambar 4.3. Apabila pantai relatif datar (CERC dalam
Triatmodjo 1999) maka tinggi gelombang pecah dapat ditentukan dengan Persamaan
2.15, 2.16 dan 2.17. Dengan mengguanakan Persamaan 2.15, 2.16 dan 2.17 serta
grafik gelombang pecah di Pelabuhan Palipi dari arah barat laut, maka gelombang
rencana di lokasi bangunan dapat dilihat pada tabel berikut.
Pasang Surut
No Elevasi Tanah Dasar
d (m) HD (m) d (m) HD (m)
1 1,7 0,2 0,2 0,0 0,0
2 1,5 0,4 0,3 0,0 0,0
3 1,3 0,6 0,5 0,0 0,0
4 1,1 0,8 0,6 0,0 0,0
5 0,9 1,0 0,8 0,0 0,0
6 0,7 1,2 0,9 0,0 0,0
7 0,5 1,4 1,1 0,0 0,0
8 0,3 1,6 1,2 0,0 0,0
9 0,1 1,8 1,4 0,0 0,0
10 -0,1 2,0 1,6 0,1 0,1
11 -0,3 2,2 1,7 0,3 0,2
12 -0,5 2,4 1,9 0,5 0,4
13 -0,7 2,6 2,0 0,7 0,5
14 -0,9 2,8 2,2 0,9 0,7
15 -1,1 3,0 2,3 1,1 0,9
16 -1,2 3,1 2,4 1,2 2,9
17 -1,3 3,2 2,3 1,3 2,8
18 -1,5 3,4 2,2 1,5 2,7
19 -1,7 3,6 2,2 1,7 2,7
20 -1,9 3,8 2,2 1,9 2,6
21 -2,1 4,0 2,2 2,1 2,5
22 -2,3 4,2 2,1 2,3 2,5
23 -2,5 4,4 2,1 2,5 2,4
24 -2,7 4,6 2,1 2,7 2,4
25 -2,9 4,8 2,1 2,9 2,3
53
Pasang Surut
No Elevasi Tanah Dasar
d (m) HD (m) d (m) HD (m)
26 -3,1 5,0 2,1 3,1 2,3
27 -3,3 5,2 2,0 3,3 2,3
28 -3,5 6,4 2,0 3,5 2,2
Sambungan tabel 4.6
Sumber : Hasil analisis
No Material
2 Corrugated sheetpile
Sumber : Hasil analisis
54
Tabel 4.8. Run up gelombang di lokasi bangunan perencanaan Breakwater Palipi
tahap I Kabupaten Majene
Run up
Elevasi Tanah Dasar Pasang Surut
Batu Pecah Kubus Beton Batu Pecah Kubus Beton
1,70 0,21 0,22 0 0
1,50 0,41 0,43 0 0
1,30 0,62 0,65 0 0
1,10 0,82 0,86 0 0
0,90 1,03 1,07 0 0
0,70 1,23 1,28 0 0
0,50 1,42 1,47 0 0
0,30 1,62 1,66 0 0
0,10 1,80 1,85 0 0
-0,10 1,99 2,03 0,10 0,11
-0,30 2,17 2,20 0,31 0,32
-0,50 2,34 2,37 0,51 0,54
-0,70 2,52 2,54 0,72 0,76
-0,90 2,69 2,70 0,93 0,97
-1,10 2,86 2,87 1,13 1,18
-1,15 2,91 2,91 3,39 3,39
-1,30 2,79 2,80 3,40 3,30
-1,50 2,76 2,77 3,30 3,20
-1,70 2,73 2,74 3,21 3,19
-1,90 2,70 2,71 3,13 3,12
-2,10 2,67 2,68 3,06 3,05
-2,30 2,64 2,66 3,00 3,00
-2,50 2,62 2,63 2,95 2,94
-2,70 2,60 2,61 2,90 2,90
-2,90 2,58 2,59 2,85 2,86
-3,10 2,56 2,57 2,81 2,82
-3,30 2,54 2,56 2,78 2,78
-3,50 2,45 2,47 2,74 2,75
Sumber : Hasil analisis
55
b. Tinggi Pemecah Gelombang dari Tanah Dasar
Tinggi pemecah gelombang bervariasi sesuai dengan posisinya dari garis
pantai. Dasar pemecah gelombang direncanakan dari elevasi 0,0 m. Tinggi pemecah
gelombang dihitung dengan Persamaan 2.19. (Triatmodjo, 2010). Dengan
menggunakan Persamaan 2.19, tinggi pemecah gelombang dari tanah dasar
perencanaan Breakwater Palipi tahap I Kabupaten Majene dapat dilihat pada tabel
berikut.
Tabel 4.9. Tinggi pemecah gelobang dari tanah dasar perencanaan Breakwater Palipi
tahap I Kabupaten Majene
Tinggi Pemecah Gelombang
Elevasi Tanah Dasar Pasang Surut
Batu Pecah Kubus Beton Batu Pecah Kubus Beton
1,70 1,02 1,03 0 0
1,50 0,41 0,43 0 0
1,30 0,62 0,65 0 0
1,10 0,82 0,86 0 0
0,90 1,03 1,07 0 0
0,70 1,23 1,28 0 0
0,50 1,42 1,47 0 0
0,30 1,62 1,66 0 0
0,10 1,80 1,85 0 0
-0,10 1,99 2,03 2,71 2,72
-0,30 2,17 2,20 3,12 3,13
-0,50 2,34 2,37 3,52 3,55
-0,70 2,52 2,54 3,93 3,97
-0,90 2,69 2,70 4,34 4,38
-1,10 2,86 2,87 4,74 4,79
-1,15 2,91 2,91 7,05 7,05
-1,30 2,79 2,80 7,21 7,11
-1,50 2,76 2,77 7,31 7,21
-1,70 2,73 2,74 7,42 7,40
-1,90 2,70 2,71 7,54 7,53
-2,10 2,67 2,68 7,67 7,66
-2,30 2,64 2,66 7,81 7,81
-2,50 2,62 2,63 7,96 7,95
-2,70 2,60 2,61 8,11 8,11
56
Tinggi Pemecah Gelombang
Elevasi Tanah Dasar Pasang Surut
Batu Pecah Kubus Beton Batu Pecah Kubus Beton
-2,90 2,58 2,59 8,26 8,27
-3,10 2,56 2,57 8,42 8,43
-3,30 2,54 2,56 8,59 8,59
-3,50 2,45 2,47 8,75 8,76
Sambungan tabel 4.9
Sumber : Hasil analisis
Tabel 4.10. Berat butir lapis lindung perencanaan Breakwater Palipi tahap I
Kabupaten Majene
Berat Butir Lapis lindung (ton)
Elevasi Tanah Dasar Lengan Kepala
Batu Pecah Kubus Beton Batu Pecah Kubus Beton
1,70 0,0008 0,0004 0,0009 0,0006
1,50 0,0067 0,0031 0,0071 0,0046
1,30 0,0227 0,0105 0,0239 0,0157
1,10 0,0539 0,0248 0,0567 0,0372
0,90 0,1052 0,0484 0,1107 0,0726
0,70 0,1818 0,0836 0,1914 0,1254
0,50 0,2887 0,1328 0,3039 0,1992
0,30 0,4309 0,1982 0,4536 0,2973
0,10 0,6135 0,2822 0,6458 0,4233
-0,10 0,8416 0,3871 0,8859 0,5807
-0,30 11,202 0,5153 11,791 0,7729
-0,50 14,543 0,6689 15,308 10,034
-0,70 18,490 0,8505 19,463 12,757
-0,90 23,094 10,623 24,309 15,934
-1,10 28,404 13,065 29,899 19,598
57
Berat Butir Lapis lindung (ton)
Elevasi Tanah Dasar Lengan Kepala
Batu Pecah Kubus Beton Batu Pecah Kubus Beton
-1,15 29,848 13,729 31,419 20,594
-1,30 29,848 13,729 31,419 20,594
-1,50 29,848 13,729 31,419 20,594
-1,70 29,848 13,729 31,419 20,594
-1,90 29,848 13,729 31,419 20,594
-2,10 29,848 13,729 31,419 20,594
-2,30 29,848 13,729 31,419 20,594
-2,50 29,848 13,729 31,419 20,594
-2,70 29,848 13,729 31,419 20,594
-2,90 29,848 13,729 31,419 20,594
-3,10 29,848 13,729 31,419 20,594
-3,30 12,798 10,204 15,997 15,306
-3,50 12,283 0,9793 15,353 14,689
Sambungan tabel 4.10
Sumber : Hasil analisis
Tabel 4.11. Tebal lapis lindung perencanaan Breakwater Palipi tahap I Kabupaten
Majene
58
Tebal Lapis Lindung (m)
Elevasi Tanah Dasar Lengan Kepala
Batu Pecah Kubus Beton Batu Pecah Kubus Beton
0,70 0,94 0,72 0,96 0,82
0,50 1,10 0,84 1,12 0,96
0,30 1,26 0,96 1,28 1,10
0,10 1,41 1,08 1,44 1,23
-0,10 1,57 1,20 1,60 1,37
-0,30 1,73 1,32 1,76 1,51
-0,50 1,88 1,44 1,92 1,65
-0,70 2,04 1,56 2,08 1,78
-0,90 2,20 1,68 2,23 1,92
-1,10 2,35 1,80 2,39 2,06
-1,15 2,39 1,83 2,43 2,09
-1,30 2,39 1,83 2,43 2,09
-1,50 2,39 1,83 2,43 2,09
-1,70 2,39 1,83 2,43 2,09
-1,90 2,39 1,83 2,43 2,09
-2,10 2,39 1,83 2,43 2,09
-2,30 2,39 1,83 2,43 2,09
-2,50 2,39 1,83 2,43 2,09
-2,70 2,39 1,83 2,43 2,09
-2,90 2,39 1,83 2,43 2,09
-3,10 2,39 1,83 2,43 2,09
-3,30 1,80 1,65 1,94 1,89
-3,50 1,78 1,63 1,92 1,87
Sambungan tabel 4.11
Sumber : Hasil analisis
59
Tabel 4.12. Lebar breakwater Perencanaan Breakwater Palipi tahap I Kabupaten
Majene
60
Dengan mempertimbangkan estetika dan kemudahan dalam teknis pengerjaan
pemecah gelombang maka dalam studi ini pemecah gelombang untuk 1 dan 2 dibagi
menjadi 3 segmen serta ukuran dimensi pemecah gelombang mengalami perubahan
namun tidak lebih kecil dari hasil perhitungan dimensi struktur faktor keamanan,.
Adapun dimensi pemecah gelombang yang telah mengalami pembulatan atau yang
akan digunakan dapat dilihat pada gambar rencana teknis.
62
persamaan dan diagram faktor pengaruh regangan untuk fondasi kaku berbentuk
bujursangkar dan memanjang maka penurunan-segera dari hasil uji penetrasi kerucut
statis (sondir) di lokasi studi dapat dilihat pada tabel berikut.
63
Tabel 4.13. Penurunan-segera dari hasil uji penetrasi kerucut statis (sondir) breakwater sheet pile
Faktor Faktor Rentang
Tebal Modulus Faktor Koreksi
Kedalaman Pengaruh Koreksi Waktu
z/B Lapisan qc Elastisitas b ' po' qn Rangkak untuk Si
(z) Regangan Kedalaman Penurunan
(Δz) Tanah 1 Tahun (C2)
(Iz) (C1) (t)
(m) (m) kg/cm2 kN/m2 kN/m2 (m) kN/m3 kN/m3 kN/m2 kN/m2 Tahun (m)
0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.20 18.50 10.00 0.00 295.36 1.00 1.20 1.00 #DIV/0!
0.20 0.04 0.20 37.00 3700.00 9250.00 0.22 18.50 10.00 2.00 295.36 1.00 1.20 1.00 0.0014
0.40 0.08 0.20 22.00 2200.00 5500.00 0.23 18.50 10.00 2.00 295.36 1.00 1.20 1.00 0.0025
0.60 0.12 0.20 14.00 1400.00 3500.00 0.25 18.50 10.00 2.00 295.36 1.00 1.20 1.00 0.0042
0.80 0.16 0.20 55.00 5500.00 13750.00 0.27 18.50 10.00 2.00 295.36 1.00 1.20 1.00 0.0011
1.00 0.20 0.20 52.00 5200.00 13000.00 0.28 18.50 10.00 2.00 295.36 1.00 1.20 1.00 0.0013
1.20 0.24 0.20 62.00 6200.00 15500.00 0.30 18.50 10.00 2.00 295.36 1.00 1.20 1.00 0.0011
1.40 0.28 0.20 80.00 8000.00 20000.00 0.32 18.50 10.00 2.00 295.36 1.00 1.20 1.00 0.0009
1.60 0.32 0.20 40.00 4000.00 10000.00 0.33 18.50 10.00 2.00 295.36 1.00 1.20 1.00 0.0020
1.80 0.36 0.20 45.00 4500.00 11250.00 0.35 18.50 10.00 2.00 295.36 1.00 1.20 1.00 0.0018
2.00 0.40 0.20 35.00 3500.00 8750.00 0.37 18.50 10.00 2.00 295.36 1.00 1.20 1.00 0.0025
2.20 0.44 0.20 40.00 4000.00 10000.00 0.38 18.50 10.00 2.00 295.36 1.00 1.20 1.00 0.0023
2.40 0.48 0.20 40.00 4000.00 10000.00 0.40 18.50 10.00 2.00 295.36 1.00 1.20 1.00 0.0024
2.60 0.52 0.20 40.00 4000.00 10000.00 0.42 18.50 10.00 2.00 295.36 1.00 1.20 1.00 0.0025
2.80 0.56 0.20 50.00 5000.00 12500.00 0.43 18.50 10.00 2.00 295.36 1.00 1.20 1.00 0.0020
3.00 0.60 0.20 40.00 4000.00 10000.00 0.45 18.50 10.00 2.00 295.36 1.00 1.20 1.00 0.0026
3.20 0.64 0.20 35.00 3500.00 8750.00 0.47 18.50 10.00 2.00 295.36 1.00 1.20 1.00 0.0031
3.40 0.68 0.20 35.00 3500.00 8750.00 0.48 18.50 10.00 2.00 295.36 1.00 1.20 1.00 0.0033
3.60 0.72 0.20 25.00 2500.00 6250.00 0.50 18.50 10.00 2.00 295.36 1.00 1.20 1.00 0.0047
3.80 0.76 0.20 35.00 3500.00 8750.00 0.49 18.50 10.00 2.00 295.36 1.00 1.20 1.00 0.0033
4.00 0.80 0.20 33.00 3300.00 8250.00 0.48 18.50 10.00 2.00 295.36 1.00 1.20 1.00 0.0034
4.20 0.84 0.20 50.00 5000.00 12500.00 0.47 18.50 10.00 2.00 295.36 1.00 1.02 0.12 0.0003
4.40 0.88 0.20 40.00 4000.00 10000.00 0.46 18.50 10.00 2.00 295.36 1.00 1.02 0.12 0.0003
64
Faktor Faktor Rentang
Tebal Modulus Faktor Koreksi
Kedalaman Pengaruh Koreksi Waktu
z/B Lapisan qc Elastisitas b ' po' qn Rangkak untuk Si
(z) Regangan Kedalaman Penurunan
(Δz) Tanah 1 Tahun (C2)
(Iz) (C1) (t)
(m) (m) kg/cm2 kN/m2 kN/m2 (m) kN/m3 kN/m3 kN/m2 kN/m2 Tahun (m)
4.60 0.92 0.20 50.00 5000.00 12500.00 0.45 18.50 10.00 2.00 295.36 1.00 1.02 0.12 0.0003
4.80 0.96 0.20 45.00 4500.00 11250.00 0.44 18.50 10.00 2.00 295.36 1.00 1.02 0.12 0.0003
5.00 1.00 0.20 50.00 5000.00 12500.00 0.44 18.50 10.00 2.00 295.36 1.00 1.02 0.12 0.0002
5.20 1.04 0.20 40.00 4000.00 10000.00 0.43 18.50 10.00 2.00 295.36 1.00 1.02 0.12 0.0003
5.40 1.08 0.20 40.00 4000.00 10000.00 0.42 18.50 10.00 2.00 295.36 1.00 1.02 0.12 0.0003
5.60 1.12 0.20 45.00 4500.00 11250.00 0.41 18.50 10.00 2.00 295.36 1.00 1.02 0.12 0.0003
5.80 1.16 0.20 45.00 4500.00 11250.00 0.40 18.50 10.00 2.00 295.36 1.00 1.02 0.12 0.0003
6.00 1.20 0.20 40.00 4000.00 10000.00 0.39 18.50 10.00 2.00 295.36 1.00 1.02 0.12 0.0003
6.20 1.24 0.20 35.00 3500.00 8750.00 0.38 18.50 10.00 2.00 295.36 1.00 1.02 0.12 0.0003
6.40 1.28 0.20 35.00 3500.00 8750.00 0.37 18.50 10.00 2.00 295.36 1.00 1.02 0.12 0.0003
6.60 1.32 0.20 35.00 3500.00 8750.00 0.36 18.50 10.00 2.00 295.36 1.00 1.02 0.12 0.0003
6.80 1.36 0.20 40.00 4000.00 10000.00 0.35 18.50 10.00 2.00 295.36 1.00 1.02 0.12 0.0002
7.00 1.40 0.20 30.00 3000.00 7500.00 0.34 18.50 10.00 2.00 295.36 1.00 1.02 0.12 0.0003
7.20 1.44 0.20 35.00 3500.00 8750.00 0.33 18.50 10.00 2.00 295.36 1.00 1.02 0.12 0.0003
7.40 1.48 0.20 45.00 4500.00 11250.00 0.32 18.50 10.00 2.00 295.36 1.00 1.02 0.12 0.0002
7.60 1.52 0.20 42.00 4200.00 10500.00 0.31 18.50 10.00 2.00 295.36 1.00 1.02 0.12 0.0002
7.80 1.56 0.20 40.00 4000.00 10000.00 0.31 18.50 10.00 2.00 295.36 1.00 1.02 0.12 0.0002
8.00 1.60 0.20 35.00 3500.00 8750.00 0.30 18.50 10.00 2.00 295.36 1.00 1.02 0.12 0.0002
8.20 1.64 0.20 30.00 3000.00 7500.00 0.29 18.50 10.00 2.00 295.36 1.00 1.02 0.12 0.0003
8.40 1.68 0.20 35.00 3500.00 8750.00 0.28 18.50 10.00 2.00 295.36 1.00 1.02 0.12 0.0002
8.60 1.72 0.20 35.00 3500.00 8750.00 0.27 18.50 10.00 2.00 295.36 1.00 1.02 0.12 0.0002
8.80 1.76 0.20 40.00 4000.00 10000.00 0.26 18.50 10.00 2.00 295.36 1.00 1.02 0.12 0.0002
9.00 1.80 0.20 40.00 4000.00 10000.00 0.25 18.50 10.00 2.00 295.36 1.00 1.02 0.12 0.0002
9.20 1.84 0.20 52.00 5200.00 13000.00 0.24 18.50 10.00 2.00 295.36 1.00 1.02 0.12 0.0001
9.40 1.88 0.20 50.00 5000.00 12500.00 0.23 18.50 10.00 2.00 295.36 1.00 1.02 0.12 0.0001
65
Faktor Faktor Rentang
Tebal Modulus Faktor Koreksi
Kedalaman Pengaruh Koreksi Waktu
z/B Lapisan qc Elastisitas b ' po' qn Rangkak untuk Si
(z) Regangan Kedalaman Penurunan
(Δz) Tanah 1 Tahun (C2)
(Iz) (C1) (t)
(m) (m) kg/cm2 kN/m2 kN/m2 (m) kN/m3 kN/m3 kN/m2 kN/m2 Tahun (m)
9.60 1.92 0.20 50.00 5000.00 12500.00 0.22 18.50 10.00 2.00 295.36 1.00 1.02 0.12 0.0001
9.80 1.96 0.20 45.00 4500.00 11250.00 0.21 18.50 10.00 2.00 295.36 1.00 1.02 0.12 0.0001
10.00 2.00 0.20 45.00 4500.00 11250.00 0.20 18.50 10.00 2.00 295.36 1.00 1.02 0.12 0.0001
10.20 2.04 0.20 40.00 4000.00 10000.00 0.19 18.50 10.00 2.00 295.36 1.00 1.02 0.12 0.0001
10.40 2.08 0.20 35.00 3500.00 8750.00 0.19 18.50 10.00 2.00 295.36 1.00 1.02 0.12 0.0001
10.60 2.12 0.20 35.00 3500.00 8750.00 0.18 18.50 10.00 2.00 295.36 1.00 1.02 0.12 0.0001
10.80 2.16 0.20 30.00 3000.00 7500.00 0.17 18.50 10.00 2.00 295.36 1.00 1.02 0.12 0.0002
Tabel 4.14. Penurunan-segera dari hasil uji penetrasi kerucut statis (sondir) breakwater tumpukan batu
Faktor Faktor Rentang
Tebal Modulus Faktor Koreksi
Kedalaman Pengaruh Koreksi Waktu
z/B Lapisan qc Elastisitas b ' po' qn Rangkak untuk Si
(z) Regangan Kedalaman Penurunan
(Δz) Tanah 1 Tahun (C2)
(Iz) (C1) (t)
(m) (m) kg/cm2 kN/m2 kN/m2 (m) kN/m3 kN/m3 kN/m2 kN/m2 Tahun (m)
0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.20 18.50 10.00 0.00 531.96 1.00 1.20 1.00 #DIV/0!
0.20 0.01 0.20 37.00 3700.00 9250.00 0.22 18.50 10.00 2.00 531.96 1.00 1.20 1.00 0.0025
0.40 0.02 0.20 22.00 2200.00 5500.00 0.23 18.50 10.00 2.00 531.96 1.00 1.20 1.00 0.0045
0.60 0.03 0.20 14.00 1400.00 3500.00 0.25 18.50 10.00 2.00 531.96 1.00 1.20 1.00 0.0076
0.80 0.04 0.20 55.00 5500.00 13750.00 0.27 18.50 10.00 2.00 531.96 1.00 1.20 1.00 0.0021
1.00 0.04 0.20 52.00 5200.00 13000.00 0.28 18.50 10.00 2.00 531.96 1.00 1.20 1.00 0.0023
1.20 0.05 0.20 62.00 6200.00 15500.00 0.30 18.50 10.00 2.00 531.96 1.00 1.20 1.00 0.0021
1.40 0.06 0.20 80.00 8000.00 20000.00 0.32 18.50 10.00 2.00 531.96 1.00 1.20 1.00 0.0017
66
Faktor Faktor Rentang
Tebal Modulus Faktor Koreksi
Kedalaman Pengaruh Koreksi Waktu
z/B Lapisan qc Elastisitas b ' po' qn Rangkak untuk Si
(z) Regangan Kedalaman Penurunan
(Δz) Tanah 1 Tahun (C2)
(Iz) (C1) (t)
(m) (m) kg/cm2 kN/m2 kN/m2 (m) kN/m3 kN/m3 kN/m2 kN/m2 Tahun (m)
1.60 0.07 0.20 40.00 4000.00 10000.00 0.33 18.50 10.00 2.00 531.96 1.00 1.20 1.00 0.0035
1.80 0.08 0.20 45.00 4500.00 11250.00 0.35 18.50 10.00 2.00 531.96 1.00 1.20 1.00 0.0033
2.00 0.09 0.20 35.00 3500.00 8750.00 0.37 18.50 10.00 2.00 531.96 1.00 1.20 1.00 0.0044
2.20 0.10 0.20 40.00 4000.00 10000.00 0.38 18.50 10.00 2.00 531.96 1.00 1.20 1.00 0.0041
2.40 0.11 0.20 40.00 4000.00 10000.00 0.40 18.50 10.00 2.00 531.96 1.00 1.20 1.00 0.0042
2.60 0.11 0.20 40.00 4000.00 10000.00 0.42 18.50 10.00 2.00 531.96 1.00 1.20 1.00 0.0044
2.80 0.12 0.20 50.00 5000.00 12500.00 0.43 18.50 10.00 2.00 531.96 1.00 1.20 1.00 0.0037
3.00 0.13 0.20 40.00 4000.00 10000.00 0.45 18.50 10.00 2.00 531.96 1.00 1.20 1.00 0.0048
3.20 0.14 0.20 35.00 3500.00 8750.00 0.47 18.50 10.00 2.00 531.96 1.00 1.20 1.00 0.0057
3.40 0.15 0.20 35.00 3500.00 8750.00 0.48 18.50 10.00 2.00 531.96 1.00 1.20 1.00 0.0059
3.60 0.16 0.20 25.00 2500.00 6250.00 0.50 18.50 10.00 2.00 531.96 1.00 1.20 1.00 0.0085
3.80 0.17 0.20 35.00 3500.00 8750.00 0.49 18.50 10.00 2.00 531.96 1.00 1.20 1.00 0.0060
4.00 0.18 0.20 33.00 3300.00 8250.00 0.48 18.50 10.00 2.00 531.96 1.00 1.20 1.00 0.0062
4.20 0.19 0.20 50.00 5000.00 12500.00 0.47 18.50 10.00 2.00 531.96 1.00 1.02 0.12 0.0005
4.40 0.19 0.20 40.00 4000.00 10000.00 0.46 18.50 10.00 2.00 531.96 1.00 1.02 0.12 0.0006
4.60 0.20 0.20 50.00 5000.00 12500.00 0.45 18.50 10.00 2.00 531.96 1.00 1.02 0.12 0.0005
4.80 0.21 0.20 45.00 4500.00 11250.00 0.44 18.50 10.00 2.00 531.96 1.00 1.02 0.12 0.0005
5.00 0.22 0.20 50.00 5000.00 12500.00 0.44 18.50 10.00 2.00 531.96 1.00 1.02 0.12 0.0004
5.20 0.23 0.20 40.00 4000.00 10000.00 0.43 18.50 10.00 2.00 531.96 1.00 1.02 0.12 0.0005
5.40 0.24 0.20 40.00 4000.00 10000.00 0.42 18.50 10.00 2.00 531.96 1.00 1.02 0.12 0.0005
5.60 0.25 0.20 45.00 4500.00 11250.00 0.41 18.50 10.00 2.00 531.96 1.00 1.02 0.12 0.0005
5.80 0.26 0.20 45.00 4500.00 11250.00 0.40 18.50 10.00 2.00 531.96 1.00 1.02 0.12 0.0005
6.00 0.26 0.20 40.00 4000.00 10000.00 0.39 18.50 10.00 2.00 531.96 1.00 1.02 0.12 0.0005
6.20 0.27 0.20 35.00 3500.00 8750.00 0.38 18.50 10.00 2.00 531.96 1.00 1.02 0.12 0.0006
6.40 0.28 0.20 35.00 3500.00 8750.00 0.37 18.50 10.00 2.00 531.96 1.00 1.02 0.12 0.0005
67
Faktor Faktor Rentang
Tebal Modulus Faktor Koreksi
Kedalaman Pengaruh Koreksi Waktu
z/B Lapisan qc Elastisitas b ' po' qn Rangkak untuk Si
(z) Regangan Kedalaman Penurunan
(Δz) Tanah 1 Tahun (C2)
(Iz) (C1) (t)
(m) (m) kg/cm2 kN/m2 kN/m2 (m) kN/m3 kN/m3 kN/m2 kN/m2 Tahun (m)
6.60 0.29 0.20 35.00 3500.00 8750.00 0.36 18.50 10.00 2.00 531.96 1.00 1.02 0.12 0.0005
6.80 0.30 0.20 40.00 4000.00 10000.00 0.35 18.50 10.00 2.00 531.96 1.00 1.02 0.12 0.0004
7.00 0.31 0.20 30.00 3000.00 7500.00 0.34 18.50 10.00 2.00 531.96 1.00 1.02 0.12 0.0006
7.20 0.32 0.20 35.00 3500.00 8750.00 0.33 18.50 10.00 2.00 531.96 1.00 1.02 0.12 0.0005
7.40 0.33 0.20 45.00 4500.00 11250.00 0.32 18.50 10.00 2.00 531.96 1.00 1.02 0.12 0.0004
7.60 0.33 0.20 42.00 4200.00 10500.00 0.31 18.50 10.00 2.00 531.96 1.00 1.02 0.12 0.0004
7.80 0.34 0.20 40.00 4000.00 10000.00 0.31 18.50 10.00 2.00 531.96 1.00 1.02 0.12 0.0004
8.00 0.35 0.20 35.00 3500.00 8750.00 0.30 18.50 10.00 2.00 531.96 1.00 1.02 0.12 0.0004
8.20 0.36 0.20 30.00 3000.00 7500.00 0.29 18.50 10.00 2.00 531.96 1.00 1.02 0.12 0.0005
8.40 0.37 0.20 35.00 3500.00 8750.00 0.28 18.50 10.00 2.00 531.96 1.00 1.02 0.12 0.0004
8.60 0.38 0.20 35.00 3500.00 8750.00 0.27 18.50 10.00 2.00 531.96 1.00 1.02 0.12 0.0004
8.80 0.39 0.20 40.00 4000.00 10000.00 0.26 18.50 10.00 2.00 531.96 1.00 1.02 0.12 0.0003
9.00 0.40 0.20 40.00 4000.00 10000.00 0.25 18.50 10.00 2.00 531.96 1.00 1.02 0.12 0.0003
9.20 0.41 0.20 52.00 5200.00 13000.00 0.24 18.50 10.00 2.00 531.96 1.00 1.02 0.12 0.0002
9.40 0.41 0.20 50.00 5000.00 12500.00 0.23 18.50 10.00 2.00 531.96 1.00 1.02 0.12 0.0002
9.60 0.42 0.20 50.00 5000.00 12500.00 0.22 18.50 10.00 2.00 531.96 1.00 1.02 0.12 0.0002
9.80 0.43 0.20 45.00 4500.00 11250.00 0.21 18.50 10.00 2.00 531.96 1.00 1.02 0.12 0.0002
10.00 0.44 0.20 45.00 4500.00 11250.00 0.20 18.50 10.00 2.00 531.96 1.00 1.02 0.12 0.0002
10.20 0.45 0.20 40.00 4000.00 10000.00 0.19 18.50 10.00 2.00 531.96 1.00 1.02 0.12 0.0002
10.40 0.46 0.20 35.00 3500.00 8750.00 0.19 18.50 10.00 2.00 531.96 1.00 1.02 0.12 0.0003
10.60 0.47 0.20 35.00 3500.00 8750.00 0.18 18.50 10.00 2.00 531.96 1.00 1.02 0.12 0.0003
10.80 0.48 0.20 30.00 3000.00 7500.00 0.17 18.50 10.00 2.00 531.96 1.00 1.02 0.12 0.0003
70
3. Penggunaan kubus sebagai lapis lindung terluar atau armor layer dimulai pada
elevasi tanah dasar -1 m LWL sampai -3 m LWL ke arah laut.
4. Material breakwater dari elevasi tanah dasar +3 m LWL sampai pada elevasi
tanah dasar -1 m LWL adalah batu alam.
5. Pemasangan kubus lapis lindung dilakukan setelah lapis inti terpasang.
6. Lapis inti dan pelindung kaki menggunakan batu alam.
71
3. Setelah selesai pekerjaan, dilakukan pengukuran akhir dan dibuatkan ass built
drawing.
4. Semua jenis pengukuran dan gambar-gambar harus mendapat persetujuan dari
Direksi.
d. Pengadaan Sheetpile
1. Spesifikasi sheetpile yang digunakan jenis corrugated type W-325
2. Pengadaan sheetpile dapat bekerjasama dengan perusahaan yang
memproduksi sheetpile.
3. Jumlah sheet pile yang digunakan dengan panjang 6 m ; 8 m ; 10 m ; 12 m ;
dan 14 m masing-masig adalah 56 buah, 42 buah, 44 buah, 46 buah dan 41
buah.
e. Pengadaan Tanah Urug
1. Tanah urug digunakan sebagai bahan pengisi breakwater pada bagian tengah
yang telah terlindungi oleh sheetpile
2. Volume tanah urug yang dibutuhkan minimal 3824 m3.
3. Pengadaan material tanah urug dapat dilakukan dengan cara memesan atau
membeli kepada pihak ke 3 atau dapat diadakan sendiri oleh kontraktor.
f. Pengadaan Besi Tulangan
1. Besi untuk tulangan beton digunakan untuk membuat balokbeton bertulang
sebagai pengikat sheetpile
2. Jenis besi tulangan yang digunakan adalah baja ulir dengan diameter 19 mm
dan 12 mm.
3. Berat besi tulangan 19 mm dan 12 mm masing-masing adalah 8045 kg dan
1860 kg
g. Pengurukan dan Pemancangan Sheetpile
1. Pengurukan dan pemancangan sheetpile dimulai darat bergerak ke arah laut.
2. Pertama-tama sheetpile dipancang pada kedua sisi breakwater kemudian
setelah sheetpie terpancang pada bagian tengah diisi/ diurug dengan tanah
timbunan.
72
3. Selanjutnya alat pancang bergerak sedikit demi sedikit ke arah laut sambil
melakukan pemancangan pada kedua sisi breakwater.
4. Setelah beberapa buah sheetpile telah terpancang untuk kedua sisi breakwater
selaanjutnya dilakukan pengurukan lagi di bagian tengah breakwater yang
telah terlindungi oleh sheetpile.
5. Proses ini berlangsung secara terus menerus sampai pemancangan sheetpile
dan pengurukan timbunan material breakwater selesai.
6. Pada setiap panjang pemancangan tertentu kontraaktor harus memasang balok
pengikat memanjang dan melintang dari sheetpile seperti yang tertera pada
gambar.
73
No Uraian Pekerjaan Waktu (hari)
13 M Pemasangan toe 500 kg (batu alam) 20
14 N Pemasangan toe 1500 kg (batu alam) 67
15 O Pemasangan toe 1600 kg (batu alam) 140
16 P Dokumentasi 2
17 Q Pengujian mutu bahan 2
Sambungan tabel 4.15
Sumber : Hasil analisis
74
Tabel 4.17. Waktu pekerjaan breakwater tumpukan batu
Aktivitas Proyek
1 Aktivitas A merupakan aktivitas pertama
2 Aktivitas A mengawali aktifitas B dan C
3 Aktivitas B mengawali aktivitas D
4 Aktivitas C mengawali aktivitas D
5 Aktivitas D mengawali aktivitas E
6 Aktivitas E mengawali aktivitas F dan H
7 Aktivitas F mengawali aktivitas G dan L
8 Aktivitas G mengawali K
9 Aktivitas H mengawali aktivitas I
10 Aktivitas I mengawali aktivitas J
11 Aktivitas J mengawali aktivitas K
12 Aktivitas K mengawali O dan Q
13 Aktivitas L mengawali aktivitas M
14 Aktivitas M mengawali aktivitas N
15 Aktivitas N mengawali aktivitas O
16 Aktivitas O mengawali aktivitas P
17 Aktivitas P dan Q merupakan aktivitas akhir proyek
Sumber : Hasil analisis
Aktivitas Proyek
1 Aktivitas A merupakan aktivitas pertama
2 Aktivitas A mengawali aktifitas B dan C
3 Aktivitas B mengawali aktivitas D
4 Aktivitas C mengawali aktivitas D
5 Aktivitas D mengawali aktivitas E
6 Aktivitas E mengawali aktivitas F dan G
7 Aktivitas F mengawali aktivitas H
8 Aktivitas G mengawali aktivitas H
9 Aktivitas H mengawali aktivitas I dan M
10 Aktivitas I mengawali aktivitas J
75
Aktivitas Proyek
11 Aktivitas J mengawali aktivitas K
12 Aktivitas K mengawali aktivitas L
13 Aktivitas L mengawali aktivitas N dan O
14 Aktivitas M dan N mengawali aktivitas P dan S
15 Aktivitas O mengawali aktivitas P dan S
16 Aktivitas P mengawali aktivitas Q
17 Aktivitas Q mengawali R
18 Aktivitas S mengawali R
19 Aktivitas R merupakan aktivitas akhir proyek
Sambungan tabel 4.18
Sumber : Hasil analisis
Gambar 4.5. Jalur kritis yang terjadi pada pekerjaan breakwater tumpukan batu
Sumber : Hasil analisis
76
Gambar 4.6. Jalur kritis yang terjadi pada pekerjaan breakwater sheet pile
Sumber : Hasil analisis
Dari Gambar 4.9. dapat dilihat bahwa jalur kritis pada pekerjaan breakwater
tumpukan batu adalah jalur yang melewati aktivitas A, B, D, E, F, G, K, O dan P.
Dimana untuk lamanya pekerjaan breakwater tumpukan batu dari jalur kritis adalah
444 hari serta jalur tercepat adalah jalur A, C, D, E, H, I, J, K dan Q dengan total
waktu adalah 258 hari. Sedangkan pada Gambar 4.10. dapat dilihat bahwa jalur kritis
pada pekerjaan breakwater sheet pile adalah jalur yang melewati aktivitas A, C, D, E,
F, H, I, J, K, L, N, P, Q dan R. dimana untuk lamanya pekerjaan breakwater sheet
pile dari jalur kritis adalah 153 hari serta jalur tercepat adalah jalur A, B, D, E, G, H,
M dan S dengan total waktu adalah 90 hari.
77
4.5. Volume & Rencana Anggaran Biaya
Tabel 4.19. Volume pekerjaan pemecah gelombang tumpukan batu (kombinasi batu
alam dan kubus beton)
78
Tabel 4.20. Volume pekerjaan pemecah gelombang sheet pile (corrugated sheetpile)
D Pekerjaan Lain-lain
1 Dokumentasi 1 paket
2 Pengujian laboratorium (tanah, beton dll) 2 sampel
Sumber : Hasil analisis
79
a. Harga Satuan Dasar
Harga satuan dasar yang digunakan adalah harga satuan dasar di wilayah
Kabupaten Majene Provinsi Sulawesi Barat. Adapun daftar harga satuan yang
digunakan dapat dilihat pada tabel berikut.
80
No Uraian Satuan Harga (Rp) Keterangan
20 Foto printing Lembar 2.000
21 Foto album Buah 2.000
22 Campuran beton, K > 250 m3 1.339.971
23 Besi ulir 19 mm m 17.358
24 Beton 2100 kg buah 1.527.669
25 Multiflex 18 mm lbr 297.300
26 Kayu balok kelas III 5/7 cm m3 2.550.000
27 Minyak bekisting liter 7.000
28 Besi beton ulir kg 7.796
29 Kawat ikat kg 23.200
30 PC / Portland cement kg 1.250
31 PB / Pasir beton kg 146.250
32 Kr / Krikil kg 370.000
33 Air liter 30
34 Tanah urug m3 130.250
35 Batu belah m3 145.250
36 Pasir pasang m3 135.750
37 pasir beton m3 146.250
C Peralatan
1 Waterpass Sewa hari 100.000
2 Theodolith Sewa hari 200.000
3 Wheel Loader / Excavator jam 125.000
4 Kamera SLR (Digital) Sewa hari 100.000
5 Molen sewa-hari 450.000
6 Vibrator sewa-hari 120.000
7 Cetakan Armor buah 275.000
8 Tripod tinggi 7 m jam 145.399
9 Alat pancang + Hammer 2,0 ton jam 232.638
Sambungan tabel 4.21
Sumber : harga satuan dasar di wilayah Kabupaten Majene Provinsi Sulawesi Barat
82
No Pekerjaan Satuan Harga (Rp)
6 Pembuatan bekisting m2 372,186
7 Penulangan 100 kg 1,463,851
8 1 m3 Beton Mutu, f'c = 28,8 Mpa, (K325) m3 1,403,802
3
9 Timbunan tanah (tanah urug) m 216,883
3
10 Galian tanah biasa sedalam > 1 m s. d. 2 m m 83,957
3
11 Pemasangan batu dengan Mortar tipe M (1 PC:2PP) m 1,171,651
3
12 Timbunan tanah (pasir beton) m 247,190
13 Dokumentasi 1 kali 946,688
Sambungan tabel 4.23
Sumber : Hasil analisis
83
Tabel 4.24. HSP breakwater tumpukan batu (kombinasi tumpukan batu dan kubus beton)
No Uraian Pekerjaan Volume Satuan Harga Satuan (Rp) Jumlah Harga (Rp)
A Pekerjaan Persiapan
Jumlah A 54,267,557
B Pekerjaan Pemasangan
84
No Uraian Pekerjaan Volume Satuan Harga Satuan (Rp) Jumlah Harga (Rp)
Jumlah B 3,376,490,984
C Pekerjaan Lain-lain
Jumlah C 2,946,688
Dibulatkan Rp 3,777,076,000
TERBILANG : Tiga Milyar Tujuh Ratus Tujuh Puluh Tujuh Juta Tujuh Puluh Enam Ribu Rupiah
Sumber : Hasil analisis
No Uraian Pekerjaan Volume Satuan Harga Satuan (Rp) Jumlah Harga (Rp)
A Pekerjaan Persiapan
1 Pembuatan direksi keet, los kerja dan gudang 24 m2 4,418,789 106,050,934
85
No Uraian Pekerjaan Volume Satuan Harga Satuan (Rp) Jumlah Harga (Rp)
86
No Uraian Pekerjaan Volume Satuan Harga Satuan (Rp) Jumlah Harga (Rp)
87
Bab V
Kesimpulan dan Saran
5.1. Kesimpulan
Berdasarkan perbandingan struktur breakwater tumpukan batu dan
breakwater sheet pile , dapat ditarik kesimpiulan sebagai berikut:
5.2. Saran
Diharapkan bagi adik-adik yang tertarik dengan skeripsi ini bisa
melanjutkan ke tahap pengujian model di laboratorium atau pengujian matematik
menggunakan software.
88
DAFTAR PUSTAKA
89
LAMPIRAN
Tabel AHSP breakwater tumpukan batu (Kombinasi Tumpukan Batu Dan Kubus
Beton).
Pembuatan Direksi Keet
Harga Jumlah
No Uraian Satuan Koefisien Satuan Harga
(Rp) (Rp)
A Tenaga Kerja
1 Pekerja OH 1.2 97,750 117,300
2 Tukang tembok/batu OH 0.4 128,110 51,244
3 Kepala tukang batu OH 0.04 159,850 6,394
4 Mandor OH 0.12 128,110 15,373
Jumlah Harga Tenaga Kerja 190,311
B Bahan
1 Kaso 5/7 m3 0.35 2,550,000 892,500
2 Dinding triplek 4 mm lembar 1 75,000 75,000
3 Fondasi pasangan batu m3 0.17 915,754 155,678
4 Plafon asbes 3 mm (1X1 m) lembar 1.24 88,700 109,988
5 Paku kg 0.75 15,500 11,625
6 Asbes gelong lembar 0.3 41,400 12,420
7 Paku asbeb kg 0.1 32,400 3,240
8 Floor lantai (Beton lantai kerja) m3 0.15 55,000 8,250
9 Pintu Solidoor buah 0.1 1,430,000 143,000
10 Jendela dorong daun 1 1,910,000 1,910,000
11 Cat dinding/plafon m2 16.5 25,200 415,800
Jumlah Harga Bahan 3,737,501
C Peralatan
Jumlah Harga Peralatan
D Jumlah Tenaga Kerja, Bahan dan Peralatan (A+B+C) 3,927,812
E Overhead + Profit (Contoh 12,5%) 12,5% x D 490,977
F Harga Satuan Pekerjaan per - m3 (D+E) 4,418,789
90
Jumlah Harga Tenaga Kerja 3,087
B Bahan
Jumlah Harga Bahan
C Peralatan
Sewa
1 Waterpass 0.004 100,000 400
hari
Sewa
2 Theodolith 0.004 200,000 800
hari
Jumlah Harga Peralatan 1,200
D Jumlah Tenaga Kerja, Bahan dan Peralatan (A+B+C) 4,287
E Overhead + Profit (Contoh 12,5%) 12,5% x D 536
2
F Harga Satuan Pekerjaan per - m (D+E) 4,822
Pemasangan Core 11 kg
Harga Jumlah
No Uraian Satuan Koefisien Satuan Harga
(Rp) (Rp)
A Tenaga Kerja
1 Pekerja OH 1.1 97,750 107,525
91
Pemasangan Core 11 kg
Harga Jumlah
No Uraian Satuan Koefisien Satuan Harga
(Rp) (Rp)
2 Tukang batu OH 0.22 128,110 28,184
3 Mandor OH 0.11 128,110 14,092
Jumlah Harga Tenaga Kerja 149,801
B Bahan
1 Batu 11 kg m3 1.25 145,250 181,563
Jumlah Harga Bahan 181,563
C Peralatan
1* Wheel Loader / Excavator jam 0.11 125,000 13,750
Jumlah Harga Peralatan 13,750
D Jumlah Tenaga Kerja, Bahan dan Peralatan (A+B+C) 345,114
E Overhead + Profit (Contoh 12,5%) 12,5% x D 43,139
3
F Harga Satuan Pekerjaan per - m (D+E) 388,253
Pemasangan Core 90 kg
Harga Jumlah
No Uraian Satuan Koefisien Satuan Harga
(Rp) (Rp)
A Tenaga Kerja
1 Pekerja OH 1.2 97,750 117,300
2 Tukang batu OH 0.24 128,110 30,746
3 Mandor OH 0.12 128,110 15,373
Jumlah Harga Tenaga Kerja 163,420
B Bahan
1 Batu 90 kg m3 1.28 145,250 185,920
Jumlah Harga Bahan 185,920
C Peralatan
1* Wheel Loader / Excavator jam 0.12 125,000 15,000
Jumlah Harga Peralatan 15,000
D Jumlah Tenaga Kerja, Bahan dan Peralatan (A+B+C) 364,340
E Overhead + Profit (Contoh 12,5%) 12,5% x D 45,542
F Harga Satuan Pekerjaan per - m3 (D+E) 409,882
92
Pemasangan Core 290 kg & 320 kg
Harga Jumlah
No Uraian Satuan Koefisien Satuan Harga
(Rp) (Rp)
Jumlah Harga Tenaga Kerja 172,952
B Bahan
1 Batu 290 kg m3 1.38 145,250 200,445
Jumlah Harga Bahan 200,445
C Peralatan
1* Wheel Loader / Excavator jam 0.13 125,000 16,250
Jumlah Harga Peralatan 16,250
D Jumlah Tenaga Kerja, Bahan dan Peralatan (A+B+C) 389,647
E Overhead + Profit (Contoh 12,5%) 12,5% x D 48,706
3
F Harga Satuan Pekerjaan per - m (D+E) 438,353
93
Pemasangan Armor 900 kg
Harga Jumlah
No Uraian Satuan Koefisien Satuan Harga
(Rp) (Rp)
1 Batu 900 kg m3 1.48 145,250 214,970
Jumlah Harga Bahan 214,970
C Peralatan
1* Wheel Loader / Excavator jam 0.12 125,000 15,000
Jumlah Harga Peralatan 15,000
D Jumlah Tenaga Kerja, Bahan dan Peralatan (A+B+C) 393,390
E Overhead + Profit (Contoh 12,5%) 12,5% x D 49,174
F Harga Satuan Pekerjaan per - m3 (D+E) 442,563
94
Pemasangan Armor 3200 kg
Harga Jumlah
No Uraian Satuan Koefisien Satuan Harga
(Rp) (Rp)
C Peralatan
1* Wheel Loader / Excavator jam 0.12 125,000 15,000
Jumlah Harga Peralatan 15,000
D Jumlah Tenaga Kerja, Bahan dan Peralatan (A+B+C) 454,395
E Overhead + Profit (Contoh 12,5%) 12,5% x D 56,799
F Harga Satuan Pekerjaan per - m3 (D+E) 511,194
Pemasangan Toe 50 kg
Harga Jumlah
No Uraian Satuan Koefisien Satuan Harga
(Rp) (Rp)
A Tenaga Kerja
1 Pekerja OH 1.2 97,750 117,300
2 Tukang batu OH 0.24 128,110 30,746
3 Mandor OH 0.12 128,110 15,373
Jumlah Harga Tenaga Kerja 163,420
B Bahan
1 Batu 50 kg m3 1.28 145,250 185,920
Jumlah Harga Bahan 185,920
C Peralatan
1* Wheel Loader / Excavator jam 0.12 125,000 15,000
Jumlah Harga Peralatan 15,000
D Jumlah Tenaga Kerja, Bahan dan Peralatan (A+B+C) 364,340
E Overhead + Profit (Contoh 12,5%) 12,5% x D 45,542
F Harga Satuan Pekerjaan per - m3 (D+E) 409,882
95
Pemasangan Toe 500 kg
Harga Jumlah
No Uraian Satuan Koefisien Satuan Harga
(Rp) (Rp)
Jumlah Harga Bahan 200,445
C Peralatan
1* Wheel Loader / Excavator jam 0.13 125,000 16,250
Jumlah Harga Peralatan 16,250
D Jumlah Tenaga Kerja, Bahan dan Peralatan (A+B+C) 389,647
E Overhead + Profit (Contoh 12,5%) 12,5% x D 48,706
F Harga Satuan Pekerjaan per - m3 (D+E) 438,353
96
Pemasangan Toe 1600 kg
Harga Jumlah
No Uraian Satuan Koefisien Satuan Harga
(Rp) (Rp)
3 Mandor OH 0.127 128,110 16,270
Jumlah Harga Tenaga Kerja 172,952
B Bahan
1 Batu 1600 kg m3 1.61 145,250 233,853
Jumlah Harga Bahan 233,853
C Peralatan
1* Wheel Loader / Excavator jam 0.13 125,000 16,250
Jumlah Harga Peralatan 16,250
D Jumlah Tenaga Kerja, Bahan dan Peralatan (A+B+C) 423,055
E Overhead + Profit (Contoh 12,5%) 12,5% x D 52,882
F Harga Satuan Pekerjaan per - m3 (D+E) 475,937
97
Pemasangan Kubus Beton untuk Armor 2100 kg
Harga Jumlah
No Uraian Satuan Koefisien Satuan Harga
(Rp) (Rp)
A Tenaga Kerja
1 Pekerja OH 1.2 97,750 117,300
2 Tukang batu OH 0.24 128,110 30,746
3 Mandor OH 0.12 128,110 15,373
Jumlah Harga Tenaga Kerja 163,420
B Bahan
1 Beton 2100 kg buah 1 1,590,503 1,590,503
Jumlah Harga Bahan 1,590,503
C Peralatan
1* Wheel Loader / Excavator jam 0.12 125,000 15,000
Jumlah Harga Peralatan 15,000
D Jumlah Tenaga Kerja, Bahan dan Peralatan (A+B+C) 1,768,923
E Overhead + Profit (Contoh 12,5%) 12,5% x D 221,115
F Harga Satuan Pekerjaan per buah (D+E) 1,990,038
Dokumentasi
Harga Jumlah
No Uraian Satuan Koefisien Satuan Harga
(Rp) (Rp)
A Tenaga Kerja
1 Tukang foto OH 2 97,750 195,500
Jumlah Harga Tenaga Kerja 195,500
B Bahan
1 CD copy soft file foto image Buah 2 7,000 14,000
2 Foto printing Lembar 210 2,000 420,000
3 Foto album Buah 6 2,000 12,000
Jumlah Harga Bahan 446,000
C Peralatan
1 Kamera SLR (Digital) Sewa hari 2 100,000 200,000
Jumlah Harga Peralatan 200,000
D Jumlah Tenaga Kerja, Bahan dan Peralatan (A+B+C) 841,500
E Overhead + Profit (Contoh 12,5%) 12,5% x D 105,188
3
F Harga Satuan Pekerjaan per - m (D+E) 946,688
Sumber : Hasil analisis
98
Tabel AHSP breakwater sheet pile (Corrugated Sheetpile)
Pembuatan Direksi Keet
Harga Jumlah
No Uraian Satuan Koefisien Satuan Harga
(Rp) (Rp)
A Tenaga Kerja
1 Pekerja OH 1.2 97,750 117,300
2 Tukang tembok/batu OH 0.4 128,110 51,244
3 Kepala tukang batu OH 0.04 159,850 6,394
4 Mandor OH 0.12 128,110 15,373
Jumlah Harga Tenaga Kerja 190,311
B Bahan
1 Kaso 5/7 m3 0.35 2,550,000 892,500
2 Dinding triplek 4 mm lembar 1 75,000 75,000
3
3 Fondasi pasangan batu m 0.17 915,754 155,678
4 Plafon asbes 3 mm (1X1 m) lembar 1.24 88,700 109,988
5 Paku kg 0.75 15,500 11,625
6 Asbes gelong lembar 0.3 41,400 12,420
7 Paku asbeb kg 0.1 32,400 3,240
3
8 Floor lantai (Beton lantai kerja) m 0.15 55,000 8,250
9 Pintu Solidoor buah 0.1 1,430,000 143,000
10 Jendela dorong daun 1 1,910,000 1,910,000
2
11 Cat dinding/plafon m 16.5 25,200 415,800
Jumlah Harga Bahan 3,737,501
C Peralatan
Jumlah Harga Peralatan
D Jumlah Tenaga Kerja, Bahan dan Peralatan (A+B+C) 3,927,812
E Overhead + Profit (Contoh 12,5%) 12,5% x D 490,977
3
F Harga Satuan Pekerjaan per - m (D+E) 4,418,789
99
Pengukuran Kembali (uitzet)
Harga Jumlah
No Uraian Satuan Koefisien Satuan Harga
(Rp) (Rp)
B Bahan
Jumlah Harga Bahan
C Peralatan
Sewa
1 Waterpass 0.004 100,000 400
hari
Sewa
2 Theodolith 0.004 200,000 800
hari
Jumlah Harga Peralatan 1,200
D Jumlah Tenaga Kerja, Bahan dan Peralatan (A+B+C) 4,287
E Overhead + Profit (Contoh 12,5%) 12,5% x D 536
3
F Harga Satuan Pekerjaan per - m (D+E) 4,822
100
Pembersihan Lahan untuk Penumpukan Corrugated Sheetpile W-325 6 m -
14 m
Jumlah
N Satua Koefisie Harga
Uraian Harga
o n n Satuan (Rp)
(Rp)
A Tenaga Kerja
1 Pekerja OH 0.06 97,750 5,865
2 Mandor OH 0.006 128,110 769
Jumlah Harga Tenaga Kerja 6,634
B Bahan
Jumlah Harga Bahan
C Peralatan
Jumlah Harga Peralatan
D Jumlah Tenaga Kerja, Bahan dan Peralatan (A+B+C) 6,634
E Overhead + Profit (Contoh 12,5%) 12,5% x D 829
Harga Satuan Pekerjaan per -
F (D+E) 7,463
m3
Pembuatan bekisting
Harga Jumlah
No Uraian Satuan Koefisien Satuan Harga
(Rp) (Rp)
A Tenaga Kerja
1 Pekerja OH 1.2 97,750 117,300
2 Tukang kayu OH 0.6 128,110 76,866
101
Pembuatan bekisting
Harga Jumlah
No Uraian Satuan Koefisien Satuan Harga
(Rp) (Rp)
3 Kepala tukang OH 0.099 159,850 15,825
4 Mandor OH 0.12 128,110 15,373
Jumlah Harga Tenaga Kerja 225,364
B Bahan
1 Multiflex 18 mm lbr 0.21 297,300 62,433
3
2 Kayu balok kelas III 5/7 cm m 0.0142 2,550,000 36,210
3 Paku 5 cm dan 7 cm kg 0.35 15,500 5,425
4 Minyak bekisting liter 0.2 7,000 1,400
Jumlah Harga Bahan 105,468
C Peralatan
Jumlah Harga Peralatan
D Jumlah Tenaga Kerja, Bahan dan Peralatan (A+B+C) 330,832
E Overhead + Profit (Contoh 12,5%) 12,5% x D 41,354
2
F Harga Satuan Pekerjaan per - m (D+E) 372,186
Penulangan
Harga Jumlah
No Uraian Satuan Koefisien Satuan Harga
(Rp) (Rp)
A Tenaga Kerja
1 Pekerja OH 2.1 97,750 205,275
2 Tukang besi OH 1.4 128,110 179,354
3 Kepala tukang OH 0.14 159,850 22,379
4 Mandor OH 0.21 128,110 26,903
Jumlah Harga Tenaga Kerja 433,911
B Bahan
1 Besi beton ulir kg 105 7,796 818,570
2 Kawat ikat kg 2.1 23,200 48,720
Jumlah Harga Bahan 867,290
C Peralatan
Jumlah Harga Peralatan
D Jumlah Tenaga Kerja, Bahan dan Peralatan (A+B+C) 1,301,201
E Overhead + Profit (Contoh 12,5%) 12,5% x D 162,650
F Harga Satuan Pekerjaan per - 100 kg (D+E) 1,463,851
102
1 m3 Beton Mutu, f'c = 28,8 Mpa, (K325)
Harga
Jumlah
No Uraian Satuan Koefisien Satuan
Harga (Rp)
(Rp)
A Tenaga Kerja
1 Pekerja OH 2.1 97,750 205,275
2 Tukang batu OH 0.35 128,110 44,839
3 Kepala tukang OH 0.035 159,850 5,595
4 Mandor OH 0.21 128,110 26,903
Jumlah Harga Tenaga Kerja 282,611
B Bahan
1 PC / Portland cement kg 384 1562 599,808
2 PB / Pasir beton kg 692 157 108,629
3 Kr / Krikil kg 1039 231 239,844
4 Air liter 215 79 16,931
Jumlah Harga Bahan 965,213
C Peralatan
Jumlah Harga Peralatan
D Jumlah Tenaga Kerja, Bahan dan Peralatan (A+B+C) 1,247,824
E Overhead + Profit (Contoh 12,5%) 12,5% x D 155,978
3
F Harga Satuan Pekerjaan per - m (D+E) 1,403,802
103
Galian tanah biasa sedalam > 1 m s. d. 2 m
Harga Jumlah
No Uraian Satuan Koefisien Satuan Harga
(Rp) (Rp)
A Tenaga Kerja
1 Pekerja OH 0.675 97,750 65,981
2 Mandor OH 0.0675 128,110 8,647
Jumlah Harga Tenaga Kerja 74,629
B Bahan
Jumlah Harga Bahan
C Peralatan
Jumlah Harga Peralatan
D Jumlah Tenaga Kerja, Bahan dan Peralatan (A+B+C) 74,629
E Overhead + Profit (Contoh 12,5%) 12,5% x D 9,329
F Harga Satuan Pekerjaan per - m3 (D+E) 83,957
104
Timbunan tanah (pasir beton)
Harga Jumlah
No Uraian Satuan Koefisien Satuan Harga
(Rp) (Rp)
A Tenaga Kerja
1 Pekerja OH 0.4 97,750 39,100
2 Mandor OH 0.04 128,110 5,124
Jumlah Harga Tenaga Kerja 44,224
B Bahan
1 pasir beton m3 1.2 146,250 175,500
Jumlah Harga Bahan 175,500
C Peralatan
Jumlah Harga Peralatan
D Jumlah Tenaga Kerja, Bahan dan Peralatan (A+B+C) 219,724
E Overhead + Profit (Contoh 12,5%) 12,5% x D 27,466
3
F Harga Satuan Pekerjaan per - m (D+E) 247,190
Dokumentasi
Harga Jumlah
No Uraian Satuan Koefisien Satuan Harga
(Rp) (Rp)
A Tenaga Kerja
1 Tukang foto OH 2 97,750 195,500
Jumlah Harga Tenaga Kerja 195,500
B Bahan
1 CD copy soft file foto image Buah 2 7,000 14,000
2 Foto printing Lembar 210 2,000 420,000
3 Foto album Buah 6 2,000 12,000
Jumlah Harga Bahan 446,000
C Peralatan
1 Kamera SLR (Digital) Sewa hari 2 100,000 200,000
Jumlah Harga Peralatan 200,000
D Jumlah Tenaga Kerja, Bahan dan Peralatan (A+B+C) 841,500
E Overhead + Profit (Contoh 12,5%) 12,5% x D 105,188
3
F Harga Satuan Pekerjaan per - m (D+E) 946,688
Sumber : Hasil analisis
105