Laporan Uts
Laporan Uts
Laporan Uts
trip MCB karakteristik panas lebih cepat dibandingkan MCB karakteristik dingin, hal ini
disebabkan pada MCB karakteristik panas karena digunakan terus berkelamjutan untuk
mengamankan beban lebih maka kondisi bimetal belum sepenuhnya kembali seperti semula,
sehingga saat teraliri arus beban lebih lagi MCB lebih cepat trip.
Berbeda dengan MCB karakteristik dingin, setelah teraliri arus beban lebih lalu trip
MCB harus menunggu sampai keadaan bimetal benar-benar lurus sehingga apabila teraliri
arus beban lebih lagi butuh waktu lebih lama untuk trip dibanding saat bimetal agak sedikit
ANALISA
Setelah melakukan praktek kali ini yang berjudul “ Karakteristik sekring” maka
praktikaan harus mendapatkan data yang diinginkan sesuai dengan tujuan yang tertera pada
BAB I yang telah terlampir, tetapi pada praktek kali ini praktikan belum dapat memperoleh
data sesuai dengan tujuan praktikum. Oeleh karena itu praktikan berusaha melakukan analisa
Praktikum kali ini praktikan menggunakan fuse patron lebur yang bernilai 6A dengan
menggunakan resistor geser dengan tahanan 11 ohm dan kapaitas arus 8A. Dengan
mempedomani teori jika arus beban melebihi dari kapasita fuse yang dipaang maka fuse yang
terpsang pada rangkaian akan putus (melebue), tetapi pada praktikum kali ini praktikan tidak
mendapatkan fuse yang putus saat terjadi arus (nominal) yang lebih dari kapasitas arus yang
Hal ini disebabkan kira-kira oleh beberapa hal, yang mana salah satunya yaitu
walaupun praktikan menggunakaan fuse warna hijau tetapi praktikn mengganti sendiri kawat
halus yang ada di dalam fuse tersebut karena keterbatasan alat dan bahan yang disediakan,
maka praktikan tidak dapat melakukan pengukuran berapa kapasitas arus nominal pada fuse
terbut saat kawat di pasang manual olen praktikan. Ini adalah hal yang sangat mempengaruhi
praktek ini sehingga tahanan yang di pasang pada rangkaian percobaan tidak sesuai dengan
pada job seet tertulis bahwa fuse akan dicek suhu pada awal percobaan dan akhirnya setelah
dilakukan pemutusan, dan pengecekkan suhu dapat di lakukan dengan menggunakan multi
meter digital yang di hubungkan dengan kabel khusus pengecek suhu pada saat rangkaian
Karakteristik sekring/fuse ini menunjukkan hubungan antara arus dan waktu putus
berbanding terbalik, artinya semakin bear arus yang melalui patron lebur maka waktu
pemutusan semakin singkat. Sehingga patron lebur ini merupakan gawai proteksi arus lebis
ANALISA
Pada praktek kali ini seharusnya praktikan melakukan praktek terhadap job ke -4 yang
berjudul “ Karakteristik ELCB untuk sistem TT, TN, IT” akan tetapi unuk melakukan analisa
Pada job kali ini praktikan belum berkesempatan melakukan praktek dan juga
mengamati dari karakteristik ELCB itu sendiri, oleh karena itu praktikan belum dapat
Sesuai dengan teori yang didapatkan dari teori dasar yang telh di tuangkan pada bab 2
laporan ini, maka ELCB (earth leagkage circuit breaker) atau alat pengaman arus bocor tanah
atau juga disebut saklar pegaman arus sisa (SPS) bekerja dengan sistem differensial, yang
mana dapat memutuskan sirkit termasuk penghantar netralnya secara otomatis dalam waktu
tertentu.
Pada saat terjadi gangguan arus yang mengalir dipenghantar phasa tidak sama
lagi dengan arus yang mengalir pada netral ( I L = IN + If ) atau sistim dikatakan dalam
keadaan tidak seimbang, arus differensial ini dibandingkan dalam sebuah sistim trafo toroida.
Ketidakseimbangan antara arus phasa dengan arus netral menandakan adanya arus bocor
ketanah akibat kegagalan isolasi, ketidakseimbangan arus ini akan menyebabkan fluks
magnet pada toroida sehingga pada bilitan sekunder toroida akan dibangkitkan suatu
tegangan yang berfungsi untuk menggerakan relai pemutus mekanisme kontak, kemudian
Untuk instalasi rumah kita dapat memilih ELCB dengan kepekaan yang lebih
tinggi yakni ELCB dengan ratting arus sisa 10 mA atau 30 mA. Perlindungan yang idial
untuk instalasi listrik apapun seharusnya memiliki perangkat pengaman terhadap beban lebih,
hubung singkat dan arus bocor. Untuk mengamanka sistim dan peralatan yang kita gunakan
sebaiknya sistim kita memilki pentanahan yang baik dalam arti nilai impedansi pentanahan
harus sekecil mungkin agar pengaliran arus gangguan ketanah berlangsung dengan sempurna.
Secara rteori karakteristik ELCB yaitu apabila arus sisa yang timbul karena
terjadi kegagalan isolasi melebihi nilai tertentu, sehingga tercegahlah bertahannya tegangan
ELCB sangat dianjurkan pada sistem TT. Untuk sistem TN-S dan TN-C berikut
sistem IT tidak boleh dipasang ELCB. Desain fisik ELCB dengan satu phasa, dengan kawat
Rangkaian ELCB terdiri dari kumparan magnet dan sakelar. Sakelar ini dapat
dikendalikan secara manual dan magnet listrik. Apabila kedudukan sakelar penghubung
ELCB dalam keadaan tertutup, maka sumber tegangan listrik akan mengalir kebagian beban.
Kumparan magnet yang akan membuka rangkaian bekerja apabila ada arus listrik yang
apabila ada arus listrik yang mengalir pada kumparannya. Kumparan magnet ELCB disebut
juga z. Travo yang dalam keadaan normal tidak mendapatkan tegangan. Apabila ada arus
bocor maka z Travo akan bekerja membuka rangkaian dengan menarik sakelar rangkaian
utama harus diset terlebih dahulu untuk digunakan kembali demikian seterusnya.
PENUTUP
8.1 Kesimpulan
ELCB.
c) Desain fisik ELCB dengan satu phasa, dengan kawat phasa dan netral
BAB VII
ANALISA
Pada praktek kali ini seharusnya praktikan melakukan praktek terhadap job ke -4 yang
berjudul “ Karakteristik Thermal overload relay (TOR)” akan tetapi unuk melakukan analisa
Pada job kali ini praktikan belum berkesempatan melakukan praktek dan juga
mengamati dari karakteristik Karakteristik Thermal overload relay (TOR) itu sendiri, oleh
karena itu praktikan belum dapat melaksanankan analisa data sesuai yang diharapkan oleh job
ini.
Secara teori (TOR) Thermal Over Load Relay adalah suatu pengaman beban lebih.
Menurut PUIL 2000 bagian 5.5.4.1 ; proteksi beban lebih (arus lebih) dimaksudkan untuk
melindungi motor dan perlengkapan kendali motor, terhadap pemanasan berlebihan sebagai
akibat beban lebih atau sebagai akibat motor tak dapat diasut. Beban lebih atau arus lebih
pada waktu motor berjalan bila bertahan cukup lama akan mengakibatkan kerusakan atau
pemanasan yang berbahaya padamotor tersebut. TOR memiliki rating yang berbeda-beda
tergantung dari kebutuhan, biasanya tiap-tiap TOR mempunyai batas rating yang dapat diatur.
Prinsip kerjanya pada saat beban mengalami kenaikan beban sampai tingkat
lebih 110% dari kapasitas beban nominalnya, maka arus yang mengalir pada motor
akan naik. Kenaikan arus ini diiringi dengan kenaikan panas pada rangkaian sebesar I
2
R..
BAB VIII
PENUTUP
8.1 Kesimpulan
1. Bimetal : yang dapat melengkung dengan perubahan suhu akobat arus leih
Load Relay
8.2 Saran
1. praktikan memasuki labor dengan tertib dan sesuai dengan SOP yang ada
2. praktikan membca do’a sebelum memulai kegiatan
3. melakukan praktek sesuai job eet yang telah da
4. tertib dalam praktek.
BAB VII
ANALISA
7.1 Analisa data
Pada praktek kali ini yang berjudul “ krakteristik over current relay” praktikan
melakukan praktek sesuai dengan rangkaian job seet, dimana praktikan tidak mendapatkan
beberapa data yang seharusnya pprkatikan peroleh sebagai bukti hasil praktek, hal ini
menunjukkan kekurangan praktikan dalam praktek yang dilakukan pada mata kuliah ini,
untuk itu sesuai dengan teori, praktikan melakukan analisa yang hanya perpatokkan pada
UVR adalah rele yang bekerja dengan menggunakan tegangan sebagai besaran ukur.
Rele akan bekerja jika mendeteksi adanya penurunan tegangan melampaui batas yang telah
ditetapkan. Untuk waktu yang relatif lama tegangan turun adalah lebih kecil dari 5% dari
tegangan nominal dan dalam jangka waktu jam beberapa peralatan yang beroperasi dengan
Beberpa komponen diantaranya power suply 3 fasa, MCB 3 fasa, kontaktor, under
voltage relay, variac, push button, motor induksi, multimeter, lampu dan stopwacth.Variac
dihubungkan ke OVR. Masukan variac adalah tegangan sumber PLN 220 V AC. Pada output
variac juga dipasang voltmeter secara paralel. Lampu terhubung ke OVR. Masukan OVR
terhubung ke ush button dan ke MCB keluaran fasa S. Keluaran OVR terhubung ke power
supply 3 fas. Pada power supply 3 fasa terhubung ke MCB. Selain itu fasa R dan S nya ke
OVR. Keluaran MCB fasa RST dihubungkan ke kontaktor. Output kontaktor dihubungkan ke
motor. Motor dirangkai dengan hubungan bintang. Push button terhubung ke kontaktor.
Amperemeter terhubung secara seri antara power supply 3 fasa dan kontaktor. Motor
digunakan sebagai beban dan lampu digunakan sebagai indikator. Ketika rangkaian
dinyalakan maka kemudian dihitung waktu yang dibutuhkan untuk trip dengan menggunakan
stopwacth.
UVR dipasang secara paralel terhadap penghantar pada peralatan dimana anak
kontak UVC dihubungkan fasa-fasa untuk terminal B3-C sedangkan B2-C fasa netral. Jika
beban 3 fasa tidak mendapatkan suply tegangan yang seimbang maka salah satu belitan kawat
pada motor panas akibat putaran yang tidak seimbang dan bisa menyebabkan motor terbakar.
UVR dapat diatur setting tegangan, waktu pemutusan, dan presentase tegangannya.UVR
terhubung dengan anak kontak kontaktor yang mendapat sinyal dari anak kontak pengaman
tersebut. Saat terjadi gangguan maka anak kontak akan menutup dan kontaktor bekerja, dan
kemudian rangkaian terputus kemudian motor akan mati. Apabila terminal B3 dan C
mendeteksi pada rangkaian adanya kegagalan phasa atau kehilangan salah satu phasa, maka
relay akan memerintahkan kontaktor untuk mengunci anak kontaknya, sehingga anak kontak
yang tadinya menutup menjadi terbuka. Rangkaian pun trip. Lamanya waktu trip dapat
ditentukan dengan mengatur settingan delay time, hysteresis, serta persentase tegangan
nominalnya.
BAB VIII
PENUTTUP
8.1 Kesimpulan
1. UVR adalah rele yang bekerja dengan menggunakan tegangan sebagai besaran
ukur. Rele akan bekerja jika mendeteksi adanya penurunan tegangan melampaui
8.2 Saran
1. praktikan memasuki labor dengan tertib dan sesuai dengan SOP yang ada
2. praktikan membca do’a sebelum memulai kegiatan
3. melakukan praktek sesuai job eet yang telah da
4. tertib dalam praktek.
BAB VII
ANALISA
Pada praktek kali ini yang berjudul “ krakteristik tahanan jenis tanah pada dua lokasi
pada setiap praktek harus dilakukan analisa setelahnya, olehkaren itu praktikan mencoba
melakukan analisa dengan teori – teori yang berada pada dasar teori untuk job ini
Untuk mengetahui apakah suatu pentanahan baik atau harus dilakukan pengetesan /
pengukuran secara langsung. Pengetesan pentanahan harus dilakukan dalam pengetesan suatu
dengan mengalirkan arus pada elektroda pentanahan pengaman keelektroda bantu dan
mengukur beda tegangan antara elektroda pentanahan pengaman dengan elektroda sementara.
pentanahan berturut-turut harus paling kecil 20 m dan 40 m (menurut referensi 10 meter s.d
20 meter).
sementara dan eloktroda bantu dan mengukur beda tegangan antara elektroda pentanahan
BAB VIII
PENUTUP
8.1 Kesimpulan
1. pengukuran tidak dibenarkan apabila bila elektroda sementara berada pada
8.2 Saran
5. praktikan memasuki labor dengan tertib dan sesuai dengan SOP yang ada
6. praktikan membca do’a sebelum memulai kegiatan
7. melakukan praktek sesuai job eet yang telah da
8. tertib dalam praktek.
DAFTAR PUSTAKA
2. Pabla A.S ; Sistem Distribusi Daya Listrik, terjemahan oleh Hadi Abdul Ir. Erlangga
Jakarta, 1991.
3. PUIL, Peraturan Umum Instalasi Listrik, LIPI, 1987
4. SPLN; Pusat Pelayanan Engineering Grounding System Main Under Ground Circuit