Carl Gustav Jung, Teori Transformasi dan
Relevansinya pada Organisasi Birokrasi
Ambar Widaningrum
One of primary issues of organi‐ Perdebatan yang muncul umumnya
zation theory debate arises from berawal dari asumsi pokok yang
questions about the basic unit analysis digunakan untuk mendasari model
from which the reality of organization is organisasi tertentu. Teori‐teori yang
best derived or understood. The menggunakan faham fungsionalis tradi‐
functionalist orientation takes as its sional misalnya menekankan analogi
points from the larger collective level of mesin dalam menjelaskan modelnya.
reality, that is, the encompassing system Organisasi adalah sebuah mesin, dan
is the basic unit of analysis. The individul/anggota organisasi merupakan
interpretivists see individual interaction komponen mesinnya. lndividu dikon‐
as the basic unit from which an sepkan sebagai elemen yang relatif
understanding of the larger context can tertutup dalam fungsi organisasi secara
be obtained. The two perspectives have keseluruhan, karena dikonsepkan secara
no link between the individual and the instrumental. Ketika makna individu
collective, and the interface between menjadi sangat atomik dan terisolasi,
them is un‐addressed. The notion of pondasi sosialnya menjadi lemah.
ʺsocialʺ is aborted. A transformational Dinamika perubahan sulit diidentifikasi,
theory, which takes the Jung model (a sehingga makna ʺsosialʺ dalam organi‐
psychological sociology) as a point of sasi sulit dijelaskan. Tidak ada
origin has the potential for this keterkaitan (link) antara makna individu
integrative perspective. This theory dan makna kolektif. Tanpa keberadaan
encompasses both the individual and the makna sosial, analisis organisasi menjadi
social and the nature of their hambar, karena sebuah organisasi
interrelatedness. mengandung relasi dan inter‐relasi
sosial.
PENGANTAR Teori organisasi yang mendasarkan
Wacana tentang teori organisasi diri pada konsep transformasi memiliki
masih berlangsung hingga sekarang. potensi sebagai perspektif yang
69
70 Ambar Widaningrum
membangun, sehingga hak sosial dan yang ada bisa memberi insentif
ekonomi rakyat bisa terjamin. Dengan munculnya ide‐ide atau tujuan‐tujuan
rakyat melepaskan hak sipil dan hak tertentu baik sadar maupun tidak sadar
politiknya, pemerintah mempunyai yang mungkin membawa perubahan,
kekuasaan yang cukup untuk memenuhi namun tersembunyi di hadapan kita.
hak sosial dan hak ekonomi itu. Akan Kendati perubahan arena politik
tetapi, setelah rakyat bersedia nasional sudah berubah sangat banyak,
mengorbankan hak‐haknya, hak sosial birokrasi pemerintahan belum mampu
ekonominya pun tidak terpenuhi. Hanya menunjukkan perubahan yang signifi‐
kelompok elite tertentu saja yang kan. Seperti yang telah disinggung di
memegang hak produksi besar yang depan, ciri‐ciri birokrasi rasional Weber
katanya menyumbang efisiensi nasional masih mendominasi kehidupan birokrasi
saja yang menikmatinya. Peristiwa ini Indonesia. Memang birokrasi yang
mungkin yang menyakitkan, dan karakterisasinya dikemukakan oleh
akhimya menimbulkan keresahan, dan Weber masih dipercaya sebagai institusi
kecemasan. Kerusuhan, unjuk rasa yang yang cocok dan diperlukan untuk
teIjadi selama beberapa waktu terakhir menunjang efisiensi. Namun demikian,
ini sebenarnya merupakan manifestasi birokrasi ini juga mengandung banyak
dari kecemasan rakyat karena hak sosial kelemahan. Seperti yang dikatakan oleh
dan ekonomi yang dijanjikan tidak Dale (1978:4) bahwa birokrasi memiliki
didapatkan, sementara hak‐haknya kesalahan yang pokok. Birokrasi
sudah terlalu banyak yang hilang. memiliki berbagai kesulitan dalam
Dalam kondisi bermasalah seperti ini, menghadapi perubahan, dan kalau toh
pemecahan masalah selalu mengarah ke berubah, perubahan tersebut sangat
kambing hitam (scapegoat), dan bukan pelan. Karena sangat resist dengan
mencari apa yang ditulis Colman perubahan, situasi seperti tadi tidak
(1995:5) dengan mengambil istilah Jung menantang individu‐individu di dalam‐
sebagai makna yang tersembunyi (hidden nya untuk membuat perubahan‐
meaning) dari peristiwa‐peristiwa perubahan yang konstruktif. Oleh
tersebut. karena itu, Warren G. Bennis (1976:43)
Kemudian, hal pokok yang ketiga percaya bahwa birokrasi sebagaimana
adalah dengan menggunakan teori dicirikan oleh Weber harus berubah
transformasi ini, kita lebih bisa secara signifikan jika akan tetap
mengidentifikasi beberapa masalah yang menempatkan diri sebagai komponen
menghalangi munculnya perubahan dan yang fungsional dalam masyarakat
inovasi dalam organisasi. Banyak aspek modern. Bennis mengusulkan bahwa
dalam kehidupan organisasi baik secara perlunya bentuk baru dari organisasi
sosial maupun budayanya, serta struktur birokrasi agar supaya mampu