Proyek adalah suatu rangkaian pekerjaan yang diada-kan dalam selang waktu tertentu &
mempunyai tujuan khusus. yang membedakan proyek dengan pekerjaan lain adalah sifatnya
yang khusus dan tidak bersifat rutin pengadaannya, sehingga pengelolaannya pun memerlukan
ekstra lebih banyak. Semua proyek selalu mengandung resiko relatif besar berkaitan dengan
manajemen yang diterapkan untuk proyek itu.
Proyek yang dikerjakan dengan manajemen asal-asalan maka bisa berakibat buruk, tidak hanya
materi, waktu dan tenaga tetapi juga kredibilitas, hubungan baik dll. sumber kegagalan terutama
terletak pada manajemen, misal pada saat perencanaan terjadi kesalahan identifikasi, baik
identifikasi kebutuhan maupun identifikasi potensi sehingga jadwal yang disusunpun menjadi
tidak sesuai dengan keadaan yang sebenarnya dan menjadi penyebab gagalnya proyek.
Manajemen proyek dilakukan melalui pendekatan sistematis yaitu upaya menguraikan atau
merinci komponen-komponen obyek untuk dipelajari dan dievaluasi permasalahan, kelemahan
maupun kebutuhan sehingga dicarikan alternatif solusi terbaik yang menguntungkan atau yang
positif, adapun komponen sistem merupakan unsur-unsur yang membangun terbentuknya
sistem berupa aktivitas dan fasilitas, dimana komponen yang ada saling terkait dan berinteraksi
satu sama lain
Interaksi antar komponen mempunyai ciri khas yang menonjol, berupa interaksi aktivitas (task)
yang membentuk suatu kejadian (event) dan kejadian ini akan menunjukkan fungsi (function)
setiap unsur yang membangun sistem, untuk dapat terjadinya interaksi antar aktivitas dibutuhkan
wadah atau fasilitas yang memadai, sehingga pengelolaan proyek dapat mewujudkan tujuan
melalui pekerjaan yang jelas dan spesifik baik bentuk maupun prosesnya, dengan demikian
wujud fisik yang monumental pada proyek dapat dengan mudah diamati dan dipelajari bagi
setiap orang Karena setiap pelaksanaan proyek berbeda dan tim yang menangani suatu proyek
juga tidak pernah seutuhnya sama, maka setiap pengelolaan proyek mempunyai “siklus
kehidupan “ yang khas artinya proyek mempunyai nuansa sosial budaya yang berbeda baik
lokasi maupun jenis pekerjaan, akibatnya setiap proyek mempunyai tujuan yang dinamis, dan
keberadaan poyek sebagai sarana untuk berkembang dipengaruhi oleh aktifitas manusia yang
terlibat didalamnya, karena itu peran dominan pimpinan proyek lebih dibutuhkan sebagai
pengelola dan dinamisator untuk memberikan pengarahan positif terhadap anggota organisasi
proyek.
Peran sentral tidak terletak pada pimpinan proyek namun lebih dominan dalam manajemen
proyek, karena pimpinan proyek merupakan satu tim dalam manajemen proyek, yang terdiri atas
pemilik proyek (owners), konsultan dan sub kontraktor dalam sub proyek.
Karakteristik Proyek
Dengan Memahami sifat khas dari pengelolaan proyek seperti yang diuraikan diatas maka dapat
menjadi pelajaran dan modal yang berharga dalam melibatkan diri pada pengelolaan proyek,
sebab pelaksana proyek diharapkan dapat mempertimbangkan dalam pengambilan keputusan
pada setiap tindakan manajemen proyek, sehingga keputusan dicapai dengan hasil maksimum,
diterima dan memuaskan semua pihak yang terkait, dan mampu memberikan perubahan positif
pada user baik sebagai pribadi maupun lingkungan masyarakat yang membutuhkan, hal ini
sesuai dengan karakteristik proyek, yaitu :
Ruang lingkup proyek, merupakan batas wilayah pengelolaan proyek yang meliputi
permasalahan, kelemahan, kebutuhan untuk menilai batas kelayakan proyek
Biaya proyek, merupakan besarnya biaya atau dana yang dibutuhkan dalam pengelolaan
proyek, baik dalam pelaksanaan maupun pasca pelaksanaan sehingga dapat ditentukan
besarnya nillai investasi yang dibutuhkan serta biaya operasional yang tepat, agar nilai
manfaat pada proyek dapat diraih dengan maksimal yang berdampak pada nilai
kompetitif usaha untuk kelangsungan hidup usaha secara opimal
Kualitas pekerjaan proyek, merupakan kualitas pada proses maupun produk dari hasil
akhir pekerjaan proyek yang didasarkan pada standar tertentu atau perbandingan model
yang ada atas dasar kontrak pekerjaan proyek
Waktu penyelesaian pekerjaan, merupakan lamanya waktu yang dibutuhkan untuk
menyelesaikan suatu pekerjaan proyek dengan tetap mempertimbangkan serta
memperhatikan batas waktu yang ditentukan oleh fihak manajemen (pemilik proyek)
Secara umum, peran pimpinan proyek lebih dominan dan menentukan upaya pencapaian tujuan
proyek, maka pimpinan proyek diharapkan mempunyai otoritas, kemampuan fungsi manajemen
serta administrasi dalam menjalankan tugas dan tanggung jawabnya, artinya ’sifat khas proyek’
dan ‘karakteristik proyek’ lebih dipahami dan dijadikan sebagai bahan pertimbangan dalam
setiap pengambilan keputusan atas pelaksanaan proyek, sehingga pengukuran keberhasilan
proyek dapat dilakukan dengan tepat dan memadai.
Secara sederhana, manajemen proyek sistem informasi bisa disusun dengan menjawab
pertanyaan sbb:
Organisasi proyek harus tangguh, tahan terhadap gangguan-gangguan yang timbul, baik
dari luar maupun dari dalam.
analisa kebutuhan dan sumberdaya harus akurat, jangan sampai ada yang tidak dikenali.
toleransi yang ketat harus diberlakukan, mengingat ‘harga’ yang harus dibayar cukup
tinggi bila proyek gagal.
Pelaksanaan pekerjaan harus sesuai dengan perencanaan yang telah disusun dengan
matang.
Pengembangan sistem yang ada, baik untuk penyesuaian dengan perkembangan jaman
maupun untuk optimasi sistem yang telah ada dan terkait dengan proyek.
Perencanaan dan penyusunan jadwal. adalah tahapan paling penting krn didalamnya
terdapat proses penentuan tugas dan durasinya dan penentuan hubungannya dengan
tugas-tugas lainnya.
Pengelolaan perubahan. selama melaksanakan proyek, sering kali diperlukan
penyesuaian antara rencana dengan kenyataan yang ada.
Publikasi informasi proyek.
Pemangku Kepentingan
Pemangku Kepentingan adalah individu atau organisasi yang secara aktif terlibat di dalam suatu
proyek, atau kepentingan seseorang yang akan terpengaruh baik secara positif ataupun negatif
sebagai akibat dari eksekusi suatu proyek ataupun selesainya suatu proyek. Tim Manajemen
proyek harus mengidentifikasi pemangku kepentingan untuk mengetahui apa saja kebutuhan
dan harapan mereka terhadap suatu proyek yang apabila dipenuhi dapat berpengaruh terhadap
suksesnya suatu proyek. pemangku kepentingan dari setiap proyek dapat meliputi :
Weak Matrix, peran Manajer Proyek kuat, peran Manajer Fungsional lemah. Manajer
Fungsional hanya sebagai penyedia SDA yang ada. ƒ
Balanced Matrix, peran Manajer Proyek dan Manajer Fungsional setara. ƒ
Strong Matrix, peran Manajer Proyek lemah, peran Manajer Fungsional kuat. Manjer
Proyek hanya sebagai koordinator proyek.
Keahlian Manajerial
Aspek ini sangat berpengaruh terhadap proyek karena kelangsungan dari proyek sangat
tergantung dari keahlian manajer proyek untuk menangani aspek finansial, perencanaan,
organisational dan aspek lainnya secara sinergis dan berkesinambungan.
Beberapa contoh keahlian manajemen yang harus dimiliki oleh pemimpin proyek adalah:
Kepemimpinan
Komunikasi
Negosiasi
Pemecahan Masalah
Mempengaruhi Organisasi
Pemersatu
Pengambil Keputusan
Pengaruh Sosioekonomi
Faktor ini lebih tergantung kepada faktor eksternal organisasi karena dipengaruhi oleh pihak
ketiga yang tidak dapat dikontrol oleh pelaksana proyek. Faktor-faktor tersebut diantaranya
adalah:
*http://fairuzelsaid.com
https://yuniarsarikusdianti.wordpress.com/2015/12/16/manajemen-proyek-rekayasa-perangkat-
lunak/
25 maret 2018, 09.35