Anda di halaman 1dari 10

DAKWAH DALAM ISLAM

KELOMPOK 6 :
1. NAJWA JURAIDA
2. NENGSI PURNAMA SARI
3. NONA ISABELLA L

SMA NEGERI 5 TANJUNG JABUNG TIMUR


XI IPA
A. PENDAHULUAN

1. Latar Belakang Masalah

Islam sebagai sebuah agama dengan penyebaran jumlah penganutnya yang


meningkat sangat pesat dari tahun ke tahun, dalam sejarah perkembangannya
telah berkali-kali megalami pasang surut.

Bermula dari jazirah Arabia pada abad ke-6 M, Islam kemudian menyebar ke
berbagai pelosok bumi. Pada masa dinasti Umayyah dan Abbasiyah Islam bahkan
mampu menaklukkan sebagian daratan Eropa, tepatnya di Andalusia,
Spanyol.Setelah berjaya beberapa abad lamanya, kekuasaan dan kedigdayaan
Dinasti Umayyah dan Abbasiyah akhirnya meredup, hingga akhirnya Spanyol
kembali dikuasai oleh kaum kristen Eropa.

Berabad kemudian, Islam kembali menoreh catatan emas dalam sejarah melalui
tiga kerajaan besar yang cukup berpengaruh didunia, yakni kerajaan Utsmani di
Turki, Syafawi di Persia dan Mughal di India. Setelah bertahan nyaris tiga abad
lamanya, kerajaan-kerajaan ini pun akhirnya meredup dan runtuh. Keruntuhan ini
tak lain disebabkan oleh faktor internal yaitu intrik politik dikalangan elit
penguasa, serta akibat faktor eksternal yaitu peperangan dengan bangsa-bangsa
non muslim.

Hikmah dari keruntuhan tiga kerajaan ini, khususnya kerajaan Turki Utsmani telah
menyadarkan umat Islam pada satu kenyataan bahwa umat Islam telah tertinggal
dalam hal ilmu pengetahuan dari bangsa lain, khususnya bangsa Eropa.

Kesadaran tersebut telah melahirkan tokoh-tokoh besar sebagai pelopor


pembaharuan atau modernisasi dikalangan umat Islam, di antaranya yang
terkenal yaitu Muhammad bin Abdul Wahhab, Said Muhammad Sanusi dan
Jamaludin Al-Afgani.

Ide pembaharuan atau modernisasi ini pun akhirnya sampai pula ke negeri kita
Indonesia, salah satunya adalah melalui kontak antara jemaah haji Indonesia
dengan jemaah dari bangsa lain ditanah suci.
2. Rumusan Masalah

a)Apa pengertian modernisasi Islam?

b)Bagaimana perkembangan gerakan modernisasi Islam?

c)Apa pengaruh modernisasi Islam terhadap Indonesia?

d)Apa saja bentuk-bentuk modernisasi Islam di Indonesia?

2. Tujuan Penulisan

Untuk menambah serta memperdalam wawasan dan pengetahuan tentang


pengaruh modernisasi atau pembaharuan Islam terhadap Indonesia.
B. PEMBAHASAN

1. Pengertian Modernisasi Islam

Istilah “modern” ini berasal dari kata Latin modernus yang artinya “baru saja”,
pengertian modern mengacu bukan hanya kepada “zaman” tetapi yang lebih
penting mengacu kepada “cara berfikir dan bertindak”. Peradaban modern
ditandai oleh dua ciri utama, yaitu rasionalisasi (cara berfikir yang rasional) dan
teknikalisasi (cara bertindak yang teknikal).

Dalam masyarakat Barat kata modernisasi mengandung arti pikiran, aliran,


gerakan dan usaha untuk mengubah paham-paham, adat-istiadat, isntitusi-
institusi lama dan sebagainya agar semua itu dapat disesuaikan dengan pendapat-
pendapat dan keadaan-keadaan baru yang ditimbulkan ilmu pengetahuan
modern.

Adapun kaitan dengan Islam, modernisasi dimaknai sebagai “upaya menafsirkan


Islam melalui pendekatan rasional untuk mensesuaikannya dengan
perkembangan zaman dengan melakukan adaptasi dengan perubahan-perubahan
yang terjadi di dunia modern yang sedang berlangsung”.

2. Perkembangan Gerakan Modernisasi Islam

Pemikiran pembaharuan atau modernisasi dalam Islam timbul terutama sebagai


hasil kontak yang terjadi antara dunia Islam dan Barat. Dengan adanya kontak itu,
umat Islam abad XIX sadar bahwa mereka telah mengalami kemunduran
dibandingan dengan Barat.

Kesadaran itu membuat umat Islam berusaha mengejar ketertinggalan serta


memulihkan kembali kekuatan Islam seperti sebelumnya, upaya ini pada
umumnya didorong oleh dua faktor yang saling mendukung. Faktor yang pertama
yaitu pemurnian ajaran Islam dari unsur-unsur asing yang dipandang sebagai
penyebab kemunduran Islam. Pembaharuan ini ditandai dengan kemunculan
gerakan Wahhabiyah yang dipelopori oleh Muhammad bin Abdul Wahhab (1703 –
1787 M) di Arabia, kemudian gerakan Sanusiyah di Afrika Utara yang dipimpin
oleh Said Muhammad Sanusi (1787 – 1859 M) asal Aljazair[1]. Faktor yang kedua
yaitu gagasan untuk menimba ilmu pengetahuan dari barat, ini tercermin dari
pengiriman para pelajar muslim oleh penguasa Turki Utsmani dan Mesir serta
juga India ke negara-negara Eropa untuk menimba ilmu pengetahuan yang
dilanjutkan dengan penterjemahan karya-karya barat ke dalam bahasa Islam.

Gerakan pembaharuan ini pun akhirnya merambah pula ke dunia politik. Gagasan
politik yang pertama kali muncul adalah gagasan Pan Islamisme (persatuan Islam
sedunia) yang awalnya gagasan ini di usung oleh Wahhabiyah dan Sanusiyah.
Namun baru disuarakan dengan lantang oleh tokoh pemikir Islam terkenal,
Jamaludin Al-Afgani (1839-1897 M) asal Afganistan[2]. Meskipun lahir di
Afghanistan, usianya dihabiskan di berbagai bagian Dunia Islam: India, Mesir, Iran,
dan Turki. Dia mengembara ke Eropa, dari Saint Petersburg sampai Paris dan
London. Di mana pun dia tinggal dan ke mana pun dia pergi, Jamaluddin
senantiasa mengumandangkan ide-ide pembaharuan dan modernisasi
Islam.Bersama muridnya, Syaikh Muhammad Abduh (1849–1905) dari Mesir,
Jamaluddin pergi ke Paris untuk menerbitkan majalah Al-`Urwah al-Wutsqa (Le
Lien Indissoluble), yang berarti “ikatan yang teguh”. Abduh menjadi pemimpin
redaksi, dan Jamaluddin menjadi redaktur politik. Nomor perdana terbit 13 Maret
1884 (15 Jumad al-Ula 1301), memuat artikel-artikel dalam bahasa Arab, Perancis,
dan Inggris. Terbit setiap Kamis, majalah itu penuh dengan artikel-artikel ilmiah
dan mengobarkan semangat umat untuk kembali kepada Al-Qur’an dan Sunnah
Nabi, serta menyerukan perjuangan umat Islam agar terlepas dari belenggu
penjajahan Eropa. Majalah Al-`Urwah al-Wutsqa tersebar di kawasan Timur
Tengah, Afrika Utara, India, dan kota-kota besar di Eropa. Sayangnya, majalah ini
hanya sempat beredar 28 nomor saja dan terpaksa berhenti terbit pada bulan
Oktober 1884. Hal ini disebabkan pemerintah kolonial Inggris melarang majalah
itu masuk ke Mesir dan India, lalu pemerintah Turki Usmani juga melarangnya
beredar di wilayah kekuasaannya, sehingga Al-`Urwah al-Wutsqa kehilangan
daerah pemasarannya. Namun dalam masa delapan bulan beredar, majalah
Muslim pertama di dunia itu berhasil menanamkan benih-benih modernisasi di
kalangan umat Islam.
3. Pengaruh Modernisasi Islam Terhadap Indonesia

Gerakan pembaharuan yang berkembang di berbagai tempat khususnya


dikawasan Timur Tengah telah memberikan pengaruh besar kepada gerakan
kebangkitan Islam di Indonesia. Ide gerakan pembaharuan tersebut masuk ke
Indonesia melalui berbagai saluran, antaranya lewat kontak para intelektual
muslim Indonesia dengan intelektual muslim Timur Tengah, dan kontak jemaah
haji Indonesia dengan jemaah luar[3].

Bermula dari pembaharuan pemikiran dan pendidikan Islam di Minangkabau,


yang disusul oleh pembaharuan pendidikan yang dilakukan oleh masyarakat Arab
di Indonesia yang ditandai dengan berdirinya organisasi Jami’atul Khair (1905),
organisasi ini pada dasarnya terbuka untuk semua golongan muslim, namun
mayoritas anggotanya adalah orang-orang Arab[4].Kebangkitan Islam semakin
berkembang membentuk organisasi-organisasi sosial keagamaan, seperti Sarekat
Dagang Islam (SDI)di Bogor (1909) dan Solo (1911), Persyarikatan Ulama di
Majalengka, Jawa Barat (1911), Muhammadiyah di Yogyakarta (1912), Persatuan
Islam (Persis) di Bandung (1920-an), Nahdatul Ulama (NU) di Surabaya (1926), dan
Persatuan Tarbiyah Islamiah (Perti) di Candung, Bukittinggi (1930), dan Partai-
partai Politik, seperti Sarekat Islam (SI) yang merupakan kelanjutan dari SDI,
Persatuan Muslimin Indonesia (Permi) di Padang Panjang (1932) yang merupakan
kelanjutan dan perluasan dari organisasi pendidikan Thawalib dan Partai Islam
Indonesia (PII) pada tahun 1938[5].

Organisasi-organisasi sosial keagamaan Islam dan organisasi-organisasi yang


didirikan kaum terpelajar menandakan tumbuhnya benih-benih nasionalisme
dalam pengertian modern, yang dikemudian hari berperan aktif dalam
perjuangan untuk memperoleh kemerdekaan Indonesia.

4. Bentuk-Bentuk Modernisasi Islam Di Indonesia

Pembaharuan dalam Islam atau gerakan modern Islam merupakan jawaban yang
ditujukan terhadap krisis yang dihadapi umat Islam pada masanya.kemunduran
kerajaan Utsmani yang merupakan pemangku khalifah Islam setelah abad ke-17M
telah melahirkan kebangkitan Islam dikalangan warga Arab dipinggiran imperium
Utsmani.

Gerakan pembaharuan ini akhirnya menyebar luas ke berbagai belahan dunia


muslim, termasuk salah satunya ke Indonesia.

Adapun bentuk-bentuk pembaharuan di Indonesia yaitu:

a) Gerakan Puritanisme

Gerakan ini pertama kali diprakarsai oleh Muhammad bin Abdul Wahhab di Nejd.
Gerakan puritanisme ini masuk ke Indonesia melalui tiga orang yang baru pulang
dari haji ditanah suci, yaitu Haji Miskin, Haji Sumanik dan Haji Piobang. Mereka
melakukan penentangan terhadap praktek kehidupan beragama masyarakat
Minangkabau yang telah banyak terpengaruh oleh unsur-unsur takhayul, khurafat
dan bid’ah.Karena aktifitas mereka di anggap cukup membahayakan keberadaan
kaum tua atau kaum adat, maka kaum tua meminta bantuan Belanda. Pada tahun
1821-1837 M terjadilah Perang Paderi.

Dalam pertempuran yang tak seimbang itu kaum ulama mengalami kekalahan.
Kekalahan ulama dalam Perang Paderi dalam menghadapi Belanda tidaklah
membuat patah semangat para tokoh pejuang pembaharu itu, tetapi gerakannya
semakin hebat. Gerakan pembaharuan itu tidak lagi bersifat politik agama, tetapi
di alihkan ke dalam gerakan pembaharuan pendidikan.

b) Gerakan Reformisme

Gerakan reformis adalah suatu gerakan pembaharuan yang dilakukan untuk


kembali kepada dasar Islam yang asli. Kelompok ini berusaha menerapkan sistem
ajaran Islam seperti yang ada pada zaman Nabi SAW.

c) Gerakan Radikalisme

Gerakan ini merupakan salah satu cara yang dilakukan oleh para pembaharu Islam
untuk membangkitkan kembali semangat masyarakat Islam, sehingga mereka
akan menjadi masyarakat yang maju. Namun sebelum itu, unsur-unsur yang
terdapat dalam ajaran Islam yang tercemar oleh takhayul, bid’ah dan khurafat
harus dibersihkan terlebih dahulu.

Dalam tatanan pelaksanaan pembaharuan seperti ini, biasanya cara yang


ditempuh melalui bentuk-bentuk radikal yang tak jarang dengan menggunakan
kekerasan. Pada umumnya, gerakan ini menentang kekuasaan Barat yang kafir.

d) Gerakan Neo-sufisme

Gerakan ini merupakan kelanjutan dari gerakan yang dilakukan para pembaharu
dari kelompok tarekat atau tasawuf dengan mengambil bentuk baru. Bentuk baru
itu adalah aktifisme.Bentuk aktifisme dalam gerakan ini membuat masyarakat
menjadi dinamis. Bahkan dengan gerakan ini masyarakat dapat mengembangkan
diri tanpa banyak bergantung kepada uluran kelompok atau bangsa lain.

Di antara unsur aktifisme adalah jihad. Melalui kata kunci inilah umat Islam
melakukan pembaharuan, terutama menentang segala bentuk penjajahan dan
keterbelakangan. Gerakan ini banyak mewarnai berbagai pemberontakan Islam di
tanah air dalam masa-masa penjajahan, misalnya pemberontakan petani Banten
pada tahun 1888 M[6].
C. PENUTUP

1. Keimpulan

Modernisasi Islam adalah upaya menafsirkan Islam melalui pendekatan rasional


untuk mensesuaikannya dengan perkembangan zaman dengan melakukan
adaptasi dengan perubahan-perubahan yang terjadi di dunia modern yang sedang
berlangsung.

Pemikiran pembaharuan atau modernisasi dalam Islam timbul terutama sebagai


hasil kontak yang terjadi antara dunia Islam dan Barat. Dengan adanya kontak itu,
umat Islam sadar bahwa mereka telah mengalami kemunduran dibandingan
dengan Barat. Kesadaran itu membuat umat Islam berusaha mengejar
ketertinggalan serta memulihkan kembali kekuatan Islam seperti sebelumnya.Ide
gerakan modernisasi Islam masuk ke Indonesia melalui berbagai saluran,
antaranya lewat kontak para intelektual muslim Indonesia dengan intelektual
muslim Timur Tengah, dan kontak jemaah haji Indonesia dengan jemaah luar.

Bentuk-bentuk pembaharuan Islam di Indonesia yaitu; gerakan puritanisme,


gerakan reformisme, gerakan radikalisme dan gerakan neo-sufisme.

2. Saran

Kami menyadari bahwa makalah ini masih banyak kekurangan, oleh karena itu
kami menyarankan kepada teman-teman sesama mahasiswa untuk mencari
informasi lain sebagai tambahan dari apa yang telah kami uraikan di atas.
DAFTAR PUSTAKA

Murodi. tt. Sejarah Kebudayaan Islam. Semarang: Karya Toha Putra.

Syaukani, Ahmad. 2001. Perkembangan Pemikiran Modern di Dunia Islam, cet-2.


Bandung: Pustaka Setia.

Yatim, Badri. 2008. Sejarah Peradaban Islam. Jakarta: Grafindo Persada.

Anda mungkin juga menyukai