Secara harfiah kata Mu’tazilah berasal dari i’tazala yang berarti terpisah
atau memisahkan diri, yang berarti juga menjauh berpisah atau menjauhkan diri.
Ciri utama yang membedakan aliran ini dengan aliran teologi Islam lainnya adalah
pandangan-pandangan teologisnya lebih ditunjang oleh dalil-dalil ‘aqliah (akal)
dan lebih banyak berfilsafat (Ratu Suntiah, 2010, hal. 61). Kaum Mu’tazilah
adalah golongan yang membawa persoalan-persoalan teologi yang lebih
mendalam dan bersifat folisofis daripada persoalan-persoalan yang dibawa oleh
kaum Khawarij dan Murjiah. Dalam pembahasan, mereka banyak memakai akal
sehingga mereka mendapat nama “kaum rasionalis Islam” (Nasution, 2007, hal.
40).
Dari sumber lain, kata Mu’tazilah diambil dari bahasa Arab yaitu اعتزلyang
aslinya adalah kata عزلyang berarti memisahkan atau menyingkirakan. Menurut
Ahmad Warson, kata azala dan azzala mempunyai arti yang sama dengan kata
asalnya. Arti yang sama juga akan kita temui di munjid, meskipun ia
menambahkan satu arti yaitu mengusir.
Penambahan huruf hamzah dan huruf ta pada kata I’tazala adalah untuk
menunjukkan hubungan sebab akibat yang dalam ilmu sharf disebut dengan
muthawa’ah, yang berarti terpisah, tersingkir atau terusir. Maka bentuk pelaku
yaitu al-mu’tazilah berarti orang yang terpisah, tersingkir atau terusir.
Ada teori baru yang diajukan oleh Ahmad Amin. Nama Mu’tazilah ini
sudah terdapat sebelum adanya peristiwa Wasil dengan Hasan al-Basri dan
sebelum timbulnya pendapat tentang posisi diantara dua posisi. Kalau itu dipakai
sebagai designatie terhadap golongan orang-orang yang tak mau ikut campur
dalam perikaian-pertikaian politik yang terjadi di zaman ‘Usman Ibn ‘Affan dan
‘Ali Ibn Abi Thalib. Mereka menjauhkan diri dari golongamn-golongan yang
saling bertikai. Suatu waktu, ketika Qais Ibn Sa’ad sampai di Mesir sebagai
Gubernur dari ‘Ali Ibn Abi Thalib, ia menjumpai pertikain di sana, satu golongan
turut padanya dan satu golongan lagi menjauhkan diri ke Kharbita (i’tazalat ila
Kahrbita). Didalam suratnya kepada khalifah, Qais menamai mereka “mu’tazilin”.
Kalau al-Tabari menyebut nama “Mu’tazilin”, Abu al-Fida, memakai kata “al-
Mu’tazilah” sendiri.
Nama Mu’tazilah sebagai designatie bagi aliran teologi rasional dan liberal
dalam Islam timbul sesudah peristiwa Wasil dengan Hasan al-Basri di Basrah dan
bahwa lama sebelum terjadinya peristiwa Basrah itu telah pula terdapat kata-kata
i’tazala, al-Mu’tazilah. Tetapi apa hubungan yang terdapat antara Mu’tazilah
pertama dan Mu’tazilah kedua, fakta-fakta yang ada belum dapat memberikan
kepastian. Selanjutnya siapa sebenarnya yang nama Mu’tazilah kepada Wasil dan
pengikut-pengikutnya tidak pula jelas. Ada yang mengatakan golongan lawanlah
yang memberikan nama itu kepada mereka. Tetapi kalau kita kembali ke ucapan-
ucapan Mu’tazilah itu sendiri, akam dijumpai keterangan-keterangan yang dapat
memberi kesimpulan bahwa mereka sendirilah yang memberikan nama itu kepada
golongan mereka; atau sekurang-kurangnya mereka setuju dengan nama itu. Al-
Qadi ‘Abd al-Jabbar, umpamanya mengatakan bahwa kata-kata i’tazala yang
terdapat dalam al-Qur’an mengandung arti menjauhi yang salah dan tidak benar
dan dengan demikian kata Mu’tazilah mengandung arti pujian. Selanjutnya ia
menerangkan adanya hadis Nabi yang mengatakan bahwa umat Islam akan
terpecah menjadi 73 golongan dan yang paling patuh dan terbaik dari seluruhnya
ialah golongan Mu’tazilah. Bahkan menurut Ibn al-Murtada kaum Mu’tazilah
sendirilah, dan bukan orang lain yang memberikan nama itu kepada golongan
mereka.
Dari uraian diatas, dapat diketahui bahwa orang yang pertama membina
aliran Mu’tazilah adalah Wasil Ibn Atha. Sebagaimana dikatakan Aal-Mas’udi, ia
adalah Syaikh al-Mu’tazilah wa qadilmuha, yaitu kepala dan Mu’tazilah tertua. Ia
lahir tahun 18 H di Madinah dan meninggal tahun 131 H. Disana ia belajar pada
Abu Hasyim ‘Abdullah Ibn Muhammad Ibn Al-Hanafiah, kemudian pindah ke
Basrah dan belajar pada Hasan al-Basri (Nasution, 2007, hal. 43).
DOKTRIN-DOKTRIN MU’TAZILAH
Hasan Basri, dkk. (2007). Ilmu Kalam Sejarah dan Pokok Pikiran Aliran-Aliran. Bandung:
Cv. Insan Mandiri.
http://ilinsolehudin.blogspot.co.id/2013/04/pengertian-mutazilah.html