Anda di halaman 1dari 19

KESEHATAN LINGKUNGAN

PEMUKIMAN DAN PERKOTAAN

1. PENDAHULUAN

Dengan semakin berkembangnya kota-kota yang ada di Indonesia tentunya


akan memberikan dampak terhadap kesehatan lingkungan penduduk di daerah
perkotaan. Dampak tersebut dapat bersifat positif maupun negatif. Meningkatnya
kendaraan bermotor dan bertambahnya industri-industri, urbanisasi turut
menimbulkan dampak negatif terhadap kota itu sendiri seperti adanya pencemaran
udara, pencemaran air, makanan, tanah. Hal ini akan memberikan dampak
terhadap kesehatan manusia.

Di Indonesia, khususnya di kota-kota besar konstribusi gas buang kendaraan


bermotor sebagai sumber pencemar udara mencapai 60 – 70 %, sedangkan
industri berkisar antara 10 – 15 %. Sedangkan sisanya berasal dari rumah tangga,
pembakaran sampah, kebakaran hutan / ladang dan lain-lain. Dari jumlah total tiap
zat pencemar utama yang di keluarkan setiap tahun, karbon monoksida merupakan
zat pencemar terbanyak dan kendaraan bermotor adalah sumber utamanya. Akan
tetapi, kita tidak boleh memandang jenis zat pencemar atau sumbernya semata-
mata berdasarkan jumlah total emisi tiap tahun. Kita juga harus memperhitungkan
sejauh mana tingkat bahaya setiap jenis zat pencemar terutama terhadap kesehatan
manusia. (Kusnoputranto, 1998). Oleh karena itu, perlu adanya perencanaan tata
kota yang baik dan pelu adanya syarat-syarat pemukiman yang baik serta adanya
pengendalian dari sumber pencemar sehingga mengurangi pencemaran
lingkungan.

II. DEFINISI DAN RUANG LINGKUP

Kesehatan lingkungan adalah ilmu yang mempelajari hubungan inter aktif


antara komunitas (penduduk) dengan perubahan lingkungan yang memiliki
potensi bahaya / menimbulkan gangguan kesehatan / penyakit serta mencari upaya
penanggulangannya.

Dalam Undang-Undang No. 4 Tahun 1992 (di kutip dari Tjuk Kuswartojo dkk,
1997) tentang perumahan dan pemukiman. Pemukiman adalah bagian dari
lingkungan hidup di luar kawasan lindung dapat merupakan kawasan perkotaan
berfungsi sebagai tempat tinggal / hunian dan tempat kegiatan yang mendukung
peri kehidupan dan penghidupan.sedangkan perumahan adalah kelompok rumah
yang berfungsi sebagai lingkungan tempat tinggal atau hunian plus prasarana dan
sarana lingkungan. Pemukiman adalah perumahan dengan segala isi dan kegiatan
yang ada di dalamnya. Perumahan merupakan wadah fisik, sedang pemukiman
merupakan paduan antara wadah fisik, sedang pemukiman merupakan paduan
antara wadah dengan isinya yaitu manusia yang hidup bermasyarakat dan
berbudaya di dalamnya. Bagian pemukiman yang di sebut sebagai wadah tersebut
merupakan paduan tiga unsur yitu : alam (tanah, air, udara), lingkungan
(bangunan rumah, pelayanan sosial, pertokoan, pasar, industri, transportasi),
jaringan (sistim air bersih, listrik, komunikasi, saluran air kotor, saluran air hujan,
tata letak fisik) sedang isinya adalah manusia dan masyarakat.
Kesehatan lingkungan pemukiman perkotaan mempelajari hubungan
interaktif antara manusia dengan perubahan lingkungan pemukiman yang ada di
perkotaan yang memiliki potensi menimbulkan gangguan kesehatan dan
mencari upaya penanggulangannya.

III. SYARAT-SYARAT PEMUKIMAN PERKOTAAN YANG MEMENUHI


KUALITAS KESEHATAN LINGKUNGAN

1. Persyaratan Kesehatan Pemukiman


A. Lokasi
a. Tidak terletak pada daerah rawan bencana alam seperti bantaran
sungai, aliran lahar, tanah longsor, banjir.
b. Tidak terletak pada daerah bekas tempat pembuangan akhir sampah
dan bekas lokasi pertambangan.
c. Tidak terletak pada daerah rawan kecelakaan dan kebakaran seperti
jalur pendaratan penerbangan.

B. Kualitas Air
Air yang di gunakan sebaiknya mempunyai kualitas yang cukup baik
misalnya air PAM. Akan tetapi jika air PAM belum mencapai lokasi
pemukiman dan penduduk menggunakan air tanah maka sebaiknya air
tanah tersebut minimal memenuhi persyaratan air baku air minum
(golongan B).

C. Kualitas Udara, Kebisingan dan Getaran


Kualitas udara ambien di lingkungan pemukiman harus bebas dari
gas beracun baik oleh alam atau aktivitas manusia dan memenuhi
persyaratan baku mutu udara yang berlaku. Parameter-parameter yang
harus di perhatikan adalah :
a. Tingkat kebisingan di lokasi tidak melebihi 60 dB leq.
b. Gas berbau seperti Amoniak (NH 3), Metil Merkaptan (CH3SH),
Hidrogen Sulfida (H2S), Metil Sulfida ((CH3)2)S, Stirena
(C6H5CHCH2) tidak terdeteksi secara biologis.
c. Partikel debu diameter < 10 ug tidak melebihi 150 ug/m3.
d. Gas SO2 tidak melebihi 0,10 ppm per 24 jam.
e. Debu terendam tidak melebihi 350 mm3 / m2 per hari.

D. Kualitas Tanah
Kualitas tanah pada daerah pemukiman harus memenuhi persyaratan
sebagai berikut :
a. Aldrin maksimal 0,05
b. Dealdrin maksimal 0,05
c. DDT maksimal 0,09
d. Timah hitam (Pb) maksimal 300 mg/kg
e. Arsenik total maksimal 100 mg/kg
f. Cadmium (Cd) maksimal 20 mg/kg
g. Kandungan kualitatif telur cacing tanah Ascaris Lumbrincoides
dalam pemeriksaan 10 sampel secara proporsional harus negatif.
E. Vektor Penyakit
Banyaknya vektor (binatang penular) harus memenuhi persyaratan sebagai
berikut :
a. Indeks jentik nyamuk ) angka jentik) di perumahan tidak melebihi 5 %.
b. Angka gigitan nyamuk (man biting rat) tidak melebihi 7 gigitan per
malam.

F. Sarana dan Prasarana Lingkungan


Daerah pemukiman sebaiknya mempunyai sarana dan prasarana yang
cukup memadai seperti :
a. Memiliki taman bermain untuk anak, sarana rekreasi keluarga dengan
konstruksi yang aman dari kecelakaan.
b. Memiliki sarana drainase yang tidak menjadi tempat perindukan vektor
penyakit.
c. Memiliki sarana jalan lingkungan.
d. Tersedia sumber air bersih yang menghasilkan air secara cukup sepanjang
waktu dengan kualitas air yang memenuhi persyaratan kesehatan kualitas
air.
e. Pengelolaan pembuangan kotoran sesuai dan limbah rumah tangga harus
memenuhi persyaratan kesehatan dengan peraturan perundangan yang
berlaku.
f. Pengelolaan pembuangan sampah rumah tangga.
g. Memiliki akses terhadap sarana pelayanan umum, sosial seperti keamanan,
kesehatan komunikasi, tempat kerja, tempat hiburan, tempat pendidikan.
h. Pengaturan instansi listrik harus menjamin keamanan.

G. Penghijauan
Pepohonan untuk penghijauan di lingkungan perumahan merupakan
pelindung dan juga berfungsi untuk kesejukan dan kelestarian alam.

2. Persyaratan Rumah Sehat


A. Memenuhi Kebutuhan Fisiologis
Rumah sehat harus memenuhi kebutuhan fisiologis, misalnya adalah
pencahayaan, suhu, kebisingan, ventilasi, bahan bangunan, bebas dari vektor
penyakit dll.
a. Bahan bangunan
Bahan Bangunan sebaiknya tidak terbuat dari bahan yang dapat melepas
zat-zat yang dapat membahayakan kesehatan seperti asbes dan juga tidak
terbuat dari bahan yang dapat menjadi tumbuh dan berkembangnya
mikroorganisme patogen.

b. Ventilasi yang baik


 Ventilasi yang baik berukuran + 10 – 20 % dari luas lantai
 Ventilasi yang baik akan memberikan udara segar dari luar
 Suhu optimum 22 – 24 C
 Kelembaban 60 %
c. Pencahayaan yang cukup
Memberi kesempatan cahaya matahari masuk yang cukup, minimal cahaya
matahari yang masuk + 60 lux dan tidak menyilaukan, sehingga cahaya
matahari mampu membunuh kuman-kuman patogen dan jika pencahayaan
kurang sempurna akan mengakibatkan ketegangan mata.

d. Bebas dari kegaduhan dan kebisingan


 Tingkat kebisingan maksimal di perumahan adalah : 55 dBA
 Tingkat kebisingan yang ideal di perumahan adalah : 40 – 45 dBA
 Dampak kebisingan akan mengakibatkan gangguan kenyamanan,
gangguan aktivitas, keluhan stres.

e. Kepadatan hunian ruang tidur


Luas ruang tidur minimal 8 meter dan tidak di anjurkan di gunakan lebih
dari 2 orang tidur dalam satu ruang tidur kecuali anak di bawah umur 5
tahun

f. Tersedianya tempat bermain untuk anak-anak


 Kesempatan bermain dengan leluasa di rumah dan halaman di
lingkungan rumah
 Kesempatan untuk berkembang baik jasmani maupun rohani dalam
pertumbuhannya
 Menghindari kesempatan bermain di luar rumah, jalanan atau tempat
lain yang sulit di awasi

g. Memenuhi kebutuhan psikologis


 Kesempatan dan kebebasan untuk kehidupan keluarga secara normal
 Hubungan serasi antara orang tua dan anak

B. Memberi Pencegahan dan Perlindungan Terhadap


Penularan Peenyakit dan Pencemaran
a. Vektor penyakit
Vektor penyakit seperti tikus, kecoa, lalat dan nyamuk tidak bersarang di
dalam rumah sehingga dapat mencegah terhadap penularan penyakit

b. Air
Tersedia sarana air bersih dengan kapasitas maksimal 60 liter/orang/hari.
Penyediaan air tanah yang memenuhi syarat kesehatan.

c. Limbah
Limbah cair yang berasal dari rumah tidak mencemari sumber air, tidak
mencemari permukaan tanah. Sedangkan limbah padat harus di kelola agar
tidak menimbulkan bau, pencemaran terhadap permukaan tanah serta air
tanah.

d. Tersedianya fasilitas untuk menyimpan makanan


Tempat untuk menyimpan makanan sangat di perlukan sehingga baik
makanan mentah maupun makanan yang sudah matang tidak mudah
terkontaminasi dari luar.
C. Memberikan Perlindungan / Pencegahan Terhadap Bahaya Kecelakaan
Dalam Rumah
a. Konstruksi rumah yang kuat sebaiknya tidak menggunakan asbes
b. Menghindari bahaya kebakaran
c. Pencegahan kemungkinan kecelakaan, misalnya jatuh atau kecelakaan
mekanik lainnya

IV. MASALAH-MASALAH KESEHATAN LINGKUNGAN PEMUKIMAN


PERKOTAAN DAN PENGENDALIANNYA

I. PENCEMARAN UDARA
Pencemaran udara merupakan masalah paling serius di daerah perkotaan,
urbanisasi mengakibatkan meningkatnya aktivitas manusia dan kepadatan
penduduk di daerah perkotaan. Peningkatan penduduk akan di ikuti oleh
semakin meningkatnya kebutuhan di bidang transportasi. Selain itu di daerah
perkotaan industri juga meningkatnya kebutuhan di bidang transportasi.
Selain itu di daerah perkotaan industri juga meningkat dengan pesat. Dengan
meningkatnya transportasi dan industri akan meningkatkan polusi dan
berdampak terhadap lingkungan kota. Kualitas lingkungan tentunya akan
berpengaruh terhadap kesehatan manusia.

Di sisi lain penduduk di kota besar seperti Jakarta sebagian besar


penduduk bekerja di sektor jasa di mana sebagian besar kegiatannya di
lakukan di gedung-gedung bertingkat yang sirkulasi udaranya terbatas. Hal
ini akan memberikan dampak terhadap kesehatan manusia.

Kualitas lingkungan akan berpengaruh terhadap kesehatan manusia


untuk itu perlu di lakukan pengendalian untuk mengurangi polusi udara.
Sebelum melakukan pengendalian kita harus mengetahui dahulu sumber-
sumber pencemar, jenis pencemar dan lain sebagainya.

A. Sumber Pencemar
Sumber pencemar yang berasal dari sumbernya dapat di bagi menjadi dua
kelompok yaitu :
a. Alamiah
Zat pencemar yang terbentuk secara alamiah dapat berasal dari dalam tanah,
hutan / pegunungan (Radon, Methane, uap air / kelembaban).
b. Aktivitas manusia
 Pencemaran akibat lalu lintas : CO, debu karbon, Pb, Nitrogen Oksida
 Pencemaran industri : Nox, SO2, ozone, Pb, Voc.
 Rumah Tangga : pembakaran

B. Jenis Zat Pencemar


a. Polutan udara prmer
Suatu bahan kimia yang di tambahkan langsung ke udara yang menyebabkan
konsentrasinya meningkat dan membahayakan. Hal ini dapat berupa
komponen udara alamiah, contoh : CO2 yang meningkat di atas konsentrasi
normal atau sesuatu yang tidak biasanya terdapat di udara seperti Pb.
b. Polutan udara sekunder
Senyawa kimia berbahaya yang timbul dari hasil reaksi antara zat polutan
primer dengan komponen udara alamiah.

Hal yang perlu di ingat bahwa tingkat bahaya zat-zat pencemar tidak semata-
mata tergantung pada nilai konsentrasinya. Secara tersendiri, pengukuran
konsentrasi tidak berhubungan langsung dengan bahaya yang di timbulkan
oleh zat pencemar. Artinya 2 zat pencemar yang berbeda dengan konsentrasi
yang sama, kemampuannya untuk menyebabkan gangguan / bahaya tidak
sama. Atau sebaliknya, konsentrasi dari 2 zat pencemar yang berbeda mungkin
mempunyai efek bahaya yang relatif sama. Sebagai contoh, konsentrasi 2 ppm
Sulfur monoksida di udara dapat memberi dampak bahaya yang sama seperti
konsentrasi karbon monoksida sebesar 50 ppm.

C. Tipe Polutan Udara


Tipe polutan udara di bagi menjadi 6 bagian, pembagian tersebut sebagai
berikut :
1. Karbon Oksida : CO, CO2
2. Sulfur Oksida : SO2, SO3
3. Nitrogen Oksida
4. Hidrokarbon : senyawa organik yang mengandung karbon
dan hydrogen seperti Methane, Butane, Benzene.
5. Oksidan Fotokimia : Ozon, PAN (golongan peroxyacyl
nitrates) dan beberapa senyawa aldehid
6. Partikulat (partikel padat atau cair di udara) : asap, debu,
asbestos, partikel logam, minyak, garam-garam sulfat.
7. Senyawa inorganik : asbestos, hydrogen fluorida, hydrogen
sulfida, ammonia, asam sulfat, asam nitrat.
8. Senyawa organik (mengandung karbon) pestisida, herbisida,
berbagai jenis alkohol, asam-asam dan zat kimia lainnya.
9. Zat radioaktif : tritium, radon, emisi dari pembangkit tenaga.

D. Pencemaran Udara di Luar Ruangan


a. Industrial Smog
Kota-kota yang mempunyai potensi untuk terbentuknya industrial smog (gray
air cities) biasanya mempunyai iklim dingin dan basah / hujan, serta
menggantungkan sumber energi dari pembakaran batu bara dan bahan bakar
minyak untuk pemanasan, pabrik-pabrik dan pembangkit tenaga listrik. Bahan
bakar tersebut melepas dua jenis polutan utama yaitu partikulat (droplet cairan
atau partikel padat yang tersuspensi dalam udara) yang dapat menyelimuti
udara kota dengan partikel berwarna keabu-abuan dan sulfur oksida yang
merupakan komposisi utama dari industrial smog.

Batubara dan minyak bumi mengandung sejumlah kecil (0.5 – 5 % massa)


sulfur yang merupakan bahan pengotor. Bila bahan bakar di bakar, kotoran-
kotoran sulfur bereaksi dengan oksigen dan menghasilkan sulfur dioksida. Gas
tersebut keluar melalui cerobong asap dan masuk ke dalam atmosfir. Dalam
beberapa hari sebagian besar dari sulfur dioksida di atmosfir tersebut di
konversi menjadi sulfur trioksida, yang kemudian bereaksi dengan air di udara
untuk membentuk droplet dari asam sulfat (H 2SO4). Kabut atmosfir dari asam
sulfat tersebut dapat merusak logam dan bahan-bahan lainnya, menyebabkan
iritasi pada mata serta merusak paru-pasru.

Beberapa dari droplet asam sulfat dapat bereaksi dengan ammonia (NH3) di
dalam atmosfir untuk membentuk partikel padat dari ammonium sulfat.
Droplet dari asam sulfat dari bahan kimia lainnya yang terhirup oleh manusia
akan dapat terikat pada partikel tersebut pada waktu bersamaan terhirup. Efek
kombinasi dari droplet asam sulfat dan partikel ammonium sulfat di anggap
sebagai pencemar udara paling serius yang mengancam kesehatan manusia.

b. Photochemical Smog (brown air cities)


Kota-kota ini biasanya mempunyai iklim panas dan kering. Sumber utama
pencemaran udara adalah pembakaran di dalam mesin dan gas buang
kendaraan bermotor. Normal gas nitrogen (N2) dan gas oksigen (O2) yang
mengisi sebagian besar dari udara atmosfir bereaksi satu sama lain, tetapi pada
temperatur tinggi di dalam pembakaran mesin kendaraan bermotor, mereka
saling bereaksi membentuk nitrogen oksida (NO) yang kemudian melepas
sebagai gas buang dan masuk ke dalam udara atmosfir. Segera setelah berada
di atmosfir, nitrogen oksida bereaksi dengan oksigen untuk membentuk
nitrogen dioksida (NO2), suatu gas yang berwarna coklat kekuning-kuningan
dengan bau yang tidak enak menyesakkan bertanggung jawab atas terjadinya
kabut kecoklatan yang menyelimuti udara perkotaan. Hal ini dapat merusak
saluran pernapasan, iritasi terhadap paru-paru dan mata dan berkontribusi
terhadap kerusakan jantung, paru, hati dan ginjal.

Biasanya nitrogen dioksida tetap berada di udara atmosfir lebih kurang selama
3 hari. Jumlah kecil nitrogen dioksida dapat bereaksi dengan uap air di
atmosfir membentuk asam HNO3 yang kemudian dapat mengalami presipitasi
dan tersapu dari udara atmosfir melalui hujan. Asam nitrat di atmosfir juga
dapat bereaksi dengan ammonia di udara membentuk partikel ammonium
nitrat yang secara berkala juga jatuh ke permukaan bumi atau tersapu dari
atmosfir oleh hujan.

Beberapa reaksi kimia di aktivasi dengan cahaya maka di sebut reaksi


photochemical. Sebagian besar masalah pencemaran udara yang berhubungan
dengan nitrogendioksida adalah apabila nitrogen dioksida terpajan oleh radiasi
ultraviolet sinar matahari mengalami reaksi fotokimia dan kemudian
mengubahnya menjadi nitrogen oksida dan atom O (NO2- NO + O).
Kemudian atom oksigen bereaksi dengan gas oksigen di atmosfir
menghasilkan oksidan fotokimia yaitu ozon. Di samping itu atom oksigen juga
bereaksi dengan gas hidrokarbon membentuk PANs (peroxyacylnitrates).
PANs juga bereaksi dengan senyawa hidrokarbon di atmosfir membentuk
aldehyd seperti Formaldehyde yang dapat menyebabkan mata pedih seperti
gas air mata. Gabungan dari polutan sekunder membentuk Photochemical
Smog. Keberadaan senyawa tersebut dalam jumlah kecil di udara dapat
menyebabkan mata pedih, iritasi saluran pernapasan dan dapat merusak
tanaman. Untuk lebih jelasnya dapat di lihat dalam gambar berikut :
Sinar
matahari
(NO) Nitrogen Oksida

H2O NO2 Atom (O2)


(uap air) (Nitrogen Dioksida) Oksigen Molekul Oksigen

Hidrokarbon

HNO3 PAN Aldehyd (formaldehyd) O3 (Ozon)


(Asam Nitrit)

Photochemical Smog

Gambar 1. Skema sederhana terbentuknya photochemical smog

Dampak Polusi Udara Terhadap Lapisan Ozon Dan Iklim Global

Lapisan Ozon
Lapisan ozon terletak di atmosfir 20 – 35 km di atas permukaan bumi.
Terbentuknya lapisan ozon adalah sebagai berikut molekul-molekul oksigen yang
berada di atmosfir berinteraksi dengan sinar Ultra Violet dari matahari dalam suatu
rangkaian reaksi yang berurutan (berantai). Jika reaksi tersebut di sederhanakan
adalah sebagai berikut

O2 + UV 203

Pentingnya / kegunaan lapisan ozon adalah jika molekul-molekul ozon


berinteraksi dengan radiasi sinar matahari dan mampu menyaring lebih dari 99 %
sinar UV yang berasal dari matahari sehingga melindungi makhluk hidup yang ada di
bumi. Akan tetapi sekarang, konsentrasi lapisan ozon di atmosfir sudah berkurang
karena :
 Penggunaan pesawat supersonik pada suatu ketinggian tertentu lebih dari 20
km dan pesawat tersebut mengeluarkan N2O.
 Bergeraknya senyawa-senyawa CFCs (chlorofluorocarbons / freon) dari
lapisan trofosfir ke lapisan stratosfir. Contoh senyawa-senyawa freon CCI2F2 yang
berasal dari spray yang acrosol, kebocoran AC dan kulkas. CFC ini bersifat sangat
stabil sehingga di lapisan troposfir tidak mengalami kerusakan hingga sampai di
stratosfir. Di stratosfir CFC terkena radiasi UV yang berenergi tinggi dan
mengalami dekomposisi dengan melepaskan atom Chlor yang sangat reaktif.
Senyawa reaktif ini mempunyai kemampuan untuk bereaksi dengan ozon dan
merusak lapisan ozon sehingga menurunkan konsentrasi lapisan ozon.

Penurunan 1 % lapisan ozon dapat mengakibatkan peningkatan radiasi UV yang


mencapai 1 – 3 %. Akibat dari penurunan konsentrasi lapisan ozon di stratosfir dapat
mengakibatkan hal seperti :
 Meningkatnya penderita kanker kulit antara 2 – 5 % untuk setiap
penurunan 1 % lapisan ozon
 Peningkatan kasus-kasus luka bakar kulit pada kulit yang tidak terlindungi
 Merusak spesies tanaman dan spesies laut
 Penurunan hasil panen dari beberapa sumber pangan penting seperti
jagung, beras, gandum
 Mengakibatkan pola perubahan iklim yang tidak beraturan.

Pada tahun 1978 USA, Canada, Swedia menghentikan penggunaan CFC dan
sebagai penggantinya di gunakan propelants tetapi propelans ini tidak efektif dan
lebih beracun. Untuk itu pengganti dari CFC sebaiknya efektif dan tidak beracun.

Pemanasan Global
Yang di maksud dengan efek rumah kaca adalah pemanasan global dari emisi
karbon dioksida. Karbon dioksida pada mulanya di anggap bukan meupakan sumber
pencemar udara karena CO2 merupakan senyawa normal yang ada di atmosfir sebagai
hasil dari siklus karbon dan oksigen. Akan tetapi karena semakin banyaknya
penggunaan bahan bakar fosil dan adanya intervensi manusia ke dalam siklus karbon
dan oksigen mengakibatkan produksi karbon dioksida lebih cepat dari pada siklus
normal sehingga terjadi kepincangan, sebagai akibatnya konsentrasi rata-rata CO 2 di
atmosfir meningkat.

Semenjak tahun 1860 sebagai akibat dari mulai di gunakannya bahan bakar
batubara dan efek tersebut semakin meningkat dengan cepat sejak tahun 1958, sebagai
akibat meningkatnya penggunaan bahan bakar minyak dan gas alam mengakibatkan
peningkatan rata-rata temperatur atmosfir bumi secara gradual yang selanjutnya dapat
mengubah pola iklim global.

Proses efek rumah kaca adalah sebagai berikut lebih kurang 70 % dari energi
radiasi yang datang dari matahari dapat melalui atmosfir dan menembus permukaan
bumi. Radiasi yang datang ini di serap oleh tanah dan air, kemudian di pantulkan
kembali sebagai radiasi infra merah yang mempunyai panjang gelombang lebih besar
dan energi panas, tetapi tidak semua panas infra merah kembali ke udara, beberapa
diantaranya di serap oleh gas CO2 dan F2O yang kemudian di pantulkan kembali
kepermukaan bumi sehingga mengakibatkan atmosfir bumi menjadi lebih panas. Jika
tidak ada efek rumah kaca maka di bumi tidak akan ada kehidupan.

Dampak dari pemanasan global sebagai berikut :


 Perubahan penyebaran curah hujan dan turunnya salju di sebagian besar
permukaan bumi sehingga mengakibatkan tanah menjadi tidak subur dan tidak
produktif.
 Mencairnya bongkahan es di daerah kutub mengakibatkan peningkatan
permukaan laut + 2,4 km pada tahun 2100 sehingga memungkinkan banjir pada
kota-kota di tepi pantai dan daerah industri.

Pengendalian dari pemanasan global yaitu dengan cara :


 Mengurangi penggunaan bahan bakar fosil khususnya batubara pada 50 tahun
kedepan, mulai melakukan konservasi energi, menggunakan energi yang dapat di
perbaharui seperti matahari, angin, arus air dan energi geothermal.
 Menggunakan scrabber (penyaring) untuk menangkap CO2 dari industri,
kendaraan bermotor supaya CO2 tidak lepas ke atmosfir.
 Menanam pohon-pohon utnuk menggurangi efek rumah kaca melalui proses
fotosintesis
 Menggalakkan konservasi tanah untuk mengurangi erosi tanah yang dapat
melepaskan CO2 ke atmosfir.

Polusi Udara Dalam Ruang


Polusi dalam ruang walaupun secara tidak berhubungan secara langsung dengan
emisi global, tetapi sangat penting untuk menentukan keterpajanan seseorang.

Sumber Polusi Udara Dalam Ruang


Sumber-sumber polusi udara di dalam ruang di bagi menjadi 6 yaitu sebagai
berikut :
a. Polusi dalam ruangan
1. Bahan-bahan sintetis dan beberapa bahan alamiah yang di pergunakan
untuk karpet, busa, pelapis dinding dan perabot rumah tangga (asbestos,
formaldehyde, VOC).
2. Pembakaran bahan bakar dalam rumah yang di gunakan untuk
memasak dan pemanas ruangan (Nitrogen Oksida, karbon monoksida, sulfur
dioksida, hidrokarbon, partikulat).
3. Gas-gas yang bersifat toksik yang terlepas ke dalam ruangan rumah
yang berasal dari dalam tanah di bawah rumah (radon).
4. Produk konsumsi (pengkilap perabot, perekat, kosmetik, pestisida /
insektisida).
5. Asap rokok
6. Mikroorganisme.

b. Beberapa polutan udara dalam ruangan dan dampaknya terhadap kesehatan


Radon
Gas radioaktif yang terjadi secara alamiah berada di dalam tanah (di bawah
rumah) masuk ke dalam rumah melalui lantai (menembus lantai). Radon dapat
mengakibatkan kanker paru-paru. Untuk mengurangi radon di dalam ruangan
sebaiknya ruangan tersebut mempunyai ventilasi yang cukup memadai.
Permasalahan di kota-kota besar seperti Jakarta banyak ruangan di bawah tanah
yang di manfaatkan, misalnya untuk parkir mobil, untuk kantin dan lain-lain.

Asbestos
Penahan panas dan dinding akustik. Berpotensi melepaskan sejumlah serat
asbes ke udara dalam ruang. Asbestos merupakan suatu istilah kolektif untuk
berbagai bahan bentuk asbes yang di buat untuk kebutuhan komersiil (chrysotic,
crocidolite, anthophyllite, amosik). Serat asbes di gunakan untuk isolasi pipa,
isolasi kompor, isolasi dinding / plafon, tekstur cat, penutup lantai, atap, dinding,
plafon.
Asbestos dapat menyebabkan penyakit kanker paru-paru, mesothelioma,
kanker usus. Penyakit yang di sebabkan oleh debu asbes adalah asbestosis.
Asbestosis menyerang paru-paru, organ paru-paru tidak berfungsi sehingga
menyebabkan kematian. Gejala asbestosis sesak napas, batuk dan banyak
mengeluarkan lendir.

Formaldehyde
Formaldehyde merupakan gas yang tidak berwarna dengan bau yang
menyengat dan bersifat iritan, sangat mudah larut dalam air. Formaldehyde dapat
berasal dari plafon, kayu lapis furniture, lem karpet.
Penyakit Formaldehyde pernah di laporkan dapat mengakibatkan iritasi pada
sistim pernapasan, iritasi mata dan tenggorokan serta sakit kepala. Jangka panjang
akibat pajanan konsentrasi yang relatif rendah masih di perdebatkan. Studi
epidemiologi menunjukkan adanya peningkatan insidens tumor otak, leukemia
dan sirosis hati

VOC (Volatife Organic Compound’s / senyawa organic yang volatif)


Definisi VOC menurut WHO (1989) adalah senyawa organik dengan titik uap
di dalam ruang 50 – 260 C. VOC ini berbau tajam, biasanya berasal dari perabot
dan bahan kimia rumah tangga. Kontaminasi senyawa organik di dalam ruang
belum dapat di ketahui dengan baik.
Gejala penyakit yang di sebabkan oleh VOC ini biasanya sakit kepala, iritasi
mata dan selaput lenir, iritasi sistim pernapasan, mulut kering dan kelelahan.

PCB (Polychlorinated Biphenyls)


PCB biasanya di gunakan untuk pelarut tinta kertas fotocopy. Gejala penyakit
yang di sebabkan oleh PCB adalah pigmentasi kuku dan gusi, perubahan sistim
kekebalan dan gangguan sistim pernapasan. Pajanan akut akan menyebabkan
iritasi mata, hidung, tenggorokan, kerusakan hati, mual, muntah, sakit perut dan
perubahan warna kulit menjadi coklat keabu-abuan.

Asap Tembakau
Asap rokok yang di keluarkan seorang.perokok pada umumnya terdiri dari
karbon monoksida dan partikulat. ETS (Enviroment Tobacco Smokes) mengenal
istilah :
 Side stream (aliran samping) : asap yang tidak berasal dari asap
buangan sigaret yang keluar dari mulut perokok tetapi dari ujung rokok yang
terbakar melalui kertas dll.
 Main stream (aliran utama) : asap rokok yang berasal dari hasil
buangan mulut selama fase pembakaran rokok.
Lingkungan berasap rokok adalah campuran asap side stream dan asap
mainstream. Lingkungan berasap rokok mengganggu kenyaman dan kesehatan
manusia yang berada di sekitarnya. Senyawa yang merupakan indikator asap
rokok :
 Acrolein
 Hidrokarbon aromatik
 Nikotin
 Nitrogen oksigen
 Nitrosamin
 Bahan partikel airborne
 Residu : phenol, aldehyd, sulfur dioksida dan sulfat
Kita juga pernah mendengar istilah perokok aktif dan perokok pasif. Perokok
Ekstrim / Aktif adalah perokok yang menyedot dan menahan asap rokok selama
beberapa saat lalu melepaskan hanya sedikit saja asap yang tersisa. Baik perokok
yang menghisap rokok perlahan-lahan dan melepaskannya dengan cepat tetap
menyerap nikotin dengan kandungan yang hampir sama. Sedangkan yang di
maksud dengan Perokok Pasif adalah orang menghirup udara yang mengandung
asap rokok yang di hasilkan bila orang lain merokok.

Pestisida / Insektisida
Pestisida biasanya banyak di gunakan di dalam rumah tangga yaitu untuk
membasmi nyamuk, lalat, rayap, kecoa, kutu, semut. Pestisida / insektisida
biasanya dapat di bakar, di dalam ruang, di semprotkan, spray, kabut.
Gangguan kesehatan akibat pestisida ini dapat mengakibatkan sakit kepala,
mual, pusing, iritasi kulit dan mata, mulut saluran pencernaan dan pernapasan.
EPA pernah mengadakan suatu penelitian gejala penyakit yang sehubungan
dengan pestisida terjadi pada para penghuni rumah tangga sejumlah 2,5 juta orang
selama tahun (1976 – 1977).

Mikroorganisme
Mikroorganisme ini dapat berasal dari dalam ruang dan ada juga yang berasal
dari luar ruang. Yang berasal dari lingkungan luar misalnya serbuk sari, jamur dan
spora. Mikroorganisme yang berasal dari dalam ruang misalnya serangga, bakteri,
kutu binatang

BIOAEROSOL
Sumber bioaerosol dalam ruangan
Dari lingkungan luar
 Jamur berasal dari organisme yang membusuk, tumbuh-tumbuhan yang mati
dan bangkai binatang.
 Bakteri legionella berasal dari soil borne mungkin dapat menembus ke dalam
ruang.
 Alga : tumbuh dekat kolam / danau masuk ke dalam ruangan melalui
hembusan angin.
 Jentik-jentik serangga di luar ruang dapat menembus setiap bangunan tertutup

Kontaminasi yang berasal dari dalam ruang


 Kelembababn antara 25 % - 75 % spora jamur akan meningkat dan terjadi
kemungkinan peningkatan pertumbuhan pada permukaan penyerapan air.
 Sumber kelembaban : tandon air, bak air di kamar mandi.

Penyakit yang berhubungan dengan bioaerosol


1. Infeksi : flu
2. Hipersensitifitas : asma, alergi dari kutu pada debu dan
kecoa, serbuk
3. Toxicoses : toksin pada udara dalam ruangan yang
terkontaminasi sebagai penyebab gejala syndrome pada sick-building.
SBS : Sick Building Syndrome
Sindrome penyakit yang di akibatkan oleh kondisi gedung, SBS merupakan
kumpulan gejala-gejala dari suatu penyakit. Definisi SBS menurut Lyli, dkk (1998)
adalah gejala yang terjadi berdasarkan pengalaman para pemakai gedung selama
mereka berada di dalam gedung tersebut.

Gejala SBS tersebut antara lain sakit kepala, kehilangan konsentrasi, tenggorokan
kering, iritasi mata dan kulit. Beberapa bentuk penyakit : iritasi mata dan hidung, kulit
dan mimisan lendir yang kering, kelelahan mental, sakit kepala, ISPA, batuk, bersin-
bersin, reaksi aktivitas yang tinggi.

Kebisingan
Kebisingan dapat di artikan sebagai suara-suara yang tidak di inginkan. Akan
tetapi batasan ini sebenarnya kurang tepat karena seseorang yang senang dengan
musik rock yang bersuara keras mungkin tidak di inginkan oleh orang lain, bahkan di
rasakan sebagai gangguan.

Efek kebisingan di bagi menjadi 4 kategori :


1. Gangguan kenyamanan
2. Gangguan aktivitas
3. Gangguan akibat bising baik sementara maupun tetap.
4. Gangguan psikologis / mental dan fisik.

Pemajanan terhadap bising yang berlebihan dapat menimbulkan keadaan stress


dan lebih lanjut lagi menyebabkan gangguan fisik dan psikologis. Pemajanan yang
terus menerus terhadap suara yang sangat bising dapat merusak sel-sel rambut getar
yang terletak di bagian cochle (rumah siput) telinga bagian dalam. Bagian yang
terbentuk saluran melingkar dan berisi cairan ini berfungsi untuk merubah energi
suara menjadi rangsangan saraf-saraf pendengaran dan di salurkan ke bagian tertentu
dari otak untuk kemudian di dengar dan di interpretasikan.

Beberapa penelitian yang telah di lakukan menunjukkan bahwa terdapat hubungan


antara kebisingan dengan kenaikan tekanan darah. Kebisingan dapat menyebabkan
konstriksi pembuluh darah, peningkatan denyut jantung dan ketegangan dari otot-otot
terutama otot-otot lambung. Konstriksi pembuluh darah lama-lama dapat menetap,
sehingga menyebabkan tekanan darah yang pada akhirnya berkontribusi pada
timbulnya penyakit jantung.

Mengurangi polusi udara dalam ruang

Polusi udara dalam ruang dapat di kurangi dengan meningkatkan atau


memperbaiki ventilasi dalam rumah. Kompor masak dapat di beri ventilasi dengan
kipas penghisap yang akan menarik polutan keluar ruangan. Alternatif lain, dapat juga
di gunakan kompor listrik walaupun hal ini akan menambah polusi udara luar jika
pembangkit listrik di produksi melalui pembakaran bahan bakar fosil.

Polusi dari bahan-bahan sintetis dapat di tekan dengan menghindari pemakaiannya


dalam rumah atau dengan menganginkan dulu sesuatu barang baru yang baunya
mencurigakan misalnya taplak meja plastik sampai baunya hilang. Bagian perabotan
yang masih baru, terutama sofa dan kursi santai yang berisi busa, sering menjadi
sumber polusi udara dalam ruang yang lebih besar di bandingkan dengan perabot
rumah tangga yang bekas. Alasannya karena sejalan dengan waktu, busa pengisi
bantal-bantal yang telah berusia beberapa tahun telah menguapkan formaldehidnya.
Mengurangi polusi udara dalam ruang dapat menjadi tambahan alasan untuk
melakukan daur ulang atau untuk memperpanjang usia penggunaan barang-barang.
Akhirnya, penyekat bahan bangunan dapat di gunakan untuk mencegah terlepasnya
bahan-bahan seperti formal dehyde atau asbestos.

Pakar NASA telah menunjukkan bahwa tanam-tanaman dalam ruangan dapat


mengabsorbsi ke dalam daunnya gas-gas pencemar tertentu seperti formaldehyde,
benzene dan karbon monoksida. Terlihat dari penelitian-penelitian tersebut bahwa
beberapa tanaman lebih tidak melakukan tugas ini di bandingkan dengan tanaman
lain. Philodendron terutama sangat efektif mengurangi gas-gas tersebut. Tanaman lain
yang menunjukkan kemampuannya adalah “pidermints” untuk menghilangkan karbon
monoksida, lidah buaya untuk mengurangi formaldehyde dan chrysanthemums untuk
mengurangi benzene

Beberapa rumah mengandung bahan bangunan yang merupakan sumber utama


polusi seperti asbestos yang tidak dapat di ganti tanpa mengeluarkan biaya besar.
Rumah lainnya mungkin terletak cukup dekat dengan tempat penimbunan limbah
beracun sehingga tidak ada keluarnya jangka pendek tentang kemungkinan
pembersihan dari limbah tersebut.

Dampak polusi udara terhadap kesehatan manusia

Polutan-polutan beresiko terhadap kesehatan manusia. Efek kesehatan terhadap


manusia di pengaruhi oleh intensitas dan alamnya keterpajanan, selain itu juga di
pengaruhi oleh status kesehatan penduduk yang terpajan. Beberapa penelitian
mengatakan bahwa tingkat polutan yang pergi cukup berbahaya bagi anak-anak, orang
yang telah lanjut usia, penduduk miskin yang hanya tinggal di daerah yang polusinya
cukup tinggi dan bagi penderita penyakit jantung dan saluran pernapasan.

Akan tetapi tidaklah mudah untuk menghubungkan antara polutan dengan


terjadinya suatu penyakit atau terjadinya kematian. Hal ini disebabkan faktor-faktor
sebagai berikut :
1. Jumlah dan keanekaragaman zat pencemar.
2. Kesulitan dalam mendeteksi zat pencemar yang membahayakan pada
konsentrasi rendah.
3. Interaksi sinergistik antara zat-zat pencemar.
4. Kesulitan dalam mengisolasi faktor-faktor tunggal, bilamana masyarakat
terpajan terhadap sejumlah besar zat / senyawa kimia selama bertahun-tahun.
5. Catatan penyakit dan kematian yang tidak lengkap dan kurang dapat di
percaya.
6. Penyebab jamak dan panjangnya masa inkubasi dari penyakit-penyakit
7. Masalah dalam ekstrapolasi hasil percobaan laboratorium binatang ke
manusia.

Peningkatan mortalitas, morbiditas dan penurunan fungsi paru-paru sangat


berhubungan dengan SO2 dan partikulat. Studi di London dan New York
menunjukkan bahwa konsentrasi rata-rata setiap hari SO2 dan asap di atas 500 ug m3
berhubungan dengan peningkatan data mortalitas, 250 ug m3 mengakibatkan
peningkatan penyakit saluran pernapasan akut. Sulfur dioksida dapat menyebabkan
bronchitis dan trachetis, Jika keterpajanannya cukup lama akan mengakibatkan
bronchitis kronik.

Selain sulfur dioksida polutan yang cukup berbahaya lainnya adalah karbon
monoksida (CO). Hemoglobin di bawa oleh oksigen masuk ke dalam sel darah merah.
Karbon monoksida mengganggu kesehatan manusia ketika bereaksi dengan
hemoglobin di sel darah merah, kira-kira 220 kali lebih cepat di banding dengan
oksigen yang di hirup. Akan tetapi hal itu di pengaruhi oleh banyaknya hemoglobin
dalam darah dan kuatnya jantung memompa untuk mensuplai oksigen. Jika karbon
monoksida terhirup dapat mengakibatkan hal-hal sebagai berikut :
 Gangguan keseimbangan, infeksi, sakit kepala ringan dan kelelahan dengan
keterpajanan CO selama 1 jam atau lebih dengan konsentrasi 50 sampai 100 ppm.
 Menyebabkan sakit kepala yang cukup berat, pusing, coma, kerusakan sel otak
dengan keterpajanan selama 2jam dan konsentrasi CO sebesar 250 ppm.
 Keterpajanan CO selama 1 jam dengan konsentrasi 750 menyebabkan
kehilangan kesadaran, keterpajanan 3 – 4 jam akan menyebabkan kematian.

Karbon monoksida berasal dari rokok atau gas buang kendaraan. Setiap hembusan
asap rokok yang terhirup berisi 200 sampai 400 ppm karbon monoksida dan yang 5 %
terikat pada hemoglobin perokok selama merokok. Konsentrasi karbon monoksida
pada kemacetan lalu lintas sekitar 25 sampai 115 ppm. Tingkat keterpajanan tersebut
sebenarnya relatif rendah tetapi dapat mengganggu keseimbangan dan memperlambat
gerakan, hal ini secara tidak langsung mengakibatkan kecelakaan lalu lintas
khususnya pengendara mobil yang merokok.

Jumlah dan jenis polutan yang sangat banyak akan memberikan dampak terhadap
kesehatan tetapi tubuh manusia di beri karunia untuk mempertahankannya,
diantaranya adalah :
1. Bulu hidung berguna untuk menyaring partikel-partikel yang besar.
2. Lendir / mucus di keluarkan secara konstan di saluran pernapasan atas untuk
membersihkan partikel-partikel yang berasal dari udara.
3. Silis (rambut getar) secara teratur mendorong polutan yang ada keluar dari
paru-paru.
4. Rokok dan polutan-polutan seperti ozon, sulfur dioksida dan nitrogen dioksida
serta beberapa partikulat jelas dapat merusak, membuat kaku atau menurunkan
kerja silia. Akibatnya, bakteri dan partikel dapat masuk ke alveoli sehingga
meningkatkan penyakit saluran pernapasan dan kanker paru.

Beberapa penyakit yang berhubungan dengan kualitas udara yang buruk

ISPA (infeksi saluran pernapasan akut)


 Ventilasi tidak adekuat dan kepadatan kuma.
 Kros infeksi meningkat

Asma dan penyakit alergi lainnya.


 Terutama pada anak-anak
 Penyebab dari asap rokok
Bronkitis kronik

Peningkatan resiko kanker paru


 Asap rokok dan gas lain
 Penyakit TBC
 Polutan dari luar rumah

ISPU (Indeks Standart Pencemar Udara)


Indeks Standart Pencemar Udara biasa di singkat dengan ISPU, yang di maksud
dengan ISPU adalah suatu gambaran kondisi kualitas udara ambient di lokasi dan
waktu tertentu. ISPU merupakan suatu angka yang tidak mempunyai satuan. ISPU di
keluarkan melalui Keputusan Menteri Lingkungan Hidup : KepMen LH No 45/Men
LH tahun 1997. ISPU di tentukan dengan mengubah cara keluar beberapa pencemar
udara menjadi angka yang tidak berdimensi.

Kegunaan ISPU adalah


1. Sebagai bahan informasi untuk masyarakat tentang kualitas udara ambient
2. Sebagai bahan pertimbangan kepada Pemda dan Pemerintah Pusat dalam
mengelola pencemaran udara.

Tabel I. Kaitan Indeks Standart Polusi Udara (ISPU) dan Kesehatan

ISPU Klasifikasi Dampak Pada Tindakan Pencegahan


Kesehatan Kesehatan
Hingga 50 Baik Tidak ada Tidak ada
51 – 100 Sedang Tidak ada atau terbatas untuk Tidak perlu
populasi umum
101 –199 Tidak sehat Gejala gangguan sedang di Individu dengan penyakit
kalangan individu yang rentan, ringan jantung dan pernapasan
di sertai dengan gejala iritasi agar mengurangi gerak fisik dan
pada populasi yang sehat aktifitas di luar ruangan.
200 – 299 Sangat tidak Gejala gangguan jelas dan Orang tua dan individu yang
sehat bermakna serta penurunan mempunyai penyakit jantung
toleransi gerak badan / latihan atau paru-paru agar tetap
pada penderita penyakit jantung tinggal di dalam ruangan dan
dan paru-paru, gejala umum mengurangi aktifitas fisik.
pada populasi sehat Masyarakat umum agar
menghindari aktifitas yang
berlebihan di luar ruangan.
300 Berbahaya Timbulnya penyakit-penyakit Orang tua dan individu yang
atau lebih tertentu secara dini di samping sedang menderita sakit agar
gejala gangguan yang jelas dan tetap tinggal di dalam ruangan
bermakna serta penurunan dan menghindari aktifitas fisik.
toleransi gerak badan / latihan Pada ISPU di atas 400,
pada populasi yang sehat. Pada masyarakat umum agar
ISPU di atas 400, berpotensi menghindari aktifitas fisik di
menyebabkan kematian luar ruangan. Semua orang agar
premature bagi penderita berada di dalam ruangan,
penyakit dan orang tua, apabila menutup rapat jendela dan pintu
tidak di rawat dengan serta membatasi aktifitas fisik.
seharusnya. Individu sehat
mengalami gejala yang
mengganggu aktivitas
normalnya
PENGENDALIAN KESEHATAN LINGKUNGAN PEMUKIMAN DAN
PERKOTAAN

A. Kebijakan Pemerintah
Adanya undang-undang / kebijakan baik dari Pemerintah Pusat maupun
Pemerintah Daerah mengenai Baku Mutu udara ambient, udara emisi, baku mutu
limbah cair sehingga melindungi lingkungan kota dari pencemaran baik
pencemaran udara, air, makanan, tanah. Adanya kebijakan mengenai perencanaan
tata kota sehingga lebih mudah untuk m,engadakan pengendalian terhadap
pencemaran lingkungan. Dengan adanya undang-undang berarti ada sanksi bagi
pelanggar.

B. Prinsip Pengendalian Pencemaran


Untuk melakukan pengendalian terhadap pencemaran air, udara, tanah para
ahli ekonomi membedakan antara internal cost dan external cost. Internal cost
adalah biaya yang kita keluarkan untuk membeli suatu produk contoh apabila kita
membeli suatu mobil baru, uang yang kita bayarkan merupakan biaya dari
konstruksi, operasi dari perusahaan tersebut, bahan-bahan mentah, tenaga kerja
dan pemasaran.

External cost adalah biaya yang kita tanggung sebagai akibat dari penggunaan
produk yang kita beli, contoh jika kita membeli mobil, harga yang kita bayarkan
untuk membeli mobil tidak termasuk biaya seperti kerusakan tanah, pencemaran
udara dan air akibat dari perusahaan, mobil, bising, pencemaran udara akibat
buangan kendaraan bermotor sehingga mengakibatkan hilangnya produktivitas,
gangguan kesehatan dan kecelakaan.

Untuk keluar dari dilema ini para ekonom menginternalisasikan external cost
sehingga cost yang nyata adalah internal cost dan external cost.

Prinsip pengendalian lingkungan dapat pula di gunakan cost benefit analysis


(CBA) yaitu suatu analisis yang mengukur manfaat yang di peroleh oleh
perusahaan dari setiap biaya yang di keluarkan untuk melakukan pengedalian.
Sedangkan cost effectiveness analysis (CEA) adalah metode analisis yang
mengukur berapa biaya yang di keluarkan untuk mengendalikan polusi pada
tingkat tertentu.

C. Metode Pengendalian Pencemaran


Ada 3 metode yang di gunakan untuk melakukan pengendalian yaitu :
a. Input / preventive control (pengendalian di input)
Mencegah atau mengurangi terbentuknya polutan, contoh metode yang di
gunakan adalah sebagai berikut :
 Mengurangi / mencegah terbentuknya polutan yang masuk ke dalam
atmosfir. Controlnya adalah melakukan konservasi tanah, ini merupakan
suatu teknik untuk mengurangi debu yang masuk ke udara dan mengurangi
masuknya sedimen yang masuk ke lingkungan akustik.
 Pemilihan bahan baku sehingga mengurangi polutan, contohnya
penggunaan gas dan penggunaan minyak sulfur yang rendah untuk
pembangkit tenaga listrik.
 Mengganti polutan sebelum masuk ke proses produksi, contohnya adalah
mengganti sulfur yang berasal dari batu bara dengan minyak.
 Meningkatkan kemampuan alam untuk menguraikan polutan, contoh
menambah jenis oksigen di dalam sungai sehingga sungai mampu
menguraikan limbah.

b. Throughput control (pengendalian pada proses)


Mengurangi sejumlah kecil polutan dalam proses produksi dengan cara
mengubah proses produksi, contoh metode yang di gunakan adalah :
 Menurunkan jumlah produksi dan pemakaiannya. Contoh : penurunan
pemakaian di sebabkan oleh peningkatan harga, pajak atas polusi yang di
timbulkan atau sebab-sebab lain yang rasional.
 Merubah atau mengganti proses sehingga mengurangi polutan.
 Membuat proses yang lebih efisien sehingga energi dan polutan yang di
keluarkan berkurang.

c. Output control (pengendalian pada output)


Memindahkan polutan setelah produksi pada waktu polutan sebelum atau
sesudah masuk ke dalam ekosfir, metode yang di gunakan adalah :
 Memindahkan atau mendilusi polutan pada emisi, contoh dengan
menggunakan pipa pembuangan, cerobong asap, saluran pembuangan
limbah.
 Memindahkan polutan atau mengurangi konsentrasi polutan.
 Mengubah polutan menjadi bentuk yang lebih aman (mengubah methyl
mercury menjadi bentuk mercury).
 Memilih tempat dan waktu untuk membuang polutan sehingga
meminimalkan kerusakan (penggunaan cerobong asap yang tinggi, karena
pada ketinggian tertentu polutan yang terdispersi akan lebih efektif).

Anda mungkin juga menyukai