Anda di halaman 1dari 5

c.

Teknik ini digunakan untuk menentukan jumlah sampel, bila populasi


berstrata tetapi kurang proporsional. Misalnya, pegawai dari unit kerja tertentu
mempunyai 3 orang lulusan S3, 4 orang lulusan S2, 90 orang S1, 800 orang SMU,
700 orang SMP maka tiga orang lulusan S3 dan empat orang S2 itu diambil
semuanya sebagai sampel, karena dua kelompok ini terlalu lebih kecil bila
dibandingkan dengan kelompok S1, SMU dan SMP.

gambar

d.

Populasi selain tersusun dalam bentuk jenjang, tingkatan atau strata juga
terbagi atas kelompok-kelompok atau klaster. Kelompok atau klaster ini sering
disebut dengan teknik sampling daerah. Teknik sampling daerah digunakan untuk
menentukan sampel bila objek yang akan diteliti atau sumber data sangat luas,
misal penduduk dari suatu negara, provinsi atau kabupaten. Pada dunia
pendidikan lingkup provinsi ada Dinas Pendidikan pada setiap kota atau
kabupaten. Dinas-dinas tersebut merupakan klaster pada jenjang kota kabupaten.
Pada Dinas Pendidikan di satu kota atau kabupaten ada Sub Dinas Bina Program,
Pendidikan Dasar, Pendidikan Menengah, Pendidikan Luar Sekolah, Pendidikan
Luar Biasa dan lain-lain.

Pengambilan sampel ditetapkan secara bertahap untuk menentukan


penduduk mana yang akan dijadikan sumber data, tahapannya dari wilayah yang
luas (negara) sampai ke wilayah terkecil (kabupaten). Setelah terpilih sampel
terkecil, kemudian baru dipilih sampel secara acak. Misalnya, di Indonesia
terdapat 30 provinsi dan sampelnya akan menggunakan 15 provinsi maka
pengambilan 15 provinsi itu dilakukan secara random. Tetapi, karena provinsi-
provinsi di indonesia itu berstrata (tidak sama) maka pengambilan sampelnya
perlu menggunakan statified random sampling. Provinsi di Indonesia ada
penduduknya yang padat dan ada yang tidak, ada yang mempunyai hutan banyak
ada yang tidak, ada yang kaya bahan tambang ada tidak. Karekteristik semacam
ini perlu diperhatikan sehingga pengambilan sampel menurut strata populasi itu
dapat ditetapkan.

Contoh lain dari pengambilan sampel klaster, yaitu pada sekolah menegah
atas (SMA). Pada SMA ada jurusan atau program studi, jurusan atau program
studi ini merupakan klaster-klaster, tidak berbeda dalam tingkatan atau strata
tetapi masing-masing klaster mempunyai karakteristik sendiri, seperti halnya
dalam strata, dalam klaster pun tidak bisa diambil sampel acak antarklaster, tetapi
harus di dalam klaster. Hal ini dikarenakan dalam masing-masing klaster
karakteristiknya sama atau bersifat acak maka dapat diambil sampel secara acak.
Pengambilan sampel ini pun harus diambil sampel secara proporsional. Kalau
akan meneliti penguasaan kompetensi siswa kelas III SMK dari 5 bidang keahlian
dengan besar sampel sebanyak 100 siswa, kalau jumlah populasi setiap bidang
keahlian sama maka tiap-tiap bidang diwakili oleh 20 siswa.

Teknik sampling daerah ini sering digunakan melalui dua tahap, yaitu
tahap pertama menentukan sampel daerah dan tahap berikutnya menentukan
orang-orang yang ada pada daerah itu secara sampling juga. Teknik ini dapat
digambarkan seperti gambar ?

Gambar
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Salah satu dalam penelitian ilmiah adalah menentukan populasi dan
sampel. Kesalahan dalam menentukan sampel dapat berakibat fatal karena
sampel menjadi tidak representatif dan hasil penelitian tidak dapat
mencerminkan keadaan sebenarnya. Maka dari itu, memilih teknik sampling
yang tepat menjadi sangat penting untuk mendapatkan sampel yang
representatif. Pada suatu penelitian ada kalanya peneliti meneliti semua
sumber data yang direncanakan agar data dan informasi yang diperoleh lebih
banyak dan bervariasi sehingga diharapkan hasilnya tidak jauh dari kenyataan
yang ada. Tetapi dalam kenyataannya tidak semua populasi dapat diteliti
karena suatu sebab yang tidak memungkinkan.
Pada saat melakukan penelitian, menentukan sampel mana yang akan
dijadikan sebagai objek penelitian tidaklah mudah, karena sampel yang kita
ambil harus dapat mewakili karakteristik dari populasinya. Jika sampel yang
diambil tidak dapat mewakili semua karakteristik populasinya, maka hasil
penelitian tersebut tidak dapat dibuatkan atau diterapkan secara
generalisasinya. Makin tidak sama sampel itu dengan populasinya maka
makin besar kemungkinan kekeliruan dalam generalisasi. Oleh karena itu
teknik penentuan sampel atau dikenal dengan teknik sampling menjadi sangat
penting peranannya dalam penelitian.
Berbagai teknik penentuan sampel hakikatnya adalah cara-cara untuk
memperkecil kekeliruan generalisasi dari sampel ke populasi sehingga
diperoleh sampel yang representatif yaitu sampel yang mencerminkan
populasinya. Agar hasil penelitian yang dilakukan terhadap sampel masih
bisa tetap bisa dipercaya yang berarti masih bisa mewakili karakteristik
populasi, maka cara penarikan sampelnya harus dilakukan secara seksama.
Oleh karena itu, penulis akan mendeskripsikan Teknik Sampling yang biasa
digunakan dalam penelitian dan mendeskripsikan beberapa jenis teknik
sampling.
1.2 Rumusan Masalah

1.3 Tujuan
1.4 Manfaat
Populasi adalah semua bagian atau anggota dari objek yang akan diamati.
Populasi bisa berupa orang, benda, objek, peristiwa atau apapun yang
menjadi objek dari penelitian kita. Populasi tidak selalu sama dengan
penduduk, orang yang tinggal di wilayah geografis tertentu. Langkah awal
yang harus dilakukan pertama kali oleh peneliti ketika membuat penelitian
adalah menentukan siapa populasi dari penelitian tersebut. Populasi
ditentukan oleh topik atau tujuan penelitian, misalnya jika kita ingin
menerapkan model konvensional pada siswa SMA di Jakarta maka populasi
penelitiannya adalah siswa SMA di Jakarta (Eriyanto, 2007)
Eriyanti. 2007. Teknik Sampling Analisis Opini Publik. Tersedia pada
https://books.google.co.id/books?id=TT8VqNZO_3YC&pg=PA62&dq=popu
lasi+adalah&hl=id&sa=X&ved=0ahUKEwjMhp_-
lrDaAhUML48KHXaaCzsQ6AEIKDAA#v=onepage&q=populasi%20adalah
&f=false. Diakses pada tanggal 10 April 2018

Pengambilan sampel artinya pengambilan perwakilan dari seluruh populasi.


Tidak semua penelitian menggunakan sampel sebagai sasaran penelitian, pada
penelitian tertentu dengan skala kecil, yang hanya memerlukan beberapa
objek penelitian ataupunbeberapan penelitian kuantitatif yang dilakukan
terhadap objek atau populasi kecil, biasanya penggunaan sampel tidak
diperlukan. Hal tersebut dikarenakan keseluruhan objek penelitian dapat
dijangkau oleh peneliti. Besar kecilnya ukuran suatu sampel dari populasi
tertentu tidak menjamin ketepatan suatu kesimpulan penelitian. Sampel yang
dapat menjamin ketepatan kesimpulan adalah sampel yang benar-benar
representatif. Oleh karena itu, tidak ada gunanya suatu sampel yang besar
kalau itu diambil dari unit populasi yang tidak representatif.

Anda mungkin juga menyukai