Anda di halaman 1dari 8

2.

Menjelaskan Konsep yang Mendasari Asuhan Neonatus, Bayi dan

Anak Balita

2.1 Konsep Asuhan neonatus, bayi dan anak balita

2.1.1 Adaptasi bayi baru lahir terhadap kehidupan diluar

uterus.

Pengetian fisiologi Neonatus

Fisiologi neonatus merupakan ilmu yang mempelajari fungsi

dan proses vital neonatus . neonatus adalah individu yang baru

saja mengalami proses kelahiran dan harus menyesuaikan diri

dari kehidupan intrauterin ke kehidupan eksteruterin. Selain

itu, neonatus adalah individu yang sedang bertumbuh.

Sistem pernafasan

Berikut adalah tabel mengenai perkembangan sistem pulmonal

sesuai dengan usia kehamilan.

Usia kehamilan Perkembangan

24 hari Bakal paru-paru terbentuk

26-28 hari Kedua bronkus membesar

6 minggu Segmen bronkus terbentuk

12 minggu Lobus terdiferensiasi

24 minggu Alveolus terbentuk

28 minggu Surfaktan terbentuk

34-36 minggu Struktur paru matang


Ketika struktur matang, ranting paru-parusudah bisa

mengembangkan sistem alveoli. Selama dalam uterus, janin

mendapat oksigen dari pertukaran gas melalui plasenta dan setelah

bayi lahir, pertukaran gas harus melalui paru-paru bayi.

Rangsangan gerakan pernafasan pertama terjadi karena beberapa

hal berikut ini :

1. Tekanan mekanik dari torak sewaktu melalui jalan lahir

(stimulasi mekanik)

2. Penurunan PaO2 dan peningkatan PaCO2 merangsang

kemoreseptor yang terletak di sinus karotikus (stimulasi

kimiawi).

3. Rangsangan dingin di daerah muka dan perubahan suhu di

dalam uterus (stimulasi sensorik).

4. Reflek Deflaksi Hering Breur.

Pernafasan pertama pada bayi normal terjadi dalam waktu 30

menit pertama sesudah lahir. Usaha bayi pertama kali untuk

mempertahankan tekanan alveoli, selain karena adanya

survakatan, juga karena adanya tarikan nafas dan pengeluaran

nafas dengan merintih sehingga udara dapat bertahan di

dalamnya. Cara neonatus bernafas dengan cara bernafas

difragmatik dan abdominal, sedangkan untuk frekuensi dan

dalamnya bernafas belum teratur. Apabila survakatan

berkurang, maka alveoli akan kolaps dan paru-paru kaku,


sehingga terjadi atelaktasis. Dalam kondisi seperti ini

(anoksia), neonatus masih dapat mempertahankan hidupnya

karena adanya kelanjutan metabolisme anaerobik.

Peredaran Darah

Pada masa fetus, peredaran darah di mulai dari plasenta melalui

dari plasenta melalui vena umbilikalis lalu sebagian ke hati dan

sebagian lainnya langsung ke serambi kiri jantung, kemudian ke

bilik kiri jantung. Dari bilik kiri darah di pompa melalui aorta ke

seluruh tubuh, sedangkan yang dari bilik kanan darah di pompa

sebagian ke paru dan sebagian melalui duktus arteriosus ke aorta.

Setelah bayi lahir, paru akan berkembang yang akan

mengakibatkan tekanan arteriol dalam paru menurun yag di ikuti

dengan menurunnya tekanan pada jantung kanan. Kondisi ini

menyebabkan tekanan jantung kiri lebih besar dibandingkan

dengan tekanan jantung kanan, dan hal tersebutlah yang membuat

foramen ovale secara fungsional meutup. Hal ini terjadi pada jam-

jam pertama setelah kelahiran. Oleh karena itu tekanan paru-paru

turun pada tekanan dalam aorta desenden naik dan juga karna

rangsangan biokimia (PaO2 yang naik) serta duktus arteriosus yang

berobliterasi. Hal ini terjadi pada hari pertama.

Aliran darah paru pada hari pada hari pertama. Aliran darah paru

pada hari pertama kehidupan adalah 4-5 liter permenit/m2

(ganessner,1965) aliran darah sistolik pada hari pertama yaitu


rendah 1,96 liter/menit/ m2 . dan bertambah pada hari kedua dan ke

tiga (3,54 liter/m2) karena penutupan duktus arteriosus. Tekanan

darah pada waktu lahir di pengaruhi jumlah darah yang melalui

transfusi plasenta pada jam jam pertama sedikit menurun, untuk

kemudian naik lagi dan menjadi konstan kira-kira 85/40 mmHg.

Suhu Tubuh

Saat lahir, mekanisme pengaturan temperatur tubuh pada BBL

belum berfungsi sempurna, oleh karena itu, jika tidak segera di

lakukan upaya pencegahan kehilangan panas tubuh maka BBL

dapat mengalami hipotermia, beresiko tinggi untuk mengalami

hiptermia. Bayi dengan hipotermia, beresiko tinggi untuk

mengalami sakit berat atau bahkan kematian. Hipotermia mudah

terjadi pada bayi yang tubuhnya dalam keadaan basah atau tidak

segera di keringkan dan di selimuti walaupun berada di dalam

ruangan yang relatif hangat. Bayi prematur atau bayi lahir rendah

juga sangat rentan untuk mengalami hipotermia. Walaupun

demikian, bayi tidak boleh menjadi hipertermia (temperatur tubuh

lebih dari 37.50C).

Mekanisme kehilangan panas BBL dapat kehilangan panas

tubuhnya melalui cara-cara berikut:

 Evaporasi adalah jalan utama bayi kehilangan panas. Jika saat

lahir tubuh bayi tidak segera di keringkan dapat terjadi

kehilangan panas akibat penguapan cairan ketuban pada


permukaan tubuh oleh panas tubuh bayi sendiri. Kehilangan

panas juga terjadi pada bayi yang terlalu cepat di mandikan

dan tubuhnya tidak segera di keringkan dan di selimuti.

 Konduksi adalah kehilangan panas tubuh melalui kontak

langsung antara tubuh bayi dengan permukaan yang dingin.

Meja, tempat tidur atau timbangan yang temperaturmya lebih

rendah dari tubuh bayi akan menyerap pans tubuh bayi melalui

mekanisme konduksi apabila bayi di letakkan di atas bend-

benda tersebut.

 Konveksi adalah kehilangan pans tubuh yang terjadi saat bayi

terpapar udara sekitar yang kebih dingin. Bayi yang di lahirkan

atau di tempatkan di dalm ruangan yang dingin akan cepat

mengalami kehilangan panas. Kehilangan panas juga terjadi

jika aliran udara dingin dari kipas angin, hembusan udara

dingin melalui ventilasi/pendingin ruangan.

 Radiasi adalah kehilangan yang terjadi karena bayi di

tempatkan di dekat benda-benda yang mempunyai suhu lebih

rendah dari suhu tubuh bayi. Bayoi dapat kehilangan panas

dengan cara ini karena benda-benda tersebut menyerap radiasi

panas tubuh bayi (walaupun tidak bersentuhan secara

langsung).
Metabolisme

Luar permukaan tubuh neonatus relatif lebih luas dari tubuh orang

dewasa sehingga metabolisme basal per berat badan akan lebih

besar. Oelh karena itulah, BBL harus menyesuaikan diri dengan

lingkungan baru sehingga energi dapat di peroleh dari metabolisme

karbohidrat dan lemak.

Pada jam-jam pertama kehidupan, energi di dapatkan dari

perubahan karbohidrat. Pada hari kedua, energi berasal dari

pembakaran lemak. Setelah mendapatkan susu, sekitar di hari

keenam energi diperoleh dari lemak dan karbohidrat yang masing-

masing sebesar 60 dan 40%.

Keseimbangan Air dan Fungsi Ginjal

Tubuh BBL relatif mengandung relatif banyak air. Kadar natrium

juga relatif lebih besar dibandingkan dengan kalium karena ruangan

ekstraseluler yang luas. Fungsi ginjal belum sempurna karena :

a. Jumlah nefron masih belum sebanyak orang dewasa

b. Ketidakseimbangan luas permukaan glomerulus dan volume

tubulus proksimal

c. Renal blood flow relatif kurang bila dibandingkan dengan

orang dewasa.
Imunoglobulin

Bayi baru lahir tidak memiliki sel plasma pada sumsum tulang juga

tidak memiliki lamina propia ilium dan apendiks. Plasenta

merupakan sawar, sehingga fotus bebas dari antigen dan sters

imunoligis. Pada BBL hanya dapat gamaglobulin G, sehingga

imunologi dari ibu dapat berpindah melalui plasenta karena berat

molekulnya kecil. Akan tetapi, bila ada infeksi yang dapat melalui

plasenta karena (lues, toksoplasma, herpes simpleks, dan lalin-lain)

reaksi imunologis dapat terjadi dengan pembentukan sel plasma

serta antibodi gama A, G, dan M.

Traktus Digestivus

Traktus digestivus relatif lebih berat dan lebih panjang

dibandingkan dengan orang dewasa. Pada noenatus, traktus

digestivus mengandung zat berwarna hitam kehijauan yang terdiri

atas mukopoliskarida atau disebut jugan dengan mekonium.

Pengeluaran mekonium biasanya pada 10 jam pertama kehidupan

dan dalam 4 hari setelah kelahiranya biasanya feses sudah

berbentuk dan berwarna biasa. Enzim dalam traktus digestivus

biasanya sudah terdapat pada noenatus, kecuali enzim amilase

pankreas.
Hati

Segera setelah lahir, hati menunjukkan perubahan kimia dan

morfologis yang berupa kenaikan kadar protein dan penurunan

kadar lemak serta glikogen. Sel hemopoetik juga mulai berkurang,

walaupun dalam waktu yang agak lama. Enzim hati belum aktif

bener pada waktu bayi baru lahir, daya detoksifikasi hati pada

noenatus juga belum sempurna, contohnya pemberian obat

kloramfenikol dengan dosis lebih dari 50 mg/kgBB/hari dapat

menimbulkan grey baby syndrome.

Keseimbangan Asam Basa

Tingkat keasaman (pH) darah pada waktu lahir umumnya rendah

karena glikolisis anaerobik. Namun, dalam waktu 24 jam noenatus

telah mengompensasi asidosis ini.

Anda mungkin juga menyukai