POHUTU MO LA L I N G O
(Sinergitas Adat dan Syariat Dalam Penyelenggaraan
Acara Adat Pemakaman di Pohala 'a Gorontalo, Indonesia)
POHUTU MOLALUNGO
(Synergism between Tradition and Islamic Shari'a of Narrative Tradition
of Burial Ceremony at Pohalaa Gorontalo, Indonesia)
Oleh: Idham*
*Peneliti pada Balai Penelitian dan P e n g e m b a n g a n A g a m a Makassar
Kantor: Jl. A.P. Pettarani N o . 72 Makassar
E-mail: idbodi@.vahoo.co.id
Abstrak
Tulisan ini adalah hasil penelitian yang menitikberatkan perhatian pada tradisi lisan yang ada dalam
acara pemakaman di Pohala 'a Gorontalo. Tulisan ini mengupas sinergitas antara adat dengan syariat —
yang mana sejak dahulu— Gorontalo dikenal sangat kental nuansa budaya dan agama dalam setiap
ritual kehidupannya. Penelitian ini berkesimpulan bahwa: Gorontalo adalah salah satu dari lima Pohala 'a
yang masih tetap eksis memengang teguh adatnya. Adat budaya Gorontalo sarat dengan nilai-nilai Islam,
khususnya dalam acara pohutu molalungo; terdapat 14 tradisi lisan yang sempat diinventarisir dan
dipetakan di Pohala'a Gorontalo; proses acara pohutu molalungo di Pohala'a Gorontalo sarat dengan
tradisi lisan; dan acara Pohutu molalungo di Pohala 'a Gorontalo terlihat adanya sinergitas antara adat
dan Syariat. Acara Pohutu Molalungo yang di dalamnya terdapat tuja'i dan tinilo dijadikan sebagai
media pendidikan oleh orang-orang Gorontalo.
G
orontalo adalah suku yang memiliki tradisi lisan (Islam). Persentuhan Gorontalo dengan dunia Arab
yang ada pada semua aspek kehidupan. Hal (Islam), menjadikan Agama Islam sebagai agama
tersebut dapat dimaklumi, karena suku bangsa mayoritas suku bangsa ini. Bukan hanya agama yang
ini tidak memiliki aksara tersendiri. Karena ketidak- dianut, akan tetapi aksara yang dipakai kitab suci Umat
adaan aksaranya, maka yang berkembang adalah Islam (Al Qur'an) ikut diambil sebagai aksara. Aksara
tradisi lisan. Penyampaian pesan dari orang ke orang, Arab yang di-Gorontalo-kan tetap disesuaikan dengan
atau dari satu generasi ke generasi selanjutnya selalu kaidah-kaidah bahasa Gorontalo. 1
1
Kalau di Jawa dikenal istilah Arab Pegon, di Sulawesi Selatan dan Barat dikenal huruf Arab Serang, maka di Gorontalo dikenal Arab
Gorontalo, yakni tulisan Arab (hijaiyah) dengan bahasa Gorontalo atau b a h a s a Arab dengan b a h a s a Melayu). Akan tetapi, tulisan Arab-
Gorontalo memiliki ciri khas, yakni pada bunyi syakal E dan O yang tidak terdapat dalam aksara aslinya. Adapun tanda syakal E berupa tanda
mad berbentuk garis bergelombang yang diletakkan di bawah huruf yang bersangkutan dan tanda syakal O berupa tanda mad berbentuk garis
bergelombang yang diletakkan di atas huruf yang bersangkutan.
Koreksi naskah I tanggal 9 Juli 2011. Koreksi naskah II tanggal 14 Agustus 2011. Finalisasi Naskah 12 September 2011
- i.J;reditasi : 3 3 2 / A U 1 / P 2 M B I / 0 4 / 2 0 1 1 Idham
5
Salah satu tujuan penelitian lektur keagamaan Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif
jntuk dapat menjadi sarana pengembangan dengan strategi ethnografi praktis {practical ethnog-
1
- . :~.aan yang lapang dan toleran selaras dengan raphy) dengan langkah-langkah sebagai berikut: 1)
«a»asan kebangsaan dan kebhinnekaan. Hal ini 2
peneliti menginventarisir dan memetakan tradisi lisan
sangat penting bagi bangsa Indonesia yang di Gorontalo (Pohala'a Gorontalo), 2) mengambil
t a n hari semakin jauh meninggalkan identitas salah satu tradisi lisan yang ada dalam siklus hidup, 3)
_-aannya, ditandai dengan kecenderungan merekam, 4) mentranskrip. 5) menerjemahkan, 6)
- :inya budaya asli daerah dan melebur ke dalam dikembalikan kepada pemangku (pemilik) tradisi lisan,
a global yang dianggap sebagai kebutuhan dan 7) diperbaiki, 8) dikembalikan lagi untuk dikoreksi, dan
mcutan hidup zaman modern. 9) diperbaiki dan dianalisis.
- Atho M u d z h a r . 2 0 0 9 . Pengembangan Jaringan Rise! dalam Rangka Penguatan Peran Agama dalam Pembangunan Nasional.
Badan Litbang dan Diklat Departemen Agama RI, h. 11-12.
Menurut sejarawan Belanda, Van Vollen Hoven, Gorontalo adalah salah satu daerah di Indonesia yang masyarakatnya memiliki kebudayaan
-;nya adat istiadat. Oleh Van Vollen Hoven memasukkan Gorontalo nomor urut Sembilan dari 18 wilayah adat di Indonesia. Wilayah adat
- ::maksudkan adalah: 1) Aceh, 2) Tanah Gayo, Alas, Batak dan Nias, 3) Minangkabau, 4) Sumatera Selatan, 5) Melayu, 6) Bangka Belitung,
viiimantan, 8) Minahasa, 9)GorontaIo, 10) Toraja, 11) Sulawesi Selatan, 12) Kepulauan Ternate, 13) Maluku, 14) Irian, 15) Kepulauan
•sr. 16) Bali dan Lombok, 17) Surakarta dan Yogyakarta, 18) Jawa Barat. Lih. Soepomo. 1993. Hukum Adat. Jakarta: Pradnya Paramita,
K Masing-masing wilayah hukum ini mencakupi daerah di sekitarnya. Misalnya Melayu meliputi Lingga, Riau, Indragiri, Sumatera bagian
Jan orang-orang Banjar. Gorontalo meliputi Boalemo, Bolaang Mongondow, lih. Soleman Biasane Taneko. 1981. Dasar-Dasar Hukum
dan Ilmu Hukum Adat. Bandung: Alumni, h. 51, khususnya wilayah hukum adat.
''Pohutu Molalungo (bahasa Gorontalo), artinya penyelenggaraan upacara adat pemakaman.
Pohala'a Gorontalo adalah pemerintahan tradisiona! Goronalo. N a m a Pohala'a dipakai karena upacara penyelenggaraan pemakaman
i-*a pohala'a yang satu dengan p o h a l a ' a yang lain ada perbedaan. Sementara administrasi pemerintahan sekarang dengan pemerintahan
::>ional ada perbedaan wilayah, walaupun masing-masing lima wilayah. Pemerintahan tradisional dikenal lima pohala'a, yaitu: pohala'a
>iwa. pohala'a Limboto, pohala'a Gorontalo, pohala'a Bolango, dan pohala'a Atinggola. Adapun pemerintahan administrasi sekarang
iah: Kabupaten Boalemo, Kabupaten Pohuato, Kabupaten Bone Bolango, Kabupaten Gorontalo, dan Kota Gorontalo.
James Danandjaya. 1990. "Metode Penelitian Kualitatif dalam Penelitian Folklor" dalam Aminuddin (ed) Pengembangan Penelitian
i-itatif dalam Bidang Bahasa dan Sastra. Malang: YA3, h. 98.
"Metode ethnography praktis pertama kali diperkenalkan oleh Profesor Andrew P. Vayda dan sejumlah anggota penelitinya pada tahun
' - - 1 9 8 4 . Dapat dilihat dalam Tim Peneliti Kontras. 2 0 0 4 . Ringkasan Eksekutif: Ketika Moncong Senjata lkut Berniaga (Keterlibatan
:er dalam Bisnis di Bojonegoro. Boven Dogoel dan Poso. Jakarta: Kontras; lihat j u g a Mering Ngo. 2004. Kontekstualisasi Progresif dan
-ografi Praktis: Usulan Metodologi untuk Mengkaji Bisnis Militer dan Konsekwensinya, makalah workshop Kontras "'Bisnis Militer,
•apsi dan Perlanggaran HAM: Sebuali potret bisnis militer dalam kehidupan sehari-hari di Jawa Timur, Sulawesi Tengah, daV Papua": Cibogo,
29 Januari 2004.
' Linula adalah kerajaan-kerajan kecil yang otonom.
' DK Usman (Baate Gorontalo). vvawancara pada tanggal 13 Juli 2010, j a m 15.40-17.40 di rumahnya.
"'Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 11 Tahun 1953. DOSU meliputi Gorontalo, Buol, dan sebahagian wilayah Bolaang Mongondou
" Medi Botutihe. T.Tli. Gorontalo Serambi Madinah (Obsesi dan Perubahan Menuju Masyarakat yang Sejahtera dan Berkualitas. T
Penerbit, h. 9.
12
Karena kebijakan pemerintah yang membagi-bagi pemerintahan dalam bentuk pemekaran-pemekaran baru, maka pemerintahan tradisional
tidak demikian adanya. Maka bolej jadi wilayah pohala'a yang satu dengan pohala'a yang lain berada pada sebahagian atau dua Kabupaten Kota
Adapun yang menjadi obyek penelitian ini berdasarkan pemerintahan tradisional, yakni pohala'a Gorontalo yang wilayahnya mencakup Kota
Gorontalo sekarang. Dengan demikian data BPS diambil di Kota Gorontalo.
" Diramu dari: DK Usman (Baate Gorontalo). vvawancara pada tanggal 13 Juli 2010, jam 15.40-17.40 di rumahnya dan K.H. Abdul Rasyid
Kamaru (Kadhi Gorontalo). wawancara pada tanggal 15 Juli 2010 j a m 14-45 dan tanggal 19 Juli 2010 j a m 20.00-21.00 di rumahnya. Stuktur
pemerintahan Limo lo Pohala a ini berlaku umum. namun antara pohala 'a yang satu dengan pohala a yang berbeda strukturnya, ada yang
mengambil secara utuh dan ada pula yang hanya mengambil sebahagiannya saja.
M
BPS Kota Gorontalo. 2009. Kota Gorontalo dalam Angka. Gorontalo: BPS Kota Gorontalo
- deling Boalemo. Selanjutnya pada tahun 1920 Upacara adat yang dimaksud adalah: (1) upacara
. : :-.h lagi menjadi 5 distrik, yaitu: Distrik Kvvandang. gunting rambut (aqikah), yang dalam bahasa
- : r i k Limboto, Distrik Bone, Distrik Gorontalo, dan G o r o n t a l o disebut h u n t i n g o , (2) u p a c a r a
k Boalemo. Pada tahun 1922, Gorontalo perkawinan atau nikah, dan (3) upacara peringatan
. '..rkan menjadi 3 (tiga) Afdeling yaitu: Afdeling kematian yang keempat puluh hari yang dalam
ntalo, Afdeling Boalemo, d a n Afdeling Buol. bahasa Gorontalo disebut tinilo pa 'ita (syair yang
ider Afdeling ini dibagi pulaatasdistrik-distrikyang digunakan untuk mengganti batu nisan). Adapun
16
. - . i l a i oleh seorang Jegugu dan Onder Distrik Tutoli, tinilo dalam pelaksanaannya terdapat
i p a l a i oleh seorang Marsaoleh (Camat). Keadaan empat jenis tinilo, yaitu: (1) tinilo kola-kola, yaitu
jJ-.inistrasi pemerintahan yangterakhir ini berlangsung tinilo yang dipakai untuk mengiringi harta antaran
_ ~ D a i meletusnya Perang Dunia II. dari mempelai laki-laki kepada m e m p e l a i
perempuan, berisi sanjungan kepada mempelai
Rota Gorontalo secara resmi ditetapkan sebagai laki-laki, (2) tinilo talanggeda, yaitu tinilo yang
otonom sejak 20 Mei 1960 sebagai pelaksanaan dipakai untuk mengiringi arak-arakan penjemputan
Nomor 29 Tahun 1959 tentang pembentukan raja yang baru, (3) tinilo mopopiito, yaitu tinilo
:"-\: tingkat II di Sulawesi. Dengan dasar hukum untuk menidurkan raja, berisi hiburan bagi raja,
•Mlayah Kota Gorontalo terbagi menjadi 3 (4) tinilo pa 'ita, yaitu tinilo untuk orang berduka,
--imatan yaitu : kecamatan Kota Barat, Kecematan berisi hiburan dan doa bagi keluargayang berduka.
:u Selatan, kecamatan Kota Utara. Dan dengan
i t - t u s a n kepala daerah Sulawesi Utara No 102 d) Mala-mala, adalah sejenis puisi berbentuk ajakan
r r a l 4 maret 1960 ditetapkan 39 kampung yang atau seruan. Tidak bersajak dan jumlah baris tidak
nasuk wilayah Kota Praja Gorontalo. ditentukan.
^mbaran Umum Tradisi Lisan di Pohala'a e) Taleningo, adalah sejenis puisi yang berisi
rontalo nasihat. Taleningo bersajak dan terdiri atas empat
baris dalam setiap bait.
x
ebagai bangsayang memiliki tradisi lisan, maka
iik mengherankan kalau di Gorontalo terdapat f) Leningo, adalah sejenis puisi yang berisi pepatah,
-ir.yak ragam sastra lisan, antara lain: kata-kata arif atau ungkapan yang bisa dijadikan
pedoman hidup. Sejenis pantun yang bersajak dan
Tuja'i, adalah sejenis puisi yang bersajak namun terdiri atas empat baris dalam setiap baitnya.
tidak terikat oleh banyaknya baris. Tuja 'i biasanya
g) Lumadu, adalah jenis puisi yang hanya terdiri atas
diucapkan dalam acara penghantaran (pelamaran),
dua baris namun bersajak. Lumadu berisi teka-
perkawinan, penobatan raja, mandi lemon,
teki, kiasan dan perumpamaan.
pemberian gelar, perigatan hari-hari besar Islam,
memandikan mayat, pemakaman, dan lain-lain. h) Bungga, adalah sejenis puisi yang tidak bersajak
dan tidak terikat jumlah baris. Bungga dipakai
Palebohu, adalah sejenis puisi bersajak namun
sebagai penyemangat, seperti dalam sekelompok
tidak terikat oleh banyaknya baris. Polebohu
orang yang sedang bekerja, bungga digunakan
diucapkan atau disampaikan kepada mereka yang
sebagai komando penyemangat.
a k a n memasuki era baru, seperti orang yang
menikah (semacam nasihat perkawinan), di depan i) Bunito, adalah sejenis puisi mantra. Bonito biasa
r a j a yang baru dilantik. diucapkan oleh seorang dukun dalam proses
penyembuhan suatu penyakit, pergi berperang,
Tmilo, adalah sejenis pantun yang bersajak, jumlah
menaiki rumah baru, dan lain-lain.
oarisnya adalah empat dalam setiap bait. Tinilo
berisi sanjungan, hiburan, doa, sejarah, ajakan, dan j) Lohidu, adalah sejenis pantun dalam bahasa
15
lain-lain. Menurut Ellyana , tinilo merupakan Gorontalo yang bisa siperagakan oleh seorang atau
ragam sastra yang berbentuk syair dan dilagukan dua berbalas pantun. Lohidu bisa bersajak bisa juga
secara bersama-sama dalam upacara adat. tidak, terdiri atas empat baris dalam setiap bait.
Ellyana H. Hinta. 2005. Tinilo Pa'ila. Naskah Puisi Gorontalo: Sebuah Kajian Filologis. Jakarta: Djambatan, h. 6.
Nani Tutoli. 1990. Tonggomo, Salah Satu Ragam Sastra Lisan Gorontalo. Jakarta: Internesa, h. 20.
k) Pantungi, adalah sejenis pantun dalam bahasa Prosesi dan Tradisi Lisan P a d a Pohuti
Indonesia, ada yang bersajak dan ada pula yang Molalungo di Pohalaa Gorontalo
tidak bersajak, dan empat baris dalam setiap
Tata cara pemakaman pada setiap suku bar a
bait.
dan agama berbeda pada setiap daerah. Hal ini
1) Tanggomo, adalah merupakan sastra bahasa disebabkan karena orientasi hidup pendukungnya.
Gorontalo yang diungkap secara berirama, Tradisi pemakqman tersebut merupakan pengr
berbentuk puisi naratif, tidak terikat oleh baris. matan terakhir bagi yang meninggal. Ada tra.
Ragam sastra ini digubah oleh pencerita sesuai memakamkan mayat di dalam batu besar atau di gua-
dengan konteks sosial yang ada, selain konteks gua dan di dalam batang pohon kayu besar seperti
sosial, bisa juga berisi sejarah masa silam ang pada masyarakat Toraja, ada yang menguburkan dalanr
ingin diungkap kembali atau prediksi masa yang tanah, dan ada yang membakarnya (ngaben).
akan datang. Pemakaman tersebut tidak berdiri sendiri, banvai
tradisi yang mengiringinya. Bahkan ada y a n i
m) Wungguli, adalah m e r u p a k a n tradisi lisan
memadukan antara tradisi adat dan syariat agams.
dalam bentuk prosa. Wungguli berisi hikayat,
seperti yang ada pada masyarakat Goronta
cerita, legenda, silsilah, riwayat hidup, dan lain-
Masyarakat Gorontalo dalam upacara siklus hidupmi
lain.
sangat kental pemaduan tersebut, tak terkecuali acan
n) Pilu, adalah hampir sama dengan wungguli. Pilu pemakaman (Pohutu Molalungo).
berisi tentang dongeng tentang manusia, hewan,
Keadaan seperti itu tidaklah mengherank.
tumbuhan, dan lain-lain.
karena sekian abad yang lalu telah digagas penyatuar
Ke-14 ragam tradisi lisan Gorontalo tersebut di adat dan syariat. Hal tersebut sangat jelas padi
17
atas, pernah diteliti secara khusus oleh Tutoli. Hasil ungkapan: Adati hula-hulaa to sara'a, sara'a hula-
penelitian tersebut mendeskripsikan 14 ragam sastra hulaa to adati (Adat bersendikan syariah, syariak
daerah Gorontalo yang dikelompokkan menjadi empat bersendikan adat). 18
adat, yakni: (1) Tuja'i, (2) Palebohu, (3) Tinilo, pemakaman secara adat, di bagi dalam tiga pase, yaitu
dan (4) Mala-mala. pase persiapan, pase pemakaman, dan pase sesudah
b) Kategori puisi yang yang berhubungan dengan pemakaman.
pandangan hidup (filsafat), yakni: (5) taleningo, a) Pase persiapan
(6) leningo, (7) lumadu, (8) bungga, dan (9)
Semua prosesi persiapan pemakaman berupa
bunito.
rapat, p e m b u a t a n u s u n g a n , dan musyawarah
c) Kategori puisi yang berhubungan dengan kesenian, pemberian gelar dilaksanakan di rumah tetangga atau
yakni: (10) lohidu, dan (11) pantungi. keluarga dekat yang ada di dekat rumah duka.
d) Kategori cerita yang bergubungan dengan 1) Pemberitahuan
dokumentasi lisan transformasi peristiwa penting
Apabila suatu keluarga ditimpa musibah berupa
seperti sejarah dan d o n g e n g , yakni: (12)
kematian, maka salah seorang dari keluarga tersebu:
tanggomo, (13) wungguli, dan (14) pilu.
, 7
N a n i Tutoli. 1979. Sastra Daerah Gorontalo. Gorontalo: FKSS IK1P.
18
Ungkapan tersebut menyejajarkan antara agama dan adat. Konsep ini adalah konsep Raja Amai dan kemudian diperkuat oleh penggantinvs
Matolodulakiki (memerintah 1550-1558). Konsep tersebut kemudian mengalami perubahan pada masa pemerintahan raja Eyato) memerintah
1673-1676) yang berusaha m e m a d u k a n adat dan syariah yang posisinya sama tinggi n a m u n masih mengalami poiarisasi dalam lapangar
peraturan adat Eyato berinisiatif memberikan roh spiritual yang lebih tegas ke dalam prinsip monarki konstitusional Gorontalo dengan
menjadikan: Adati hula-hulaa to sara'a, sara'a hula-hulaa to kur'ani (adat bersendikan syariah, syariah bersendikan Al Q u r ' a n ) .
" D a l a m ha! ini, orang Gorontalo mempunyai tiga tingkatan penyelenggaraan pemakaman, yakni: adat penuh, setengah adar, dan bukan
adat. Yang berhak melaksanakan pemakaman secara adat penuh adalah para Mongoeya (golongan para raja dan pata bubato), setengah ada!
diperuntukan kepada waii-wali mowali (keturunan para raja dan bangsawan), dan tanpa adat adalah masyarakat biasa. Akan tetapi, menurui
kesepakatan bersama pada seminar adat Gorontalo tahun 1984, pelaksanmaan pemekaman adat Gorontalo tidak mesti berdasar pada status
social seseorang. Dari itu, masyarakat biasa bisa saja melaksanakan upacara pemakaman secara adat penuh dengan persyaratan bahwa masyaraka;
tersebut ada keinginan untuk melaksanakan dan ada kemampuan dari segi materi.
rergi ke kepala kampung untuk memberitahukan. ngalo lo huwayo (mulut buaya). Bambu yang
-rabila kepala kampung sudah menerima berita menganga tersebut bila acara duka bagian pangkal yang
"r'sebut, maka kepala kampung akan segera datang dibelah dan acara perkawinan bagian atas yang
•; rumah duka untuk bermusyawarah dengan keluarga dibelah. Demikian dengan pucuk daun kelapa (janur
_ berduka. Inti pembicaraan adalah lokasi kuning) yang dipasang di sebelah kanan dan kiri tangga
remakaman dan tatacara pelaksanaan pemakaman adat, bila tidak dipotong berarti acara perkawinan dan
;->ebut. Apabila yang meninggal adalah petinggi bila dipotong (diratakan) berarti acara duka.
~egeri, maka akan diadakan pengumuman hasil
4) Pembuatan usungan dan penggalian kuburan
~_s\awarah tersebut kepada keluarga yang lain.
njutnya, apabila yang meninggal adalah petinggi Secara bersamaan, masyarakat yang ada di
Tegeri, maka akan dilanjutkan dengan pengumuman sekitar rumah duka atau keluarga dekat akan datang
renstiwa kematian kepada seluruh penduduk negeri membantu. Ibu-ibu datang membawa bahan makanan
u). Cara pengumumannya adalah dengan cara mentah ataupun masak yang akan disuguhkan kepada
~ embunyikan gendering {handhold) oleh mayulu dan tetamu, ada yang membantu memasak, melayani tamu,
•rmukulan beduk masjid oleh bilale atau pegawai sementara di tempat yang lain, kaum laki-laki ada yang
a' lainnya. Adapun penyelenggaraan pelaksanaan membantu membuat usungan, tangga adat, dan
-racara adat diserahkan sepenuhnya kepada Baate. 20 penggalian kuburan.
Ada yang menarik di Gorontalo, yakni semua Boleh jadi pemberian gelar kepada orang yang
reiavat laki-laki akan diberikan sepotong kain putih baru saja meninggal hanya ada di Gorontalo. Pemberian
i'.iu destar {didi) kepada semua pelayat. Kain putih gelar {mongara'i) dilakukan kepada orang yang
;:sebut akan diikatkan pada kepala bila mengantar dianggap banyak jasanya bagi masyarakat, baik dari
riasah ke kubur. Namun apabila pelayat dalam posisi kalangan pemangku adat ataupun dari kalangan
luk, kain putih tersebut hanya diletakkan di masyarakat biasa. Rapat pemberian gelar kepada yang
rangkuan. Selain itu, sudah menjadi tradisi, bahwa baru meninggal dilakukan melalui musyawarah yang
: rang yang melayat memakai pakaian warna putih. 21
dipimpin oleh baate atau wu 'u bersama perangkat adat
:
lainnya. Dalam rapap tersebut disepakati dua nama
- Pembuatan tangga adat gelar yang akan diberikan kepada keluarga inti orang
Salah satu syarat suatu prosesi upacara lingkar yang meninggal untuk dipilih salah satunya. Nama yang
-;dup (khususnya perkawinan dan kematian) adalah dipilih itulah nantinya yang akan dibacakan di tempat
adanya tangga adat {tu'adu adati). Tangga adat pemakaman.
rerupa berupa pintu gerbang yang di pasang di depan
b) Pase pemakaman
"angga atau selurus pintu rumah. Tangga adat terbuat
; bambu kuning yang dibelah sebagai tangganya. Prosesi pemakaman, selain dilaksanakan dengan
3ila acara duka belahan bambu menghadap ke bawah adat Gorontalo, mereka selalu berlandaskan kepada
:an bila pernikahan belahan bambunya menghadap ke syariat agama Islam. Adapun kewajiban kaum
as. Tangga adat terdiri atas empat, lima atau tujuh, muslimin bagi yang meninggal adalah memandikan,
. -iantung status sosial yang punya hajatan. Di mengafani, menshalatkan, dan menguburkan. Mulai
-amping kanan kiri terdapat pohon pinang, janur daun dari memandikan sampai kepada pemakaman bahkan
•elapa (janur daun kelapa dipotong bila kematian dan sampaisesudah pemakaman jenazah di Gorontalo sarat
lak dipotong untuk perkawinan). Selain itu di sampuig dengan tradisi kelisanan. Tradisi lisan dalam upacara
<anan kiri terdapat sepotong bambu yang dibelah pemakaman orang Gorontalo ada dua, yakni dalam
21
>etengahnya, dibuat menganga yang mereka sebut bentuk tuja'i-tuja'i dan tinilo.
-" Dalam hal ini sudah menjadi tradisi, apabila yang meninggal petinggi Gorontalo, maka yang menjadi penyelenggaranya adalah Limboto,
:emikian sebaliknya.
21
Dalam hal ini sudah menjadi tradisi nasional yang pada u m u m n y a memakai pakaian serba hitam. Sementara di Gorontalo adalah
>ebaliknya, warna putih. Ada tiga warna yang menonjol pada upacara pohutu molalango, yakni warna putih dipakai pada had pertama sampai
hari ke 39, warna biru muda pada hari ke 40, dan warna hitam pada hari ke 100.
22
Tuja'i dan tinilo mulai dari rpsesi hari pertama dan hari ke 40 diramu dari wawancara dengan,DK Usaian (Baate Gorontalo), dokumen
Maryam Balu (pelaku upacara pithutu molalungo) dan Saripa M. Dumbela (pelaku upacara pohutu ifmUgitngo), buku Pohutu Aadati lo
Hulondalo (tata upacara adat Gorontalo, hasil seminar Gorontalo, 2007) dan buku Tata Upacara Adat Gorontalo (dari upacara adat kelahirar.
perkawinan, penyabutan tamu, penobatan, dan pemberian gelar adat sampai adat pemakaman). Adapun proses pengabsahan data dilakukar.
dengan mentranskrip hasil wawancara dan transkrip pembacaan tuja'i dan tinilo pa'ita, mengumpulkan dokumen berupa tulisan tangan c.
beberapa naskah y a n g masih berserakan. Setelah tersusun diserahkan kepada bapak DK Usman (Baate Gorontalo) untuk diperbaiki dan
diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia.
23
Tim Penyusun. 1985. Empat Asprek Daerah Gorontalo. Gorontalo: Pemda Kabupaten Gorontalo bekerjasama FKIP Universitas Sam
Ratulangi di Gorontalo, h. 162.
24
Di Pemakaman ada beberapa cara, seperti penurunan jenazah dari usungan, pembacaan talkin, menhgazanan, mongara'i, penanamar,
pohon jarak, penyiraman kuburan, dan lain-lain. Prose pemakaman ini dapat dilihat secara utuh dalam laporan lengkap.
25
Tuja'i sejenis puisi yang bersajak namun tidak terkait oleh banyaknya baris. Tujai biasanya diucapkan dalam acara penghantaran
(pelamaran), perkawinan, penobatan raja, mandi lemon, pemberian gelar (gara'i), peringatan hari-hari besar Islam, memandikan mayat.
pemakaman, dan lain-lain. •
26
tinilo merupakan ragam sastra yang berbentuk syair dan dilagukan secara bersama-sama dalam upacara adat. Upacara adat yang dimaksud
adalah: (1) upacara gunting rambut (aqikah), yang dalam bahasa Gorontalo disebut hunting, (2) upacara perkawinan' atau nikah, dan (3) upacara
peringatan kematian yang keempat puluh hari yang dalam bahasa Gorontalo disebut tinilo pa ita (syair yang digunakan untuk mengganti batu
nisan), tinilo yang ada dalam makalah hasil penelitian ini adalah tinilo pa'ita.
27
Transkrip dan terjemahan tuja'i dan tinilo pa'ita dalam setiap proses pohutu molalungo ini dapat dilihat dalam laporan lengkap.
28
Ellyana H. Hinta. op.cip.. h. 54
29
Mansoer Pateda (budayawan, Direktur Pascasarjana Universitas Negeri Gorontalo). wawancara pada tanggal 16 Juli 2010 j a m 10.00-
11.00, di Kantornya (PPs UNO).
'•kngunggumo 3x Harap tenang, 3x Utiya taluhe ngotuiulu Ini air yang dikhususkan
Sangi wawu bang] Bukalah dan bukalah Tilime mayi to hulu Diambil dari sumbernya
Sangi wawu hiyangi Bukalah dan minggirlah Duawu umokabulu Didoakan terkabul
Sangi ma'o dalalo Bukalah jalan
Mo'otinelo kubulu Menjadi cahaya dalam kubur
'•'aa matopomuhutalo Kami akan memandikan jenazah
Tuja'i ini dibaca saat menyiramkan air di atas
Sudah menjadi tradisi dan sangatlah manusiawi, kuburan, intinya berdoa agar doanya dikabulkan oleh
: ihwa setiap orang yang berduka, kematian misalnya, Allah swt agar yang baru saja dimakamkan mendapat
~.aka mereka yang ditinggal akan sangat bersedih, kelapangan dan cahaya di dalam kubur.
~ereka mengerumuni jenazah, seakan mereka tidak
~au berpisah dari yang meninggal. Dalam keadaan Selanjutnya, siraman oleh pelaksana (tonggota)
dengan membaca tuja'i:
ersebut, maka yang akan memandikan membacakan
\ : J i tersebut di atas. Pembaca tuja 'i mengharapkan Bob duawo to Allah Didoakan kepada Allah
• erenangan, jangan meratapi jenazah. Hal ini sejalan Wolo nabi mursalah Dengan nabi yang utama
:engan ajaran Islam, yakni dilarang meratapi jenazah. Ambungu liyo totala Diampuni kesalahan
i njutnya, yang akan memandikan mengharapkan Banga liyo to dada Diterangi jalan
u a r dibukakan jalan, mereka yang mengerumunin Ode otutuwawu lo Allah Ke hadirat Allah yang tunggal
:iazah diharapkan untuk minggir dan membukakan
i.an karena jenazah akan dimandikan. Setelah itu, baate pohala'a yang berduka
menyiramkan air dengan membaca tuja'/':
Hakikat kehidupan
Bob duawo to rasulu Didoakan dengan syafaat rasul
Kehidupan ini laksana bulan, ada awal dan ada
Wob rabbun gafurv Dengan maha pengampun
ikhir. Awalnya kecil disaat baru terbit (bulan tsabit), Dikaruniai cahaya
Oponuliyo to nuru
ama-kelamaan membesar dan sempurna, bulan Otitinelo kuburu Untuk menerangi kubur
: -mama. Selanjutnya akan mengecil sesuai hitungan
: J a n dan akhirnya mengecil dan menghilang. Seperti Inti dari semua tuja 'i tersebut adalah mendoakan
: Jlah kehidupan manusia. Dari tiada menjadi ada, dan agar yang meninggal dunia mendapatkan ampunan dari
:ari ada menjadi tiada. Salah satu syair tinilo Allah, mendapatkan cahaya Ilahi, dan terang di dalam
~enggambarkan: khuburnya. Ada yang menarik di kedua pohala' a (yakni
Gorontalo dan Limboto), dimana apabila yang berduka
Taapulu lo hunggia Putera kerajaan negeri dari wilayah adat Gorontalo, maka yang menjadi
Louwito lo utiya Dari seluruh penjuru penyelenggara adalah wilayah adat Limboto, demikian
Vfa/o to dula botiya Pada hari ini sebaliknya. Pada tradisi seperti ini, ada saling
Longuli lo awuwaliya Kembali awal kejadian mempercayai dan saling menghargai antara satu
dengan yang lainnya.
Tinilo tersebut di atas menggambarkan bagai- d) Pelajaran dari kejadian
~.ana putera suatu daerah (kerajaan) yang selama ini
anjung, dihormati dari seluruh penjuru, akan tetapi Pada acara pohutu molalungo tersebut, terdapat
rada akhirnya dia akan kembali ke asalnya. juga semacam pelajaran dari suatu kejadian. Terjadinya
peristiwa kematian, mengakibatkan semua keluarga,
Doa kaum kerabat datang melayat dan berkumpul dalam
Rasulullah bersabda: "Apabila anak cucu Adam acara tersebut. Maka saat jenazah akan dikafani,
meninggal dunia, maka terputuslah amalnya, kecuali dibacakan tuja'i:
ga: Amal jariyah, ilmu yang bermanfaat, dan anak
aleh yang mendoakannya". Dunggolo omoluwa Kapan lagi
Umayi molotaluwa Akan berhadapan
Berdasarkan hadis tersebut di atas, orang yang
Dunggolo omoluwa Kapan lagi
masih hidup masih bisa mendoakan orang yang
-leninggal agar ia selamat di dalam kuburnya. Hal ini Umayi mo'oambuwa Akan berkumpul
uga t e r g a m b a r dalam^acara pemakaman adat Dunggolo omoluwa Kapan lagi
Gorontalo: Umayi mototombiluwa Akan bertutur kata
Yamande tawu-tawua Takdir bagi semua orang
Dari tuja'i tersebut dapat dipetik suatu pelajaran Pa'itanto to limutu Nisan dari negeri limboto
bahwa sangat susah melakukan suatu perkumpulan, To wali la'I ngoputu Untuk laki-laki satu
silaturrahim. Namun dengan adanya peristiwa Towoto ja'nji otutu Tanda perjanjian kedua neger
kematian, maka semua keluarga bisa dikumbulkan. Lo Hutontalo Limutu Gorontalo Limboto
Akan tetapi disaat berkumpul seperti itu hendaknya
membicarakan atau bertutur kata yang baik, jangan Pa'itanto lo Hutontalo Nisan dari negeri Gorontalo
bertutur yang tidak bermanfaat. Karena ingat semua To walila'ingopangalo Untuk laki-laki sepasang (dua!
orang akan mengalami takdir, kematian. Tuwoto janji topangalo Tanda perjanjian dua negeri
Lo limutu Hulondhato Limboto dan gorontalo
e) Shalawat
Bersalawat adalah hal yang diperintahkan oleh h) anjuran untuk bersabar
30
Allah swt. Perintah Allah ini dimanifertasikah oleh
77 papa itotabiya Bapak yang paling disayangi
orang Gorontalo dalam acara pohutu molalungo,
Ma yitolola dunia sudah meninggal dunia
dengan tuja'i:
Didu'u ta ohidiya Tiada lagi tempat bermanja
'"Allah berfirman: "Innallaha wainalaikatahu yushalluna alaimabiy. ya ayynhalladzina amanu shalht 'alaihi \ya shallimu taslima'
(OS. Al Ahzab/33:56)
P a d a p e r a n g s a u d a r a a n t a r a L i m b o t o d e n g a n G o r o n t a l o y a n g b e r k e p a n j a n g a n , a w a l n y a G o w a m e m b a n t u G o r o n t a l o dan
-—.ate m e m b a n t u L i m b o t o . p e r a n g s e l a n j u t n y a , G o w a m e m b a n t u L i m b o t o d a n T e r n a t e m e m b a n t u G o r o n t a l o . B a n t u a n b a l a
"".ara Gowa ke G o r o n t a l o m e n i n g g a l k a n jejak sejarah berupa simbol adat yang sekarang ini masih d i g u n a k a n oleh orang Gorontalo,
ikni a c a r a adat p e r k a w i n a n G o r o n t a l o b e r u p a t a p a h u l a (peti a d a t b e r b e n t u k b u n d a r b e s a r ) dan k o l a - k o l a ( b e r u p a p e r a h u a t a u
"daraan tempat barang bawaan hantaran pihak laki-laki ke pihak p e r e m p u a n ) , serta dalam upacara adat p e m a k a m a n berupa
l u l i h e lo h u w a ( u s u n g a n dari G o w a . yakni u s u n g a n kecil yang b e r a d a p a d a bagian depan u s u n g a n m a y a t y a n g berfungsi sebagai
:-ibuka jalan).
3. Proses acara pohutu molalungo di Pohala'a Dumbela, Saripa M. (pelaku u p a c a r a pohutu molahf
wawancara pada tanggal 17 Juli 2 0 1 0 j a m 16.00-17.5
Gorontalo yang sarat dengan tradisi lisan tersebut
rumahnya.
dirasakan sangat membebani dari segi material
Hinta. Ellyana H. 2 0 0 5 . Tinilo Pa'ita, Naskah Puisi Goro>
dan waktu. Dari itu perlu dipikirkan bagaimana
Sebuah Kajian Filologis. Jakarta: Djambatan.
membuat acara yang praktis tanpa mengurangi
Idharatul Mashahif. 2005. Koroang Malaqbia (Al Qur'an
nilai dari upacara tersebut. Terjemahnya Dalam Bahasa Mandar dan Indoi:
Madinah: Mujamma' Malik Fahd.
4. Sinergitas adat dan syariat yang ada di Gorontalo
Mudzhar. Atho. 2009. Pengembangan Jaringan Riset a
perlu dipertahankan, dimana antara adat dan syariat
Rangka Penguatan Peran Agama dalam Pembangw
jalan bersama. Pemaduan antara adat dan syariat bisa Nasional. Jakarta: Badan Litbang dan Diklat D e p a r t e - r
menjadi model pembangunan di Indonesia, khususnya A g a m a RI.
di Gorontalo. Tuja 'i dan tinilo yang ada dalam acara Ngo, Mering. 2004. Kontekstualisasi Progresif dan Ethnog--
pohutu molalungo perlu dimasukkan dalam muatan Praktis: Usulan Metodologi untukMengkaji Bisnis ML::-~
lokal di sekolah atau madrasah di Provinsi Gorontalo. dan Konsekwensinya, makalah workshop Kontras " B i s n s
Militer, Korupsi dan Perlanggaran H A M : S e b u a h p o r s
bisnis militer dalam kehidupan sehari-hari di Jawa Tirr._-
Ucapan Terima Kasih Sulawesi Tengah, dan Papua": C i b o g o , 2 6 - 2 9 Januari 20>>*
Tulisan ini telah dipersentasikan pada Diklat Lanjutan Pateda, M a n s o e r (budayawan, Direktur Pascasarjana U n i v e r s i t y
A n g k a t a n II, LIPI tahun 2 0 1 0 . Dari itu saya N e g e r i Gorontalo). wawancara pada tanggal 16 Juli 2 0 1 #
j a m 1 0 . 0 0 - 1 1 . 0 0 , d i Kantornya ( P P s U N G ) .
menyampaikan banyak terima kasih kepada Tim
Peraturan Pemerintah N o m o r 11 Tahun 1953 tentang I>
Pembina Diklat, panitia penyelenggara, dan teman-
(meliputi Gorontalo, B u o l . dan sebahagian wilayah B o l a i - 4
teman seangkatan yang tak sempat s^aya sebutkan Mongondow).
namanya satu persatu. Selain itu, karena tulisan ini Kamaru, K.H. Abdul Rasyid (Kadhi Gorontalo). wawancara pau;
adalah hasil penelitian, maka penelitian ini banyak tanggal 15 J u l i 2 0 1 0 j a m 14-45 dan tanggal 19 Juli 2 0 1 0 jan
melibatkan informan sebagai sumber data. Peneliti 2 0 . 0 0 - 2 1 . 0 0 di rumahnya.
mengucapkan banyak terima kasih kepada para S o e p o m o . 1 9 9 3 . Hukum Adat. Jakarta: Pradnya Paramita.
pemangku adat Gorontalo, pejabat Kementerian Taneko, S o l e m a n Biasane. 1981. Dasar-Dasar Hukum Adat dam
Agama Wilayah dan Kota Gorontalo, budayawan, dan Ilmu Hukum Adat. Bandung: A l u m n i .
siapa saja yang telah memberikan informasi dan Tim Peneliti Kontras. 2 0 0 4 . Ringkasan Eksekutif: Ketika Moncons
bantuannya yang tak sempat saya sebutkan namanya Senjata Ikut Berniaga (Keterlibatan Militer dalam Bisnis 2
Bojonegoro, Boven Dogoel dan Poso. Jakarta: Kontras.
satu persatu. Selain itu, saya sampaikan terima kasih
Tim Penyusun. 1985. Empat Asprek Daerah Goront,:
kepada teman-teman para peneliti atas sumbang sa-
Gorontalo: Pemda Kabupaten Gorontalo bekerjasama FIG
ran, mulai dari pembahasan desain operasional sampai Universitas Sam Ratulangi di Gorontalo.
kepada seminar hasil penelitian ini. Tutoli, Nani. 1979. Sastra Daerah Gorontalo. Gorontalo: I k "
IKIP.
DAFTARPUSTAKA