Anda di halaman 1dari 3

Mutiara Aziz – 21070115130117 – Shift 4 – Kelompok 31

1. Tahap dalam Material Requirement Planning (MRP) yaitu (Baroto, 2002) :


1) Netting, yaitu proses perhitungan kebutuhan bersih yang merupakan selisih antara
kebutuhan kotor dengan persediaan di tangan dan yang sedang diproses
2) Lotting, yaitu menentukan besarnya jumlah pesanan optimal untuk setiap item
secara individual berdasarkan pada hasil perhitungan kebutuhan bersih yang telah
dilakukan.
3) Off Setting, yaitu menentukan saat yang tepat untuk rencana pemesanan dalam
memenuhi kebutuhan bersih. Rencana pemesanan didapat dengan cara
menggabungkan saat awal tersedianya lot size yang diinginkan dengan besarnya
waktu ancang. Waktu ancang ini sama dengan besarnya waktu saat barang mulai
dipesan atau diproduksi sampai barang tersebut siap untuk dipakai.
4) Explosion, yaitu proses perhitungan kebutuhan kotor untuk tingkat yang lebih
bawah didasarkan atas rencana pesanan. Data mengenai struktur produk sangat
memegang peranan, karena atas dasar struktur produk inilah proses explosion
akan berjalan dan dapat menentukan ke arah komponen mana yang harus di-
explosion.
2. Input dalam Material Requirement Planning (MRP) yaitu (Heizer dan Render, 2015):
a. Jadwal Induk Produksi (MPS), yaitu pernyataan tentang produk
akhir dari suatu perusahaan industri manufaktur yang merencanakan
memproduksi output berkaitan dengan kuantitas dan periode waktu.
b. Struktur Produk (Bill Of Material/BOM), yaitu daftar dari semua material, parts
dan subassemblies, serta kuantitas yang dibutuhkan untuk memproduksi satu unit
produksi parent assembly.
c. Status Persediaan (Inventory Master File), yaitu keadaan dari setiap
komponen atau material yang ada dalam persedian yang meliputi jumlah
persedian yang dimiliki pada setiap periode, jumlah barang yang sedang
dipesan, waktu ancang-ancang.
Output dalam Material Requirement Planning (MRP) yaitu (Gasperz, 2004):
a. MRP Primary Report, yaitu laporan utama MRP atau laporan MRP

Modul 5 – Dhana Antasari


Mutiara Aziz – 21070115130117 – Shift 4 – Kelompok 31

b. MRP Action Report, yaitu memberikan informasi tentang item yang perlu
mendapat perhatian segera, dan merekomendasikan tindakan- tindakan yang perlu
diambil
c. MRP Pegging Report, yaitu mengetahu sumber dari kebutuhan kotor dan
menentukan kebutuhan-kebutuhan yang diakibatkan oleh adanya pesanan
3. Teknik dalam penetapan ukuran Lot (Poerwanto, 2013) :
a. Lot For Lot (LFL) yaitu digunakan pada pola kebutuhan yang mempunyai
sifat diskontinyu atau tidak teratur. Bertujuan untuk meminimumkan ongkos
simpan, sehingga dengan teknik ini ongkos simpan menjadi nol. Sering digunakan
untuk item-item yang mempunyai biaya simpan sangat mahal. Teknik paling
sederhana.
b. Economic Order Quantity (EOQ) yaitu digunakan pada kebutuhan bersifat
kontinyu terhadap pola permintaan yang stabil. Pendekatan menggunakan konsep
minimasi ongkos simpan dan ongkos pesan. Ukuran lot tetap berdasarkan
hitungan minimasi tersebut.
c. Period Order Quantity (POQ) yaitu menggunakan konsep jumlah pemesanan
ekonomis agar dapat dipakai pada periode bersifat permintaan
diskrit, teknik ini dilandasi oleh metode EOQ.
d. Fixed Order Quantity (FOQ) yaitu menggunakan kuantitas pemesanan yang tetap
untuk suatu persediaan item tertentu dapat ditentukan secara sembarang atau
berdasarkan pada faktor-faktor intuitif.
4. Perbedaan Rough Cut Capacity Planning (RCP) dan Capacity Requirement Planning
(CRP) (Gumilar, 2010) :
RCCP CRP
1. Memverifikasi MPS 1. Memverifikasi MRP
2. Input yang dibutuhkan: 2. Input yang dibutuhkan:
 MPS  Bill of Material
 Waktu proses pada setiap stasiun  Item Master Record Files
kerja  Work Center Record Files
 Efisiensi mesin  Planned Order Release

Modul 5 – Dhana Antasari


Mutiara Aziz – 21070115130117 – Shift 4 – Kelompok 31

 Avaibilitas mesin
3. Merupakan perbandingan kapasitas secara 3. Merupakan perbandingan kapasitas secara
kasar terperinci
4. Tidak memperhitungkan kebutuhan 4. Memperhitungkan kebutuhan kapasitas dari
kapasitas dari schedule receipt schedule receipt
5. Satuan waktu yang digunakan dalam 5. Satuan waktu yang digunakan lebih detail
satuan waktu yang cukup lama. Misal per daripada RCCP, misal per minggu atau per hari
bulan

Modul 5 – Dhana Antasari

Anda mungkin juga menyukai