PERCOBAAN I
PENETAPAN KADAR AIR DENGAN METODE AZEOTROPH
Disusun oleh :
Kelompok 4
Shift G
I. Tujuan
ALAT BAHAN
1. Alat destilasi penetapan 1. Aquadest
kadar air, terdiri dari : 2. Simplisia uji Alstoniae
Labu bundar 500 mL Scholaridis Cortex (kulit
Kondensor batang pule)
Tabung penampung 3. Toluen
berskala 0,1 mL
2. Mortir dan stemper
mengandung air 2-3 mL ke dalam labu bundar, lalu dimasukkan 200 mL toluen
didih ke dalam campuran simplisia dan toluen yang akan didihkan. Setelah
Didinginkan tabung penerima sampai suhu kamar. Dihilangkan tetesan air yang
menempel pada dinding pada tabung penerima. Dibiarkan air dan toluen dalam
tabung penerima memisah. Setelah itu dibaca volume air dalam tabung penerima
No Gambar Keterangan
dididihkan.
5 Toluena dan air memisah pada
2,6 mL.
Perhitungan :
2,6 𝑚𝐿 𝑥 1 𝑔/𝑚𝐿
= × 100%
24,0135 𝑔
= 10,827 %
V. Pembahasan
Air adalah pelarut yang kuat, melarutkan banyak jenis zat kimia. Zat-zat
yang bercampur dan larut dengan baik dalam air (misalnya garam-garam) disebut
sebagai zat-zat “hidrofilik” (pencinta air), dan zat-zat yang tidak mudah tercampur
dengan air (misalnya lemak dan minyak), disebut sebagai zat-zat “hidrofobik”
(takut-air). Kelarutan suatu zat dalam air ditentukan oleh dapat tidaknya zat
dipol) antara molekul-molekul air. Jika suatu zat tidak mampu menandingi gaya
tarik-menarik antar molekul air, molekul-molekul zat tersebut tidak larut dan akan
Air ada yang berbentuk bebas, ada pula yang terikat baik didalam matriks
bahan maupun didalam jaringannya. Air yang berbentuk bebas sangat mudah
menguap karena biasanya terdapat pada permukaan bahan pangan. Kadar air perlu
diukur untuk menentukan umur simpan suatu bahan pangan. Kadar air adalah
persentase kandungan air suatu bahan yang dapat dinyatakan berdasarkan berat
basah (wet basis) atau berdasarkan berat kering (dry basis). Kadar air berat basah
Kadar air merupakan hasil dari pengukuran jumlah total air yang
kondisi atau derajat keterikatan air. Penentuan kadar air ini merupakan salah satu
parameter non spesifik dari proses standarisasi suatu simplisia, dengan tujuan
untuk memberikan batasan maksimal atau rentang tentang besarnya kandungan air
dalam bahan. Kandungan air dalam suatu bahan yaitu simplisia dapat menjadi
faktor penentu kualitas dari simplisia itu sendiri, terutama kestabilannya selama
Kadar air dalam suatu simplisia perlu diperhatikan, karena kandungan air
serta reaksi enzimatis yang pada akhirnya diikuti reaksi hidrolisis terhadap
senyawa kimia dalam simplisia yang kemungkinan bisa berakibat toksik. Oleh
karena itu simplisia perlu distandardisasi salah satunya dengan penetapan kadar
air yang bertujuan untuk mengukur kadar air dalam simplisia sehingga dapat
Penetapan kadar air terdiri dari tiga metode, yaitu dengan titrasi karl
minimal atau rentang tentang besarnya kandungan air dalam bahan, dimana nilai
kontaminasi.
bertujuan untuk menentukan kadar air yang ada di dalam simpilisia, dimana
simplisia yang diuji yaitu berupa kulit batang pule (Alstoniae scholaridis Cortex).
Kulit batang pule atau Alstonia scholaris (L) R.Br sendiri mengandung senyawa
(Khyade, M. S and Vaikos, N. P., 2009). Dari studi pustaka, kulit batang pule
mudah dilakukan dan lebih akurat dibanding metode lain. Pada penetapan kadar
air ini dapat mengindikasikan berapa banyak kadar air yang dikandung oleh
dua buah pelarut yang memiliki titik didih serta kepolaran yang berbeda dengan
air dimana saat proses distilasi kedua pelarut akan menguap pada suhu yang sama
yaitu diatas atau dibawah titik didih kedua pelarut tersebut yang disebut pada titik
azeotroph. Oleh karena itu, syarat pelarut yang digunakan dalam destilasi
azeotroph adalah:
Pada praktikum penetapan kadar air dengan metode azeotroph ini, tahap
pertama yang dilakukan menyiapkan bahan berupa kulit batang pule yang
mengandung air 2-3 mL dan dimasukkan ke dalam labu bundar. Sebelum sampel
dicampur dengan pelarut yang berupa toluen, terlebih dahulu toluen dijenuhkan
dengan aquadest. Hal ini dilakukan untuk menghindari adanya kadar air palsu
yang dihasilkan oleh pelarut toluen yang mana merupakan senyawa anhidrat, yaitu
senyawa yang dapat menyerap air yang dikandung oleh simplisia. Proses
penjenuhan simplisia terdapat dua metode, yaitu metode yang telah ditetapkan
oleh WHO dan metode yang terdapat dalam farmakope. Dalam percobaan ini
dalam corong pisah, kemudian digojog. Lalu didiamkan beberapa saat agar
terbentuk 2 lapisan cairan yang stabil. Kemudian air dan toluene akan terpisah.
simplisia kulit batang pule dan dididihkan menggunakan alat azeotroph. Pada saat
toluen yang akan didihkan, hal ini bertujuan untuk mencegah terjadinya bumping
atau letupan pada saat proses pemanasan. Sampel dalam labu didih dilakukan
pelarut merupakan senyawa non polar, sedangkan air adalah senyawa polar, tetapi
pada keadaan panas keduanya dapat tercampur. Hal ini disebabkan karena ketika
dipanaskan, toluena menjadi tidak stabil dan terjadi reaksi adisi yaitu pemutusan
ikatan rangkap dan membentuk ikatan hidrogen dengan air. Tentu dalam hal ini
mengalami kondensasi akibat adanya aliran air dari kran. Aliran air dalam alat
destilasi harus dari bawah keatas. Hal ini dilakukan karena jika aliran dari atas ke
bawah akan dipengaruhi oleh gravitasi sehingga aliran lebih cepat dan akan
maksimal. Jika aliran tidak dipengaruhi gravitasi, aliran air lebih lambat
dan bagian dari dalam pipa lebih lama mengalami kontak dengan air sehingga
destilat yang sudah dipisahkan dengan sampel. Pada suhu dingin air dan toluen
dalam tabung aufhauser akan kembali terpisah karena kedua pelarut tersebut
memiliki kepolaran dan berat jenis yang berbeda. Air akan menempati posisi
dibagian bawah toluen. Karena air memiliki BJ yang lebih besar yaitu 1 kg/L
dibanding toluen yaitu 0,87 kg/L. Dari hasil pengamatan, toluen yang ditampung
dalam gelas berskala menjadi keruh, hal ini disebabkan toluen bercampur dengan
Setelah air dan toluen dalam tabung penerima sudah memisah, maka
menggunakan rumus persen kadar air, didapatkan kadar air dari kulit batang pule
adalah sebesar 10,827%. Hasil persen kadar air ini didapatkan dari volume air
yang diperoleh dari hasil pemisahan air dan toluen dimana volume air sebanyak
2,6 mL yang dikali dengan bobot jenis air yaitu sebesar 1g/mL yang terkandung di
dalam simplisia yang beratnya sebesar 24,0135 g kemudian dikali dengan seratus
persen.
Parameter untuk simplisia yang baik sebagai berikut :
Kadar Air : ≤ 10
Berdasarkan literatur kadar air yang baik yang terdapat pada simplisa yaitu
±10%, artinya pada kadar tersebut, simplisia aman untuk digunakan. Jika jumlah
mikroba, jamur atau serangga, dan pembusukan yang pada akhirnya diikuti oleh
reaksi hidrolisis yang akan berakibat mutu simplisia tersebut akan rusak dan tidak
terjamin keamanannya.
Dari data yang dihasilkan maka terlihat bahwa simplisia kulit batang pule
memiliki kadar 10,827 % melebihi standar kadar air suatu simplisia. Adapun
faktor- faktor yang dapat mempengaruhi suatu kadar air dalam simplisia : jenis
Kadar air simplisia kuit batang pule dengan metode destilasi azeotroph
adalah 10,827 %, ini menunjukkan bahwa simplisia kulit batang pule memiliki
kadar air yang melebihi rentang ketentuan, sehingga tidak memenuhi kriteria
untuk digunakan pada bahan tanaman obat karena melewati batas kadar air suatu