Anda di halaman 1dari 9

A. Pengertian Proximity sensor.

Proximity sensor merupakan sensor yang digunakan untuk mendeteksi suatu obyek benda
berdasarkan jarak benda tersebut terhadap sensor. Proximity sensor ini akan mendeteksi
obyek benda dengan jarak yang cukup dekat berkisar 1 mm sampai beberapa centimeter dari
sensor. Sensor ini sering diimplementasikan pada industry pabrik, perkantoran, dunia robot
dan lain-lain.

Berdasarkan penggunaanya, sensor proximity merupakan sensor yang mampu mendeteksi


keberadaan suatu obyek logam maupun non logam tanpa menggunakan konak fisik.

B. Jenis-jenis Proximity sensor.

Sensor proximity ini memiliki 3 jenis sensor sesuai dengan kebutuhan sebagai berikut:

• Proximity Inductive.

Jenis sensor ini digunakan untuk mendeteksi adanya sebuah logam. Sensor ini akan bekerja
apabila terdapat suatu tegangan sumber, dan isolator pada sensor akan membangkitkan
sebuah medan magnet dengan frekuensi tinggi. Dengan proses ini, apabila terdapat sebuah
bahan logam yang terdeteksi oleh permukaan sensor maka medan magnet yang di hasilkan
akan berubah dan perubahan ini yang akan membuat sensor memberikan sinyal.

• Proximity Capacitive.

Sensor ini sedikit berbeda dengan sensor inductive, sensor ini tidak hanya dapat mendeteksi
benda logam saja tetapi juga bisa mendeteksi benda non logam dengan mengukur perbedaan
kapasitansi medan listrik pada kapasitor. Penggunaan sensor ini biasanya digunakan pada
bagian belakang mobil untuk memudahkan mengatur posisi parker sebuah kendaraan.

• Proximity Optic Sensor.

Sensor proximity optik ini mendeteksi keberadaan suatu obyek dengan cahaya biasnya atau
pantulan cayaha(refleksi) yaitu infra red. Bila terdapat benda dengan jarak yang cukup dekat
dengan sensor, maka cahaya yang terdapat pada sensor akan memantul kembali pada
penerima(receptor) sehingga penerima akan menangkap sinyal tersebut sebagai tanda
bahwa ada obyek yang melewati sensor. Salah satu implementasi sensor proximity optik ini
yang paling dekat dengan keseharian kita adalah pada penggunaan touch screen pada ponsel.

C. Cara Kerja Proximity Sensor.

Seperti apa yang sudah dijelaskan diatas, sensor ini bekerja berdasarkan jarak obyek terhadap
sensor. Ketika ada suatu obyek logam maupun non logam mendekat pada sensor dengan
jarak yang cukup dekat maka sensor akan mendeteksi obyek dan menangkap sinyal sebagai
tanda bahwa ada obyek yang melewati sensor.
Pengertian Sensor Ultrasonik

Sensor ultrasonik adalah sebuah sensor yang berfungsi untuk mengubah besaran fisis (bunyi)
menjadi besaran listrik dan sebaliknya. Cara kerja sensor ini didasarkan pada prinsip dari
pantulan suatu gelombang suara sehingga dapat dipakai untuk menafsirkan eksistensi (jarak)
suatu benda dengan frekuensi tertentu. Disebut sebagai sensor ultrasonik karena sensor ini
menggunakan gelombang ultrasonik (bunyi ultrasonik).

Gelombang ultrasonik adalah gelombang bunyi yang mempunyai frekuensi sangat tinggi yaitu
20.000 Hz. Bunyi ultrasonik tidak dapat di dengar oleh telinga manusia. Bunyi ultrasonik dapat
didengar oleh anjing, kucing, kelelawar, dan lumba-lumba. Bunyi ultrasonik nisa merambat
melalui zat padat, cair dan gas. Reflektivitas bunyi ultrasonik di permukaan zat padat hampir
sama dengan reflektivitas bunyi ultrasonik di permukaan zat cair. Akan tetapi, gelombang
bunyi ultrasonik akan diserap oleh tekstil dan busa.

Cara Kerja Sensor Ultrasonik

Pada sensor ultrasonik, gelombang ultrasonik dibangkitkan melalui sebuah alat yang disebut
dengan piezoelektrik dengan frekuensi tertentu. Piezoelektrik ini akan menghasilkan
gelombang ultrasonik (umumnya berfrekuensi 40kHz) ketika sebuah osilator diterapkan pada
benda tersebut. Secara umum, alat ini akan menembakkan gelombang ultrasonik menuju
suatu area atau suatu target. Setelah gelombang menyentuh permukaan target, maka target
akan memantulkan kembali gelombang tersebut. Gelombang pantulan dari target akan
ditangkap oleh sensor, kemudian sensor menghitung selisih antara waktu pengiriman
gelombang dan waktu gelombang pantul diterima.
Gambar cara kerja sensor ultrasonik dengan transmitter dan receiver (atas), sensor
ultrasonik dengan single sensor yang berfungsi sebagai transmitter dan receiver sealigus

Secara detail, cara kerja sensor ultrasonik adalah sebagai berikut:

 Sinyal dipancarkan oleh pemancar ultrasonik dengan frekuensi tertentu dan dengan
durasi waktu tertentu. Sinyal tersebut berfrekuensi diatas 20kHz. Untuk mengukur jarak
benda (sensor jarak), frekuensi yang umum digunakan adalah 40kHz.
 Sinyal yang dipancarkan akan merambat sebagai gelombang bunyi dengan kecepatan
sekitar 340 m/s. Ketika menumbuk suatu benda, maka sinyal tersebut akan dipantulkan
oleh benda tersebut.
 Setelah gelombang pantulan sampai di alat penerima, maka sinyal tersebut akan diproses
untuk menghitung jarak benda tersebut. Jarak benda dihitung berdasarkan rumus :
S = 340.t/2
dimana S merupakan jarak antara sensor ultrasonik dengan benda (bidang pantul), dan t
adalah selisih antara waktu pemancaran gelombang oleh transmitter dan waktu ketika
gelombang pantul diterima receiver.

Aplikasi Sensor Ultrasonik

Dalam bidang kesehatan, gelombang ultrasonik bisa digunakan untuk melihat organ-organ
dalam tubuh manusia seperti untuk mendeteksi tumor, liver, otak dan menghancurkan batu
ginjal. Gelombang ultrasonik juga dimanfaatkan pada alat USG (ultrasonografi) yang biasa
digunakan oleh dokter kandungan.
Dalam bidang industri, gelombang ultrasonik digunakan untuk mendeteksi keretakan pada
logam, meratakan campuran besi dan timah, meratakan campuran susu agar homogen,
mensterilkan makanan yang diawetkan dalam kaleng, dan membersihkan benda benda yang
sangat halus. Gelombang ultrasonik juga bisa digunakan untuk mendeteksi keberadaan
mineral maupun minyak bumi yang tersimpan di dalam perut bumi.

Dalam bidang pertahanan, gelombang ultrasonik digunakan sebagai radar atau navigasi, di
darat maupun di dalam air. Gelombang ultrasonik digunakan oleh kapal pemburu untuk
mengetahui keberadaan kapal selam, dipasang pada kapal selam untuk mengetahui
keberadaan kapal yang berada di atas permukaan air, mengukur kedalaman palung laut,
mendeteksi ranjau, dan menentukan puosisi sekelompok ikan.

Rangkaian Sensor Ultrasonik

Piezoelektrik
Piezoelektrik berfungsi untuk mengubah energi listrik menjadi energi mekanik. Bahan
piezoelektrik adalah material yang memproduksi medan listrik ketika dikenai regangan atau
tekanan mekanis. Sebaliknya, jika medan listrik diterapkan, maka material tersebut akan
mengalami regangan atau tekanan mekanis. Jika rangkaian pengukur beroperasi pada mode
pulsa elemen piezoelektrik yang sama, maka dapat digunakan sebagai transmitter dan
reiceiver. Frekuensi yang ditimbulkan tergantung pada osilatornya yang disesuiakan frekuensi
kerja dari masing-masing transduser. Karena kelebihannya inilah maka tranduser
piezoelektrik lebih sesuai digunakan untuk sensor ultrasonik.

Transmitter
Transmitter adalah sebuah alat yang berfungsi sebagai pemancar gelombang ultrasonik
dengan frekuensi tertentu (misal, sebesar 40 kHz) yang dibangkitkan dari sebuah osilator.
Untuk menghasilkan frekuensi 40 KHz, harus di buat sebuah rangkaian osilator dan keluaran
dari osilator dilanjutkan menuju penguat sinyal. Besarnya frekuensi ditentukan oleh
komponen RLC / kristal tergantung dari disain osilator yang digunakan. Penguat sinyal akan
memberikan sebuah sinyal listrik yang diumpankan ke piezoelektrik dan terjadi reaksi
mekanik sehingga bergetar dan memancarkan gelombang yang sesuai dengan besar frekuensi
pada osilator.
Gambar rangkaian dasar dari transmitter ultrasonik

Receiver
Receiver terdiri dari transduser ultrasonik menggunakan bahan piezoelektrik, yang berfungsi
sebagai penerima gelombang pantulan yang berasal dari transmitter yang dikenakan pada
permukaan suatu benda atau gelombang langsung LOS (Line of Sight) dari transmitter. Oleh
karena bahan piezoelektrik memiliki reaksi yang reversible, elemen keramik akan
membangkitkan tegangan listrik pada saat gelombang datang dengan frekuensi yang resonan
dan akan menggetarkan bahan piezoelektrik tersebut.

Gambar rangkaian dasar receiver sensor ultrasonik

Sensor Ultrasonik HC-SR04

Sensor ini merupakan sensor ultrasonik siap pakai, satu alat yang berfungsi sebagai pengirim,
penerima, dan pengontrol gelombang ultrasonik. Alat ini bisa digunakan untuk mengukur
jarak benda dari 2cm - 4m dengan akurasi 3mm. Alat ini memiliki 4 pin, pin Vcc, Gnd, Trigger,
dan Echo. Pin Vcc untuk listrik positif dan Gnd untuk ground-nya. Pin Trigger untuk trigger
keluarnya sinyal dari sensor dan pin Echo untuk menangkap sinyal pantul dari benda.
Gambar sensor ultrasonik HC-SR04

Cara menggunakan alat ini yaitu: ketika kita memberikan tegangan positif pada pin Trigger
selama 10uS, maka sensor akan mengirimkan 8 step sinyal ultrasonik dengan frekuensi 40kHz.
Selanjutnya, sinyal akan diterima pada pin Echo. Untuk mengukur jarak benda yang
memantulkan sinyal tersebut, maka selisih waktu ketika mengirim dan menerima sinyal
digunakan untuk menentukan jarak benda tersebut. Rumus untuk menghitungnya sudah saya
sampaikan di atas.

Berikut adalah visualisasi dari sinyal yang dikirimkan oleh sensor HC-SR04

Gambar sistem pewaktu pada sensor HC-SR04

Pengertian dan Cara Kerja Sensor PIR (Passive Infra Red)

Sensor PIR (Passive Infra Red) adalah sensor yang digunakan untuk mendeteksi adanya
pancaran sinar infra merah. Sensor PIR bersifat pasif, artinya sensor ini tidak memancarkan
sinar infra merah tetapi hanya menerima radiasi sinar infra merah dari luar.

sensor PIR
Sensor ini biasanya digunakan dalam perancangan detektor gerakan berbasis PIR. Karena
semua benda memancarkan energi radiasi, sebuah gerakan akan terdeteksi ketika sumber
infra merah dengan suhu tertentu (misal: manusia) melewati sumber infra merah yang lain
dengan suhu yang berbeda (misal: dinding), maka sensor akan membandingkan pancaran
infra merah yang diterima setiap satuan waktu, sehingga jika ada pergerakan maka akan
terjadi perubahan pembacaan pada sensor.

Sensor PIR terdiri dari beberapa bagian yaitu :

1. Fresnel Lens
Lensa Fresnel pertama kali digunakan pada tahun 1980an. Digunakan sebagai lensa yang
memfokuskan sinar pada lampu mercusuar. Penggunaan paling luas pada lensa Fresnel
adalah pada lampu depan mobil, di mana mereka membiarkan berkas parallel secara kasar
dari pemantul parabola dibentuk untuk memenuhi persyaratan pola sorotan utama. Namun
kini, lensa Fresnel pada mobil telah ditiadakan diganti dengan lensa plain polikarbonat. Lensa
Fresnel juga berguna dalam pembuatan film, tidak hanya karena kemampuannya untuk
memfokuskan sinar terang, tetapi juga karena intensitas cahaya yang relative konstan
diseluruh lebar berkas cahaya.

2. IR Filter
IR Filter dimodul sensor PIR ini mampu menyaring panjang gelombang sinar infrared pasif
antara 8 sampai 14 mikrometer, sehingga panjang gelombang yang dihasilkan dari tubuh
manusia yang berkisar antara 9 sampai 10 mikrometer ini saja yang dapat dideteksi oleh
sensor. Sehingga Sensor PIR hanya bereaksi pada tubuh manusia saja.

3. Pyroelectric Sensor
Seperti tubuh manusia yang memiliki suhu tubuh kira-kira 32 derajat celcius, yang merupakan
suhu panas yang khas yang terdapat pada lingkungan. Pancaran sinar inframerah inilah yang
kemudian ditangkap oleh Pyroelectric sensor yang merupakan inti dari sensor PIR ini sehingga
menyebabkan Pyroelectic sensor yang terdiri dari galium nitrida, caesium nitrat dan litium
tantalate menghasilkan arus listrik. Mengapa bisa menghasilkan arus listrik? Karena pancaran
sinar inframerah pasif ini membawa energi panas. Material pyroelectric bereaksi
menghasilkan arus listrik karena adanya energi panas yang dibawa oleh infrared pasif
tersebut. Prosesnya hampir sama seperti arus listrik yang terbentuk ketika sinar matahari
mengenai solar cell.

4. Amplifier
Sebuah sirkuit amplifier yang ada menguatkan arus yang masuk pada material pyroelectric.

5. Komparator
Setelah dikuatkan oleh amplifier kemudian arus dibandingkan oleh komparator sehingga
mengahasilkan output.

Blok Diagram sensor PIR

Cara kerja pembacaan sensor PIR

Pancaran infra merah masuk melalui lensa Fresnel dan mengenai sensor pyroelektrik,
karena sinar infra merah mengandung energi panas maka sensor pyroelektrik akan
menghasilkan arus listrik. Sensor pyroelektrik terbuat dari bahangalium
nitrida (GaN), cesium nitrat (CsNo3) dan litium tantalate (LiTaO3). Arus listrik inilah yang
akan menimbulkan tegangan dan dibaca secara analog oleh sensor. Kemudian sinyal ini akan
dikuatkan oleh penguat dan dibandingkan oleh komparator dengan tegangan referensi
tertentu (keluaran berupa sinyal 1-bit). Jadi sensor PIR hanya akan mengeluarkan logika 0
dan 1, 0 saat sensor tidak mendeteksi adanya pancaran infra merah dan 1 saat sensor
mendeteksi infra merah. Sensor PIR didesain dan dirancang hanya mendeteksi pancaran
infra merah dengan panjang gelombang 8-14 mikrometer. Diluar panjang gelombang
tersebut sensor tidak akan mendeteksinya. Untuk manusia sendiri memiliki suhu badan yang
dapat menghasilkan pancaran infra merah dengan panjang gelombang antara 9-10
mikrometer (nilai standar 9,4 mikrometer), panjang gelombang tersebut dapat terdeteksi
oleh sensor PIR. (Secara umum sensor PIR memang dirancang untuk mendeteksi manusia).

Jarak pancar sensor PIR

Sensor PIR memiliki jangkauan jarak yang bervariasi, tergantung karakteristik sensor. Proses
penginderaan sensor PIR dapat digambarkan sebagai berikut:
Jangkauan Sensor PIR

Pada umumnya sensor PIR memiliki jangkauan pembacaan efektif hingga 5 meter, dan
sensor ini sangat efektif digunakan sebagai human detector.

Anda mungkin juga menyukai