Anda di halaman 1dari 8

BAB I

Pendahuluan
A. Latar Belakang
Pengukuran psikologi menjadi salah satu kebutuhan dalam berbagi aspek kehidupan
moderen saat ini. Tidak dapat dipungkiri, kemajuan teori dan penelitian telah melahirkan
beragam metode dan alat ukur untuk mengukur berbagai aspek psikologis individu. Dimulai
dengan kemajuan pengukuran inteligensi, kepribadian, hingga penggunaannya menjadi ide
dasar untuk penerapan diberbagai aspek. Tes inteligensi yang menjadi pelopor tes moderen,
ternyata tidak dapat menampung kebutuhan para pengguna. Trend inteligensi yang menjadi
penentu masa depan individu, ternyata dibantahkan oleh Spencer (1978) yang mengenalkan
konsep kompetensi dalam dunia kerja. Thurstone yang pada akhirnya mengembangkan
Primary Mental Ability Test dengan tujuh dimensi berhasil memancing para peneliti lainnya
untuk mengembangkan alat ukur lebih beragam lagi.
Tes Bakat fokus pada mengukur kemampuan yang lebih spesifik namun juga
memberikan informasi kemampuan lainnya yang bersifat beragam (multiple) kemampuan.
Tes bakat mengukur suatu sampel tingkah laku yang secara diagnosis dapat memprediksi
perilaku lainnyadimasa yang akan datang. Sehingga fungsi tes bakat dapat digunakan untuk
meramalkan performance seseorang dikemudian hari. Hal ini didapatkan dari hasil
pengalaman dan proses belajar individu yang diukur dalam tes.
B. Rumusan Masalah
1. Pengertian Tes Minat Jabatan
2. Bidang – bidang jabatan
3. Jenis – jenis minat jabatan
4. Occupational Check List II

1
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Tes Minat
Crow dan Crow (dalam Djaali, 2007) mengatakan bahwa minat berhubungan dengan
gaya gerak yang mendorong seseorang untuk menghadapi atau berurusan dengan orang,
benda, kegiatan, pengalaman yang dirangsang oleh kegiatan itu sendiri. Jersild dan Tasch
menekankan bahwa minat atauinterest menyangkut aktivitas-aktivitas yang dipilih secara
bebas oleh individu. Sedangkan menurut Doyles Fryer (dalam Nurkencana, 1993) minat atau
interest adalah gejala psikis yang berkaitan dengan obyek atau aktivitas yang menstimulir
perasaan senang pada individu. Kalau kita perhatikan definisi-definisi tersebut, maka minat
senantiasa erat hubungannya dengan perasaan individu, obyek, aktivitas atau situasi.
Pengertian Minat Menurut John Holland, minat adalah aktivitas atau tugas-tugas yang
membangkitkan perasaan ingin tahu, perhatian, dan memberi kesenangan atau kenikmatan.
Minat dapat menjadi indikator dari kekuatan seseorang di area tertentu di mana dia akan
termotivasi untuk mempelajarinya dan menunjukkan kinerja yang tinggi. Bakat akan sulit
berkembang dengan baik apabila tidak diawali dengan adanya minat pada bidang yang akan
ditekuni.1 Menurut Dewa Ketut Sukardi (1984: 46) minat adalah suatu perangkat mental yang
terdiri dari kombinasi, perpaduan dan campuran dari perasaan, harapan, prasangka, cemas,
takut dan kecenderungan-kecenderungan lain yang bisa mengarahkan individu kepada suatu
pilihan tertentu. Minat sangat besar pengaruhnya dalam mencapai prestasi dalam suatu
pekerjaan, jabatan, atau karir.

B. Bidang – bidang Jabatan

Pada tahun 1977/1978 T. Raka Joni dkk mengadaptasi tes minat jabatan Lee-Thorpe.
Tes yang diadaptasi meliputi enam bidang minat, yaitu :
1. Bidang Minat: Pribadi-sosial (personal-social)
Bidang ini mencakup pekerjaan-pekerjaan yang menuntut hubungan pribadi dan
bidang pelayanan. Hasil pengukuran yang tinggi di bidang ini menggambarkan keinginan
yang tinggi dari orang tersebut untuk membantu orang lain. Bidang pelayanan pribadi,
pelayanan sosial, pengajaran, kepengecaraan, pelayan kesehatan, penyuluhan, dan
kepenasihatan merupakan sebagian contoh bidang pekerjaan yang mementingkan peran
hubungan pribadi.
2. Bidang Minat: Natural (natural)
Bidang ini mencakup kegiatan-kegiatan yang dilakukan di alam terbuka dan yang
memberi banyak kesempatan untuk bergaul dengan hewan dan tumbuh-tumbuhan. Skor yang
2
tinggi di bidang natural diharapkan berminat di bidang pertanian dan dalam pelestarian
sumber-sumber alam. Pekerjaan yang tercakup di sini seperti pertanian dan peternakan,
pemelihara hewan, perkebunan dan tempat wisata alam, perikanan, penyedia makanan hewan,
dan pekerjaan di pantai.
3. Bidang Minat: Mekanik (mechanical)
Minat mekanik meliputi bidang kegiatan yang mempersyaratkan pemahaman
mekanika dan permesinan. Pekerjaan seperti penyediaan dan perbaikan alat mesin, operator
mesin, kerja konstruksi, perancang, operator pengeboran merupakan sebagian dari pekerjaan
yang membutuhkan minat di bidang permainan dan mekanika.
4. Bidang Minat: Bisnis (business)
Bidang ini ditandai dengan kegiatan-kegiatan perniagaan dalam arti luas. Tekanan
terletak pada kontak bisnis yang berbeda dengan kontak bisnis yang berbeda dengan kontak
pribadi-sosial pada umumnya. Kontak dilandasi dengan perhitungan keuntungan memainkan
peranan penting di sini. Skor yang tinggi di bidang penjualan, manajemen, perdagangan,
aktivitas distributif, kerja kantor dan kesekretariatan, perbankan menggambarkan minat di
bidang bisnis.
5. Bidang Minat: Seni (art)
Minat dalam musik, drama, novel, dan seni lainnya ditampakkan dalam skor yang
tinggi di bidang ini. Keinginan untuk meningkatkan kualitas estetika melalui kehidupannya
sehari-hari seperti mengatur bunga dan kursi, tata ruang, dan halaman digambarkan dari minat
di bidang ini.
6. Bidang Minat: Sains (the science)
Keinginan untuk memahami dan memanipulasi lingkungan fisik di man kita hidup
merupakan dasar dari minat di bidang ini. Pekerjaan yang tercakup di dalamnya meliputi kerja
laboratorium, produksi minyak, kimia terapan, penelitian biologi, dan rekayasa ilmiah.

C. Jenis – jenis Minat Jabatan


Berbagai inventori minat jabatan telah dikembangkan. Diantara inventori minat jabatan yang
cukup dikenal adalah Strong Vocational Interest Blank, Strong-Campbell Vocational Interest,
Self-Directed Search, Kuder General Interest Survey, Kuder Occupational Interest Survey Form
DD. Dalam makalah ini diuraikan 3 jenis tes minat jabatan yaitu: Ramak Interest Inventory,
Courses Interest Inventory, dan Gordon Occupational Check List II. Uraian tentang tes-tes
minat jabatan yang lain dapat dibaca dalam lampiran makalah ini.

3
1. Strong Vocational Interest of SVIB
Inventori ini dikembangkan oleh Strong, Hansen, dan Campbell, yang pada awalnya
untuk membantu individu dalam mengidentifikasi pilihan karier di bidang-bidang manajerial
teknis dan profesional. Pada saat ini, inventori ini banyak digunakan dalam bidang bisnis dan
industri, serta pusat-pusat konseling, untuk membantu individu dalam melakukan perubahan
karier dan memilih karier awal. SVIB dikembangkan dengan menggunakan teori Holland,
dengan target audience kelompok usia remaja akhir sampai orang dewasa. Kelompok norma
SVIB ditarik dari orang-orang yang telah sukses dan merasa puas bekerja di bidangnya, dan
berasal dari berbagai tingkat pendidikan.
2. Self-Directed Search (SDS)
SDS merupakan suatu instrumen pengukuran minat jabatan yang dikembangkan untuk
dapat diadministrasi, diskor, dan diinterpretasi sendiri oleh responden. SDS dikembangkan
dengan menggunakan teori Holland. Target audience inventori ini adalah siswa SLTP sampai
orang dewasa. Kelompok norma SDS dikembangkan dengan menggunakan siswa SLTP sampai
Sekolah Menengah
3. Career Occupational Preference System (COPS)
Inventori ini dikembangkan oleh R.R. Knapp dan L. Knapp, dan bertujuan untuk
memperoleh gambaran preferensi kegiatan kerja di bidang-bidang sebagai berikut: Science
Professional, Science Skilled Technology Prifessional, Technology Skilled, Consumer
Economics, Outdoor, Business Professional, Business Skilled, Clerical, Communication, Art
Skilled, Service professional, dan Service Skilled. COPS dikembangkan untuk siswa SLTP
sampai mahasiswa di perguruan tinggi, dengan kelompok norma yang terdiri dari siswa SLTP,
Sekolah Menengah, dan mahasiswa.
4. Career Decision Making System (CDM)
CDM dikembangkan oleh T.F.Harrington dan A.O’Shea. CDM dikembangkan
berdasarkan teori Holland, namun kemudian dikembangkan menjadi tipe-tipe okupasi sebagai
berikut: Crafts (Realistic), Scientific (Investigative), Arts (Artistic), Business (Enterprise),
Clerical (Conventional), dan Social (Social). Raw score tertinggi dari 2 atau 3 skala minat yang
diukur dengan CDM dapat digunakan untuk mengidentifikasi cluster karier individu, dan
kemudian dari cluster karier tersebut individu melakukan eksplorasi karier. CDM dapat
digunakan untuk mengukur minat jabatan siswa SLTP sampai orang dewasa. Norma CDM
dikembangkan dengan menggunakan kelompok siswa SLTP sampai Sekolah Menengah.

4
5. Ramak Interest Inventory
Inventori ini terdiri dari 72 butir, yang menunjukkan jenis pekerjaan. Dalam
mengerjakan inventori ini responden/testi diminta untuk memberi lingkaran pada tanda Y, ?,
dan N (Y=ya, ?=ragu-ragu, N=tidak), sesuai dengan pernyataan jenis pekerjaan yang paling
mereka sukai. Respon testi tersebut kemudian diberi bobot skor 2, 1, dan 0.
Ada 9 bidang pekerjaan yang disusun dalam Ramak Interest Inventory. Bidang-bidang
pekerjaan tersebut dikembangkan berdasarkan 8 bidang pekerjaan Roe. Bidang-bidang
pekerjaan yang dimaksud adalah: Bu=Business, Or=Organization, Ge=General-Cultural, Sv=
Service, AE=Arts dan Entertainment, Od=Outdoor, Sc=Science, dan Te=Technology. Dalam
inventori ini, setiap bidang pekerjaan dibagi menjadi tiga level profesionalitas, sebagai berikut:
Level 1= professional-managerial, Level 2= semiprofessional, dan Level 3= skilled worker.
Dengan demikian terdapat 24 sel bidang dan level pekerjaan. Dua level jabatan yang terakhir,
yaitu: semi skilled dan unskilled, tidak dimasukkan ke dalam inventori ini, karena kedua level
jabatan ini sangat jarang diminati oleh testi. Tabel berikut ini melukiskan bidang dan level
pekerjaan yang disusun dalam RII.

Tabel Bidang dan Level Jabatan dalam RII


Bu Or Gc Sv AE Od Sc Te

Bidang
Level
Level 1
Level 2
Level 3

Dalam setiap sel jabatan disusun 3 jenis pekerjaan. Jenis-jenis pekerjaan tersebut
dikelompokkan secara acak di dalam inventori. Misalnya: 4 butir pertama dalam inventori ini
menunjukkan Sv Level 1, Od Level 2, Bu Level 3, dan AE Level 1. Dengan demikian di dalam
suatu kelompok item terdapat berbagai jenis dan level pekerjaan.
Sejumlah hasil penelitian menunjukkan bahwa Ramak Interest Inventory (a) memiliki
bidang dan level pekerjaan yang bersifat orthogonal (Meir, 1978), (b) memiliki reliabilitas –
berdasarkan korelasi dengan tes yang ekuivalen sebesar 0,76, (c) korelasi tes-retes setelah 7
tahun sebesar 0,41, (d) korelasi dengan kepuasan pilihan kerja setelah 7 tahun sebesar 0,40
untuk pria dan 0,28 untuk wanita.

5
6. The Courses Interest Inventory
Dasar teori yang digunakan untuk mengembangkan inventori ini adalah teori Roe. The
Courses Interest Inventori terdiri atas 64 butir, yang dikembangkan dari 8 bidang pekerjaan,
yang masing-masing bidang terdiri dari 8 jenis pekerjaan. Butir-butir inventori tidak terdiri dari
jenis pekerjaan atau kegiatan kerja, tetapi terdiri dari nama-nama matakuliah yang dipilih oleh
para psikolog vokasional dari katalog-katalog perguruan tinggi, misalnya Teknik Mekanika
Terapan (untuk bidang Te), Perencanaan Sumberdaya Manusia (untuk bidang Or).
Dalam mengerjakan inventori ini testi disuruh untuk memberi lingkaran pada tanda Y, ?,
atau N, sesuai dengan keinginan mereka “untuk mengikuti matakuliah, untuk mengetahui lebih
banyak butir pilihan mereka, atau untuk mengikuti kegiatan kerja dalam butir pilihan mereka”.
Tanda Y, ?, atau N diberi bobot skor 2, 1, atau 0 Dengan demikian rentangan skor yang akan
diperoleh testi untuk setiap bidang pekerjaan sebesar 0 (bila kedelapan jenis pekerjaan dijawab
N) sampai 16 (bila kedelapan jenis pekerjaan dijawab Y).
Sejumlah hasil penelitian menunjukkan bahwa (a) reliabilitas inventori yang diperoleh
melalui teknik split-half = 0,84; (b) reliabilitas yang diperoleh melalui teknik korelasi dengan
tes yang ekuivalen= 0,71, serta (c) korelasi yang signifikan dengan evaluasi supervisor dan
kesesuaian dengan pekerjaan.
D. Occupational Check List II
Sebagaimana perkembangan inventori pada umumnya, prosedur pengembangan tes atau
inventori minat jabatan dapat dilakukan dengan menggunakan prosedur sebagai berikut: (1)
menetapkan dimensi minat, (2) menetapkan seberapa banyak butir yang ada dalam inventori,
(3) menetapkan bagaimana penyekoran akan dilakukan (Cronbach, 1984), (4) melakukan
analisis butir, uji validitas dan reliabilitas, dan (5) mengembangkan norma.
Secara umum pengembangan tes telah dibahas dalam matapelatihan Pengembangan Tes
Lokal. Dalam makalah ini pembahasan akan difokuskan pada penetapan butir dalam inventori
dan penetapan bagaimana penyekoran dilakukan. Hal-hal yang perlu dipertimbangkankan
dalam mengembangkan butir-butir inventori sebagai berikut: apakah bentuk butir endorsement,
atau comparison? Butir-butir endorsement menyajikan stimulus tunggal yang dijawab ya atau
tidak. Contoh inventori minat yang menggunakan butir jenis ini ialah: Gordon Occupational
Check List II. Contoh butirnya sebagai berikut:
1. mengarsipkan surat, kuitansi, dan resep
2. menyortir paket untuk sopir angkutan barang
3. menempatkan buku di rak-rak perpustakaan
4. menggunakan komputer untuk mengolah data bisnis
5. menjumlah dan mengurangi dengan menggunakan mesin hitung
6
6. mengetik surat-surat dan laporan-laporan

Bentuk butir comparison atau forced-choice item menyajikan dua atau tiga stimulus
dalam satu soal, dan testi diminta untuk memilih mana yang paling disukai, salah satu di antara
stimulus-stimulus tersebut. Contoh tes minat jabatan yang menggunakan butir comparison atau
forced choice ini adalah Lee-Thorpe. Berikut contoh butirnya:
A1 Mengurus anak dan membantu pendidikannya di Panti Asuhan
F1 Berjual-beli mobil bekas, sepeda motor, pesawat, televisi, atau barang-barang yang lain

Dalam menetapkan butir menjadi skala, ada dua hal yang dapat dipertimbangkan
homogenitas atau kriteria. Bila homogenitas dipilih, maka dalam penyusunan sekelompok butir
yang homogen penyusun inventori harus menggunakan logika dan korelasi. Berikut ini contoh
daftar cek yang butir–butirnya homogen:

Menulis puisi
Membujuk orang lewat agar mau menyumbang pada suatu lembaga sosial
Menjadi penerjemah bagi orang yang berpidato di PBB
Menulis laporan pertandingan sepakbola untuk terbitan/koran

Persyaratan psikologis yang dibutuhkan untuk melakukan aktifitas-aktifitas yang tertera


dalam butir-butir tersebut di atas berbeda. Suatu aktifitas dapat disukai oleh seseorang, tetapi
tidak disukai oleh orang lainnya. Bila dalam analisis tidak ditemukan korelasi positif yang
konsisten diantara butir-butir itu, maka butir-butir tersebut dapat dibuang.
Inventori yang menggunakan kriteria memiliki butir-butir yang mencakup semua aspek
pekerjaan yang memberikan kontribusi sosial dan ekonomi yang berbeda satu sama lain bagi
para pekerja. Inventori yang menggunakan kriteria dapat difungsikan sebagai alat untuk
melakukan prediksi.
Ada beberapa cara yang dapat dilakukan dalam menetapkan skor yang diperoleh dari tes
minat jabatan, yaitu:
1. Raw percentages. Cara ini dilakukan dengan menghitung berapa persen respon-respon
positif dalam suatu kategori. Persen yang tinggi menunjukkan pola minat individu/testi.
2. Persentil atau skor terstandar yang didasarkan pada suatu kelompok norma umum.
3. Persentil atau skor terstandar yang didasarkan pada suatu kelompok norma okupasional.
Misalnya, minat jabatan seorang anak SMU dibandingkan dengan minat jabatan mahasiswa
jurusan teknik sipil atau para insinyur teknik sipil.

7
BAB III
PENUTUP
A. Simpulan
Berbagai macam tes minat yang ada, terdapat dua tes minat yang paling banyak yang
digunakan sampai saat ini, yaitu:
1. Strong Vocational Interest Blank
2. Kuder Prefence Survey
Pada umumnya hasil tes minat digunakan dalam 4 bidang terapan, namun jarang hasil
tes minat itu digunakan secara ekslusif dengan mengabaikan hasil pengukuran terhadap aspek
kognitif dan aspek kognitif.
B. Saran
Tes Minat sebagai alat pengukur minat yang berguna dalam konseling pekerjaan,
konseling karir, perencanaan bacaan anak dan penjurusan siswa, perlu dipahami lebih dalam
konsep-konsepnya untuk memperoleh hasil yang memang sesuai dengan individu tersebut

Anda mungkin juga menyukai