Anda di halaman 1dari 34

TEKNIK PELAKSANAAN BANGUNAN AIR

DAFTAR ISI

MODUL AJAR TEKNIK PELAKSANAAN BANGUNAN AIR

BAB I. MACAM-MACAM BANGUNAN AIR

1.1. Pendahuluan

1.1.1. Bangunan Gorong-Gorong/ Jembatan/ Box Culvert

1.1.2. Bangunan Talang / Aquaduct

1.1.3. Bangunan Siphon/ Shyphon

1.1.4. Bangunan Bendung

1.1.5. Bangunan Checkdam

1.1.6. Bangunan Embung dan Bendungan

1.1.7. Bangunan Dermaga dan Pemecah Gelombang

1.2. Langkah/ Runtutan Pekerjaan Pelaksanaan Bangunan Air

BAB II. TEKNIK PELAKSANAAN BANGUNAN AIR (MATERI KULIAH)

2.1. Kondisi Umum

2.2. Bangunan Gorong-Gorong/ Jembatan/ Box Culvert

2.1.1. Lokasi Rencana Bangunan

2.1.2. Item Pekerjaan

2.1.3. Peralatan Yang Diperlukan

2.1.4. Metode Pelaksanaan

Tek-Pel-Bangunan Air-I Page 1


2.3. Bangunan Talang

2.3.1. Lokasi Rencana Bangunan

2.3.2. Item Pekerjaan

2.3.3. Peralatan Yang Diperlukan

2.3.4. Metode Pelaksanaan

2.4. Bangunan Siphon

2.4.1. Lokasi Rencana Bangunan

2.4.2. Item Pekerjaan

2.4.3. Peralatan Yang Diperlukan

2.4.4. Metode Pelaksanaan

2.5. Bangunan Bendung dan Checkdam

2.5.1. Lokasi Rencana Bangunan

2.5.2. Item Pekerjaan

2.5.3. Peralatan Yang Diperlukan

2.5.4. Metode Pelaksanaan

2.6. Bangunan Embung

2.6.1. Lokasi Rencana Bangunan

2.6.2. Item Pekerjaan

Tek-Pel-Bangunan Air-I Page 2


2.6.3. Peralatan Yang Diperlukan

2.6.4. Metode Pelaksanaan

2.7. Bangunan Bendungan dan Bendungan Multipurpose (PLTA)

2.7.1. Lokasi Rencana Bangunan

2.7.2. Item Pekerjaan

2.7.3. Peralatan Yang Diperlukan

2.7.4. Metode Pelaksanaan

BAB III. PENGELOLAAN DAN PELAKSANAAN PROYEK

3.1. Pengelolaan Proyek

3.1.1. System Pengelolaan Proyek

3.1.2. Administrasi

3.1.3. Struktuir Organisasi

3.2. Pelaksanaan Proyek

3.2.1. Syarat Umum Dan Syarat Teknis

3.2.2. Metode Pelaksanaan

Tek-Pel-Bangunan Air-I Page 3


BAB I MACAM-MACAM BANGUNAN AIR.

1.1. Pendahuluan

Tujuan pembelajaran adalah memberikancara-cara pelaksanaan bagian struktur bangunan air,


peralatan yang diperlukan, urutan pelaksanaannya serta pengetahuan dasar tentang
penggunaan alat berat dan pertimbangan teknis dalam pelaksanaan bangunan air.

Untuk mengetahui metode pelaksanaan struktur bangunan air, terlebih dahulu harus sudah
mengetahui macam-macam bangunan air.

Macam-macam bangunan air meliputi :

1.1.1. Bangunan Jembatan/ Gorong-gorong/ Box Culvert

Yang dimaksud bangunan jembatan/gorong-gorong/ box culvert, adalah bangunan


persilangan antara jalan dan sungai/ saluran yang memberi akses kendaraan bisa lewat
dengan aman melintas/ menyeberang sungai/ saluran. Bangunan jembatan biasanya
merupakan bangunan kerangka baja, pelat beton, pelat beton yang ditumpu beberapa
balok ( balok baja/ beton T ), tergantung besar bentangnya.

Bisa juga merupakan bangunan beberapa gorong-gorong beton ( bulat/ kotak ) dan
muka air menutupi penuh lobang. Kalau muka airnya masih di bawah bagian atas
lobang/ box, biasanya disebut bangunan Box Culvert, bahkan posisinya bisa searah
dengan arah aliran dari sungai/ saluran. Bahkan ada yang dibangunan dengan Bangunan
batu dan bata ( lengkung/kuno/ lama )

Tek-Pel-Bangunan Air-I Page 4


Gambar : Arch Bridge

ABUTMEN dan PILAR JEMBATAN

Tek-Pel-Bangunan Air-I Page 5


TUMPUAN JEMBATAN PONDASI SUMURAN

1.1.2. Bangunan Talang Air Irigasi/ Flume/ Aqueduct

Yang dimaksud dengan bangunan Talang Air irigasi/ Aqueduct, adalah bangunan
persilangan antara saluran air dengan jalan atau dengan saluran/ sungai, yang memberi
akses air bisa mengalir ke seberang menyilang saluran/ sungai/ jalan tanpa mengganggu
pemakai jalan. Dan biasanya elevasi muka air talang lebih tinggi disbanding saluran/
sungai/ jalan.

Bangunan talang air bisa merupakan konstruksi baja (talang baja); beton (talang beton)
atau dari batu bata (kuno/ lama)

Tek-Pel-Bangunan Air-I Page 6


Gambar : Arch Aqueduct Bridge

1.1.3. Bangunan Shyphon

Yang dimaksud dengan bangunan Shyphon, adalah bangunan persilangan antara


saluran air dengan saluran air atau saluran air dengan sungai, yang memberi akses air
bisa mengalir ke seberang menyilang saluran/ sungai/ tanpa mengganggu saluran/
sungai yang di silangi. Dan biasanya elevasi muka air tidak berbeda jauh antara saluran
yang menyilangi dengan saluran/sungai.

Bangunan Syphon

1.1.4. Bangunan Bendung

Yang dimaksud dengan bangunan Bendung, yaitu bangunan yang dibangun di badan
sungai / membendung arah aliran sungai/ menyilang sungai, dan bertujuan untuk
menaikkan elevasi muka air yang bertujuan untuk disadap/ diambil air sungainya untuk
keperluan irigasi maupun kebutuhan air baku/ air kebutuhan lain

Bangunan bendung ini ada yang merupakan bangunan tetap (fixed weir), atau
bangunan yang elevasi mercunya bisa dirubah-rubah ( tidak tetap) namanya bendung
gerak. Bisa berupa beberapa pintu/ skot balok yang akan difungsikan sesuai dengan
elevasi muka air yang diinginkan.

Tek-Pel-Bangunan Air-I Page 7


Tek-Pel-Bangunan Air-I Page 8
Tek-Pel-Bangunan Air-I Page 9
BENDUNG KARET MENTURUS, JATI MLEREK DAN GUBENG

1.1.5. Bangunan Checkdam / Sabo Dam

Yang dimaksud dengan bangunan Checkdam, yaitu bangunan yang dibangun di badan
sungai dan atau sungai laharan/ membendung arah aliran sungai/ menyilang sungai,
dan bertujuan utama untuk menstabilkan permukaan dasar sungai dan menahan/
menumpuk sementara material debris sungai laharan sehingga membentuk permukaan
dasar sungai menjadi lebih landai yang bertujuan untuk mengurangi erosi pada tebing
kanan dan kiri sungai tersebut.

Kalau checkdam yang biasa dibangun pada daerah/ lokasi yang agak landai dan
bertujuan untuk menahan/ menumpuk material debris yang dibawa alura sungai

Tek-Pel-Bangunan Air-I Page 10


dimana pada saat kemarau/ tidak ada debit banjir laharan, maka material tersebut bisa
digali/ diambil yang sangat berguna untuk pelaksanaan pembangunan. Maka Bangunan
Checkdam ini disebut Sabo Dam/ Kantong lahar.

Tek-Pel-Bangunan Air-I Page 11


Checkdam di Kali Rejali

1.1.6. Embung dan Bendungan

Yang dimaksud dengan bangunan Embung, yaitu bangunan yang dibangun di badan
sungai atau di anak sungai (Orde 3 , orde 4 atau orde 5 ) atau pada suatu celah atau
suatu lembah yang merupakan cekungan dengan luas tangkapan relative kecil sekitar 1
sampai 5 Km2. Bahan yang dipakai untuk membendung dari tanah liat yang ada di
sekitar lokasi dengan ketinggian maksimum sekitar 5 meter. Luas daerah genangan
setelah pembendungan kurang dari 5% dari luas daerah tangkapan. Pemanfaatan air
hujan yang ditampung biasanya untuk kebutuhan air baku dan air irigasi yang relative
kecil.

Jadi tujuan pembangunan embung adalah menampung air hujan dan aliran permukaan (
run off) pada wilayah sekitarnya serta sumber air lainnya yang memungkinkan seperti
mata air, parit, sungai-sungai kecil dan sebagainya.

Selain itu juga menyediakan sumber air sebagai suplesi irigasi di musim kemarau untuk
tanaman palawija, hortikultura semusim, tanaman perkebunan semusim dan
peternakan.

Kalau Bendungan/ Waduk hampir sama dengan embung, hanya lokasi pembendungan
biasanya di badan sungai Orde 1 , Orde 2 atau Orde 3. Luas daerah tangkapan cukup
besar dan luas daerah genangan juga cukup luas, sehingga volume yang di tampung
biasanya > 1.000.000 M3 dengan ketinggian pembendungan > 10 meter. Karena
tingginya pembendungan dan luas genangannya atau besarnya volume air yang

Tek-Pel-Bangunan Air-I Page 12


ditampung, maka bangunan Bendungan juga difungsikan dengan berbagai keperluan,
misalnya Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) atau dilengkapi bangunan bendung
sedikit di hilirnya yang dimaksudkan untuk keperluan irigasi ( biasa disebut Bendung
Afterbay- Intake Irigasi).

Bendungan dengan bentuk Lengkung ( Arch Dam )

BELANDA PUN MEMBENDUNG LAUT

Tek-Pel-Bangunan Air-I Page 13


EMBUNG SEDERHANA

Bendungan Lahor Bendungan Karangkates

Tek-Pel-Bangunan Air-I Page 14


SELORE SELOREJO

SENGGURUH

WLINGI

LODOYO

WONOREJO BENING

Tek-Pel-Bangunan Air-I Page 15


LAYOUT BENDUNGAN JATILUHUR

1.1.7. Bangunan Dermaga/ Pemecah gelombang/ Estuary

Bangunan dermaga adalah bangunan air yang terdapat di pantai/ muara sungai yang
merupakan tempat bersandarnya kapal-kapal atau lebih tepatnya disebut bangunan
PELABUHAN. Biasanya juga dilengkapi dengan bangunan pemecah gelombang yang
bertujuan menghancurkan energi dan menghalangi masuknya sedimen sepanjang pantai
yang akan masuk ke kolam pelabuhan. Bangunan ESTUARY yaitu bangunan pengaman
muara sungai dari tertutupnya muara sungai dari sedimen sepanjang pantai yang akan
mengganggu lajunya air dari hulu sungai. Dengan adanya pemecah gelombang diharapkan
gelombang dapat teredam.

PEMECAH GELOMBANG

Tek-Pel-Bangunan Air-I Page 16


JETTY - DERMAGA

1.2. Langkah/ Runtutan Pekerjaan Pelaksanaan Bangunan Air

Macam dan runtutan kegiatan pelaksanaan Bangunan Air adalah sebagai berikut ini:

1) Pekerjaan Uitzet dan Bouwplank :

Yaitu pelaksanaan pengukuran meliputi pemasangan patok-patok bantu yang diperlukan


sesuai dengan refeerensi elevasi dan posisi (koordinat) dari beberapa patok bantu. Kondisi
pengukuran ini menunjukkan kondisi yang ada sebelum dibangunnya bangunan air.

Pekerjaan Bouwplank, yaitu pemasangan patok-patok untuk membantu memaindahkan


dari gambar rencana yang akan dituangkan ke dalam kondisi lapangan yang ada.

2) Pekerjaan Dewatering (pengeringan lokasi pekerjaan ) :

Karena Bangunan Air yang tentunya di bangun di lokasi yang berair (ada airnya), sedngkan
untuk membangunan mulai bangunan dasar tentu akan terganggu dengan adanya air yang
ada/ air tanah/ air sungai. Oleh karena itu diperlukan bangunan tambahan dan atau alat
bantu untuk mengeringkan rencana lokasi bangunan. Bangunan bantu bisa bermacam-

Tek-Pel-Bangunan Air-I Page 17


macam, mungkin suatu bangunan turap; bangunan cofferdam; bangunan saluran pengelak
dan tentunya pompa barangkali diperlukan.

3) Penyiapan Jembatan darurat/ Talang darurat/Saluran Pengelak

Dalam metode pelaksanaan bangunan jembatan/gorong2/talang irigasi/bendung/


checkdam/ bendungan, maka hal-hal yang berkaitan dengan bangunan tersebut harus tetap
bias berfungsi, missal jalan lalulintas/ air irigasi/ air sungai. Oleh karena itu salah satu
pekerjaan yang hars diikutkan dalam biaya dalam pelelangan, yaitu pembuatan bangunan
darurat2 seperti diatas. Sedangkan tekniknya tergantung dari jenis pekerjaan dan kondisi
lokasi pekerjaan.

4) Pekerjaan peledakan/ Blasting

Bila kondisi medan merupakan tanah keras/ cadas, dan atau mungkin diperlukan material
disekitar lokasi, tetapi dalam kondisi alam tanah cadas/ batuan, maka untuk penggalian
terlebih dahulu dilakukan peledakan/ blasting untuk mengurai material batuan/ cadas
sebelum di gali/ diambil materialnya sebagai bahan bangunan.

5) Pekerjaan Galian Tanah :

Semua pelaksanaan bangunan air selalu ada pekerjaan penggalian tanah, baik tanah biasa
maupun tanah keras. Dan tanah yang digali selalu berada di bawah maupun diatas muka air
(muka air tanah). Jadi penggalian tanah dasar akan selalu ada gangguan adanya air, baik
dari air tanah maupun air sungai yang meresap menuju lokasi muka tanah yang rendah.

6) Pekerjaan Timbunan Tanah

Tanah yang digali setelah dibangun pondasi bangunan air, maka ada lokasi yang harus
ditimbun kembali dengan tanah dan dipadatkan. Selain itu pada bangunan air , kadang
diperlukan tanggul dari timbunan tanah yang dipadatkan untuk menahan air. Atau untuk
pelaksanaan bangunan utma diperlukan tanggul/ cooferdam/ bangunan utama dari
timbunan tanah atau untuk mengalihkan aliran air agar tidak mengganggu pelaksanaan
pondasi bangunan.

7) Pekerjaan Bekisting/ Shuttering

Dalam melaksanakan bangunan air, mungkin bahan bangunannya adalah pasangan batu,
ayau dari beton bertulang atau dari beton massa dan sebagainya. Oleh karena itu tentunya
diperlukan cetakan/ bentuk sesuai rencana, maka diperlukan bekisting atau untuk
konstruksi lebih besar mungkin berupa Shuttering baik dari bahan kayu maupun dari baja.

Tek-Pel-Bangunan Air-I Page 18


8) Pekerjaan pasangan Batu

Konstruksi bangunan air mungkin bahannya utamanya terdiri dari sebagian besar pasangan
batu , maka diperlukan pekerjaan batu dengan spesinya adalam volume yang besar.
Mungkin karena diperlukan suatu bentuk yang tidak bisa terbuat dari tanah, maka harus
dilakukan dengan bahan batu dan spesi.

9) Pekerjaan beton (pembetonan )

Konstruksi bangunan air mungkin bahannya terdiri dari sebagian besar beton , maka
diperlukan pekerjaan beton dalam jumlah yang besar/ volume yang besar. Mungkin karena
diperlukan suatu bentuk yang tipis , maka bahannya dibuat dari beton bertulang.

10) Pekerjaan Mekanik

Konstruksi bangunan air kadang harus dilengkapi dengan konstruksi pintu dari baja,
sehingga memerlukan pekerjaan dengan bahan baku darui besi/ baja ( pekerjaan mekanik)

Tek-Pel-Bangunan Air-I Page 19


BAB II. TEKNIK PELAKSANAAN BANGUNAN AIR

2.1. Kondisi Umum.

Setiap menghadapi suatu kegiatan pelaksanaan Bangunan Air/jembatan/ gorong-


gorong/ box culvert/ talang/ Syphon Air/ bendung/ embung/ bendungan (proyek),
pertama-tama perlu memahami dokumen kontrak (contract document). Isi dari
dokumen kontrak berupa surat perjanjian antara pemilik bangunan dan kontraktor,

 Persyaratan umum dan administrasi ( general specification )


 Persayaratan teknis ( technical specification )

Dari dokumen kontrak ini kita dapat menjabarkan metode pelaksanaannya.Untuk


metode pelaksanaan dari bagian-bagian kegiatan pekerjaannya,

 perlu mengetahui biaya


 durasi atau lama pekerjaan
 mutu dan jumlah bahan yang akan dipakai
 memperhitungkan kemampuannya dalam hal jumlah dan mutu dari sumber daya
yang dimiliki : sumber daya manusia, sumber daya keuangan , dan sumber daya
mesin/alat.

Sehingga dikenal dengan 5 M

1. Man  tenaga/ manusia


2. Money  dana/ biaya/ uang
3. Machine  peralatan2 yg. diperlukan
4. Material  bahan/ material untuk pembangunan
5. Method and Management  metode plaksanaan dan managemen/
pengaturan pelaksanaan

Biasanya pada awal kegiatan suatu proyek diharuskan segera membuat rencana,

1. Main schedule, atau jadwal pelaksanaan keseluruhan. Main schedule biasanya


sudah merupakan lampiran dalam dokumen kontrak, tetapi dalam proses selama
pelaksanaan dapat dirubah dengan tanggal akhir pelaksanaan tetap tidak berubah ;
main schedule ini biasanya berupa bar chart dan time grid diagram/ net work
planning, ataupun bentuk-bentuk lain untuk proyek-proyek tertentu.

Tek-Pel-Bangunan Air-I Page 20


2. Detailed Schedule, yaitu jadwal pelaksanaan dari bagian-bagian pekerjaan sesuai
urutannya dalam main schedule ,yang dibuat dalam bulanan dan mingguan untuk
pegangan para pengawas lapangan, dan bahkan para pengawas lapangan juga
membuat jadwal harian/ daily-schedule.
3. Material Schedule, yaitu jadwal kebutuhan material bangunan, jadwal pemakaian
material, dan jadwal pendatanganan material.
4. Equipment Schedule, yaitu jadwal kebutuhan peralatan, jadwal pemakaian
peralatan,jadwal pendatangan peralatan.
5. Man Power Schedule, yaitu jadwal kebutuhan tenaga manusia dari pekerja sampai
Project Manager.
6. Metode kerja Pelaksanaan, yaitu metode kerja dari seluruh kegiatan bagian-bagian
pekerjaan, sebagai contoh, metode kerja pelaksanaan bagian-bagian pekerjaan
penyiapan layout kerja, pengukuran uitzet, penggalian tanah, pengecoran beton,
dewatering (penghilangan air) dan lain-lain.

Dalam metode kerja ini harus jelas urutan kerjanya, penggunaan jenis dan kapasitas
alat,kombinasi alat, pengamanan pekerjaan, jadwal kerja, letak alur dari jalan kerja
pengangkutan dan gambar-gambar sketsa yang jelas.Demikian juga dengan metode
kerja dari bagian-bagian pekerjaan lainnya.Kemudian metode kerja dari bagian-
bagian pekerjaan tersebut secara keseluruhan digabung menjadi Usulan Metode
Kerja dari Kegiatan Pekerjaan keseluruhan.

7. Job Lay Out, berupa gambar rencana tata letak bangunan-bangunan permanen,
letak bangunan-bangunan sementara, letak barak pekerja, letak site office yaitu
kantor owner, kantor konsultan dan kantor kontraktor di lapangan, letak bedeng-
bedeng work-shop untuk pekerjaan kayu, besi beton, letak stone-crusher jika
diperlukan, letak gudang material, letak bengkel, letak rumah genset, letak
penyimpanan kendaraan dan alat berat, letak stok material pasir, kerikil, batu bata
dan lain-lain, letak sumur bor jika ada, letak kamar mandi & WC, dan jalur jalan
kerja untuk pengangkutan material dari luar, pengangkutan material ke lokasi
pekerjaan dan lain-lainnya, yang digambar dengan skala tertentu untuk tujuan
tertentu.

Tek-Pel-Bangunan Air-I Page 21


8. Pagar keliling, untuk menghindari masuknya orang-orang umum yang dapat
membahayakan dirinya terhadap alat-alat berat yang sedang bekerja, untuk
keamanan dan untuk memberi batas yang jelas dari wewenang proyek.
9. Bangunan sementara, yaitu site office, bedeng-bedeng kerja, gudang sementara,
stock pile untuk material-material, rumah genset, jalan masuk/ keluar sementara.
10. Shop Drawing, Gambar kerja secara detail dari masing-masing elemen-elemen
struktur dan gambar kerja secara detail dari konstruksi sementara untuk menunjang
struktur perancah untuk cetakan beton, gambar cetakkan betonnya, gambar
rencana pemotongan tanah atau penggalian tanah, gambar rencana pengalihan
sungai, dan lain-lain.; Gambar kerja ini harus selalu dibuat sebelumnya untuk
diperiksakan konsultan supervisi dan safety-engineer , pada setiap bagian-bagian
pekerjaan tersebut akan dimulai.
11. Gambar Contour, /original ground level .Gambar original ground level atau biasa
disingkat OGL ini harus disetujui bersama oleh kontraktor dan konsultan jika perlu
owner, hal ini adalah sangat penting karena jika ada perubahan permukaan ( cut &
fill ), maka perhitungan volume cut & fill dapat dihitung dengan dasar gambar
ground level tersebut.
12. Mencari lokasi quarry terdekat, untuk proyek-proyek yang besar dan jauh dari kota
atau pada daerah suburban, misalnya kegiatan pekerjaan bendungan, jalan raya,
dan juga jika banyak menggunakan material lokal, misalnya pasir, kerikil, tanah urug
dan lain-lain, maka lebih efisien untuk menambang sendiri dengan menyewa daerah
penambangan tersebut, sudah barang tentu material yang didapat dari quarry harus
diadakan investigasi terlebih dahulu di laboraturium, apakah sudah sesuai dengan
spesifikasi dalam contract document.
13. Membuat Struktur Organisasi, Struktur organisasi dari masing-masing, yaitu
pemilik, konsultan dan kontraktor, harus segera dibuat.Semua pihak yakni pemilik,
konsultan dan kontraktor, harus mempunyai struktur organisasi dari masing-masing
pihak yang lain, hal ini untuk kepentingan intern masing-masing instusinya dan juga
untuk kepentingan koordinasi dari semua pihak tersebut dalam menyelesaikna
pekerjaannya.
14. Sumber Daya Manusia, yaitu menentukan nama-nama pejabat untuk mengisi
masing-masing jabatan dalam struktur organisasi dari masing-masing pihak.

2.2. Bangunan Jembatan/ Gorong-gorong/ Box Culvert

2.2.1. Lokasi Rencana Bangunan.

Untuk mengatur tata letak penempatan Kantor Lapangan/ basecamp, gudang bahan,
gudang peralatan dan pengaturan penempatan material perlu gambar situasi rencana
bangunan untuk penempatan bangunan sementara/ darurat agar lalu lintas tetap bisa
berjalan ( gambar situasi).Selain itu saluran/ sungai masih bisa tetap mengalir, yang
Tek-Pel-Bangunan Air-I Page 22
tentunya diperlukan bangunan Krip/ turap yang letaknya diatur sehingga pelaksanaan
pengeringan/ dewatering nantinya mudah untuk dilaksanakan.

Gambar situasi :

LOKASI RENCANA JEMBATAN

2.2.2. Item/ macam pekerjaan.

Macam-macam / item pekerjaan dalam pelaksanaan jembatan/ gorong2/ box culvert,


tentunya tergantung besar/ kecilnya bangunan dan saluran/ sungai, sehingga macam/
jenis pekerjaan tergantung dari kondisi ini. Item pekerjaan utama diantaranya adalah :

1) Pengukuran uitzet rencana as bangunan dan elevasinya (pemasangan patok)

2) Pembersihan/ Clearing/ pembongkaran/ penyiapan base camp

3) Penyiapan jembatan darurat/ jembatan sementara

4) Pemancangan tiang untuk pondasi/ pondasi Caisson ( sumuran )/ pemboran


untuk pondasi tiang bor/ batu timbrisan sebagai peletakan dasar pondasi.

5) Pemasangan box culvert

Tek-Pel-Bangunan Air-I Page 23


Tek-Pel-Bangunan Air-I Page 24
6) Pemancangan/ pemasangan turap kayu/ beton/ baja untuk pelaksanaan
“Dewatering”

7) Pembetonan POER pondasi dan kolom/ abutmen

8) Pembetonan/ pasangan batu pada konstruksi abutmen ( tumpuan )

9) Pemasangan konstruksi balok baja / beton tumpuan balok/ balok beton

10) Pengerjaan perkerasan jalan

11) Bangunan atas / handrailling/ tembok pembatas jembatan/ Rangka Baja

2.2.3. Peralatan Yang diperlukan

Peralatan/ alat berat yang diperlukan dalam pelaksanaan jembatan/ gorong-gorong/


box culvert, tergantung dari macam/ jenis / item pekerjaan dan kondisi phisik lapangan.

1) Penggalian tanah, tergantung jenis tanah, sampai kedalaman berapa? , perkiraan


volume tanah yang akan digali berapa ? misal Backhoe/ Dragline/ Clamshell

2) Konstruksi jembatan dari kayu/ baja/ box culvert beton , alat Crane/Ganty Crane

3) Pondasi dari pasangan batu/ tiang pancang/ pondasi sumuran/ tiang bor/ Bom
Pile. Alat yang diperlukan diantaranya Alat pancang Crane, Bored Pile, Alat
percobaan pembebanan, alat pengecoran beton tiang bor dll.

4) Bangunan atas dari konstruksi kayu/ rangka baja/ balok beton. Alat yang
diperlukan alat crane

5) Konstruksi precast, shg perlu alat angkat/ crane atau dipasang dan dirakit
ditempat (jembatan rangka misalnya)

Tek-Pel-Bangunan Air-I Page 25


2.2.4. Metode Pelaksanaan

Runtutan/ Langkah item pekerjaan pelaksanaan jembatan/ gorong-gorong/ box culvert


, adalah

1) PEKERJAAN PERSIAPAN, pembuatan kantor lapangan , gudang dan barak

2) PEMBERSIHAN LAPANGAN/ Land Clearing

3) UITZET LAPANGAN, memindahkan dari gambar rencana/ gambar kerja ke


kondisi lapangan, untuk tata letak dari rencana pembangunan

4) PERSIAPAN JEMBATAN DARURAT/ jembatan sementara agar lalu lintas tetap


bisa lewat/ menyeberang .

5) PEMBONGKARAN bangunan lama bila ada.

6) PENGGALIAN TANAH/ PEMANCANGAN TIANG pondasi

7) Dewatering/ pengeringan lokasi galian

8) PEMASANGAN POR PONDASI/ pembeton poer pondasi

9) PEMBUATAN abutment/ pilar jembatan/ tumpuan jembatan/ penempatan


box culvert

10) PEMASANGAN struktur atas/ bangunan atas.

2.3. Bangunan Talang Air/ Aqueduct

2.3.1. Lokasi Rencana Bangunan.

Untuk mengatur tata letak penempatan Kantor Lapangan/ basecamp, gudang bahan,
gudang peralatan dan pengaturan penempatan material perlu gambar situasi rencana
bangunan untuk penempatan bangunan tanag sementara/ talang darurat agar air irigasi
tetap bisa mengalir, karena sawah yang ada diseberang masih tetap membutuhkan air (

Tek-Pel-Bangunan Air-I Page 26


gambar situasi).Selain itu saluran/ sungai masih bisa tetap mengalir, yang tentunya
diperlukan bangunan Krip/ turap yang letaknya diatur sehingga pelaksanaan
pengeringan/ dewatering nantinya mudah untuk dilaksanakan.

Gambar Kondisi bangunan Yang akan dibangun :

Talang patah dilihat dari HULU Talang patah dilihat dari HILIR

Gambar Situasi :

Tek-Pel-Bangunan Air-I Page 27


2.3.2. Item/ macam pekerjaan.

Macam-macam / item pekerjaan dalam pelaksanaan talang irigasi/ aqueduct, tentunya


tergantung besar/ kecilnya bangunan dan saluran/ sungai serta bangunan talang dari
konstruksi baja/ beton bertulang atau betton precast, sehingga macam/ jenis pekerjaan
tergantung dari kondisi ini. Item pekerjaan utama diantaranya adalah :

1) Pengukuran uitzet, rencana as bangunan dan elevasinya (pemasangan patok)


yang akan dipakai sebagai referensi elevasi bangunan baru.

2) Pembersihan/ Clearing/ pembongkaran bangunan lama/ penyiapan base camp

3) Pemasangan talang irigasi darurat/ talang air sementara.

4) Kemungkinan Pemncangan tiang pancang untuk pondasi/ pondasi CAISSON


(sumuran) / pemboran untuk pondasi tiang bor/ batu timbrisan sebagai perataan
dasar pondasi.

5) Pemasangan/Pemancangan turap kayu/ beton/ baja untuk pelaksanaan


“Dewatering” dan penyediaan pompa.

6) Pembetonan Poer pondasi dan pilar/ kolom/ abutmen tumpuan bentang talang.

7) Pembetonan/ Pemasangan batu pada konstruksi abutment ( tumpuan )

8) Pemasangan konstruksi balok baja / pipa baja/ beton tumpuan balok/ balok
beton.

9) Bangunan atas / jembatan inspeksi/ handrailling/ tembok pembatas jembatan bila


talang juga berfunsi sebagai jembatan.

Tek-Pel-Bangunan Air-I Page 28


2.3.3. Peralatan Yang diperlukan

Peralatan/ alat berat yang diperlukan dalam pelaksanaan talang irigasi/ aqueduct/
talang darurat, tergantung dari macam/ jenis / konstruksi talang dari apa/ baja atau
beton dan kondisi phisik lapangan.

1) Penggalian tanah, tergantung jenis tanah, sampai kedalaman berapa? , perkiraan


volume tanah yang akan digali berapa ? kondisi tanah dasar apa? . Misal dipakai
Backhoe/ Dragline/ Clamshell atau harus di blasting terlebih dahulu.

2) Konstruksi talang irigasi dari baja/ beton bertulang/ beton composit , missal alat
Crane/Ganty Crane atau perancah/ skyfolding untuk membuat bekisting.

3) Pondasi tergantung dari pasangan batu/ tiang pancang/ pondasi sumuran/ tiang
bor/ Bored Pile. Alat yang diperlukan diantaranya Alat pancang Crane, Bored
Pile, Alat percobaan pembebanan, alat pengecoran beton tiang bor dll.

4) Bangunan atas dari konstruksi baja/ rangka baja/ balok beton yang difungsikan
sebagai jembatan inspeksi.

5) Konstruksi precast, shg perlu alat angkat/ crane atau dipasang dan dirakit
ditempat (rangka baja dan pelat baja yang dilas misalnya).

Tek-Pel-Bangunan Air-I Page 29


2.3.4. Metode Pelaksanaan

Runtutan/ Langkah item pekerjaan pelaksanaan talang irigasi/ aqueduct dari baja/
konstruksi beton bertulang , adalah seperti

1) PEKERJAAN PERSIAPAN, pembuatan kantor lapangan , gudang dan barak.

2) PEMBERSIHAN LAPANGAN/ pembongkaran bangunan lama.

3) UITZET LAPANGAN, untuk menentukan as bangunan dan tata letak dari rencana
pembangunan, memindahkan dari gambar rencana/ gambar kerja ke kondisi
lapangan.

4) PENYIAPAN TALANG IRIGASI DARURAT/ talang sementara agar air tetap bisa
mengalir lewat/ menyeberang .

5) PENGGALIAN tanah untuk pondasi/ pemancangan tiang pancang pondasi.

6) DEWATERING/ pengeringan lokasi galian untuk pondasi abutmen dan atau pilar.

7) PEMASANGAN poer pondasi/ pembeton poer pondasi.

8) PEMASANGAN ABUTMENT/ pilar jembatan/ tumpuan jembatan/ penempatan


box culvert talang.

9) PEMASANGAN struktur atas/ bangunan atas, bangunan transisi dari saluran


masuk ke talang dan transisi keluar talang ke saluran hilir.

10) PEMASANGAN pelat jembatan orang untuk inspeksi.

2.4. Bangunan Syphon

2.4.1. Lokasi Rencana Bangunan.

Bangunan Syphon biasanya persilangan antara saluran/ sungai dengan saluran/ sungai,
tetapi bisa jadi siphon talang seperti siphon di Kali Metro Kepanjen dan saluran Bodang
dengan sungai Bodang di Lumajang, yaitu silangan antara saluran dengan sungai tetapi
juga talang karena tidak berada di bawah muka air sungai. Syphon seperti ini dibuat dari
konstruksi pipa baja.

Tek-Pel-Bangunan Air-I Page 30


Untuk mengatur tata letak penempatan Kantor Lapangan/ basecamp, gudang bahan,
gudang peralatan dan pengaturan penempatan material , apalagi kalau dari konstruksi
baja, maka memerlukan ruang yang lebih luas dan penempatan alat angkat/ Crane yang
perlu gambar situasi untuk menentukan jangkauannya. Rencana bangunan untuk
penempatan bangunan Siphon/talang sementara/ talang darurat agar air irigasi tetap
bisa mengalir, karena sawah yang ada diseberang masih tetap membutuhkan air (
gambar situasi).Selain itu saluran/ sungai masih bisa tetap mengalir, yang tentunya
diperlukan bangunan Krip/ turap yang letaknya diatur sehingga pelaksanaan
pengeringan/ dewatering nantinya mudah untuk dilaksanakan.

Gambar situasi :

Tek-Pel-Bangunan Air-I Page 31


2.4.2. Item/ macam pekerjaan.

Macam-macam / item pekerjaan dalam pelaksanaan talang irigasi/ aqueduct, tentunya


tergantung besar/ kecilnya bangunan dan saluran/ sungai serta bangunan talang dari
konstruksi baja/ beton bertulang atau betton precast, sehingga macam/ jenis pekerjaan
tergantung dari kondisi ini. Item pekerjaan utama diantaranya adalah :

1) Pengukuran uitzet rencana as bangunan ( posisi saluran ) dan elevasinya


(pemasangan patok) yang akan dipakai sebagai referensi elevasi bangunan baru.

2) Pembersihan/ Clearing/ pembongkaran bangunan lama/ penyiapan base camp

3) Penyiapan talang irigasi darurat/ talang air sementara/ dengan pemompaan.

4) Pemancangan/ pemasangan turap kayu/ beton/ baja untuk pelaksanaan


“Dewatering” dan penyediaan pompa.

5) Pemasangan box culvert/ gorong-gorong dan box inlat dan outlet siphon.

6) Pemasangan pasangan talud sungai dan bangunan kelengkapan bagian atas


siphon.

7) Pemasangan talud saluran dengan inlet siphon dan outlet siphon.

2.4.3. Peralatan Yang diperlukan

Peralatan/ alat berat yang diperlukan dalam pelaksanaan siphon, tergantung dari
macam/ jenis / konstruksi siphon dari apa/ beberapa pipa baja/ beton atau box culvert
atau konstruksi beton yang dikerjakan pengecoran setempat dan kondisi phisik
lapangan.

1) Penggalian tanah, tergantung jenis tanah, sampai kedalaman berapa? , perkiraan


volume tanah yang akan digali berapa ? kondisi tanah dasar apa? . Misal dipakai
Backhoe/ Dragline/ Clamshell

2) Konstruksi siphon dari baja/ beton bertulang/ box culvert , missal alat
Crane/Ganty Crane atau perancah/ skyfolding untuk membuat bekisting karena
dilakukan pengecoran beton setempat.

Tek-Pel-Bangunan Air-I Page 32


3) Pondasi pada bangunan inlet dan outlet siphon tergantung dari pasangan batu/
beton/ tiang pancang. Alat yang diperlukan diantaranya Alat pancang Crane, alat
pengecoran beton dll.

4) Konstruksi precast, shg perlu alat angkat/ crane atau dipasang dan dirakit
ditempat (rangka baja dan pelat baja yang dilas misalnya).

2.4.4. Metode Pelaksanaan

Runtutan/ Langkah item pekerjaan pelaksanaan talang irigasi/ aqueduct dari baja/
konstruksi beton bertulang , adalah seperti

1) PEKERJAAN PERSIAPAN, pembuatan kantor lapangan , gudang dan barak.

2) PEMBERSIHAN LAPANGAN/ pembongkaran bangunan lama.

3) UITZET LAPANGAN, untuk menentukan as bangunan dan tata letak dari rencana
pembangunan.

4) PENYIAPAN BANGUNAN DARURAT/ talang/kistdam dan pemompaan sementara


agar air tetap bisa mengalir lewat/ menyeberang .

5) PENGGALIAN TANAH untuk pondasi/ pemasangan gorong2/ box culvert/tiang


pancang pondasi.

6) DEWATERING/ pengeringan lokasi galian untuk inlet dan outlet saluran ke


gorong2/ box culvert.

7) PEMASANGAN STRUKTUR atas/ bangunan atas, BANGUNAN TRANSISI dari


saluran masuk ke box inlet siphon dan transisi keluar box outlet ke saluran hilir.

8) PEMASANGAN PELAT jembatan orang untuk inspeksi, bila perlu

9) PASANGAN dasar sungai/ saluran dan talud sungai/ saluran yang disilangi .

Tek-Pel-Bangunan Air-I Page 33


Tek-Pel-Bangunan Air-I Page 34

Anda mungkin juga menyukai