Anda di halaman 1dari 15

Sumber-Sumber Pendapatan Asli Daerah (PAD)

Keuangan Daerah (EMI 223 C)


Dosen: Putu Ayu Pramitha Purwanti, S.E., M.Si

KELOMPOK 5
ANGGOTA:
Desak Nyoman Utami (1506105053)
Putu Nuria Pratiwi (1506105121)

Program Studi Ekonomi Pembangunan


Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Udayana
2018
Sumber-Sumber Pendapatan Asli Daerah (PAD)

Otonomi daerah merupakan pemberdayaan daerah dalam pengambilan keputusan


daerah yang lebih leluasa untuk mengelola sumber daya yang dimiliki dengan potensi dan
kepentingan daerah itu sendiri. Kesalahan yang menjadikan sumber daya alam sebagai
sandaran utama sumber pendapatan daerah harus segera diubah karena suatu saat kekayaan
alam akan habis. Pemerintah daerah harus mulai mencari sumber lain yang ada
diwilayahnya untuk diandalkan sebagai tulang punggung Pendapatan Asli daerah (PAD).
Untuk dapat menyelenggarakan otonomi daerah yang optimal, maka diperlukan dana yang
cukup (Ersita dan Elim, 2016). Meskipun pemerintah daerah telah diberi otonomi secara
luas dan desentralisasi fiskal, namun pelaksanaan otonomi tersebut harus tetap berada
dalam koridor hukum Negara Kesatuan Republik Indonesia (Mahmudi, 2010:16).
Pendapatan Asli Daerah (PAD) merupakan penerimaan yang diperoleh dari
sumber-sumber dalam wilayahnya sendiri yang dipungut berdasarkan peraturan daerah
yang sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku (Hertanto dan Sriyana,
2011). Ada beberapa sumber Pendapatan Asli Daerah (PAD) yaitu pajak daerah, retribusi
daerah, bagian laba pengelolaan aset daerah yang dipisahkan, dan lain-lain PAD yang
sah.Empat sumberPendapatan Asli Daerah (PAD) tersebut diharapkan mampu memberikan
kontribusi positif dalam upaya peningkatan Pendapatan Asli Daerah (PAD).Berikut ini
merupakan penjelasan mengenai sumber dari Pendapatan Asli Daerah (PAD).

1. Pajak Daerah
Menurut Waluyo (dalam Rooy dan Budiarso, 2015) Pajak adalah iuran kepada
Negara (yang dapat dipaksakan) yang terutang oleh yang wajib membayarnya menurut
peraturan-peraturan, dan yang gunanya adalah untuk membiayai pengeluaran-
pengeluaran umum berhubung dengan tugas negara yang menyelenggarakan
pemerintah.Mardiasmo (dalam Rooy dan Budiarso, 2015) menyatakan pajak daerah
adalah iuran wajib yang dilakukan oleh orang pribadi atau badan kepada daerah tanpa
imbalan langsung yang seimbang, yang dapat dilaksanakan berdasarkan peraturan
perundang-undang yang berlaku yang digunakan untuk membiayai penyelenggara
pemerintah daerah. Sedangkan menurut Undang-Undang No. 28 Tahun 2009 pajak
daerahyang selanjutnya disebut pajak, adalah kontribusi wajib kepada Daerah yang
terutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan Undang-
Undang, dengan tidak mendapatkan imbalan secara langsung dan digunakan untuk
keperluan Daerah bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.
Adapun jenis-jenis pajak menurut Undang-Undang No. 28 Tahun 2009 yaitu
sebagai berikut:
1) Jenis Pajak Provinsi terdiri atas:
a. Pajak Kendaraan Bermotor
Pajak Kendaraan Bermotor adalah pajak atas kepemilikan dan/atau
penguasaan kendaraan bermotor. Kendaraan Bermotor adalah semua
kendaraan beroda beserta gandengannya yang digunakan di semua jenis
jalan darat, dan digerakkan oleh peralatan teknik berupa motor atau
peralatan lainnya yang berfungsi untuk mengubah suatu sumber daya energi
tertentu menjadi tenaga gerak kendaraan bermotor yang bersangkutan,
termasuk alat-alat berat dan alat-alat besar yang dalam operasinya
menggunakan roda dan motor dan tidak melekat secara permanen serta
kendaraan bermotor yang dioperasikan di air.
b. Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor
Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor adalah pajak atas penyerahan hak
milik kendaraan bermotor sebagai akibat perjanjian dua pihak atau
perbuatan sepihak atau keadaan yang terjadi karena jual beli, tukar menukar,
hibah, warisan, atau pemasukan ke dalam badan usaha.
c. Pajak Bahan Bakar Kendaraan Bermotor
Pajak Bahan Bakar Kendaraan Bermotor adalah pajak atas penggunaan
bahan bakar kendaraan bermotor.Bahan Bakar Kendaraan Bermotor adalah
semua jenis bahan bakar cair atau gas yang digunakan untuk kendaraan
bermotor.
d. Pajak Air Permukaan
Pajak Air Permukaan adalah pajak atas pengambilan dan/atau pemanfaatan
air permukaan.Air Permukaan adalah semua air yang terdapat pada
permukaan tanah, tidak termasuk air laut, baik yang berada di laut maupun
di darat.
e. Pajak Rokok
Pajak Rokok adalah pungutan atas cukai rokok yang dipungut oleh
Pemerintah.

2) Jenis Pajak Kabupaten/Kota terdiri atas:


a. Pajak Hotel
Pajak Hotel adalah pajak atas pelayanan yang disediakan oleh hotel. Hotel
adalah fasilitas penyedia jasa penginapan/peristirahatan termasuk jasa terkait
lainnya dengan dipungut bayaran, yang mencakup juga motel, losmen,
gubuk pariwisata, wisma pariwisata, pesanggrahan, rumah penginapan dan
sejenisnya, serta
rumah kos dengan jumlah kamar lebih dari 10 (sepuluh).
b. Pajak Restoran
Pajak Restoran adalah pajak atas pelayanan yang disediakan oleh
restoran.Restoran adalah fasilitas penyedia makanan dan/atau minuman
dengan dipungut bayaran, yang mencakup juga rumah makan, kafetaria,
kantin, warung, bar, dan sejenisnya termasuk jasa boga/katering.
c. Pajak Hiburan
Pajak Hiburan adalah pajak atas penyelenggaraan hiburan.Hiburan adalah
semua jenis tontonan, pertunjukan, permainan, dan/atau keramaian yang
dinikmati dengan dipungut bayaran.
d. Pajak Reklame
Pajak Reklame adalah pajak atas penyelenggaraan reklame. Reklame adalah
benda, alat, perbuatan, atau media yang bentuk dan corak ragamnya
dirancang untuk tujuan komersial memperkenalkan, menganjurkan,
mempromosikan, atau untuk menarik perhatian umum terhadap barang, jasa,
orang, atau badan, yang dapat dilihat, dibaca, didengar, dirasakan, dan/atau
dinikmati oleh umum.
e. Pajak Penerangan Jalan
Pajak Penerangan Jalan adalah pajak atas penggunaan tenaga listrik, baik
yang dihasilkan sendiri maupun diperoleh dari sumber lain.
f. Pajak Mineral Bukan Logam dan Batuan
Pajak Mineral Bukan Logam dan Batuan adalah pajak atas kegiatan
pengambilan mineral bukan logam dan batuan, baik dari sumber alam di
dalam dan/atau permukaan bumi untuk dimanfaatkan.Mineral Bukan Logam
dan Batuan adalah mineral bukan logam dan batuan sebagaimana dimaksud
di dalam peraturan perundang-undangan di bidang mineral dan batubara.
g. Pajak Parkir
Pajak Parkir adalah pajak atas penyelenggaraan tempat parkir di luar badan
jalan, baik yang disediakan berkaitan dengan pokok usaha maupun yang
disediakan sebagai suatu usaha, termasuk penyediaan tempat penitipan
kendaraan bermotor.Parkir adalah keadaan tidak bergerak suatu kendaraan
yang tidak bersifat sementara.
h. Pajak Air Tanah
Pajak Air Tanah adalah pajak atas pengambilan dan/atau pemanfaatan air
tanah. Air Tanah adalah air yang terdapat dalam lapisan tanah atau batuan di
bawah permukaan tanah.
i. Pajak Sarang Burung Walet
Pajak Sarang Burung Walet adalah pajak atas kegiatan pengambilan
dan/atau pengusahaan sarang burung walet.Burung Walet adalah satwa yang
termasuk marga collocalia, yaitu collocalia fuchliap haga, collocalia
maxina, collocalia esculanta, dan collocalia linchi.
j. Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan
Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan adalah pajak atas bumi
dan/atau bangunan yang dimiliki, dikuasai, dan/atau dimanfaatkan oleh
orang pribadi atau Badan, kecuali kawasan yang digunakan untuk kegiatan
usaha perkebunan, perhutanan, dan pertambangan. Bumi adalah permukaan
bumi yang meliputi tanah dan perairan pedalaman serta laut wilayah
kabupaten/kota.Bangunan adalah konstruksi teknik yang ditanam atau
dilekatkan secara tetap pada tanah dan/atau perairan pedalaman dan/atau
laut.Bangunan adalah konstruksi teknik yang ditanam atau dilekatkan secara
tetap pada tanah dan/atau perairan pedalaman dan/atau laut.
k. Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan.
Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan adalah pajak atas perolehan
hak atas tanah dan/atau bangunan.Perolehan Hak atas Tanah dan/atau
Bangunan adalah perbuatan atau peristiwa hukum yang mengakibatkan
diperolehnya hak atas tanah dan/atau bangunan oleh orang pribadi atau
Badan.Hak atas Tanah dan/atau Bangunan adalah hak atas tanah, termasuk
hak pengelolaan, besertabangunan di atasnya, sebagaimana dimaksud dalam
undang-undang di bidang pertanahan dan bangunan.

2. Retribusi Daerah
Menurut Tony Marsyahrul (dalam Mustika dan Idayati, 2014) Retribusi adalah
iuran rakyat kepada kas Negara berdasarkan Undang-Undang (yang dapat dipaksakan)
dengan mendapat jasa timbal (kontraprestasi) yang langsung dapat ditunjukkan oleh
pemerintah. Sedangkan menurut Undang-Undang No. 28 Tahun 2009 tentang Pajak
Daerah dan Retribusi Daerah tertulis bahwa Retribusi Daerah, yang selanjutnya disebut
Retribusi, adalah pungutan Daerah sebagai pembayaran atas jasa atau pemberian izin
tertentu yang khusus disediakan dan/atau diberikan oleh Pemerintah Daerah untuk
kepentingan orang pribadi atau Badan.
Adapun objek dan golongan retribusi berdasarkan Undang-Undang No. 28 Tahun
2009 yaitu sebagai berikut:
1. Objek Retribusi Jasa Umum
Objek Retribusi Jasa Umum adalah pelayanan yang disediakan atau diberikan
Pemerintah Daerah untuk tujuan kepentingan dan kemanfaatan umum serta dapat
dinikmati oleh orang pribadi atau Badan. Jenis retribusi jasa umum adalah:
a. Retribusi Pelayanan Kesehatan
Retribusi Pelayanan Kesehatan adalah pelayanan kesehatan di puskesmas,
puskesmas keliling, puskesmas pembantu, balai pengobatan, rumah sakit umum
daerah, dan tempat pelayanan kesehatan lainnya yang sejenis yang dimiliki
dan/atau dikelola oleh Pemerintah Daerah, kecuali pelayanan pendaftaran.
b. Retribusi Pelayanan Persampahan/Kebersihan
Retribusi Pelayanan Persampahan/Kebersihan adalah pelayanan
persampahan/kebersihan yangdiselenggarakan oleh Pemerintah Daerah,
meliputi:
a) pengambilan/pengumpulan sampah dari sumbernyake lokasi pembuangan
sementara;
b) pengangkutan sampah dari sumbernya dan/ataulokasi pembuangan
sementara ke lokasipembuangan/pembuangan akhir sampah; dan
c) penyediaan lokasi pembuangan/pemusnahan akhirsampah.

c. Retribusi Penggantian Biaya Cetak Kartu Tanda Penduduk dan Akta Catatan
Sipil
Retribusi Penggantian Biaya Cetak Kartu Tanda Penduduk dan Akta Catatan
Sipil adalah pelayanan:
a) kartu tanda penduduk;
b) kartu keterangan bertempat tinggal;
c) kartu identitas kerja;
d) kartu penduduk sementara;
e) kartu identitas penduduk musiman;
f) kartu keluarga; dan
g) akta catatan sipil yang meliputi akta perkawinan, akta perceraian, akta
pengesahan dan pengakuan anak, akta ganti nama bagi warga negara asing,
dan akta kematian.
d. Retribusi Pelayanan Pemakaman dan Pengabuan Mayat
Retribusi Pelayanan Pemakaman dan Pengabuan Mayat adalah pelayanan
pemakaman dan pengabuan mayat yang meliputi:
a) pelayanan penguburan/pemakaman termasuk penggalian dan pengurukan,
pembakaran/pengabuan mayat; dan
b) sewa tempat pemakaman atau pembakaran/pengabuan mayat yang dimiliki
atau dikelola Pemerintah Daerah.
e. Retribusi Pelayanan Parkir di Tepi Jalan Umum
Retribusi Pelayanan Parkir di Tepi Jalan Umum adalah penyediaan pelayanan
parkir di tepi jalan umum yang ditentukan oleh Pemerintah Daerah sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
f. Retribusi Pelayanan Pasar
Retribusi Pelayanan Pasar adalah penyediaan fasilitas pasar
tradisional/sederhana, berupa pelataran, los, kios yang dikelola Pemerintah
Daerah, dan khusus disediakan untuk pedagang.
g. Retribusi Pengujian Kendaraan Bermotor
Retribusi Pengujian Kendaraan Bermotor adalah pelayanan pengujian kendaraan
bermotor, termasuk kendaraan bermotor di air, sesuai dengan ketentuan
peraturan perundangundangan, yang diselenggarakan oleh Pemerintah Daerah.
h. Retribusi Pemeriksaan Alat Pemadam Kebakaran
Retribusi Pemeriksaan Alat Pemadam Kebakaran adalah pelayanan pemeriksaan
dan/atau pengujian alat pemadam kebakaran, alat penanggulangan kebakaran,
dan alat penyelamatan jiwa oleh Pemerintah Daerah terhadap alat-alat pemadam
kebakaran, alat penanggulangan kebakaran, dan alat penyelamatan jiwa yang
dimiliki dan/atau dipergunakan oleh masyarakat.
i. Retribusi Penggantian Biaya Cetak Peta
Retribusi Penggantian Biaya Cetak Peta adalah penyediaan peta yang dibuat
oleh Pemerintah Daerah.
j. Retribusi Penyediaan dan/atau Penyedotan Kakus
Retribusi Penyediaan dan/atau Penyedotan Kakus adalah pelayanan penyediaan
dan/atau penyedotan kakus yang dilakukan oleh Pemerintah Daerah.
k. Retribusi Pengolahan Limbah Cair
Retribusi Pengolahan Limbah Cair adalah pelayanan pengolahan limbah cair
rumah tangga, perkantoran, dan industri yang disediakan, dimiliki, dan/atau
dikelola secara khusus oleh Pemerintah Daerah dalam bentuk instalasi
pengolahan limbah cair.
l. Retribusi Pelayanan Tera/Tera Ulang
Retribusi Pelayanan Tera/Tera Ulang adalah:
a) pelayanan pengujian alat-alat ukur, takar, timbang, dan perlengkapannya;
dan
b) pengujian barang dalam keadaan terbungkus yang diwajibkan sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan.
m. Retribusi Pelayanan Pendidikan
Retribusi Pelayanan Pendidikan adalah pelayanan penyelenggaraan pendidikan
dan pelatihan teknis oleh Pemerintah Daerah.
n. Retribusi Pengendalian Menara Telekomunikasi
Retribusi Pengendalian Menara Telekomunikasi adalah pemanfaatan ruang
untuk menara telekomunikasi dengan memperhatikan aspek tata ruang,
keamanan, dan kepentingan umum.

2. Objek Retribusi Jasa Usaha


Objek Retribusi Jasa Usaha adalah pelayanan yang disediakan oleh Pemerintah
Daerah dengan menganut prinsip komersial yang meliputi:
a. pelayanan dengan menggunakan/memanfaatkan kekayaan Daerah yang belum
dimanfaatkan secara optimal; dan/atau
b. pelayanan oleh Pemerintah Daerah sepanjang belum disediakan secara memadai
oleh pihak swasta.

Jenis Retribusi Jasa Usaha adalah sebagai berikut:

a. Retribusi Pemakaian Kekayaan Daerah


Retribusi Pemakaian Kekayaan Daerah adalah pemakaian kekayaan Daerah.
b. Retribusi Pasar Grosir dan/atau Pertokoan
Retribusi Pasar Grosir dan/atau Pertokoan adalah penyediaan fasilitas pasar
grosir berbagai jenis barang, dan fasilitas pasar/pertokoan yang dikontrakkan,
yang disediakan/diselenggarakan oleh Pemerintah Daerah.
c. Retribusi Tempat Pelelangan
Retribusi Tempat Pelelangan adalah penyediaan tempat pelelangan yang secara
khusus disediakan oleh Pemerintah Daerah untuk melakukan pelelangan ikan,
ternak, hasil bumi, dan hasil hutan termasuk jasa pelelangan serta fasilitas
lainnya yang disediakan di tempat pelelangan.
d. Retribusi Terminal
Retribusi Terminal adalah pelayanan penyediaan tempat parkir untuk kendaraan
penumpang dan bis umum, tempat kegiatan usaha, dan fasilitas lainnya di
lingkungan terminal, yang disediakan, dimiliki, dan/atau dikelola oleh
Pemerintah Daerah.
e. Retribusi Tempat Khusus Parkir
Retribusi Tempat Khusus Parkir adalah Pelayanan tempat khusus parkir yang
disediakan, dimiliki, dan/atau dikelola oleh Pemerintah Daerah.
f. Retribusi Tempat Penginapan/Pesanggrahan/Villa
Retribusi Tempat Penginapan/Pesanggrahan/Villa adalah pelayanan tempat
penginapan/pesanggrahan/villa yang disediakan, dimiliki, dan/atau dikelola oleh
Pemerintah Daerah.
g. Retribusi Rumah Potong Hewan
Retribusi Rumah Potong Hewan adalah pelayanan penyediaan fasilitas rumah
pemotongan hewan ternak termasuk pelayanan pemeriksaan kesehatan hewan
sebelum dan sesudah dipotong, yang disediakan, dimiliki, dan/atau dikelola oleh
Pemerintah Daerah.
h. Retribusi Pelayanan Kepelabuhanan
Retribusi Pelayanan Kepelabuhanan adalah pelayanan jasa kepelabuhanan,
termasuk fasilitas lainnya di lingkungan pelabuhan yang disediakan, dimiliki,
dan/atau dikelola oleh Pemerintah Daerah.
i. Retribusi Tempat Rekreasi dan Olahraga
Retribusi Tempat Rekreasi dan Olahraga adalah pelayanan tempat rekreasi,
pariwisata, dan olahraga yang disediakan, dimiliki, dan/atau dikelola oleh
Pemerintah Daerah.
j. Retribusi Penyeberangan di Air
Retribusi Penyeberangan di Air adalah pelayanan penyeberangan orang atau
barang dengan menggunakan kendaraan di air yang dimiliki dan/atau dikelola
oleh Pemerintah Daerah.
k. Retribusi Penjualan Produksi Usaha Daerah
Retribusi Penjualan Produksi Usaha Daerah adalah penjualan hasil produksi
usaha Pemerintah Daerah.

3. Objek Retribusi Perizinan Tertentu


Objek Retribusi Perizinan Tertentu adalah pelayanan perizinan tertentu oleh
Pemerintah Daerah kepada orang pribadi atau Badan yang dimaksudkan untuk
pengaturan dan pengawasan atas kegiatan pemanfaatan ruang, penggunaan sumber
daya alam, barang, prasarana, sarana, atau fasilitas tertentu guna melindungi
kepentingan umum dan menjaga kelestarian lingkungan. Jenis Retribusi Perizinan
Tertentu adalah sebagai berikut:
a. Retribusi Izin Mendirikan Bangunan
Retribusi Izin Mendirikan Bangunan adalah pemberian izin untuk mendirikan
suatu bangunan.
b. Retribusi Izin Tempat Penjualan Minuman Beralkohol
Retribusi Izin Tempat Penjualan Minuman Beralkohol adalah pemberian izin
untuk melakukan penjualan minuman beralkohol di suatu tempat tertentu.
c. Retribusi Izin Gangguan
Retribusi Izin Gangguan adalah pemberian izin tempat usaha/kegiatan kepada
orang pribadi atau Badan yang dapat menimbulkan ancaman bahaya, kerugian
dan/atau gangguan, termasuk pengawasan dan pengendalian kegiatan usaha
secara terus-menerus untuk mencegah terjadinya gangguan ketertiban,
keselamatan, atau kesehatan umum, memelihara ketertiban lingkungan, dan
memenuhi norma keselamatan dan kesehatan kerja.
d. Retribusi Izin Trayek
Retribusi Izin Trayek adalah pemberian izin kepada orang pribadi atau Badan
untuk menyediakan pelayanan angkutan penumpang umum pada suatu atau
beberapa trayek tertentu.
e. Retribusi Izin Usaha Perikanan
Retribusi Izin Usaha Perikanan adalah pemberian izin kepada orang pribadi atau
Badan untuk melakukan kegiatan usaha penangkapan dan pembudidayaan ikan.

Selain adanya objek retribusi daerah, tentu saja ada subjek retribusi daerah yang
terdapat pada UU. No. 28 Tahun 2009 yaitu sebagai berikut:

a. Subjek Retribusi Jasa Umum


Subjek Retribusi Jasa Umum adalah orang pribadi atau Badan yang
menggunakan/menikmati pelayanan jasa umum yang bersangkutan.
b. Subjek Retribusi Jasa Usaha
Subjek Retribusi Jasa Usaha adalah orang pribadi atau Badan yang
menggunakan/menikmati pelayanan jasa usaha yang bersangkutan.
c. Subjek Retribusi Perizinan Tertentu
Subjek Retribusi Perizinan Tertentu adalah orang pribadi atau Badan yang
memperoleh izin tertentu dari Pemerintah Daerah.
3. Bagian Laba Pengelolaan Aset Daerah yang Dipisahkan

Hanif Nurcholis (2007) mengemukakan bahwa bagi daerah yang memiliki BUMD
seperti Perusahan Daerah Air Minum (PDAM), Bank Pembangunan Daerah (BPD), badan
kredit kecamatan, pasar, tempat hiburan/rekreasi, villa, pesanggrahan, dan lain-lain
keuntungannya merupakan penghasilan bagi daerah yang bersangkutan. Menurut Ahmad
Yani (2004) hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan antara lain bagian laba,
deviden, dan penjualan saham milik daerah.

4. Lain-lain PAD yang Sah

Dalam UU No. 33 Tahun 2004 menjelaskan bahwa Pendapatan Asli Daerah yang sah
diperlukan untuk menganggarkan penerimaan daerah yang bukan termasuk dalam jenis
pajak dan hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan. Selain itu, pendapatan ini
adalah penerimaan daerah yang berasal dari lain-lain milik pemerintah daerah. Menurut UU
No. 33 tahun 2004 yang termasuk dalam Lain-lain PAD yang sah yaitu:
1. Hasil penjualan kekayaan daerah yang tidak dipisahkan.
2. Jasa giro.
3. Pendapatan bunga.
4. Keuntungan adalah nilai tukar rupiah terhadap mata uang asing.
5. Komisi, potongan, ataupun bentuk lain sebagai akibat dari penjualan dan/atau
pengadaaan barang dan/atau jasa oleh daerah.
Daftar Rujukan

Ersita dan Elim.2016. Analisis Efektivitas Penerimaan Retribusi Daerah dan Kontribusinya
Terhadap Peningkatan Pendapatan Asli Daerah (Pad) Di Provinsi Sulawesi
Utara.Manado: Universitas Sam Ratulangi.

Nurcholis, Hanif. 2007. Teori dan Praktik Pemerintahan dan Otonomi Daerah. Jakarta:
PT. Grasindo

Hertanto, Indrajati dan Sriyana, Jaka.2011. Sumber Pendapatan Asli Daerah Kabupaten
dan Kota. Yogyakarta: Fakultas Ekonomi Universitas Islam Indonesia.

Mahmudi. 2010. Manajemen Keuangan Daerah. Jakarta: Erlangga.

Mustika, Ayu Winda dan Idayati, Farida.2014. Kontribusi Pajak Daerah dan Retribusi
Terhadap Pendapatan Asli Daerah di Pemerintah Kota Surabaya. Surabaya:
Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Indonesia.

Rooy, Freddy De dan Budiarso, Novi. 2015. Analisis Kontribusi Penerimaan Pajak Daerah
Terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD) di Kabupaten Raja Ampat. Manado:
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sam Ratulangi.

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 28 Tahun 2009 Tentang Pajak Daerah dan
Retribusi Daerah.

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 33 Tahun 2004 Tentang Perimbangan


Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah.
Yani, Ahmad. 2004. Hubungan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Daerah. Jakarta :
PT. Raja Grafindo Persada.

Anda mungkin juga menyukai