Kelompok 5 Keuangan Daerah C SAP 6
Kelompok 5 Keuangan Daerah C SAP 6
KELOMPOK 5
ANGGOTA:
Desak Nyoman Utami (1506105053)
Putu Nuria Pratiwi (1506105121)
1. Pajak Daerah
Menurut Waluyo (dalam Rooy dan Budiarso, 2015) Pajak adalah iuran kepada
Negara (yang dapat dipaksakan) yang terutang oleh yang wajib membayarnya menurut
peraturan-peraturan, dan yang gunanya adalah untuk membiayai pengeluaran-
pengeluaran umum berhubung dengan tugas negara yang menyelenggarakan
pemerintah.Mardiasmo (dalam Rooy dan Budiarso, 2015) menyatakan pajak daerah
adalah iuran wajib yang dilakukan oleh orang pribadi atau badan kepada daerah tanpa
imbalan langsung yang seimbang, yang dapat dilaksanakan berdasarkan peraturan
perundang-undang yang berlaku yang digunakan untuk membiayai penyelenggara
pemerintah daerah. Sedangkan menurut Undang-Undang No. 28 Tahun 2009 pajak
daerahyang selanjutnya disebut pajak, adalah kontribusi wajib kepada Daerah yang
terutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan Undang-
Undang, dengan tidak mendapatkan imbalan secara langsung dan digunakan untuk
keperluan Daerah bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.
Adapun jenis-jenis pajak menurut Undang-Undang No. 28 Tahun 2009 yaitu
sebagai berikut:
1) Jenis Pajak Provinsi terdiri atas:
a. Pajak Kendaraan Bermotor
Pajak Kendaraan Bermotor adalah pajak atas kepemilikan dan/atau
penguasaan kendaraan bermotor. Kendaraan Bermotor adalah semua
kendaraan beroda beserta gandengannya yang digunakan di semua jenis
jalan darat, dan digerakkan oleh peralatan teknik berupa motor atau
peralatan lainnya yang berfungsi untuk mengubah suatu sumber daya energi
tertentu menjadi tenaga gerak kendaraan bermotor yang bersangkutan,
termasuk alat-alat berat dan alat-alat besar yang dalam operasinya
menggunakan roda dan motor dan tidak melekat secara permanen serta
kendaraan bermotor yang dioperasikan di air.
b. Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor
Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor adalah pajak atas penyerahan hak
milik kendaraan bermotor sebagai akibat perjanjian dua pihak atau
perbuatan sepihak atau keadaan yang terjadi karena jual beli, tukar menukar,
hibah, warisan, atau pemasukan ke dalam badan usaha.
c. Pajak Bahan Bakar Kendaraan Bermotor
Pajak Bahan Bakar Kendaraan Bermotor adalah pajak atas penggunaan
bahan bakar kendaraan bermotor.Bahan Bakar Kendaraan Bermotor adalah
semua jenis bahan bakar cair atau gas yang digunakan untuk kendaraan
bermotor.
d. Pajak Air Permukaan
Pajak Air Permukaan adalah pajak atas pengambilan dan/atau pemanfaatan
air permukaan.Air Permukaan adalah semua air yang terdapat pada
permukaan tanah, tidak termasuk air laut, baik yang berada di laut maupun
di darat.
e. Pajak Rokok
Pajak Rokok adalah pungutan atas cukai rokok yang dipungut oleh
Pemerintah.
2. Retribusi Daerah
Menurut Tony Marsyahrul (dalam Mustika dan Idayati, 2014) Retribusi adalah
iuran rakyat kepada kas Negara berdasarkan Undang-Undang (yang dapat dipaksakan)
dengan mendapat jasa timbal (kontraprestasi) yang langsung dapat ditunjukkan oleh
pemerintah. Sedangkan menurut Undang-Undang No. 28 Tahun 2009 tentang Pajak
Daerah dan Retribusi Daerah tertulis bahwa Retribusi Daerah, yang selanjutnya disebut
Retribusi, adalah pungutan Daerah sebagai pembayaran atas jasa atau pemberian izin
tertentu yang khusus disediakan dan/atau diberikan oleh Pemerintah Daerah untuk
kepentingan orang pribadi atau Badan.
Adapun objek dan golongan retribusi berdasarkan Undang-Undang No. 28 Tahun
2009 yaitu sebagai berikut:
1. Objek Retribusi Jasa Umum
Objek Retribusi Jasa Umum adalah pelayanan yang disediakan atau diberikan
Pemerintah Daerah untuk tujuan kepentingan dan kemanfaatan umum serta dapat
dinikmati oleh orang pribadi atau Badan. Jenis retribusi jasa umum adalah:
a. Retribusi Pelayanan Kesehatan
Retribusi Pelayanan Kesehatan adalah pelayanan kesehatan di puskesmas,
puskesmas keliling, puskesmas pembantu, balai pengobatan, rumah sakit umum
daerah, dan tempat pelayanan kesehatan lainnya yang sejenis yang dimiliki
dan/atau dikelola oleh Pemerintah Daerah, kecuali pelayanan pendaftaran.
b. Retribusi Pelayanan Persampahan/Kebersihan
Retribusi Pelayanan Persampahan/Kebersihan adalah pelayanan
persampahan/kebersihan yangdiselenggarakan oleh Pemerintah Daerah,
meliputi:
a) pengambilan/pengumpulan sampah dari sumbernyake lokasi pembuangan
sementara;
b) pengangkutan sampah dari sumbernya dan/ataulokasi pembuangan
sementara ke lokasipembuangan/pembuangan akhir sampah; dan
c) penyediaan lokasi pembuangan/pemusnahan akhirsampah.
c. Retribusi Penggantian Biaya Cetak Kartu Tanda Penduduk dan Akta Catatan
Sipil
Retribusi Penggantian Biaya Cetak Kartu Tanda Penduduk dan Akta Catatan
Sipil adalah pelayanan:
a) kartu tanda penduduk;
b) kartu keterangan bertempat tinggal;
c) kartu identitas kerja;
d) kartu penduduk sementara;
e) kartu identitas penduduk musiman;
f) kartu keluarga; dan
g) akta catatan sipil yang meliputi akta perkawinan, akta perceraian, akta
pengesahan dan pengakuan anak, akta ganti nama bagi warga negara asing,
dan akta kematian.
d. Retribusi Pelayanan Pemakaman dan Pengabuan Mayat
Retribusi Pelayanan Pemakaman dan Pengabuan Mayat adalah pelayanan
pemakaman dan pengabuan mayat yang meliputi:
a) pelayanan penguburan/pemakaman termasuk penggalian dan pengurukan,
pembakaran/pengabuan mayat; dan
b) sewa tempat pemakaman atau pembakaran/pengabuan mayat yang dimiliki
atau dikelola Pemerintah Daerah.
e. Retribusi Pelayanan Parkir di Tepi Jalan Umum
Retribusi Pelayanan Parkir di Tepi Jalan Umum adalah penyediaan pelayanan
parkir di tepi jalan umum yang ditentukan oleh Pemerintah Daerah sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
f. Retribusi Pelayanan Pasar
Retribusi Pelayanan Pasar adalah penyediaan fasilitas pasar
tradisional/sederhana, berupa pelataran, los, kios yang dikelola Pemerintah
Daerah, dan khusus disediakan untuk pedagang.
g. Retribusi Pengujian Kendaraan Bermotor
Retribusi Pengujian Kendaraan Bermotor adalah pelayanan pengujian kendaraan
bermotor, termasuk kendaraan bermotor di air, sesuai dengan ketentuan
peraturan perundangundangan, yang diselenggarakan oleh Pemerintah Daerah.
h. Retribusi Pemeriksaan Alat Pemadam Kebakaran
Retribusi Pemeriksaan Alat Pemadam Kebakaran adalah pelayanan pemeriksaan
dan/atau pengujian alat pemadam kebakaran, alat penanggulangan kebakaran,
dan alat penyelamatan jiwa oleh Pemerintah Daerah terhadap alat-alat pemadam
kebakaran, alat penanggulangan kebakaran, dan alat penyelamatan jiwa yang
dimiliki dan/atau dipergunakan oleh masyarakat.
i. Retribusi Penggantian Biaya Cetak Peta
Retribusi Penggantian Biaya Cetak Peta adalah penyediaan peta yang dibuat
oleh Pemerintah Daerah.
j. Retribusi Penyediaan dan/atau Penyedotan Kakus
Retribusi Penyediaan dan/atau Penyedotan Kakus adalah pelayanan penyediaan
dan/atau penyedotan kakus yang dilakukan oleh Pemerintah Daerah.
k. Retribusi Pengolahan Limbah Cair
Retribusi Pengolahan Limbah Cair adalah pelayanan pengolahan limbah cair
rumah tangga, perkantoran, dan industri yang disediakan, dimiliki, dan/atau
dikelola secara khusus oleh Pemerintah Daerah dalam bentuk instalasi
pengolahan limbah cair.
l. Retribusi Pelayanan Tera/Tera Ulang
Retribusi Pelayanan Tera/Tera Ulang adalah:
a) pelayanan pengujian alat-alat ukur, takar, timbang, dan perlengkapannya;
dan
b) pengujian barang dalam keadaan terbungkus yang diwajibkan sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan.
m. Retribusi Pelayanan Pendidikan
Retribusi Pelayanan Pendidikan adalah pelayanan penyelenggaraan pendidikan
dan pelatihan teknis oleh Pemerintah Daerah.
n. Retribusi Pengendalian Menara Telekomunikasi
Retribusi Pengendalian Menara Telekomunikasi adalah pemanfaatan ruang
untuk menara telekomunikasi dengan memperhatikan aspek tata ruang,
keamanan, dan kepentingan umum.
Selain adanya objek retribusi daerah, tentu saja ada subjek retribusi daerah yang
terdapat pada UU. No. 28 Tahun 2009 yaitu sebagai berikut:
Hanif Nurcholis (2007) mengemukakan bahwa bagi daerah yang memiliki BUMD
seperti Perusahan Daerah Air Minum (PDAM), Bank Pembangunan Daerah (BPD), badan
kredit kecamatan, pasar, tempat hiburan/rekreasi, villa, pesanggrahan, dan lain-lain
keuntungannya merupakan penghasilan bagi daerah yang bersangkutan. Menurut Ahmad
Yani (2004) hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan antara lain bagian laba,
deviden, dan penjualan saham milik daerah.
Dalam UU No. 33 Tahun 2004 menjelaskan bahwa Pendapatan Asli Daerah yang sah
diperlukan untuk menganggarkan penerimaan daerah yang bukan termasuk dalam jenis
pajak dan hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan. Selain itu, pendapatan ini
adalah penerimaan daerah yang berasal dari lain-lain milik pemerintah daerah. Menurut UU
No. 33 tahun 2004 yang termasuk dalam Lain-lain PAD yang sah yaitu:
1. Hasil penjualan kekayaan daerah yang tidak dipisahkan.
2. Jasa giro.
3. Pendapatan bunga.
4. Keuntungan adalah nilai tukar rupiah terhadap mata uang asing.
5. Komisi, potongan, ataupun bentuk lain sebagai akibat dari penjualan dan/atau
pengadaaan barang dan/atau jasa oleh daerah.
Daftar Rujukan
Ersita dan Elim.2016. Analisis Efektivitas Penerimaan Retribusi Daerah dan Kontribusinya
Terhadap Peningkatan Pendapatan Asli Daerah (Pad) Di Provinsi Sulawesi
Utara.Manado: Universitas Sam Ratulangi.
Nurcholis, Hanif. 2007. Teori dan Praktik Pemerintahan dan Otonomi Daerah. Jakarta:
PT. Grasindo
Hertanto, Indrajati dan Sriyana, Jaka.2011. Sumber Pendapatan Asli Daerah Kabupaten
dan Kota. Yogyakarta: Fakultas Ekonomi Universitas Islam Indonesia.
Mustika, Ayu Winda dan Idayati, Farida.2014. Kontribusi Pajak Daerah dan Retribusi
Terhadap Pendapatan Asli Daerah di Pemerintah Kota Surabaya. Surabaya:
Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Indonesia.
Rooy, Freddy De dan Budiarso, Novi. 2015. Analisis Kontribusi Penerimaan Pajak Daerah
Terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD) di Kabupaten Raja Ampat. Manado:
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sam Ratulangi.
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 28 Tahun 2009 Tentang Pajak Daerah dan
Retribusi Daerah.