0.015
0.01 Laju Alir Air 1 L/min
Laju Alir Air 2 L/min
0.005 Laju Alir Air 3 L/min
0
0 0.02 0.04 0.06 0.08 0.1
F3/(F2+F3)
Gambar 4.1 Kurva Hubungan Laju Alir CO2 dengan Jumlah CO2 yang
Terabsorbsi pada Valve S3
Dari gambar 4.1 menggambarkan perbandingan nilai fraksi CO2 dari laju
alir dan fraksi CO2 dari hempl analyzer pada Valve S3. Perhitungan fraksi gas CO2
diudara menggunakan hempl analyzer dan metoda laju alir, dimana berdasarkan
teori nilai keduanya haruslah sama. Berdasarkan percobaan yang dilakukan, fraksi
gas CO2 diudara yang didapat dari hempl analyzer dan metoda laju alir
menunjukkan angkan perbedaan yang relatif kecil. Hal ini menunjukkan adanya
kesesuaiaan diantara kedua metode yang digunakan. Sehingga dapat disimpulkan
semakin naik kecepatan flow air maka nilai Yi pada analisa hempl semakin
meningkat tetapi nilai Yi pada flowmeter di setiap kenaikan kecepatan akan sama.
0.015
0.01 Laju Alir Air 1 L/min
Laju Alir Air 2 L/min
0.005
Laju Alir Air 3 L/min
0
0 0.02 0.04 0.06 0.08 0.1
F3/(F2+F3)
Gambar 4.2 Kurva Hubungan Laju Alir CO2 dengan Jumlah CO2 yang
Terabsorbsi pada Valve S2
Dari gambar 4.2 menggambarkan perbandingan nilai fraksi CO2 dari laju
alir dan fraksi CO2 dari hempl analyzer pada Valve S2. Perhitungan fraksi gas CO2
diudara menggunakan hempl analyzer dan metoda laju alir, dimana berdasarkan
teori nilai keduanya haruslah sama, namun berdasarkan percobaan yang
dilakukan, laju alir air 1 L/min mengalami penurunan jumlah fraksi gas CO2 yang
diserap hal ini disebabkan oleh kecilnya laju alir air yang mengakibatkan
sedikitnya terjadi kontak antara air dan gas CO2 yang akan diserap pada menara
packing.
0.01
Laju Alir Air 1 L/min
0.008
0.006 Laju Alir Air 2 L/min
0.004 Laju Alir Air 3 L/min
0.002
0
0 0.05 0.1
F3/(F2+F3)
Gambar 4.3 Kurva Hubungan Laju Alir CO2 dengan Jumlah CO2 yang
Terabsorbsi pada Valve S1
Dari gambar 4.3 menggambarkan perbandingan nilai fraksi CO2 dari laju
alir dan fraksi CO2 dari hempl analyzer pada Valve S2. Perhitungan fraksi gas CO2
diudara menggunakan hempl analyzer dan metoda laju alir, dimana berdasarkan
teori nilai keduanya haruslah sama, namun berdasarkan percobaan yang
dilakukan, laju alir 1 L/min dan 2 L/min mengalami penurunan jumlah fraksi gas
CO2 yang diserap hal ini disebabkan oleh kecilnya laju alir air yang
mengakibatkan sedikitnya terjadi kontak antara air dan gas CO2 yang akan diserap
pada menara packing.
4.2 Hubungan Laju Alir CO2 dengan Jumlah CO2 yang Terabsorbsi
Bagian Tengah Menara (Valve 2) atau 𝑺𝟐 dan Pada Bagian Atas Menara
(Valve 1) atau S1
Berdasarkan hasil percobaan pada bagian tengah menara (valve 2) atau 𝑆2
dan pada bagian atas menara (valve 1) atau S1. Dari data yang telah diperoleh,
maka didapatkan kurva hubungan laju alir CO2 dengan jumlah CO2 yang
terabsorbsi pada valve S2 dan pada valve S1.
1.6
1.4
1.2
Fa CO2 (L/Min)
1
0.8
0.6
0.4 Laju Alir CO2 1 L/min
0.2 Laju Alir CO2 2 L/min
Laju Alir CO2 3 L/min
0
0 2 4 6 8 10
Laju Alir CO2)
Gambar 4.4 Kurva Hubungan Laju Alir CO2 dengan Jumlah CO2 yang
Terabsorbsi pada Valve S1
0.8
0.7
0.6
Fa CO2 (L/Min)
0.5
0.4
0.3
0.2 Laju Alir CO2 1 L/min
0.1 Laju Alir CO2 2 L/min
Laju Alir CO2 3 L/min
0
0 2 4 6 8 10
Laju Alir CO2)
Gambar 4.5 Kurva Hubungan Laju Alir CO2 dengan Jumlah CO2 yang
Terabsorbsi pada Valve S2
0.8
0.7
0.6
Fa CO2 (L/Min)
0.5
0.4
0.3
0.2 Laju Alir CO2 1 L/min
0.1 Laju Alir CO2 2 L/min
Laju Alir CO2 3 L/min
0
500 100 150
Tinggo Menara Absorbsi (cm)
Gambar 4.6 Hubungan antara Jumlah CO2 yang Terabsorbsi pada S1 dengan
Ketinggian Menara
1.6
1.4
1.2
Fa CO2 (L/Min)
1
0.8
0.6
0.4 Laju Alir CO2 1 L/min
0.2 Laju Alir CO2 2 L/min
Laju Alir CO2 3 L/min
0
0 50 100 150
Tinggo Menara Absorbsi (cm)
Gambar 4.7 Hubungan antara Jumlah CO2 yang Terabsorbsi pada S1 dengan
Ketinggian Menara
Gambar 4.4 dan Gambar 4.5 mengambil sampel pada flow CO2 yang
berbeda yaitu 1 L/menit, 2 L/menit, dan 3 L/menit lalu flow udara 80 L/menit, dari
grafik dapat disimpulkan bahwa semakin tinggi ketinggian menara atau kolom
maka semakin banyak jumlah CO2 yang terabsorbsi. Kolom absorbsi yang tinggi
mengakibatkan kontak antara gas CO2 dan air menjadi semakin lama, sehingga
jumlah gas CO2 yang terabsorbsi menjadi semakin banyak. Jadi, tinggi menara
absorbsi sebanding dengan jumlah gas CO2 yang terbasorbsi dan laju alir air, laju
alir gas dan laju alir udara mempengaruhi jumlah CO2 yang terabsorbsi, dimana
semakin besar laju alir air, laju alir gas dan laju alir udara maka semakin besar
jumlah CO2 yang terabsorbsi.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
1. Pada pengambilan sampel S1 dengan laju alir air 1 L/menit, laju alir udara
80 L/menit dan laju alir CO2 8 L/menit, perbedaan terbesar fraksi gas CO2
diudara dengan hempl analyzer dan laju alir adalah 0,091 dan 0,024.
Perbedaan terkecil fraksi gas CO2 diudara pada sampel S3 dengan laju alir
yang sama berturut-turut 0,024 dan 0,024.
2. Jumlah CO2 yang terabsorbsi pada laju alir air 2 L/menit dan laju alir CO2
8 L/menit dengan ketinggian 140 cm adalah 0.0169, jumlah CO2 yang
terabsorbsi dengan ketinggian 70 cm adalah 0.008.
3. Hubungan laju alir CO2 dengan jumlah CO2 yang terabsorbsi adalah
berbanding lurus. Hal ini terjadi karena semakin besar laju alir CO2 maka
semakin banyak gas CO2 yang diserap.
4. Hubungan tinggi kolom dengan jumlah CO2 yang terabsorbsi adalah
berbanding lurus. Semakin tinggi kolom maka CO2 yang diserap semakin
banyak.
5.2 Saran
1. Dalam menarik dan mendorong piston harus dengan tekanan yang sama
agar mendapatkan hasil yang akurat.