Anda di halaman 1dari 8

ANALISIS KEMAMPUAN PEMAHAMAN MATEMATIS

SISWA KELAS VII SMP PADA MATERI SEGITIGA


DAN SEGIEMPAT
Maria Goreti Nokuwo1, Siti Chotimah2
STKIP SILIWANGI BANDUNG1,2
Ettynokuwo1234@gmail.com

ABSTRAK

Penelitian ini menyajikan tentang kemampuan Pemahaman Matematis, khususnya pada


pemahaman instrumental dan relasional. Tujuan penelitian ini adalah menganalisis dan
mengkaji kemampuan pemahaman matematis siswa SMP pada materi himpunan berdasarkan
ketercapaian pada setiap indikator kemampuan pemahaman instrumental dan relasionalnya.
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif. Subjek penelitian ini adalah siswa
kelas VII tahun ajaran 2017/2018, disalah satu SMP di Cimahi yang terdiri dari 38 siswa.
Penentuan subjek penelitian ini menggunakan snowball sampling. Metode pengumpulan data
yang digunakan meliputi: (1) tes kemampuan pemahaman matematis; (2) observasi; dan (3)
wawancara. Data dianalisis secara deskriptif. Teknik analisis data yang digunakan yaitu
analisis data kulitatif dengan langkah-langkah reduksi data, penyajian data dan penarikan
kesimpulan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: Dari keempat indikator kemampuan
pemahaman instrumental dan relasional dalam soal uraian pada materi himpunan, peneliti
mengidentifikasi beberapa masalah dan penyebabnya. Siswa yang mencapai indikator
pertama hanya 20% dan 10% nya hampir benar, karena terdapat sedikit kesalahan pada akhir
perhitungan. Sedangkan 85% lainnya tidak mencapai indikator ini. Sedangkan pada tiga
indikator lainnya belum ada siswa yang berhasil mencapainya. Ini disebabkan kurangnya
penekanan konsep terhadap siswa dan siswa tidak terbiasa mengerjakan soal non rutin,
sehingga siswa tidak memahami konsep himpuanan secara baik, yang menyebabkan siswa
tidak dapat melakukan perhitungan dengan baik dan benar. Selain itu penaruhan jadwal
pelajaran matematika setelah olahraga juga kurang tepat, karena akan sangat mempengaruhi
kondisi dan konsentrasi siswa saat belajar matematika di kelas. Pengaturan jadwal pelajaran
ini sangat penting dan harus diperhatikan. Pelajaran matematika lebih baik dipelajari pada
jam pelajaran awal atau pagi hari, dan hindari penaruhan jadwal matematika setelah pelajaran
olahraga atau pelajaran yang melelahkan secara fisik.

Kata Kunci: Analisis, Kemampuan Pemahaman Matematis, himpunan

1. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakangan
Kemampuan pemahaman matematis merupakan salah satu kemampuan yang harus dimiliki oleh
siswa dalam pembelajaran matematika. Hibert dan Carpenter (Hasan, 2012) meyebutkan bahwa,
„satu ide yang diterima secara luas dalam pendidikan matematika adalah bahwa siswa harus
memahami matematika‟. Kemampuan pemahaman merupakan kemampuan awal yang harus
dikuasai siswa sebelum melanjutkan pada pembahasan materi yang lebih dalam, karena
kemampuan pemahaman ini merupakan tingkatan paling rendah dalam aspek kognitif dan menjadi
salah satu tujuan penting dalam pembelajaran, karena memberikan pengertian bahwa materi-
materi yang diajarkan kepada siswa bukan hanya sebagai hafalan, namun lebih dari itu. Dengan
pemahaman siswa dapat lebih mengerti akan konsep materi pelajaran itu sendiri. Menurut Priyo
(Hardiyanti, 2016) „pemahaman yang tidak mantap akan mengakibatkan siswa mengalami
kesulitan dalam menyelesaikan soal-soal‟. “Penyebab rendahnya pemahaman siswa terhadap
matematika berakar pada siswa yang cenderung menghafal konsep daripada proses penguasaan
konsep” (Amelia, 2012). Hal ini sejalan dengan pendapat Purwasih (2015:17) yang
mengemukakan bahwa “Beberapa faktor penyebab dari rendahnya kemampuan pemahaman
matematis siswa Indonesia, antara lain siswa terbiasa mempelajari konsep-konsep dan rumus-
rumus matematika dengan cara menghafal tanpa memahami maksud, isi, dan kegunaannya”.
Skemp (Suhendar, 2014) yang menyatakan:
Pemahaman instrumental dan pemahaman relasional. Pemahaman instrumental adalah
kemampuan menghafal dan memahami konsep atau prinsip secara terpisah, menerapkan rumus
dalam perhitungan sederhana, dan mengerjakan perhitungan secara algoritmik Dalam hal ini
seseorang hanya memahami urutan pengerjaan atau algoritma. Sedangkan kemampuan
pemahaman relasional adalah kemampuan mengaitkan suatu konsep atau aturan dengan konsep/
aturan lainnya secara benar dan menyadari proses yang dilakukan.
Siswa dikatakan telah memiliki pemahaman mendalam apabila siswa mampu mengaitkan antara
konsep satu dengan konsep yang lainnya serta mengetahui setiap prosedur yang digunakan untuk
menyelesaikan suatu masalah.
Untuk meningkatkan pemahaman dan pemecahan masalah dan mengetahui yang baru diperlukan
pengetahuan yang telah ada untuk mendukung keberhasilan siswa. Perlu diketahui bahwa setiap
siswa memiliki kemampuan yang berbeda antara satu denganyang lain dalam memahami
matematik. Ruseffendi (1991) menyatakan bahwa dari sekelompok siswa yang terpilih secara acak
akan selalu dijumpai siswa yang memiliki kemampuan tinggi, sedang, rendah. Perbedaan
kemapuan yang dimilki siswa bukan semata-mata merupakan bawaan dari lahir, tetapi juga
dipengarui oleh lingkungan dimana mereka tinggal. Aleh karena itu pemilihan model
pemebelajaran yang tepat menjadi hal yang sangat penting untuk dipertimbangkan.
1.2. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan pada Batasan masalah diatas, maka rumusan masalah yang akan dikaji dalam
penelitian ini adalah :
1. Apakah ada peningkatan kemampuan pemahaman pada siswa SMP?
2. Apakah peningkatan kemampuan pemecahan masalah matematik siswa yang diberi model
pembelajaran?
3. Apakah terdapat interaksi antara kemampuan pemahaman matematik siswa dengan
pembelajaran terhadap peningkatkan kemampuan pemecahan masalah matematika siswa?
4. Bagimana proses jawaban siswa dalam menyelesaikan soal-soal yang terkaitkan dengan
kemampuan pemahaman matematika siswa setelah diberi pembelajaran?

1.3. TUJUAN MASALAH


Adapun tujuan dari permasalahan adalah:
1. Untuk mengetahui apakah peningkatan kemampuan pemahaman pada siswa
SMP.
2. Untuk mengetahui peningkatan kemampuan pemecahan masalah matematik
siswa yang diberi model pembelajaran.
3. Untuk mengetahui apakah interaksi antara kemampuan pemahaman
matematik siswa dengan pembelajaran terhadap peningkatkan kemampuan
pemecahan masalah matematika siswa.
4. Untuk mengetahui Bagimana proses jawaban siswa dalam menyelesaikan
soal-soal yang terkaitkan dengan kemampuan pemahaman matematika siswa
setelah diberi pembelajaran.

1.4. MANFAAT PENELITIAN


Penelitian ini diharapkan dapat memberi masukan:
1. Bagi guru
a. Guru memiliki kemampuan memperbaiki proses pembelajaran melalui suatu
kajian yang mendalam terhadap apa yang terjadi dikelasnya. Keberhasilan dalam
perbaikan ini akan menimbulkan rasa puas bagi guru, karena Ia telah melakukan
sesuatu yang bermanfaat bagi siswanya melalui proses pembelajaran yang
dikelolanya.
b. Dengan penelitian melakukan guru dapat berkembang dan meningkatkan
kinerjanya secara profesional, karena guru mampu menilai, merefleksi diri, dan
mampu memperbaiki pembelajaran yang dikelolanya. Dalam hal ini, guru tidak
lagi hanya sebagai seorang praktisi yang sudah merasa puas terhadap apa yang
dikerjakan selama ini, namun juga sebagai peneliti dibidangnya yang selalu
ingin melakukan perbaikan - perbaikan pembelajaran Kemampuan Pemahaman
Matematis.
c. Melalui penelitian guru mendapat kesempatan untuk berperan aktif dalam
mengembangkan pengetahuan dan keterampilan sendiri. Guru tidak hanya
menjadi penerima hasil perbaikan dari orang lain, namun guru itu sendiri
berperan sebagai perancang dan pelaku perbaikan tersebut, sehingga diharapkan
dapat menghasilkan teori - teori dan praktik - praktik pembelajaran.
d. Dengan penelitian guru akan merasa lebih percaya diri. Guru yang selalu
merefleksi diri, melakukan evaluasi diri, dan menganalisis kinerjanya sendiri di
dalam kelas, tentu saja akan selalu menemukan kekuatan, kelemahan, dan
tantangan pembelajaran dan pendidikan masa depan, dan mengembangkan
alternatif pemecahan masalah / kelemahan yang ada pada dirinya dalam
pembelajaran. Guru yang demikian adalah guru yang memiliki kepercayaan diri
yang kuat.
2. Bagi Siswa
a. Meningkatkan hasil belajar matematika.
b. Siswa secara aktif terlibat dalam proses pembelajaran.
c. Membiasakan siswa untuk berani mengemukakan pendapat berdasarkan
d. Pengetahuan yang dimiliki.
3. Bagi peneliti
a. Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai acuan / referensi ( penelitian yang
releven ) pada penelitian yang sejenis.
4. Bagi pembuatan kebijakan
a. Agar study mengenai pendekatan yang meningkatkan kemampuan pemahaman
tingkat tinggi semakin banyak dilakukan dan dicoba dalam pokok bahasan untuk
menunjang cara belajar siswa aktif. Selain sebagai bahan pertimbangan dalam
pengambilan kebijakan yang berkaitan dengan meningkatkan kualitas
pembelajaran matematika di sekolah.

2. METODE PENELITIAN
Penelitian ini tergolong dalam penelitian deskriptif kualitatif yang bertujuan untuk
mendeskripsikan kesalahan siswa dalam menyelesaikan soal segitiga dan segiempat
dilihat dari tingkat kemampuan pemahaman matematis siswa SMPN Cimahi. Data
penelitian ini berupa jawaban tertulis dan wawancara. Sampel penelitian ini yaitu 38
siswa kelas VII di SMPN Cimahi dengan kemmpuan tinggi, rendah, sedang dan
rendah. Adapun isntrumen yang di berikan pada siswa sebanyak 5 soal yang di sertai
dengan wawancara pada masing-masing siswa.

3. HASIL DAN PEMBAHASAN


Peneliti ini dilakukan pada 38 orang siswa ynag diantaranya memiliki
kemampuan tinggi,sedang,dan rendah berdasarkan nilai KKM matematika di
sekolah SMPN di Cimahi.
a. Analisis nomor 1.
Soal no: 1 Dari kelompok anak terdapat 15 anak gemar bulu tangkis, 20 anak
gemar tenis meja, dan 12 anak gemar keduanya, jumlah anak dalam
kelompok tersebut adalah
Indikator kemapuan pemahaman siswa kemampuan menyajikan konsep dalam
berbagai bentuk representasi matematis: menalarkan soal cerita tersusun dengan
baik dan benar.

Jawaban siswa 1 ( berkemampuan tinggi ) :


Gambar 1

Wawancara :
Guru : jawaban kamu tepat dan harus belajar lagi agar soal berikutnya bias
menjawab.
Siswa : oke ibu.

Jawaban II ( berkemampuan sedang )

Gambar 2
Wawancara :
Guru : coba perhatikan soal cerita yang bu sudah sediakan dan kalian harus
memahami rumus himpunan agar bias menjawab soal ini.
Siswa : iya bu dan saya salah pada pada operasi perhitungan.
Guru : oke pahami soal cerita lalu menjawa.
Siswa : oke bu.
Gambar 3
Guru : apakah kesulitan yang kamu dapatkan ketika kamu menyelesaikan soal
nomor 1?
Siswa : saya tidak mengerti bu, saya tulis angka berapa yang saya lihat.
Guru : dan kenapa semua operasi pada soal diatas penjumlahan?
Siswa : saya menuliskan apa yang ada disoal dan kerjakan.
Guru : oke kamu amati soal bacaan diatas lalu di kerjakan baik dan benar.
Siswa : oke bu.

Analisis
Kesalahan siswa 1 pada soal nomor 1 adalah sudah bisa menentukan model
matemtika karena memahami soal cerita siswa. Namun siswa menyadari
kesalahannya ia lupa cara membuat model matematikadari soal cerita, meski
begitu secara prosedur dalam menyusun jawaban siswa tersebut sudah bisa
menjawab dengan tepat.
Adapun untuk siswa II hamper sama dengan siswa yang pertama keliru
dengan jawaban dan keceroboan Namun siswa menyadari kesalahannya ia
lupa menepatkan operasi hitung matematika dari soal cerita, meski begitu
secara prosedur dalam menyusun jawaban siswa tersebut sudah bisa
menjawab dengan kurang tepat.
Kemudian untuk siswa ke III kemampuan siswa dalam menggubah bentuk
atau model matematika belum paham sama sekali.
Jadi, dapat disimpulkan bahwa rata-rata kemampuan siswa dalam
menghubungankan soal cerita ke model matematika masih tergolong rendah,
terutama ketika disajikan dalam model cerita.

4.KESIPULAN
Berdasarkan hasil pembahasan, dapat kita simpulkan :
1. Siswa masih mengalami kesulitan dalam memahami apa yang di inginkan soal.
Sehingga mempengaruhi kemampuan untuk menyelesaikan soal dengan berbagai
jawaban.
2. Sebagian besar siswa tidak ingat dengan konsep penyelesaian soal himpunan

DAFTAR PUSAKA

Hendriana, H., Rohaeti, E.,E., Sumarmo, U. (2017). Hard Skills dan Soft
Skills.Bandung: Aditama

Purwasih (2015:17) Pengaruh Rasio camel.Yogyakarta:Pustaka Pelajar

Ruseffendi (1991) Pengantar Kepada Pembantu Guru. Jakarata:balai Pustaka

Anda mungkin juga menyukai