01 GDL Desyidaliy 1301 1 Ktidesy 5 PDF
01 GDL Desyidaliy 1301 1 Ktidesy 5 PDF
DISUSUN OLEH :
DI SUSUN OLEH :
DESY IDA LIYANAWATI
NIM.P.12 015
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa karena
berkat, rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis
Ilmiah dengan judul “PemberianRange of Motion (ROM) Aktif-Asitif : Spherical
Grip terhadap Peningkatan Kekuatan Otot Ekstremitas Atas Pada Asuhan
Keperawatan Tn. Wdengan Stroke di Ruang Anyelir RSUD Dr. Soediran Mangun
Sumarso Kabupaten Wonogiri.”
Dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini penulis banyak mendapat
bimbingan dan dukungan dari berbagai pihak, oleh karena itu pada kesempatan ini
penulis mengucapkan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya
kepada yang terhormat:
1. Ibu Atiek Murharyati, S.Kep., Ns., M.Kep, selaku Ketua Program studi DIII
2. Ibu Meri Oktariani, S. Kep., Ns., M.Kep, selaku Sekretaris Program studi DIII
3. Bapak Joko Kismanto, S. Kep., Ns. selaku dosen pembimbing yang telah
4. Ibu Happy Indri H., S. Kep., Ns., M.Kep, selaku dosen penguji I yang telah
7. Kedua orang tua saya, yang selalu menjadi inspirasi dan memberikan semangat
Husada Surakarta dan berbagai pihak yang tidak dapat disebutkan satu-persatu,
Surakarta,Mei 2015
Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL........................................................................................ i
PERNYATAAN TIDAK PLAGIATISME ..................................................... ii
LEMBAR PERSETUJUAN ............................................................................ iii
LEMBAR PENGESAHAN ............................................................................. iv
KATA PENGANTAR .................................................................................... v
DAFTAR ISI .................................................................................................... vi
DAFTAR TABEL ........................................................................................... viii
DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... ix
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... x
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ....................................................................... 1
B. Tujuan Penulisan ................................................................... 5
C. Manfaat Penulisan ................................................................. 5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Teori ........................................................................ 7
1. Stroke ............................................................................ 7
2. Terapi Range of Motion (ROM) ................................... 28
3. Spherical Grip ............................................................... 35
B. Kerangka Teori ...................................................................... 39
C. Kerangka Konsep .................................................................. 40
BAB III METODE PENELITIAN
A. Subyek Aplikasi Riset ............................................................ 41
B. Tempat dan Waktu ................................................................. 41
C. Media dan Alat yang digunakan ........................................... 41
D. Prosedur Tindakan ................................................................. 41
E. Alat Ukur................................................................................ 42
BAB IV LAPORAN KASUS
A. Identitas Pasien....................................................................... 43
B. Pengkajian .............................................................................. 43
C. Perumusan Masalah .............................................................. 51
D. Perencanaan Keperawatan .................................................... 52
E. Implementasi .......................................................................... 54
F. Evaluasi .................................................................................. 58
BAB V PEMBAHASAN
A. Pengkajian ............................................................................. 61
B. Perumusan Masalah Keperawatan ........................................ 65
C. Perencanaan Keperawatan .................................................... 68
D. Implementasi Keperawatan ................................................... 73
E. Evaluasi ................................................................................. 78
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan ........................................................................... 80
B. Saran ...................................................................................... 82
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
DAFTAR TABEL
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
vaskuler disease (CVD) adalah suatu kondisi susunan sistem saraf pusat
2010).
otak. Otak yang seharusnya mendapat pasokan oksigen dan zat makanan
maju, setelah penyakit jantung dan kanker. Setiap tahun, hampir 700.000
serebal silent prevalensinya meningkat sampai 40% pada usia 80 tahun dan
1
2
ada 6,2 juta kematian karena stroke (WHO, 2012) dan merupakan
jantung koroner dengan 8.300 kematian pada tahun 2009 (Refshauge, 2012;
tahun ke tahun. Setelah tahun 2000 kasus stroke yang terdeteksi terus
orang. Sedangkan yang rawat jalan atau yang tidak dibawa ke dokter/rumah
Stroke (IPS) biasanya merasa rendah diri dan emosinya tidak terkontrol dan
sebanyak 1777 orang selama 2014 baik yang rawat jalan atau rawat inap.
sedini mungkin secara cepat dan tepat sehingga dapat membantu pemulihan
fisik yang lebih cepat dan optimal. Serta menghindari kelemahan otot yang
4
dapat terjadi apabila tidak dilakukan latihan rentang gerak setelah pasien
adalah latihan rentang gerak atau Range of Motion (ROM). ROM Aktif-
Asitif dilakukan dengan cara klien menggunakan lengan atau tungkai yang
sensorik. Fungsi yang hilang akibat gangguan kontrol motorik pada pasien
B. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
dengan stroke
C. Manfaat Penulisan
dengan stroke.
6
3. Bagi pasien
Hasil dari pemberian terapi ini sangat berguna untuk pasien karena dapat
A. Tinjauan teori
1. Stroke
a. Definisi
gangguan peredaran darah otak dan bisa terjadi pada siapa saja dan
kapan saja. Stroke atau gangguan vaskuler otak atau dikenal dengan
b. Klasifikasi Stroke
kliniknya, yaitu:
7
8
a) Stroke Hemoragik
jam saja. Gejala yang timbul akan hilang dengan spontan dan
beberapa hari.
berulang.
10
c. Etiologi
1) Trhombosis Cerebal
biasanya terjadi pada orang tua yang sedang tidur atau bangun
setelah trombosis.
otak :
a) Aterosklerosis
mekanisme berikut :
trombosis.
11
d) Emboli
Desease (RHD).
2) Haemorhagi
3) Hipoksia umum
4) Hipoksia Setempat
migraine.
d. Patofisiologi
pembuluh darah terutama pada pagi hari dan sore hari (Muttaqin
2008).
dan yang lebih berat dapat menyebabkan herniasi otak pada falk
2008).
jelas kecuali nyeri kepala karena hipertensi. Sifat nyeri kepala hebat
dari setengah jam, 23 % antara setengah sampai dua jam dan 12%
berupa nyeri kepala hebat dan akut. Kesadaran sering terganggu dan
wajah dan anggota badan satu atau lebih anggota badan, gangguan
dimana sisi visual yang terkena berkaitan dengan sisi tubuh yang
dari sisi tubuh yang sakit dan mengabaikan sisi / ruang yang sakit
f. Komplikasi
a) Bekuan Darah
b) Dekubitus
pantat, sendi kaki dan tumit bila memar ini tidak dapat
c) Pneumonia
a) Distrimia
c) Kontraktur
d) Gagal nafas
e) Kematian.
g. Pemeriksaan Penunjang
h. Penatalaksanaan
1) Penatalaksanan umum
2) Penatalaksanaan Medis
a) Trombolitik (streptokinase)
19
cilostazol, dipiridamol).
c) Antikoagilan (heparin)
d) Hemorrhagea (pentoxyfilin)
a) Atasi Kejang
i. Asuhan keperawatan
1) Pengkajian
a) Identitas klien
a) Aktivitas / istirahat
b) Sirkulasi
c) Integritas ego
21
d) Eliminasi
e) Makanan / cairan
f) Neurosensori
motorik.
g) Nyeri
h) Pernafasan
i) Interaksi sosial
3) Pemeriksaan neurologis
a) Status mental
mengenal benda.
b) Nervus kranialis
c) Fungsi motorik
d) Fungsi sensori
getaran,lokalisasi taktil.
e) Fungsi serebelum
f) Reflex
4) Diagnosa keperawatan
neoromuskular.
5) Intervensi keperawatan
Kriteria hasil :
kesadaran.
Intervensi :
diterima.
arteri.
neoromuskular.
Krteria hasil :
otot meningkat.
Intervensi :
26
gastroknemius.
Kriteria hasil :
toileting.
Intervensi :
sesuai kemampuan.
a. Definisi
melakukan pergerakan.
yaitu :
1) ROM Aktif
2) ROM Pasif
3) ROM Aktif-Asitif
tidak.
30
penyembuhan.
e. Kontraindikasi ROM
pemulihan.
peradangan.
Menurut Potter & Perry (2005), ROM terdiri dari gerakan pada
Hiperekstensi
Mengerakan tungkai ke rentang
belakang tubuh, 30-50°
Abduksi Menggerakan tungkai ke rentang
samping menjauhi tubuh, 30-50°
Adduksi Mengerakan tungkai kembali
rentang
ke posisi media dan melebihi
30-50°
jika mungkin,
Rotasi dalam Memutar kaki dan tungkai ke rentang
arah tungkai lain, 90°
Rotasi luar Memutar kaki dan tungkai rentang
menjauhi tungkai lain, 90°
Sirkumduksi Menggerakan tungkai
-
melingkar
9. Lutut Fleksi Mengerakan tumit ke arah rentang
belakang paha, 120-130°
Ekstensi Mengembalikan tungkai rentang
kelantai, 120-130°
10. Mata kaki Dorsifleksi Menggerakan kaki sehingga rentang
jari-jari kaki menekuk ke atas, 20-30°
Plantarfleksi Menggerakan kaki sehingga rentang
jari-jari kaki menekuk ke 45-50°
bawah,
11. Kaki Inversi Memutar telapak kaki ke rentang
samping dalam, 10°
Eversi Memutar telapak kaki ke rentang
samping luar, 10°
12. Jari-jari kaki Fleksi Menekukkan jari-jari kaki ke rentang
bawah, 30-60°
Ekstensi Meluruskan jari-jari kaki, rentang
30-60°
Abduksi Menggerakan jari-jari kaki satu rentang
dengan yang lain, 15°
Adduksi Merapatkan kembali bersama- rentang
sama, 15°
Gambar 2.1 Tabel Range of Motion (ROM)
g. Kekuatan otot
(carpenito, 2009).
dipalpasi.
sesuai perintah.
3. Spherical grip
a. Definisi
jarak antara jari-jari juga semakin luas. Dan otot yang berpengaruh
dalam hal ini yaitu abduktor dan adduktor jari – jari, selain fleksor
2008).
adalah :
37
sempurna.
c. Manfaat pemberian
akan sampai pada saraf pusat dan munculah proses fasilitasi dan
B. Kerangka Teori
Peningkatan kekuatan
otot
C. Kerangka Konsep
ROM aktif-asitif
spherical grip
Kekuatan otot
Peningkatan
menurun pada
kekuatan otot
pasien stroke ekstremitas
akibat lesi di atas pasien
otak stroke
Subyek dari aplikasi riset ini adalah pasien Tn.W dengan stroke yang
mengalami hemiparesis.
Dalam aplikasi riset ini media dan alat yang digunakan adalah :
grip.
D. Prosedur Tindakan
1. Mencuci tangan.
grip
41
42
9. Mencuci tangan.
E. Alat Ukur
dipalpasi.
perintah.
d. Derajat 3: Mampu bergerak dengan luas gerak sendi penuh dan melawan
LAPORAN KASUS
A. Identitas Pasien
beragama islam, pendidikan terakhir SD, pekerjaan saat ini sebagai petani,
Selama di rumah sakit yang bertanggung jawab atas Tn. W adalah Ny.P berusia
kandung.
B. Pengkajian
yang dirasakan pasien adalah tangan dan kaki kirinya terasa berat untuk
digerakkan kepala pusing dan vertigo, dengan riwayat penyakit sekarang klien
memberi makan ayam nya sejak kemarin hingga hari ini tangan dan kaki
kirinya terasa berat untuk digerakkan, kemudian oleh keluarga dibawa ke IGD
terapi infus ringer laktat 20 tpm, infus manitol 125cc/6 jam, piracetam 3gr/6
43
44
jam, citicolin 1gr/12 jam, furosemid 40mg/12 jam, antalgin 2ml/8 jam,
anyelir pasien masih mengeluhkan tangan dan kaki kirinya masih terasa berat
untuk di gerakkan.
penyakit asma sejak 3 tahun yang lalu dan pernah dirawat di rumah sakit
sebanyak 2 kali karena asama pasien juga pernah menjalani operasi kecil
mempunyai alergi obat atau makanan dulunya pasien adalah seorang perokok
berat.
lainnya.
GENOGRAM
Tn.W
Keterangan: : meninggal
: laki-laki
: perempuan
: pasien
: garis keturunan
jauh dari polusi udara dan kebisingan air dirumahnya bersih dan ada
puskesmas terdekat.
kali sehari dengan jenis nasi, sayur, lauk. Setiap kali makan 1 porsi habis dan
tidak ada keluhan. Pasien minum 7-8 gelas perhari dengan jenis air putih dan
teh. Selama sakit pasien makan 3 kali sehari dengan diit dari RS yaitu bubur
rendah garam, sayur, lauk. Setiap kali makan 1 porsi habis. Pasien minum 4
dengan konsistensi lunak berbentuk, bewarna kuning, berbau khas dan tidak
ada keluhan. Pasien dalam sehari BAK 6-7 kali, sekali BAK mengeluarkan
urine sekitar 150 cc, jadi 1 hari sekitar 1050 cc. Selama sakit pasien
berbau khas dan tidak ada keluhan. Pasien dalam sehari BAK 3-4 kali sekali
Pola aktivitas dan latihan, sebelum sakit pasien mengatakan makan atau
berpindah, ambulasi atau ROM juga mandiri. Selama sakit pasien mengatakan
mobilitas di tempat tidur dan ambulasi atau ROM dibantu keluarga dan
perawat, toileting dibantu keluarga dan perawat juga alat yaitu pispot.
Pola istirahat tidur, sebelum sakit pasien mengatakan jarang tidur siang,
tidur malam jam 21.00 dan bangun jam 4.30 dan lama tidur pasien sekitar 8,5
jam perhari. Selama sakit pasien mengatakan tidur siang selama kurang lebih
2 jam dan tidur malam sekitar 8 jam terkadang pasien sulit tidur karena nyeri
di kepala.
Pola persepsi konsep diri, pasien adalah seorang laki laki yang merupakan
seorang suami dan seorang ayah pasien adalah panutan bagi keluarganya,
bahwa mengatakanmensyukuri apa yang ada pada dirinya sekarang dan ingin
lebih berguna untuk keluarga dan lingkungan sekitarnya, dan selama sakit
pasien tidak bisa bekerja seperti biasanya, pasien selalu mendapat dukungan
47
keluarga, pasien mengatkan ingin segera sembuh dan ingin cepat pulang dan
kurang nyaman dengan kondisi tubuhya saat ini dan merasa kurang percaya
diri dengan kondisinya saat ini karena dapt menggangu aktivitasnya sehari-
hari.
Pola hubungan peran, sebelum sakit dan selama sakit pasien memiliki
hubungan yang harmonis tidak ada masalah dengan keluarganya dan hubungan
dengan lingkungan sekitarnya juga baik dan selama sakit pasien juga sering di
Pola seksual reproduksi, pasien sudah menikah dan pasien juga tidak
Pola mekanisme koping,sebelum dan selama sakit pasien jika ada masalh
keluarnya dan selama dirawat di rumah sakit pasien mengatasi masalh atau
penyakitnya saat ini dengan mengikuti aturan perintah dari dokter dan juga
perawat.
Pola nilai dan keyakinan, pasien beragama islam saat sakit ini pasien
dan pasien yakin akan segera sembuh dengan sholat dan berdoa.
sebagai berikut, tekanan darah 170/100 mmHg, frekuensi nadi 88x/ menit,
irama teratur teraba kuat, frekuensi pernafasan 20x/ menit irama teratur, suhu
48
37˚C. Bentuk kepala mesochepal, kulit kepala bersih, rambut jarang pendek
dan beruban. Hasil pemeriksaan muka dari mata palpebra tidak edema,
konjungtiva tidak anemis, sclera tidak ikterik, pupil isokor, diameter pupil
kanan dan kiri sama kurang lebih 2mm, reflek terhadap cahaya positif, tidak
hidung, sekret tidak ada , tidak ada polip, bentuk simetris. Mulut bersih, tidak
ada stomatitis,mukosa bibir lembab. Gigi bersih, tidak ada caries gigi. Telinga
kanan dan kiri simetris, tidak ada benjolan, tidak ada serumen, luban telingga
pasien mampu merespon bau dengan perubahan ekspresi tetapi tidak mampu
mengikuti gerakan cahaya. Nervus III okulamotorius reaksi pupil tidak ada
Nervus VI abdusen, pasien mampu membuka dan menutup mata. Nervus VII
sinistra pada bagian kaki kiri dan tidak ada gangguan pendengaran. Nervus IX
glasofaringeus ada reflek muntah. Nervus vagus ada reflek menelan tetapi
lemah. Nervus XI asesorius pasien dapat mengangkat bahu kanan dan tidak
dada kanan kiri sama, palpasi vocal vremitus kanan dan kiri sama, perkusi
sonor seluruh lapang paru, auskultasi tidak ada suara tambahan. Jantung:
inspeksi didapatkan hasil ictus cordis tidak tampak, palpasi ictus cordis tidak
Pemeriksaan abdomen didapatkan hasil inspeksi bentuk datar dan tidak ada
jejas, auskultasi bising usus 20x/menit, perkusi kuadran I pekak, II, III, IV
otot kiri 2 tangan kiri terasa berat untuk digerakkan, ROM kanan aktif dan kiri
pasif, capilary refile kurang dari 2 detik, tidak ada deformitas tulang, akral
teraba hanga, tidak ada odema. Pada pemeriksaan ektremitas bawah, kekuatan
otot kaki kanan 5, kaki kiri 3 terasa berat untuk digerakkan, ROM kanan aktif
kiri aktif-asitif, capilary refile kurang dari 2 detik, tidak ada deformitas tulang,
WBC 7,3 k/ul normal (4,1-10,9P), LYM 2,2 %/L normal ( 0,6-4,1), MID 0,5%
normal (0,0-1,8), GRAN 4,6 %/G normal (2,0-7,8), RBC 4,47 M/ul normal
33,0 g/Dl normal (31,0-36,0), RDW 14,8 % normal (11,5-14,5), PLT 202 k/ul
50
normal (50-200), trigliserida 63 mg/dl (50-200), asam urat 7,7 mg/dl normal
(2,4-7,0), GDS 82 mg/dl normal ( 76-120), SGOT 29 u/L normal (0-25), SGPT
11 u/L normal (0-29), ureum 54 mg/dl normal (10-50), kreatinin 1,23 mg/dl
normal (0,5-1,3). Hasil CT-Scan kepala tanggal 10 maret 2015 didapatkan hasil
Gyri dan sulci baik, differiensiasi grey dan white matter tegas, tampak lesi
hipodens di capsula interna kiri, tampak mid line shift ke kanan, sistema
ventrikel dan cysterna baik, kedua orbita simetris air cell mastoid kanan kiri
baik, tulang-tulang infark, tampak lesi hipodens (HU >40) di sinus maxillaries
kiri, tak tampak cephal haematoma di dapat kesan lacunar infark cerebri
Terapi yang di dapat selama di bangsal anyelir antara lain ringer laktat 20
elektrolit pada dehidrasi. Manitol 125 cc/6jam golongan diuretik untuk dieresis
antibakteri untuk infeksi gram positif dan negatif pada saluran nafas, saluran
kemih, infeksi gonoreal, septisemia, infeksi tulang dan jaringan, infeksi kulit.
C. Perumusan Masalah
mengalami vertigo. Data objektif yang diperoleh pasien tampak kesakitan dan
apatis, tekanan darah 170/100 mmHg, nadi 88 kali per menit, pernafasan 20
kali per menit, pasien megalami pelo/ tidak terlalu jelas dalam berkomunikasi,
berdiri pasien terganggu karena hemiparase sinistra pada bagian kaki kiri dan
gangguan pada nervus XI asesorius pasien tidak dapat mengangkat bahu kiri (
hemiparase sinistra), hasil CT-Scan terdapat lesi hipodens pada capsula interna
kiri, lacunar infark cerebri kapsula interna kiri muscole (DD massa) sinus
subyektif antara lain pasien mengatakan tangan dan kaki kirinya terasa lemah
dan berat untuk digerakkan. Data obyektif yang diperoleh adalah kekuatan otot
ekstremitas atas pasien kanan 5 kiri 2 kekuatan otot ekstremitas bawah pasien
52
posisi secara mandiri, aktivitas dan latihan dibantu oleh orang lain berup
toileting dibantu orang lain dan alat, pasien mengalami gangguan di nervus
hemiparase sinistra pada bagian kaki kiri dan gangguan pada nervus XI
asesorius pasien tidak dapat mengangkat bahu kiri ( hemiparase sinistra), hasil
CT-Scan meunjukkan lacunar infark cerebri kapsula interna kiri muscole (DD
D. Perencanaan Keperawatan
batas normal 120/80 mmHg, nadi dalam batas normal 60-100 kali per
yaitu kaji dan monitor tekanan darah setiap 4 jam dengan rasionalisasi untuk
53
mengevaluasi penyakit dan keberhasilan terapi, kaji keadaan umum dan tingkat
pasien, pertahankan tirah baring pada posisi semi fowler sampai tekanan darah
kembali normal hindari fleksi dan rotasi leher dengan rasionalisasi tirah baring
sliran darah arteri, anjurkan pasien untuk bed rest dengan rasionalisasi
ekstremitas bawah kiri dari 3 menjadi 4, pasien mampu merubah posisi secara
yang dilakukan yaitu observasi kemampan secara fungsional dan kaji kekuatan
otot pasien dengan rasionalisasi megetahui sejauh apa kerusakan otot pasien
54
dan mengetahui sejauh apa kekuatan otot pasien, anjurkan keluarga untuk
dengan fisioterapis pemberian latihan ROM aktif dan pasif dengan rasionalisasi
E. Implementasi
kekuatan otot pasien, pasien mengatakan tangan dan kakinya terasa berat untuk
kanan 5 kiri 3. Jam 08.20 mengkaji dan memonitor tekanan darah dan mengkaji
nilai GCS12 E4V4M4. Jam 08.30 memberikan posisi semi fowler dan
pasien rileks. Jam 08:40 menganjurkan keluarga untuk merubah posisi pasien
setiap dua jam sekali, keluarga pasien mengatakan bersedia merubah posisi
spherical grip, pasien mengatakan bersedia diberikan latihan tangan dan kaki
55
kirinya masih terasa berat untuk digerakkan, kekuatan otot ekstremitas atas
kanan pasien 5 kiri 2, kekuatan otot ekstremitas bawah kanan pasien 5 kiri 3.
antalgin 2ml, captopril 25mg, amlodipin 10mg, betahistin 5ml dan manitol
125cc, pasien mengatakan bersedia diberikan obat, obat masuk psien tidak
grip, pasien mengatakan mau diberikan latihan tangan dan kaki kirinya masih
terasa lemas dan sulit digerakkan, kekuatan ekstremitas atas kanan 5 kiri 2,
kekuatan ektremitas bawah kanan 5 kiri 3. Jam 13:30 menganjurkan pasien dan
keluarga untuk berlatih secara mandiri, pasien dan keluarga bersedia dan
mengerti.
kemampuan dan kekuatan otot pasien, pasien mengatakan tangan dan kaki
kirinya sudah mulai bisa digerakkan tetapi masih belum sempurna, kekuatan
otot ektremitas atas kanan 5 kiri 2, kekuatan otot ekstremitas bawah kanan 5
kiri 4. Jam 08:00 mengkaji keadaan umun, kesadaran, tekanan darah pasien,
latihan ROM pasif, pasien mengatakan tangan dan kaki kirinya sudah bisa
pasien mengatakan tangan dan kaki kirinya sudah mulai membaik, kekuatan
otot ektremitas atas kanan 5 kiri 2, kekuatan otot ektremitas bawah kanan 5 kiri
antalgin 2ml, captopril 25mg, amlodipin 10mg, betahistin 5mg, dan manitol
125cc, pasien mengatakan bersedia diberikan obat, obat masuk pasien tidak
memiliki alergi terhadap obat. Jam 10:30 menganjurkan pasien untuk bedrest
Jam 11:00 menganjurkan keluarga untuk merubah posisi setiap posisi pasien,
keluarga mengatakan bersedia dan merubah posisi pasien. Jam 11:30 mengkaji
160/90 mmhg. Jam 13:00 memberikan latihan ROM aktif-asitif spherical grip,
pasien mau diberi latihan, pasien mengatakan tangan dan kaki kirinya sudah
mulai membaik, kekuatan otot ektremitas atas kanan 5 kiri 2, kekuatan otot
pasien, pasien mengatakan kaki kirinya sudah mulai bisa digerakkan tetapi
masih belum sempurna, kekuatan otot ektremitas atas kanan 5 kiri 3, kekuatan
57
otot ekstremitas bawah kanan 5 kiri 4. Jam 09:00 berkolaborasi dengan dokter
diberikan obat, obat masuk pasien tidak memiliki alergi terhadap obat. Jam
tangan dan kaki kirinya sudah bisa digerakkan, kekuatan otot ektremitas atas
aktif asitif spherical grip pasien mau diberi latihan mengatakan tangan dan kaki
kirinya sudah bisa digerakkan, kekuatan otot ekstremitas atas kanan 5 kiri 3,
kekuatan otot ektremitas bawah kanan 5 kiri 4. Jam 12:00 Mengukur tekanan
mengatakan tangan dan kaki kirinya sudah bisa digerakkan, kekuatan otot
ekstremitas atas kanan 5 kiri 3, kekuatan otot ekstremitas bawah kanan 5 kiri
F. Evaluasi
intervensi dilanjutkan yaitu kaji dan monitor tekanan darah setiap 4 jam, kaji
semi fowler, anjurkan pasien untuk bed rest, kolaborasi dengan dokter
pemberian obat.
didapat data subyektif pasien mengatakan tangan dan kaki kirinya terasa berat
untuk digerakkan, data obyektif pasien terlihat lemah, kekuatan otot ektremitas
atas kanan 5 kiri 2 kekuatan otot ektremitas bawah kanan 5 kiri 3, pasien belum
ROM akti dan pasif, berikan latihan ROM aktif-asitif spherical grip.
Evaluasi hari kedua dilakukan pada tanggal 11 Maret 2015 jam 14.10,
intervensi dilanjutkan yaitu kaji dan monitor tekanan darah setiap 4 jam, kaji
semi fowler, anjurkan pasien untuk bed rest, kolaborasi dengan dokter
pemberian obat.
Evaluasi hari kedua dilakukan pada tanggal 11 Maret 2015, jam 14:20
didapat data subyektif pasien mengatakan tangan dan kaki kirinya sudah mulai
bisa digerakkan lebih baik tetapi belum sempurna, data obyektif pasien
terlihatlebih baik, kekuatan otot ektremitas atas kanan 5 kiri 2 kekuatan otot
ektremitas bawah kanan 5 kiri 4, pasien mampu berpindah dan bergerak dengan
lebih baik, pasien mampu berlatih teknik spherical grip secara mandiri maka
fisioterapis pemberian latihan ROM aktif dan pasif, berikan latihan ROM aktif-
Evaluasi hari ketiga dilakukan pada tanggal 12 Maret 2015 jam 14:00,
M5, kesadaran membaik , keadaan umum pasien baik, maka dapat disimpulkan
intervensi dilanjutkan yaitu kaji dan monitor tekanan darah setiap 4 jam, kaji
semi fowler, anjurkan pasien untuk bed rest, kolaborasi dengan dokter
pemberian obat.
Evaluasi hari ketiga dilakukan pada tanggal 12 Maret 2015, jam 14:20
didapat data subyektif pasien mengatakan tangan dan kaki kirinya sudah bisa
digerakkan lebih baik dan tidak terasa terlalu berat, data obyektif pasien terlihat
lebih baik, pasien mampu duduk dan berpindah secara mandiri, ektremitas atas
pasien mampu berlatih mandiri teknik ROM spherical grip, kekuatan otot
ektremitas atas kanan 5 kiri 3 kekuatan otot ektremitas bawah kanan 5 kiri 4,
pasien mampu berlatih teknik spherical grip secara mandiri maka dapat
dihentikan.
BAB V
PEMBAHASAN
Bab V dalam karya tulis ini akan dijelaskan mengenai pembahasan yang akan
menguraikan hasil analisa dan perbandingan , serta kesenjangan antara teori dan
A. Pengkajian
bertujuan untuk mengumpulkan informasi atau data tentang klien, agar dapat
perawatan klien, baik fisik, mental, sosial dan lingkungan (Dermawan, 2012).
srtoke. Stroke merupakan kelainan fungsi otak yang timbul mendadak yang
disebabkan karena terjadinya gangguan peredaran darah otak dan bisa terjadi
pada siapa saja dan kapan saja (Muttaqin,2008). Adapun hasil pengkajian pada
tangan dan kaki kirinya susah untuk digerakkan. Keluhan tersebut sejalan
dengan teori dari Iskandar (2004) yang menyebutkan yang dimana salah satu
fokal (hemiparasis) , baal atau mati rasa sebelah badan berkurang. Pasien stroke
61
62
tempat tidur dan ambulasi atau ROM dibantu oleh keluarga dan perawat.
Keadaan tersebut sesuai dengan teori yang ada bahwa pada pasien stroke terjadi
gangguan dalam berkomunikasi yaitu bicara pasien tidak jelas atau pelo.
Keadaan tersebut sesui dengan teori dari Rosiana (2009) yaitu Disratria atau
pelo sering ditemui atau dialami penderita stroke karena kelemahan spastisitas
dan gangguan koordinasi pada organ bicara atau artikulasi pada saraf kranial.
umum pasien sedang, kesadaran apatis dengan nilai GCS 12 E4 V4 M4. Pada
dengan kehidupan sekitar, sikap acuh tak acuh (Nurarif, 2013). Glasgow Coma
Scale adalah skala yang digunakan untuk menilai tingkat kesadaran pasien
pasien yang perlu diperhatikan mencakup 3 hal yaitu reaksi membuka mata,
63
bicara dan motorik. Hasil pemeriksaan dinyatakan dalam derajat score dengan
spontan 2 , tak ada gerakan 1. Nilai GCS tertinggi 15 yaitu E4V5M6 dan
kualitatif adalah nilai GCS 14-15 compoosmentis, nilai 12-13 apatis, nilai 11-
12 somnolent, nilai 8-10 stupor dan skor <5 adalah koma (,Sylviningrum,
2014).
hasil TD: 170/100 mmHg. Menurut Meifi (2009), Faktor resiko terpenting
64
stroke adalah hipertensi , tinginya lemak darah, dan merokok . Tekanan darah
pasien adalah 170/100 mmHg dan merupakan hipertensi grade 2 (sistolik 160-
179 dan diastolik 100- 109). Menurut Nugroho (2011) Hipertensi merupakan
≥140 mmHg dan tekanan diastolik ᦫ 90 mmHg untuk usia ᦪ 60 tahun dan
karena hemiparase sinistra pada bagian kaki kiri dan gangguan pada Nervus
Pada pasien stroke mengalami hemiparase yang berupa gangguan fungsi otak
sebagian atau seluruhnya yang diakibatkan oleh gangguan suplai darah ke otak
kanan atas pasien 5 kiri 2 dan kekuatan otot bawah kanan 5 kiri 3, pasien
mengatakan kaki dan tangan kirinya terasa berat untuk digerakkan dan pasien
teori yang dimana salah satu tanda dan gejala stroke yaitu adanya serangan
fungsi otak sebagian atau seluruhnya yang diakibatkan oleh gangguan suplai
cerebri kapsula interna kiri, muscole (DD massa) sinus maxillaries kiri.
jenis serangan stroke, apakah stroke iskemik atau hemoragik karena terapi pada
edema, posisi hematoma, adanya jaringan otak yang infark atau iskemia, serta
(Pudiastuti, 2013).
keluhan utama dan beberapa karakteristik yang muncul pada pasien Dari
kepalanya pusing data obyektif hasil CT Scan lacunar infark cerebri kapsula
66
interna kiri, muscole (DD massa) sinus maxillaries kiri, kesadaran apatis nilai
GCS 12 (E4V4M4) terjadi penurunan kesadaran , bicara pasien pelo atau tidak
terlalu jelas, nadi 88 x permenit, tekanan darah 170/ 100 mmHg, respirasi 20
pengkajian yang didapat yaitu hasil CT-Scan lacunar infark cerebri kapsula
interna kiri, muscole (DD massa) sinus maxillaries kiri, kesadaran apatis GCS
mengalami kelemahan anggota gerak dengan kaki dan tangan sebelah kirinya
berat untuk digerakan ditandai dengan kekuatan otot ektremitas atas kanan 5
kiri 2 ektremitas bawah kanan 5 kiri 3, aktivitas dan latihan dibantu oleh
berdiri pasien terganggu karena hemiparase sinistra pada bagian kaki kiri dan
gangguan pada Nervus XI asesorius pasien tidak dapat mengangkat bahu kiri
67
salah satu tanda dan gejala stroke yaitu adanya serangan defisit neurologis atau
kelumpuhan fokal (hemiparesis) baal atau mati rasa sebelah badan berkurang .
sebagian atau seluruhnya yang diakibatkan oleh gangguan suplai darah ke otak
tubuh satu atau lebih ekstremitas secara mandiri dan terarah (Nurarif, 2013).
karena hemiparase sinistra pada bagian kaki kiri dan gangguan pada Nervus
diagnosa tersebut sesuia dengan teori yang ada yaitu Menurut Rendy dan
Margareth (2012) diagnosa utama yang terjadi pada pasien stroke adalah resiko
perawatan diri.
Pada kasus ini penulis tidak mengambil diagnosa defisit perawatan diri
dikarenakan pasien tidak menglami defisit perawatan diri walupun aktifitas dan
bersih rapi dan tidak menunjukkan adanya tanda-tanda yang terdapat pada
C. Perencanaan Keperawatan
dimana perawat menetapkan tujuan dan hasil yang diharapkan bagi pasien
dibuat prioritas dengan kolaborasi klien dan keluarga, konsultasi tim kesehatan
lain, telaah literatur, modifikasi asuhan keperawatan dan catat informasi yang
pusing kepala berat maupun vertigo, TTV dalam batas normal (TD : sistol 120-
140, diastole 80-90 mmHg dan Nadi 60-100 kali per menit).
penulis menyusun perencanaan antara lain kaji dan monitor tekanan darah
tekanan darah yang sama aliran darah ke otak pada penderita hipertensi
tidak diobati makin tinggi angka kejadian untuk stroke (Sitorus, 2006).
70
Intervensi yang kedua adalah kaji keadaan umum dan tingkat kesadaran
Kesadaran pasien perlu sering untuk dipantau karena pada pasien stroke rawan
dari berbagai faktor, termasuk perubahan dalam lingkungan kimia otak seperti
Intervensi yang ketiga yaitu pertahankan tirah baring pada posisi semi
fowler sampai tekanan darah kembali normal hindari fleksi dan rotasi leher
posisi duduk meningkatkan aliran darah arteri (Rendy dan Margareth, 2012).
Intervensi yang keempat yaitu anjurkan pasien untuk bed rest dengan
ekstremitas bawah kiri dari 3 menjadi 4, pasien mampu merubah posisi secara
fungsional dan kaji kekuatan otot pasien dengan rasionalisasi megetahui sejauh
apa kerusakan otot pasien dan mengetahui sejauh apa kekuatan otot pasien.
pasien harus di mobilisasi dengan cara merubah posisi pasien setiap 2jam
(Surbargus, 2011).
dan kolaborasi dengan fisioterapis pemberian latihan ROM aktif dan pasif
pergerakkan sendi secara normal dan lengkap untuk meningkatkan massa otot
dan tonus otot. Melakukan mobilisasi persendian dengan latihan ROM dapat
rutin dan kontinyu. Memberikan latihan ROM secara dini dapat meningkatkan
banyak motor unit yang terlibat maka akan terjadi peningkatan kekuatan
otot, kerugian pasien hemiparese bila tidak segera ditangani maka akan
Ada cara lain untuk terapi pada pasien stroke dengan cara meletakkan
tangan pada posisi menggeggam berfungsi dengan jari-jari sedikit fleksi dan
ibu jari dalam posisi adduksi. Gunakan pegangan dalam bentuk roll. Benda
spherical grip karena paling mudah dan praktis digunakan yaitu dengan
memberikan benda berbentuk bulat (bola tennis), lakukan koreksi pada jari-jari
D. Implementasi Keperawatan
oleh perawat untuk membantu klien dari masalah status kesehatan yang
yang diangkat yaitu mengkaji kekuatan otot pasien, mengkaji dan memonitor
tekanan darah dan mengkaji keadaan umum dan tingkat kesadaran pasien,
menganjurkan keluarga untuk merubah posisi pasien setiap dua jam sekali,
aktif-asitif spherical grip untuk meningkatkan kekuatan otot atas Tn. W yang
hari dan diberikan 2 kali sehari didapatkan hasil sebagai berikut, hari pertama
pemberian ROM spherical grip dilakukan sebanyak 2 kali sehari pagi dan siang
hari kekuatan otot kiri atas sebelum dilakukan pemberian ROM spherical grip
adalah 2 setelah diberikan ROM spherical grip kekuatan otot kiri atas Tn. W
74
adalah 2. Pada hari kedua juga diberikan 2 kali sehari sebelum dilakukan ROM
spherical grip kekuatan otot kiri atas Tn. W adalah 2 dan setelah dilakukan
ROM spherical grip kekuatan otot kiri atas Tn. W adalah 2 . Pada hari ketiga
pemberian ROM spherical grip diberikan 2 kali sehari kekuatan otot kiri atas
Tn. W adalah 2 dan setelah dilakukan tindakan pemberian ROM spherical grip
pemberian ROM spherical grip penulis dapat memberikan ROM sesui prosedur
fisik dapat mengakibatkan seseorang kurang produktif. Oleh karena itu pasien
mungkin secara cepat dan tepat sehingga dapat membantu pemulihan fisik
yang lebih cepat dan optimal. Serta menghindari kelemahan otot yang dapat
terjadi apabila tidak dilakukan latihan rentang gerak setelah pasien terkena
Salah satu rehabilitasi yang dapat diberikan pada pasien stroke adalah
berlawanan dan lebih kuat untuk menggerakan setiap sendi pada ekstremiitas
normal dan lengkap untuk meningkatkan masa otot dan tonus otot. Dari sudut
dilihat sebagai tulang yang digerakkan oleh otot atau pun gaya ekternal lain
dalam ruang geraknya melalui persendian. Bila terjadi gerakan, maka seluruh
struktur yang terdapat pada persendian tersebut akan terpengaruh, yaitu: otot,
permukaan sendi, kapsul sendi, fasia, pembuluh darah dan saraf ( Potter &
perry, 2009).
76
ROM aktif asitif spherical grip. Spherical grip adalah latihan untuk
Latihan ini dilakukan melalui 3 tahap yaitu membuka tangan, menutup jari-jari
berbentuk bulat seperti bola pada telapak tangan . Teknik spherical grip karena
posisi. Dari sisi aktif efferent dari muscle spindle dan gologitendon akan
meningkat sehingga informasi akan sampai pada saraf pusat dan munculah
77
proses fasilitasi dan inhibisi, serta reduksi dari kemampuan otot dan sendi
rutin dan kontinyu. Memberikan latihan ROM secara dini dapat meningkatkan
banyak motor unit yang terlibat maka akan terjadi peningkatan kekuatan
otot, kerugian pasien hemiparese bila tidak segera ditangani maka akan
ROM sangat penting karena apabila otot diam pada sisi tertentu dalam waktu
lama kelenturannya akan hilang, otot akan kaku pada posisi tersebut sulit dan
pertama tekanan darah pasien 160/100 mmHg , hari kedua 160/90 mmHg, hari
perlu dilakukan pada pasien stroke karena kesadaran dan tekanan darah
E. Evaluasi
tindakan keperawatan dengan norma atau kriteria tujuan yang sudah dibuat
(Dermawan, 2012).
selama 3 hari didapatkan hasil aktivitas dan latihan pasien sudah tidak
tergantung orang lain dan mampu mandiri, kekuatan otot pasien mengalmi
Dari pemberian latihan ROM aktif asitif spherical grip selama 3 hari
otot ekstremitas atas kiri pasien dari 2 menjadi 3 dan dapat disimpulkan bahwa
kekuatan otot ekstremitas atas pada pasien stroke yang mengalami hemiparase
bahwa 20 responden dari penderita stroke yang dirawat inap di RSUD Tugurejo
atas pada hari ke-2 sore nilai p=0,014, selanjutnya pada hari berikutnya hari
ke-3 p=0,046, selanjutnya pada hari beriktnya hari ke-4 pagi p=0,046 dan
A. KESIMPULAN
anyelir RSUD dr. Soediran Mangun Sumarso Kabupaten Wonogiri maka dapat
ditarik kesimpulan:
1. Pengkajian
tidak terlalu jelas atau pelo, didapat hasil CT-Scan menunjukkan lacunar
infark cerebri kapsula interna kiri muscole (DD massa) sinus maxillaries
80
81
2. Diagnosa Keperawatan
gangguan neuromuscular.
3. Perencanaan
tekanan darah setiap 4 jam, kaji keadaan umum dan tingkat kesadaran,
pertahankan tirah baring pada posisi semi fowler sampai tekanan darah
kembali normal hindari fleksi dan rotasi leher, anjurkan pasien untuk bed
dan kaji kekuatan otot, anjurkan keluarga untuk merubah posisi setiap 2
4. Implementasi
dengan stroke adalah sesuai dengan intervensi yang sudah dibuat dan lebih
82
5. Evaluasi
B. SARAN
baik dan selalu berkoordinasi dengan tim kesehatan yang lain dalam
stroke.
keperawatan yang optimal pada umumnya dan khususnya bagi pasien yang
Adrian, Goldszmidt J, 2013. Stroke Esensial Edisi Kedua. Jakarta : PT. Indeks
Berman, Audrey, Snyder, Shirlee, Koizer, Barbara & Erb, Glenora. 2009. Buku
Ajar praktik keperawatan klinis koizer & erb. Alih bahasa : Eny Meila.
Jakarta : EGC.
Dinkes Jawa Tengah. 2005. Profil Kesehatan Jawa Tengah 2005. Semarang.
Irdawati, 2008. Perbedaan Pengaruh Latihan Gerak terhadap Kekuatan otot pada
pasien stroke non hemoragik hemiparase kanan dibandingkan dengan
hemiparase kiri vol.43 nomor 2. Jawa tengah : mEdia Medika Indonesia.
Irfan, Muhammad. 2010. Fisioterapi Bagi Insan Stroke. Yogyakarta : Graha Ilmu.
Meifi, Dharmady Agus, 2009. Stroke dan Depresi Pasca Stroke Vol.8 nomor 1.
Manajemen Kedokteran Daminus : Jakarta.
Miniño, A.M., Murphy, S.L. & Xu, J., 2011. National Vital Statistics Reports,
Deaths : Final Data for 2008.,59(10).
Potter & Perry. 2005. Buku Ajar Fundamental Keperawatan : Konsep, Proses dan
Praktik. Volume 1. Edisi 4. Jakarta: EGC.
Potter & Perry. 2009. Buku Ajar Fundamental Keperawatan : Konsep, Proses dan
Praktik. Jakarta: EGC
Roger, V.L., Go, A.S., Lloyd-jones, D.M., Adams, R.J., Berry, J.D., Brown,
T.M.,Carnethon, M.R., Dai, S., Simone, G.D., Ford, E.S., Fox, C.S.,
Fullerton, H.J., Gillespie, C., Greenlund, K.J., Hailpern, S.M., Heit,
J.A., Ho, P.M., Howard. 2011. Heart Disease and Stroke Statistics —
2011 Update, A Report From the American Heart Association.
Satyanegara et.al. 2010. Ilmu Bedah Syaraf Satyanegara Edisi IV. Jakarta :
Gramedia Pustaka Utama .
Smeltzer, S,C & BARE, B.G. 2002. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah
Brunner & Suddarth. Edisu 8 col 1. Alih bahasa Agung Waluyo dkk.
Jakarta : EGC.
Suratun , Heriyati, Santa Manurung , Een Raenah. 2008. Klien Gangguan Sistem
Musculusekeletal. Jakarta : EGC.
Wijaya, Andra Saferi dan Putra , Yessie Mariza. 2013. Keperawatan Medical
Bedah 2 Keperawatan Dewasa. Medical Book : Yogyakarta.