Anda di halaman 1dari 8

VOLUME 02 NOMOR 01 MARET 2014

KOMPETENSI PENGAWAS DALAM SUPERVISI AKADEMIK PADA SMP DI KOTA


SEMARANG

Eny Winaryati
Pendidikan Kimia, FMIPA, Universitas Muhammadiyah Semarang (UNIMUS)
Jl. Kedungmundu Raya No. 18 Semarang.
Email: enie.weye@gmail.com

ABSTRAK

Ada dua hal yang harus dimiliki oleh pengawas sekolah, yaitu: kualifikasi dan kompetensi. Kompetensi
yang harus dimiliki meliputi enam yaitu: kompetensi kepribadian, supervisi manajerial, supervisi
akademik, evaluasi pendidikan, penelitian dan pengembangan, dan kompetensi sosial. Tanggung jawab
pengawas sekolah adalah meningkatkan kualitas proses belajar-mengajar/bimbingan dan hasil prestasi
belajar/bimbingan siswa dalam rangka pencapaian tujuan pendidikan. Terlebih di era globalisasi ini,
tuntutan tanggung jawab seorang pengawas sekolah menjadi semakin berat. Tujuan yang ingin dicapai
dalam penelitian ini adalah: mengetahui gambaran pengawas dalam supervisi akademik pada SMP di
kota Semarang.
Hasil penelitian diperoleh beberapa temuan penilaian terhadap kompetensi pengawas sekolah
dalam supervisi akademik yaitu terkait dengan: (1) pembimbingan kepala sekolah pada tiap mata pelajara
dari rumpun mta pelajaran yang relevan; (2) berkenaan dengan tugasnya untuk membimbig guru dalam
menyusun silabus tiap mata pelajaran berdasarkan pengembangan KTSP; (3) pembimbingan dalam
melaksanakan kegiatan pembelajaran/bimbingan (di kelas,laboratorium, dan atau di lapangan) untuk tiap
mata pelajaran dalam rumpun mata pelajaran yang relevan. Berdasarkan beberapa temuan diatas, perlu
dicari solusinya, agar hubungan antara supervisor dan supervisee dapat berjalan dengan lancar tanpa ada
hambatan, melalui penilaian multirater (berdasarkan teori 360 degree feedback). Harapannya agar
pengawas sekolah mengetahui kekurangan dan adanya perbaikan di masa depan.

Kata Kunci: pengawas, supervisi, semarang


PENDAHULUAN guru menjadi panutan dan idola bagi
Berdasarkan permendiknas no. 12 tahun muridnya. Guru tidak hanya dituntut pengajaran
2007, tentang Standar Pengawas saja, tetapi juga pendidikan. Tuntutan guru yang
Sekolah/Madrasah. Ada dua hal yang harus professional dan berdedikasi menjadi suatu
dimiliki oleh pengawas sekolah, yaitu: keharusan dan kunci keberhasilan siswanya.
kualifikasi dan kompetensi. Kompetensi yang Guru memiliki posisi yang sangat penting dan
harus dimiliki meliputi enam yaitu: kompetensi menetukan. Guru merupakan garda terdepan
kepribadian, supervisi manajerial, supervisi dalam keterlaksanaan proses pemelajaran di
akademik, evaluasi pendidikan, penelitian dan sekolah. Guru merupakan orang yang paling
pengembangan, dan kompetensi sosial. bertanggung jawab atas kualitas dan
Kompetensi sebagai pengawas satuan kebermaknaan proses pemelajaran di dalam
pendidikan diatas dapat diperoleh melalui uji kelas. Guru adalah pendidikan profesional
kompetensi dan atau pendidikan dan pelatihan dengan tugas utama mendidik, mengajar,
fungsional pengawas, pada lembaga yang membimbing,mengarahkan, melatih, menilai,
ditetapkan pemerintah. dan mengevaluasi peserta didik (UU no 14
Berkenaan dengan kompetensi supervisi tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen).
akademik, seorang pengawas harus memiliki Hal diatas sejalan dengan keputusan
kemampuan untuk membina, mengarahkan, Menpan No. 118 tahun 1996 menyatakan bahwa
membimbing guru agar dapat mengelola kelas pengawas sekolah adalah pejabat fungsional
dengan professional, mendidik siswanya agar yang berkedudukan sebagai pelaksana teknis
berakhlak mulia, memiliki kreativitas dan untuk melakukan kepengawasan pendidikan
inovasi dalam proses pembelajaran, dapat terhadap sejumlah sekolah tertentu yang telah
mengkreasi pembelajaran menjadi bermakna. ditunjuk/ditetapkan. Tanggung jawab pengawas
Gurulah yang sering berhadapan dengan sekolah adalah meningkatkan kualitas proses
siswa. Menjadi hal yang sangat mungkin, jikan belajar-mengajar/bimbingan dan hasil prestasi

Jurnal Pendidikan Sains 6


Universitas Muhammadiyah Semarang
VOLUME 02 NOMOR 01 MARET 2014

belajar/bimbingan siswa dalam rangka Instrumen penilaian guru IPA terhadap


pencapaian tujuan pendidikan. Terlebih di era kompetensi pengawas sekolah. Pengukuran
globalisasi ini, tuntutan tanggung jawab seorang dengan menggunakan skala likert 1-5 (sangat
pengawas sekolah menjadi semakin berat. setuju- Sangat Tidak setuju).
Persoalan yang terkait tentang
pengawas sekolah adalah, pengawas sekolah HASIL DAN PEMBAHASAN
sering dijadikan masa tunggu untuk Penilaian kompetensi pengawas sekolah
memperpanjang masa pensiun. Hal ini sudah SMP kaitannya dalam supervisi akademik di
bukan rahasia di sunia pendidikan kita. wilayah kota Semarang, dalam penelitian ini
Kemampuan pengawas yang belum atau tidak dilakukan oleh kepala sekolah dan guru IPA.
memadai, terutama untuk mendorong guru agar Hal ini dimaksudkan bagaimana supervisee
dapat mengkreasi pembelajaran yang bermakna menerima atau menanggapi supervisi yang
dengan berbagai strategi pembelajaran, lebih dilakukannya selama ini. Penilaian ini
banyak tidak tergarap. Pembelajaran didasarkan pada dimensi-dimensi, yang dirinci
kontekstual yang menjadi keharusan dewasa ini, dalam beberapa indikator.
menjadi tanggung jawab yang harus dipikirkan 1. Memahami konsep, prinsip, teori dasar,
oleh guru dengan segala keterbatasannya. karakteristik, dan kecenderungan
Terlebih dengan lemahnya monitoring, dan perkembangan tiap mata pelajaran dalam
evaluasi yang dilakukan oleh pengawas, maka rumpun mata pelajaran yang relevan di
unsur pembinaan dan motivasi pada guru sekolah menengah yang sejenis.
menjadi rendah. Hal ini diperkuat dengan 2. Memahami konsep, prinsip, teori/teknologi,
banyaknya sekolah yang menjadi tanggung karakteristik dan kecenderungan
jawabnya, sehingga pengawas sekolah kurang perkembangan proses
mengetahui secara nyata situasi pembelajaran di pembelajaran/bimbingan tiap mata
kelas. Sementara itu pengawas BP dan pelajaran dalam rumpun mata pelajaran yang
pengawas mata pelajaran/rumpun mata relevan di sekolah menengah yang sejenis.
pelajaran belum dapat dilaksanakan secara 3. Membimbing guru dalam menyusun silabus
merata pada hampir setiap sekolah. Realisasi tiap mata pelajaran dalam rumpun mata
pengawas mata pelajaran serumpun pelajaran yang relevan di sekolah menengah
membutuhkan jumlah pengawas yang lebih yang sejenis berlandaskan standar isi, standar
banyak. Pelaksanaannya diserahkan oleh kompetensi dan kompetensi dasar, dan
masing-masing daerah. Sudah barang tentu prinsip-prinsip pengembangan KTSP.
tergantung kebijakan kepala daerah setempat. 4. Membimbing guru dalam memilih dan
Rumusan masalahnya adalah bagaimana menggunakan strategi/metode/teknik
gambaran kompetensi pengawas dalam pembelajaran/bimbingan yang dapat
supervisi akademik pada SMP di kota mengembangkan berbagai potensi siswa
Semarang?. Tujuan yang ingin dicapai dalam melalui mata-mata pelajaran dalam rumpun
penelitian ini adalah: mengetahui gambaran mata pelajaran yang relevan di sekolah
kompetensi pengawas dalam supervisi akademik menengah yang sejenis.
pada SMP di kota Semarang. 5. Membimbing guru dalam menyusun rencana
pelaksanaan pembelajaran (RPP) untuk tiap
METODE PENELITIAN mata pelajaran dalam rumpun mata pelajaran
yang relevan di sekolah menengah yang
Jenis penelitian ini termasuk jenis penelitian sejenis.
kuantittaif dalam bidang pendidikan. Penelitian 6. Membimbing guru dalam melaksanakan
dilakukan di wilayah kota Semarang. Subyek kegiatan pembelajaran/bimbingan (di
penelitian adalah SMP di Kota Semarang, yang kelas,laboratorium, dan atau di lapangan)
terdiri dari : 1) Kepala Sekolah SMP di Kota untuk tiap mata pela-jaran dalam rumpun
Semarang; 2) Guru IPA SMP di Kota Semarang. mata pelajaran yang relevan di seko-lah
Dalam rangka mengumpulkan data, menengah yang sejenis.
dilakukan pengukuran dengan menggunakan 7. Membimbing guru dalam mengelola,
Instrumen atau alat ukur. Instrumen/alat ukur merawat, mengembangkan dan
variabel penelitian ini adalah nontes, meliputi: menggunakan media pendidikan dan fasilitas
a) Instrumen penilaian oleh kepala sekolah pembelajaran/bimbingan tiap mata pelajaran
terhadap kompetensi pengawas sekolah; b)

Jurnal Pendidikan Sains 7


Universitas Muhammadiyah Semarang
VOLUME 02 NOMOR 01 MARET 2014

dalam rumpun mata pelajaran yang relevandi kerja; 2) dapat meningkatkan kemampuan
sekolah menengah yang sejenis. bidang pengawasan, melalui eksplorasi
8. Memotivasi guru untuk memanfaatkan kebutuhan daripada dukungan kebutuhan; 3)
teknologi informasi dalam dapat meningkatkan pemahaman tentang
pembelajaran/bimbingan tiap mata pelajaran bagaimana proses pembelajaran itu dilakukan,
dalam rumpun mata pelajaan yang relevan di agar tidak terhambat oleh masalah relasional; 4)
sekolah menengah yang sejenis. dapat meningkatkan keterampilan mediasi
problem pengawasan di lapangan; 5) dapat
Pembahasan dalam penelitian ini dibagi dua: 1) memperkuat peran awal pada kantor bidang
penilaian dari kepala sekolah; 2) penilaian dari pendidikan melalui pendalaman pemahaman
guru IPA SMP. Pembahasan didasarkan dari tentang masalah relasional yang serius pada
totalitas nilai pada tiap dimensi. Harapannya clien.
akan diperoleh gambaran dari tiap dimensi Attachment Theory dapat meningkatkan sebuah
tentang kompetensi pengawas sekolah dalam pemahaman tentang hubungan pengawasan,
supervisi akademik. Berdasarkan dimensi diatas melalui model internalisasi kedekatan
ada beberapa kalimat kunci berkenaan dengan kepengawasan yang dipengaruhi oleh
kompetensi kepala sekolah yakni: 1) gaya relasional mereka. Harapannya adalah
Membimbing berkenaan dengan perkembangan terjalinnya hubungan yang aman, akan
tiap mata pelajaran; 2) Melakukan ditemukan lingkungan yang aman untuk
pembimbingan tiap mata pelajaran; 3) belajar, memfasilitasi mereka untuk
Membimbing guru dalam menyusun silabus tiap mengeksplorasi dan pertumbuhan
mata pelajaran berdasarkan prinsip KTSP; 4) profesionalnya. (Susanne Bennett, Loretta
Membimbing dalam penggunaan strategi Vitale Saks, 2006).
pembelajaran; 5) membimbing menyusun RPP;
5) Membimbing guru dalam melaksanakan a. Penilaian Kepala Sekolah terhadap
kegiatan pembelajaran; 6) Membimbing guru Pengawas Sekolah tentang Supervisi.
dalam pemanfaatan media pembelajaran;7) Responden dalam penelitian ini adalah
Memotivasi guru dalam pemanfaatan TI. guru, dan kepala sekolah. Total sampel adalah
Pengawas dapat memperkaya 41 SMP, 14 SMP Negeri, dan 27 SMP
kemampuannya di lapangan untuk swasta. Jika didasarkan dari jumlah sekolah
melaksanakan fungsi pengawasan, seperti yang ada, seharusnya perbandingannya adalah 1
mengajar, administrasi, dan fungsi dukungan SMP Negeri : 3 SMP Swasta. Namun dalam
emosional. Pengawas diperlukan adalah untuk penelitian ini perbandingan yang digunakan
menyediakan bimbingan. Fungsi dukungan adalah 1 SMP Negeri : 2 SMP Swasta. Hal ini
emosional dari pengawas diperlukan, terutama didasarkan dengan alasan, karena banyak SMP
ketika yang di-supervisee sedang mengalami swasta yang memiliki jumlah murid sangat
problem lingkungan dalam dirinya, dan sedikit, sehingga kualifaksinya kurang
hubungan diantara mereka. Bila pengawasan memenuhi. Ada beberapa sekolah SMP yang
dapat member dukungan rasa aman, mereka bisa dikatakan ―mati segan hidup tak mau‖.
menjadi tidak ragu. Ketidakamanan, Responden dipilih dari masing-masing sub
kekhawatiran tentang kesalahan, rayon sebanyak lima sekolah. Responden
atau kecemasan yang dialami menjadi hilang. menilai koompetensi kepala sekolah terkait
Pengawas harus menggunakan kesempatan, dengan kapasitasnya sebagai supervisi akademik
terutama untuk mendengarkan, memberikan yang dilakukannya. Hasil penilaian tertera pada
perspektif dan klarifikasi teori dan praktek. tabel ddan gambar beikut ini.
Attachment Theory, menjelaskan bahwa Tabel 2. Rata-rata penilaian kepala sekolah
dalam hubungan sosial, pengawasan perilaku tentang supervisi pengawas sekolah
manusia dipengaruhi banyak faktor sebelumnya.
Perhatian terhadap perilaku, mengarah pada Nomor Dimensi Jmh Nilai rata-
pola kedekatan/hubungan sehingga dapat Indikator rata
menawarkan lensa baru untuk pengawasan dan 1 1 3 indikator 4,34
dapat memenuhi tujuan sebagai berikut: 1) dapat 2 2 2 indikator 4,02
memberikan lensa untuk mengenali dan menilai 3 3 2 indikator 3,98
kebaikan antara yang di supervisee dengan 4 4 3 indikator 4,15
supervisor dalam hal pola relasional dan aliansi- 5 5 1 indikator 4,07

Jurnal Pendidikan Sains 8


Universitas Muhammadiyah Semarang
VOLUME 02 NOMOR 01 MARET 2014

6 6 2 indikator 3,89 memerlukan langsung keterlibatan dengan


7 7 3 indikator 4,08 fenomena dan banyak diskusi tentang
8 8 2 indikator 4,38 bagaimana menafsirkan pengamatan. Baik
Skor total 32,91 NSTA dan the National Research Council’
Rata-rata nilai 4,11 (NRC) percaya bahwa laboratorium yang
berkualitas adalah yang menyediakan bagi
siswanya pengalaman dengan kesempatan untuk
berinteraksi langsung dengan fenomena alam
dan dengan data yang dikumpulkan oleh orang
Penilaian Kepala Sekolah terhadap lain. Sesuai dengan tahapan perkembangan
Supervisi Pengawas Sekolah laboratorium pengalaman yang
mengintegrasikan laboratorium, kuliah, diskusi,
4,40 dan membaca tentang ilmu pengetahuan sangat
4,20 penting bagi siswa dari segala usia dan tingkat
4,00
kemampuannya (Froschauer, 2007, hal 2).
Series1 Jika pembimbingan dari pengawas
3,80 kepada guru masih ditemukan adanya masalah,
3,60 hal ini dapat menurunkan kualitas guru dalam
1 2 3 4 5 6 7 8 pembelajaran. Harapannya adalah hubungan
antara pengawas dan yang diawasi terjalin
Gambar 1. Grafik Rata-rata penilaian kepala dalam suasana yang menyenangkan, sehingga
sekolah tentang supervisi yang dapat berdampak pada keberhasilan belajar
dilakukan oleh pengawas sekolah siswa. Linda S Moore, Alan J Dettlaff & Tracy
J Dietz (2004), menyampaikan dalam
Penilaian terendah pada dimensi 2,3, dan 6. Item penelitiannya bahwa pembelajaran tidak akan
nomor 2 tentang kompetensi pengawas sekolah terjadi jika ada factor yang menghambat
dalam melakukan pembimbingan pada tiap mata hubungan pengawasan. Sementara pertumbuhan
pelajaran dari rumpun mata pelajaran yang literatur terfokus pada pentingnya pengawasan
relevan. Item nomor 3 tentang kompetensi perilaku dan keterampilan dalam pengawasan
pengawas sekolah berkenaan dengan tugasnya lapangan. Penelitian menunjukkan bahwa
untuk membimbing guru dalam menyusun kualitas hubungan antara supervisor dan
silabus tiap mata pelajaran berdasarkan supervisee merupakan faktor utama dalam hal
pengembangan KTSP. Item nomor 6 tentang keberhasilan di lapangan.
komptensi pengawas untuk melakukan Hubungan positif di atas
pembimbingan dalam melaksanakan kegiatan memiliki pengaruh kuat terhadap kinerja
pembelajaran/bimbingan (di kelas,laboratorium, daripada kemampuan. Menggunakan Myers-
dan atau di lapangan) untuk tiap mata pelajaran Briggs Type Indicator (MBTI) untuk memeriksa
dalam rumpun mata pelajaran yang relevan. hubungan antara tipe kepribadian dan beberapa
Nilai paling rendah terdapat pada item variable. Handley (1982) menemukan korelasi
nomor 6. Padahal kegiatan ini sangat penting yang signifikan antara supervisor pelatihan dan
untuk mengarahkan dan membimbing guru kepuasan peserta latihan dalam pengawasan.
dalam pembelajaran. Terlebih dalam Hasil studi ini menunjukkan bahwa mengenali
pembelajaran IPA guru dintuntut untuk perbedaan di awal proses pengawasan dapat
mendayagunakan fungsi laboratorium sebagai meningkatkan kepuasan dan menghindari
bagian central kegiatan pembelajaran. Karena potensi masalah dalam hubungan pengawasan.
dari laboratoriumlah para ilmuan bekerja untuk Literatur menunjukkan bahwa siswa yang
mendapatan temuan-temuan. memiliki pengalaman lapangan positif
Pengalaman laboratorium harus menjadi lebih memungkinkan untuk mencapai tujuan
bagian integral dari pembelajaran sains. The belajar mereka dengan layanan yang efektif.
American Chemical Society ( ACS) Kepuasan pengalaman lapangan lebih
merekomendasikan bahwa sekitar 30% waktu memungkinkan meningkatkan pembelajaran,
instruksional harus dikhususkan untuk pekerjaan meningkatkan motivasi, dan meningkatkan
laboratorium. The American Association for the keterlibatan siswa dalam pengalaman lapangan.
Advancement of Science (AAAS) menyatakan
"Belajar ilmu pengetahuan secara efektif

Jurnal Pendidikan Sains 9


Universitas Muhammadiyah Semarang
VOLUME 02 NOMOR 01 MARET 2014

b. Penilaian Guru terhadap Pengawas


Penilaian Guru terhadap Supervisi
Sekolah tentang Supervisi
Pengawas Sekolah
Marion Bogo; Judith Globemian;
Tamara Sussman, (2004) menyampaikan bahwa
4,5
supervisi kelompok dalam pekerjaan sosial dan 4
konseling memberikan penegasan pentingnya 3,5 Series1
mengembangkan dan mempertahankan iklim 3
kelompok yang produktif dan proses di mana 1 2 3 4 5 6 7 8
siswa menampilan jati diri mereka sehingga
saling melengkapi dan interaktif dalam
mengejar tujuan belajar. Di bidang pendidikan Gambar 2. Grafik Rata-rata penilaian guru
medis kelompok belajar berbasis masalah tentang supervisi yang dilakukan
semakin digunakan, belajar melalui dinamika oleh pengawas sekolah
kelompok pada siswa baru-baru ini Dari gambar diatas terlihat bahwa penilaian
memperoleh perhatian. Studi yang secara terendah pada dimensi 2 dan 6. Item nomor 2
khusus menangani persepsi mahasiswa dalam tentang kompetensi pengawas sekolah dalam
kelompok ditemukan bahwa nilai siswa melakukan pembimbingan pada tiap mata
kelompok belajar dan memiliki tujuan yang pelajara dari rumpun mata pelajaran yang
jelas, komunikasi antara siswa terbuka, dan relevan. Item nomor 6 tentang komptensi
fasilitator yang fleksibel untuk melakukan pengawas untuk melakukan pembimbingan
umpan balik pada kelompok. dalam melaksanakan kegiatan
Hasil temuan di atas bila di aplikasikan pembelajaran/bimbingan (di kelas,laboratorium,
pada peran pengawas dalam supervisi dan atau di lapangan) untuk tiap mata pelajaran
pembelajaran menjadi sangat penting. dalam rumpun mata pelajaran yang relevan. Ke-
Bagaimana agar tercipta iklim kelompok yang 2 item ini skornya sanagat mencolok bila
kondusif bagi guru untuk mengembangkan dibandingkan dengan item yang lainnya. Bila
potensinya. Penilaian guru IPA SMP di kota proses pembimbingan dari pengawas sekolah
Semarang tentang kompetensi pengawas kepada guru masih dirasa ada hambatan, maka
sekolah diperlihatkan pada tabel dan gambar ini akan berpengaruh terhadapkualitas
berikut ini. pembelajaran dan akan berdampak lebih lanjut
pada kualitas belajar siswanya.
Tabel 2. Rata-rata penilaian kepala sekolah Konsep pembelajaran dewasa ini adalah
tentang supervisi yang dilakukan CBSA (cara Belajar Siswa Aktif) sehingga
oleh pengawas sekolah konsep belajar yang dapat mendorong siswa
berprikir kritis menjadi bagian yang tidak boleh
Nomor Dimensi Jmh Nilai ditinggalkan. Todd Campbell, Chad Bohn
Indikator rata-rata (2008) menyampaiakn tentang empat prinsip
1 1 3 indikator 4,04 yang mendukung lingkungan belajar yang
2 2 2 indikator 3,73 efektif. Keempat prinsip tersebut adalah:
3 3 2 indikator 4,1 1) Pembelajaran berpusat pada siswa,
4 4 3 indikator 4,15 seberapa pengetahuan awal siswa
5 5 1 indikator 4,02 sebelum siswa masuk kels.
6 6 2 indikator 3,76 2) Pengetahuan berpusat lingkungan:
7 7 3 indikator 4,1 lingkungan yang membantu siswa
8 8 2 indikator 4,32 belajar dengan pemahaman melalui
Skor total 32,22 terlibat dengan ide-ide ilmiah dalam
Rata-rata nilai 4,0275 menelaah suatu ilmu.
3) Penilaian untuk mendukung
pembelajaran: penilaian yang digunakan
untuk mendukung pembelajaran
melalui umpan balik melalui penilaian
formatif.
4) Berpusat lingkungan
masyarakat: lingkungan yang ditandai
oleh kesempatan dan motivasi untuk

Jurnal Pendidikan Sains 10


Universitas Muhammadiyah Semarang
VOLUME 02 NOMOR 01 MARET 2014

berinteraksi dan mendengar rekan- menerima itu. Sebuah diskusi tentang


rekan. Dalam penelitian ini ketika pendekatan multirater untuk pengukuran kinerja
mempertimbangkan pembelajar disajikan.
berpusat lingkungan, Desain Pelajaran
dan Implementasi sehingga ada KESIMPULAN DAN SARAN
keuntungan dimasa depan. Ejauh mana
siswa terlibat untuk 1. Kesimpulan.
mengkomunikasikan ide-ide mereka a. Berkenaan dengan jumlah variabel dan
kepada orang lain. indikator:
1) Memahami konsep, prinsip, teori
Hubungan supervisor dan supervisee sangat dasar, karakteristik, dan
berperan dalam keberhasilan pembelajaran. kecenderungan perkembangan tiap
Kekurang efektifnya hubungan ini akan mata pelajaran dalam rumpun mata
berpengaruh pada kualitas pendidikan kita. pelajaran yang relevan di SMP (3
Linda S Moore; Alan J Dettlaff; Tracy J Dietz indikator).
(2004) menyampaikan dalam penelitian bahwa 2) Memahami konsep, prinsip,
kualitas hubungan antara instruktur lapangan teori/teknologi, karakteristik dan
dan mahasiswa merupakan faktor utama kecenderungan perkembangan proses
dalam hal keberhasilan siswa di lapangan. Lazar pembelajaran/bimbingan tiap mata
dan Mosek (1993) menemukan bahwa pelajaran dalam rumpun mata
hubungan positif antara instruktur lapangan dan pelajaran yang relevan di SMP (2
mahasiswa memiliki pengaruh kuat pada indikator).
peringkat instruktur lapangan tersebut terhadap 3) Membimbing guru dalam menyusun
kinerja siswa daripada kemampuan siswa. Studi silabus tiap mata pelajaran dalam
tambahan menunjukkan bahwa gaya rumpun mata pelajaran yang relevan di
pengawasan dan karakteristik memiliki efek sekolah menengah yang sejenis
signifikan pada siswa evaluasi pengalaman berlandaskan standar isi, standar
secara keseluruhan. kompetensi dan kompetensi dasar, dan
Berkenaan dengan masih adanya prinsip-prinsip pengembangan KTSP
persoalan tentang kompetensi pengawas dalam (2 indikator).
pembimbingan dalam mata pelajaran dan 4) Membimbing guru dalam memilih dan
pembimbingan di aboratorium, lapangan menggunakan strategi/metode/teknik
maupun kelas, maka adanya solusi untuk pembelajaran/bimbingan yang dapat
mengatasinya. Misalnya perlu adanya mengembangkan berbagai potensi
perubahan/revormasi tentang teknik dan strategi siswa melalui mata-mata pelajaran
pendekatan pengawasan. Church, Allan H; dalam rumpun mata pelajaran yang
Waclawski, Janine ( 1998), menyampaikan hasil relevan di SMP (3 indikator)..
penelitiannya bahwa pengukuran kinerja telah 5) Membimbing guru dalam menyusun
menjadi alat utama untuk mengukur aktivitas rencana pelaksanaan pembelajaran
kerja dan mendokumentasikan perubahan (RPP) untuk tiap mata pelajaran dalam
perilaku untuk peningkatan kualitas total, rumpun mata pelajaran yang relevan di
pembelajaran organisasi, rekayasa ulang proses SMP (1 indikator)..
bisnis dan perampingan. Penilaian standar 6) Membimbing guru dalam
proses kinerja sebagai tolok ukur manajerial melaksanakan kegiatan
tradisional perlu dilakukan perubahan. Taylor pembelajaran/bimbingan (di
menyampaikan gagasan pengukuran - terutama kelas,laboratorium, dan atau di
dari berbagai sumber dan perspektif - telah lapangan) untuk tiap mata pela-jaran
menjadi salah satu tanda-tanda vital organisasi dalam rumpun mata pelajaran yang
modern dalam hal penilaian kinerja. Sebagian relevan di SMP (2 indikator).
besar penekanan mengenai metode penilaian 7) Membimbing guru dalam mengelola,
multirater didasarkan pada keyakinan sederhana merawat, mengembangkan dan
dan perubahan lama organisasi, pelatihan dan menggunakan media pendidikan dan
pengembangan, dan profesional manajemen fasilitas pembelajaran/bimbingan tiap
sumber daya manusia bahwa umpan balik mata pelajaran dalam rumpun mata
ditingkatkan kesadaran diri dari individu yang

Jurnal Pendidikan Sains 11


Universitas Muhammadiyah Semarang
VOLUME 02 NOMOR 01 MARET 2014

pelajaran yang relevan di SMP (3 pelajaran dalam rumpun


indikator). mata pelajaran yang relevan
8) Memotivasi guru untuk memanfaatkan 2. Saran
teknologi informasi dalam Dari beberapa temuan diatas, perlu dicari
pembelajaran/bimbingan tiap mata solusinya, agar hubungan antara supervisor
pelajaran dalam rumpun mata pelajaan dan supervisee dapat berjalan dengan
yang relevan di sekolah menengah lancar tanpa ada hambatan, melalui
yang sejenis (2 indikator). penilaian multirater (berdasarkan teori 360
b. Nilai terendah dari penilaian terhadap degree feedback). Harapannya agar
kompetensi pengawas sekolah dalam pengawas sekolah mengetahui kekurangan
supervisi akademik diperoleh temuan- dan adanya perbaikan di masa depan.
temuan sebagai berikut:

1) Penilaian dari kepala sekolah DAFTAR PUSTAKA


terhadap pengawas sekolah pada:
 Dimensi nomor 2 berisi Bafadal, (1992). Supervisi Pengajaran. Jakarta:
tentang kompetensi Bumi Aksara
pengawas sekolah dalam Church, Allan H; Waclawski, Janine ( 1998)
melakukan pembimbingan Making multirater feedback systems
pada tiap mata pelajara dari work. Quality Progress31. 4 (Apr 1998)
rumpun mta pelajaran yang 81-89.
relevan. Depdiknas. (2001). Manajemen peningkatan
 Dimensi nomor 3, tentang mutu berbasis sekolah (Buku
kompetensi pengawas 1).Jakarta: Depdiknas.
sekolah berkenaan dengan -------------. (2002). Kurikulum berbasis
tugasnya untuk membimbig kompetensi, kebijakan umum,
guru dalam menyusun pendidikan dasar dan menengah.
silabus tiap mata pelajaran Jakarta: Puskur Balitbangdiknas.
berdasarkan pengembangan -------------.(2003). Undang-undang Nomor 20,
KTSP. Tahun 2003, tentang Sistem
 Dimensi nomor 6 berisi Pendidikan Nasional.
tentang komptensi pengawas -------------.(2005). Peraturan Pemerintah
untuk melakukan Republik Indonesia No. 19, Tahun
pembimbingan dalam 2005, tentang Standar Nasional
melaksanakan kegiatan Pendidikan.
pembelajaran/bimbingan (di -------------.(2007). Peraturan Pemerintah
kelas,laboratorium, dan atau Republik Indonesia No. 13 , Tahun
di lapangan) untuk tiap mata 2007, tentang Standar Pengawas
pelajaran dalam rumpun Sekolah/Madrasah.
mata pelajaran yang relevan -------------.(2007). Peraturan Pemerintah
2) Penilaian dari guru IPA terhadap Republik Indonesia No. 12, Tahun
pengawas sekolah pada: 2007, tentang Standar Kepala
 Dimensi 2 berisi: kompetensi Sekolah/Madrasah.
pengawas sekolah dalam -------------.(2007). Peraturan Pemerintah
melakukan pembimbingan Republik Indonesia No. 16, Tahun
tiap mata pelajara dari 2007, tentang Standar Kualifikasi
rumpun mapel yang relevan. Akademik dan Kompetensi Guru.
 Dimensi nomor 6 berisi Ekosusilo, Madyo. (1998). Supervisi
tentang komptensi pengawas pengajaran dalam latar budaya jawa.
untuk melakukan Sukoharjo: Univet Bantara Press.
pembimbingan dalam Froschauer, L (2007). Testimony. Retrieved
melaksanakan kegiatan April 27, 2007, Web site:
pembelajaran/bimbingan (di http://democrats.science.house.gov/
kelas,laboratorium, dan atau Media/File/Commdocs/hearings/2007/
di lapangan) untuk tiap mata

Jurnal Pendidikan Sains 12


Universitas Muhammadiyah Semarang
VOLUME 02 NOMOR 01 MARET 2014

research/08mar/froschauer_testimony. Sugiyono. (2008). Metode Penelitian Kuantitatif


Pdf Kualitatif dan R & D. Bandung:
Glatthorn, Allan A.(1990). Supervisory Alfabeta
Leadeship: Introduction to Susanne Bennett; Loretta Vitale Saks (2006). A
Instructional Supervision. USA: CONCEPTUAL APPLICATION OF
HarperCollins Publishers. ATTACHMENT THEORY AND
Glickman, Carl. D. (1981). Developmental RESEARCH TO T. Journal ofSocial
Supervision: Alternative Practice for Work Education: 42, 3; ProQuest
Helping Teacherss Improve Sociology pg. 669
Instruction. Alexandria: ASCD
Kimball Wills, John T Lovell (1975).
Supervision For Better Schools. New
Jersey: Prentice-Hall.

Lazar,A., & Mosek, A. (1993). The influence of


the field instructor-student relationship
on evaluations of studends practice. The
cllinical supervisor, 11(1),111-120.
Marion Bogo; Judith Globemian; Tamara
Sussman, 2004. SPECIAL SECTION:
FIELD EDUCÆfl0N IN SOCIAL
WORK THE FIELD INSTRUCTOR AS
GROUP WORKER: MANAGING
TRUST AND COMPETITION IN
GROUP SUPERVISION. Journal
ofSocial Work Education: Winter; 40,
1; ProQuest Sociology pg. 13
Mardapi, Djemari. (2008). Teknik Penyusunan
Instrumen Tes dan Non Tes.
Jogjakarta: Mitra Cendekia
Mike Savoie, 2010. A Guidebook for Peer
Evaluation. College of the Arts.
Valdosta State University
Oliva, Peter. F. (1984). Supervison for Today’s
School. 2nd Edition. New York:
Longman.

Pidarta, Made. (2009). Supervisi Pendidikan


Kontekstual. Jakarta. Rineka Cipta.
Sergiovanni, T.J. Ed. (1982). Supervision of
Teaching. Alexandria: ASCD
Sahertian, Piet A. (2000). Konsep-Konsep dan
Teknik Supervisi Pendidikan Dalam
Rangka Pengembangan Sumber Daya
Manusia. Jakarta: Rineka Cipta.

Jurnal Pendidikan Sains 13


Universitas Muhammadiyah Semarang

Anda mungkin juga menyukai