Laporan Pewarnaan Kapsula Bakteri
Laporan Pewarnaan Kapsula Bakteri
LAPORAN PRAKTIKUM
Disusun oleh:
Offering G/Kelompok 6 :
Livia Nur Cholifah 160342606203
Miftahul Mufinadiroh 160342606244
M. Abdul Hafidh 160342606252
Muly Pramesti 160342606221
Sinta Dwi Wulansari 160342606221
VII. Pembahasan
Kegiatan praktikum dilakukan dengan mewanai kapsula pada bakteri
secara langsung mengunakan larutan kristal violet 0,5 % dan larutan CuSO4,
5H2O 20%. Jika hasil positif akan menunjukkan warna memunculkan warna
ungu dengan bayangan kapsula biru disekeliling sel vegetatif bakteri (Hastuti,
2012). Pewarnaan menggunakan kristal violet ini karena mempunyai
kromatophore pembawa warna bermuatan positif sebagai kation dan sebagai
anionnya merupakan muatan negatif disekeliling bakteri. akibat gaya tarik
menarik kedua ion inilah yang menyebabkan bakteri berwarna ungu. Efek
bayangan biru muda pada sekeliling bakteri disebabkan karena bakteri telah
menyerap larutan CuSO4, 5H2O.
Menurut Hadioetomo (1993), kapsul atau lapisan lendir bagi bakteri
merupakan pelindung, cadangan makanan, dan pada bakteri penyebab penyakit
menambah kemampuan bakteri tersebut untuk menginfeksi. Jika bakteri
kehilangan kapsulnya maka bakteri dapat kehilangan sifat virulensinya.
Berdasarkan data, Koloni I merupakan bakteri yang berkapsul melalui
pewarnaan langsung. Hal ini ditandai dengan bayangan warna biru muda pada
sekeliling bakteri dan pada sel vegetatif setelah perwarnaan berwarna ungu.
Koloni II juga merupakan bakteri yang berkapsul melalui pewarnaan langsung.
Hal ini ditandai dengan bayangan warna biru muda pada sekeliling bakteri dan
pada sel vegetatif setelah perwarnaan berwarna ungu.
Efek bayangan biru muda ini tak lain adalah kapsula. Kasula lendir ini
tidak berwarna, sehingga perlu dilakukan pewarnaan khusus agar dapat diamati
dibawah mikroskop (Hastuti, 2012). Kapsula merupakan lapisan lendir yang
cukup tebal yang menyelubungi dinding seluruhnya (Dwidjoseputro, 1978).
Lendir ini tidak mudah menyerap zat warna, hanya dengan pewarnaan khusus
lapisan lendir dapat terlihat.
Berdasarkan pembahasan tersebut, koloni bakteri I dan II merupakan
bakteri virulen. Pada beberapa jenis bakteri, adanya kapsula ini menunjukkan
sifat virulen (Hastuti, 2012). Sifat virulen ini timbul karena fungsi kapsula
sebagai antifagosit. Kapsula melindungi bakteri dari fagosit oleh sel-sel
imunitas seperti leukosit, limfosit, dan sel mast (Volk dan Wheeler, 1988).
Apabila bakteri tidak bisa difagosit oleh sel-sel imunitas maka bakteri akan
berisfat virulen dan memiliki kemampuan menyebabkan penyakit.
VIII. Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan dapat dibuat kesimpulan bahwa :
1. Koloni I dan II keduannya memiliki kapsula. Hal tersebut ditunjukkan
dengan adanya bayangan berwarna biru muda yang mengelilingi sel
bakteri.
2. Adanya kapsula pada kedua koloni mengindikasikan bahwa bakteri bersifat
virulen dan memiliki kemampuan menyebabkan penyakit.
IX. Diskusi
1. Apakah fungsi kapsula bagi bakteri?
Jawaban : ada beberapa fungsi dari kapsula bakteri diantarannya adalah :
a) Sebagai pelindung bakteri dari penelanan oleh sel fagosit inang.
Misalnya pada bakteri parasit Streptococcus pneumonia bakteri
penyebab penyakit pneumonia.
b) Sebagai cadangan makanan bagi bakteri di lingkungan yang kurang
nutrisi dengan mengubah kapsula menjadi bahan makanan.
c) Melindungi bakteri dari lingkungan yang kurang menguntungkan,
kurang air, medium kurang baik, keracunan zat sekresi, dan suhu yang
terlalu panas atau terlalu dingin.
d) Dapat melindungi bakteri dari kekeringan, karena bakteri
membutuhkan air untuk melangsungkan pertumbuhan dan
metaboliknya. Pengurangan kadar air dari protoplasma menyebabkan
kegiatan metabolisme terhenti, misalnya pada pembekuan atau
pengeringan.
X. Daftar Rujukan
Dwidjoseputro, D. 1978. Dasar-dasar Mikrobiologi. Jakarta: PT Djambatan.
Hastuti, Sri Utami. 2012. Petunjuk Praktikum Mikrobiologi. Malang: UM.
Hadioetomo, Ratna, S. 1993. Mikrobiologi Dasar dan Praktik. Jakarta: PT
Gramedia.
Volk, Wheeler. 1988. Mikrobiologi Dasar Edisi 5 Jilid 1. Jakarta: Erlangga.