Anda di halaman 1dari 5

PEWARNAAN KAPSULA BAKTERI

LAPORAN PRAKTIKUM

Disusun untuk memenuhi tugas matakuliah Mikrobiologi


yang dibimbing oleh ibu Prof. Dr. Dra. Utami Sri Hastuti, M. Pd.

Disusun oleh:
Offering G/Kelompok 6 :
Livia Nur Cholifah 160342606203
Miftahul Mufinadiroh 160342606244
M. Abdul Hafidh 160342606252
Muly Pramesti 160342606221
Sinta Dwi Wulansari 160342606221

UNIVERSITAS NEGERI MALANG


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
JURUSAN BIOLOGI
Februari 2018
I. Topik
Pewarnaan Kapsula Bakteri
a. Waktu Pelaksanaan Praktikum
Hari/Tanggal : Rabu, 14 Februari 2018
Pukul : 13.10 s/d 15.45 WIB (jam ke 7-9)
Tempat : Laboratorium Mikrobiologi Lantai III gedung 05. 305
Jurusan Biologi Fakultas Ilmu Pengetahuan Alam
Universitas Negeri Malang
b. Tujuan
Praktikum ini bertujuan untuk :
1. Untuk memperoleh keterampilan melakukan pewarnaan kapsula
bakteri.
2. Untuk mengetahui ada atau tidak adanya kapsula bakteri.

II. Dasar Teori

III. Alat dan Bahan


Alat : Bahan :
1. Mikroskop 1. Biakan campuran/ biakan murni
2. Kaca Benda bakteri
3. Lampu spiritus 2. Aquades steril
4. Mangkuk pewarna 3. Larutan kristal violet 0,5 %
5. Kawat penyangga 4. Larutan CuSO4, 5H2O 20%
6. Jarum inokulasi berkolong 5. Alkohol
7. Pinset 6. Lisol
8. Korek api 7. Sabun cuci
8. Kertas penghisap
9. lap

IV. Prosedur Kerja


V. Data
Berdasarkan hasil praktikum pewarnaan kapsula yang telah dilakukan
pada sediaan (sel bakteri) diperoleh data pengamatan sebagai berikut :
No.
Jenis Pewarnaan Sel Vegetatif Warna Kapsula
Koloni
I Langsung/Positif Ungu Biru Muda
II Langsung/Positif Ungu Biru Muda

VI. Analisis Data

VII. Pembahasan
Kegiatan praktikum dilakukan dengan mewanai kapsula pada bakteri
secara langsung mengunakan larutan kristal violet 0,5 % dan larutan CuSO4,
5H2O 20%. Jika hasil positif akan menunjukkan warna memunculkan warna
ungu dengan bayangan kapsula biru disekeliling sel vegetatif bakteri (Hastuti,
2012). Pewarnaan menggunakan kristal violet ini karena mempunyai
kromatophore pembawa warna bermuatan positif sebagai kation dan sebagai
anionnya merupakan muatan negatif disekeliling bakteri. akibat gaya tarik
menarik kedua ion inilah yang menyebabkan bakteri berwarna ungu. Efek
bayangan biru muda pada sekeliling bakteri disebabkan karena bakteri telah
menyerap larutan CuSO4, 5H2O.
Menurut Hadioetomo (1993), kapsul atau lapisan lendir bagi bakteri
merupakan pelindung, cadangan makanan, dan pada bakteri penyebab penyakit
menambah kemampuan bakteri tersebut untuk menginfeksi. Jika bakteri
kehilangan kapsulnya maka bakteri dapat kehilangan sifat virulensinya.
Berdasarkan data, Koloni I merupakan bakteri yang berkapsul melalui
pewarnaan langsung. Hal ini ditandai dengan bayangan warna biru muda pada
sekeliling bakteri dan pada sel vegetatif setelah perwarnaan berwarna ungu.
Koloni II juga merupakan bakteri yang berkapsul melalui pewarnaan langsung.
Hal ini ditandai dengan bayangan warna biru muda pada sekeliling bakteri dan
pada sel vegetatif setelah perwarnaan berwarna ungu.
Efek bayangan biru muda ini tak lain adalah kapsula. Kasula lendir ini
tidak berwarna, sehingga perlu dilakukan pewarnaan khusus agar dapat diamati
dibawah mikroskop (Hastuti, 2012). Kapsula merupakan lapisan lendir yang
cukup tebal yang menyelubungi dinding seluruhnya (Dwidjoseputro, 1978).
Lendir ini tidak mudah menyerap zat warna, hanya dengan pewarnaan khusus
lapisan lendir dapat terlihat.
Berdasarkan pembahasan tersebut, koloni bakteri I dan II merupakan
bakteri virulen. Pada beberapa jenis bakteri, adanya kapsula ini menunjukkan
sifat virulen (Hastuti, 2012). Sifat virulen ini timbul karena fungsi kapsula
sebagai antifagosit. Kapsula melindungi bakteri dari fagosit oleh sel-sel
imunitas seperti leukosit, limfosit, dan sel mast (Volk dan Wheeler, 1988).
Apabila bakteri tidak bisa difagosit oleh sel-sel imunitas maka bakteri akan
berisfat virulen dan memiliki kemampuan menyebabkan penyakit.

VIII. Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan dapat dibuat kesimpulan bahwa :
1. Koloni I dan II keduannya memiliki kapsula. Hal tersebut ditunjukkan
dengan adanya bayangan berwarna biru muda yang mengelilingi sel
bakteri.
2. Adanya kapsula pada kedua koloni mengindikasikan bahwa bakteri bersifat
virulen dan memiliki kemampuan menyebabkan penyakit.

IX. Diskusi
1. Apakah fungsi kapsula bagi bakteri?
Jawaban : ada beberapa fungsi dari kapsula bakteri diantarannya adalah :
a) Sebagai pelindung bakteri dari penelanan oleh sel fagosit inang.
Misalnya pada bakteri parasit Streptococcus pneumonia bakteri
penyebab penyakit pneumonia.
b) Sebagai cadangan makanan bagi bakteri di lingkungan yang kurang
nutrisi dengan mengubah kapsula menjadi bahan makanan.
c) Melindungi bakteri dari lingkungan yang kurang menguntungkan,
kurang air, medium kurang baik, keracunan zat sekresi, dan suhu yang
terlalu panas atau terlalu dingin.
d) Dapat melindungi bakteri dari kekeringan, karena bakteri
membutuhkan air untuk melangsungkan pertumbuhan dan
metaboliknya. Pengurangan kadar air dari protoplasma menyebabkan
kegiatan metabolisme terhenti, misalnya pada pembekuan atau
pengeringan.

2. Adakah hubungan antara kapsula dan virulensi bakteri? jelaskan!


Jawaban : ada hubungan, pada bateri yang terdapat kapsula sifat virulensi
muncul ketika tubuh bakteri terancan oleh fagosit sel inang. Terbentuknya
sifat virulen menyebabkan bakteri dapat berinteraksi dengan reseptor
jaringan (imunitas) sehingga dapat berkembangbiak dengan baik pada
tubuh inang. Banyak bakteri yang kehilangan sifat virulennya dikarenakan
terhidrolisis. Kapsula pada bakteri cenderung tidak mudah menyerap
warna sehingga dapat melndungi bakteri dari zat-zat yang bersifat
meracuni. Zat warna khusus untuk mewarnai kapsula ini adalah Larutan
kristal violet 0,5 % dan Larutan CuSO4, 5H2O 20%. Sehingga akan muncul
efek bayangan biru pada kapsul bakteri dan wana ungu pada sel vegetatif
bakteri.

X. Daftar Rujukan
Dwidjoseputro, D. 1978. Dasar-dasar Mikrobiologi. Jakarta: PT Djambatan.
Hastuti, Sri Utami. 2012. Petunjuk Praktikum Mikrobiologi. Malang: UM.
Hadioetomo, Ratna, S. 1993. Mikrobiologi Dasar dan Praktik. Jakarta: PT
Gramedia.
Volk, Wheeler. 1988. Mikrobiologi Dasar Edisi 5 Jilid 1. Jakarta: Erlangga.

Anda mungkin juga menyukai