Anda di halaman 1dari 16

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Bumi adalah sebuah planet yang luar biasa. Semua unsur yang dimiliki
planet Bumi dibutuhkan oleh manusia dan makhluk hidup lainnya. Beberapa
unsur yang ada di Bumi dan sangat dibutuhkan bagi manusia dan makhluk
hidup lainnya antara lain air, tanah, udara, dan lain sebagainya. Semua ini
menjadi satu kesatuan yang sangat baik hingga makhluk hidup dapat terus
hidup di Bumi ini.

Bumi sebagai tempat tinggal manusia dan makhluk hidup lainnya


ternyata terdiri atas berlapis- lapis. Bumi mempunyai berbagai macam lapisan
penyusun Bumi itu sendiri. Lapisan Bumi ini terdiri atas berbagai unsur.
Salah satu unsur yang membentuk lapisan atau menyusun lapisan Bumi
adalah bebatuan. Batuan merupakan kumpulan dari satu atau lebih mineral.
Bebatuan penyusun Bumi ini ada berbagai macam, berdasarkan proses
terjadinya dapat dibagi menjadi tiga bagian, yaitu: Batuan beku (Igneous
Rocks), Batuan sedimen (Sedimentary Rocks), dan Batuan metamorf
(Metamorphic Rocks).

Batuan terbentuk dari kumpulan magma yang membeku di permukaan


bumi dan berakhir menjadi berbagai jenis batuan Batuan merupakan sumber
daya alam yang banyak dibutuhkan dan digunakan untuk kehidupan manusia.
Batuan juga dimanfaatkan sebagai bahan dasar industri..

1
1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, dapat diambil rumusan masalah


sebagai berikut :

1.2.1 Apa pengertian batuan ?

1.2.2 Bagaimana siklus batuan?

1.2.3 Apa saja jenis-jenis batuan ?

1.3 Tujuan Penulisan

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan dari penulisan


makalah ini adalah sebagai berikut :

1.3.1 Untuk mengetahui pengertian dari batuan

1.3.2 Untuk mengetahui siklus batuan

1.3.3 Untuk mengetahui jenis-jenis batuan

1.4 Manfaat Penulisan

Adapun manfaat penulisan dari makalah ini diantaranya yaitu dapat


menambah wawasan dan pengetahuan bagi pembaca.

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Batuan

Batuan adalah Sekumpulan mineral-mineral yang menjadi satu. Bisa


terdiri dari satu atau lebih mineral. Batuan berbeda dengan batu, karena batu
adalah kompak (compact) padat sedangkan batuan dapat berupa tanah
gembur, pasir, tanah liat ataupun abu.
Batuan merupakan bahan utama pembentuk kulit bumi. Induk segala
batuan ialah magma. Magma adalah batuan cair pijar yang bersuhu tinggi dan
mengandung berbagai unsur mineral dan gas. Kulit bumi atau litosfer
tersusun oleh sekitar 90 jenis unsur kimia yang satu dengan lainnya
membentuk persenyawaan yang disebut mineral. Mineral adalah suatu
substansi anorganik yang mempunyai komposisi kimia dan struktur atom
tertentu.
Di dalam litosfer terdapat lebih dari 2000 mineral dan hanya 20
mineral yang terdapat dalam batuan. Mineral pembentuk batuan yang penting,
yaitu Kuarsa (Si02), Feldspar, Piroksen, Mika Putih (K-Al-Silikat), Biotit
atau Mika Cokelat (K-Fe-Al-Silikat), Amphibol, Khlorit, Kalsit (CaC03),
Dolomit (CaMgCO3), Olivin (Mg, Fe), Bijih Besi Hematit (Fe2O3), Magnetik
(Fe3O2), dan Limonit (Fe3OH2O).

2.2 Siklus Batuan


Siklus batuan merupakan sebuah siklus yang menggambarkan batuan
dari awal atau sebelum terbentuk (masih berupa magma), kemudian
mengalami modifikasi, transportasi, dekomposisi, hingga berubah menjadi
jenis batuan lain dan kembali berubah menjadi magma, dan begitu seterusnya.
Proses Pembentukan Batuan atau siklus batuan ini melibatkan tiga
pokok jenis batuan, yakni batuan beku, batuan sedimen, dan batuan
metamorf. Ketiga jenis batuan tersebut ternyata terjadi dalam satu siklus yang
sama, dengan kata lain ketiga batuan tersebut terbentuk saling beriringan.
Berikut ini dijelaskan mengenai proses siklus batuan.

3
2.1.1 Magma mengalami kristalisasi
Batuan terbentuk pertama kali diawali oleh adanya magma yang
mengalami proses kristalisasi. Magma tersebut tidak terdapat di semua
area bumi, sebagian besar magma terbentuk di sepanjang batas lempeng
bumi. Kemudian magma yang yang membeku akan membentuk sebuah
kristal atau mineral (kristalisasi). Magma yang mengkristal tersebut
akan banyak ditemukan pada gunung berapi yang mengalami erupsi.
Magma yang keluar dari dalam gunung akan membeku setelah sampai
ke permukaan bumi .
Magma yang membeku akan membentuk sebuah jenis batuan,
yakni batuan beku. Magma yang membekunya setelah sampai di
permukaan bumi akan membentuk batuan beku yang jenisnya ekstrusif
(batuan beku luar). Sedangkan magma yang membeku namun belum
sampai ke permukaan bumi membentuk sebuah batuan jenis intrusif
(batuan beku dalam).

2.2.2 Mengalami pengangkatan dan pelapukan


Batuan-batuan beku yang telah terbentuk tadi lama- kelamaan akan
mengalami proses pelapukan. Batuan yang mengalami proses
pelapukan paling cepat terutama adalah batuan yang membeku di
permukaan bumi (batuan ekstrusif). Batuan ini lebih cepat mengalami
proses pelapukan karena terpapar secara langsung oleh cuaca di bumi
dan juga atmosfer bumi, sehingga pelapukannya lebih cepat daripada
yang berada di bawah permukaan bumi.
Meskipun demikian, bukan berarti batuan yang berada di
permukaan bumi ini tidak bisa mengalami pelapukan. Batuan yang
berada di bawah permukaan tanah tetap bisa mengalami pelapukan,
namun harus mengalami proses pengangkatan ke permukaan tanah
terlebih dahulu. Batuan yang berada di bawah permukaan bumi harus
terangkat ke permukaan bumi melalui proses tektonik, kemudian
lapisan batuan yang berada di atasnya harus hilang terlebih dahulu oleh
proses erosi. Setelah berada di permukaan bumi inilah proses pelapukan
batuan dimulai.

4
Pelapukan yang terjadi pada batuan ini dapat terjadi karena adanya
beberapa reaksi fisik dan kimia yang dapat disebabkan oleh interaksi
udara, air, maupun organisme tertentu. Setelah batuan menjadi lapuk
karena angin, air, es, gletser ataupun yang lainnya, maka akan menjadi
material sedimen melalui sebuah proses yang disebut erosi.

2.2.3 Mengalami erosi


Pada proses erosi yang paling banyak berperan adalah air. Air
yang mengalir merupakan salah satu hal yang paling cepat
menyebabkan proses erosi ini terjadi. Arus dari air ini pula yang akan
mengangkut material- baterial pelapukan batu menuju ke tempat lain.
Selain air, ada pula yang mengangkut meterial- material lainnya yakni
angin ataupun gletser.

2.2.4 Pengendapan dan pembentukan batuan sedimen


Material- material dari pelapukan batuan beku yang telah
terangkut oleh air, angin, ataupun gletser, lama kelamaan akan
mengendap di suatu tempat dan akan berjumlah semakin banyak.
Semakin banyak batuan yang mengendap, akibatnya semakin lama
maka akan semakin mengeras dan mengeras. Proses pengerasan ini
membentuk terjadinya batuan yang disebut dengan batuan sedimen.
Berikut penjelasan yang ilmiah mengenai pembentukan batuan
sedimen, dalam material sedimen muda akan mengubur endapan yang
lebih lama (tua). Kemudian tekanan yang dihasilkan akan membuat
endapan lama ini menjadi kompak. Ketika air bergerak dan masuk ke
dalam material sedimen, maka mineral kalsit dan silika yang terlarut
akan terendap dan mengisi rongga antar butir yang bertindak sebagai
semen yakni merekatkan butiran sedimen antar satu dengan yang
lainnya.

5
2.2.5 Batuan sedimen berubah menjadi batuan metamorf
Batuan sedimen banyak terdapat di bawah permukaan bumi.
Batuan beku intrusif juga berada di bawah permukaan bumi. Ketika
batu yang berada di di bawah permukaan bumi ini tidak tersingkap ke
atas permukaan bumi ketika proses pengangkatan, maka batuan tersebut
akan terkubur lebih dalam lagi. Semakin dalam terkubur, maka akan
semakin besar kemungkinan untuk terpapar suhu dan juga tekanan
tinggi yang dihasilkan oleh kompresi tektonik dan energi panas yang
berasal dari dalam bumi, yang pada akhirnya dapat mengubah batuan
tersebut. Batuan yang telah berubah di bawah permukaan bumi akibat
paparan suhu, tekanan, dan juga kontak magma ini disebut dengan
batuan metamorf atau malihan.

2.2.6 Batuan metamorf atau malihan berubah lagi menjadi magma


Setelah batuan menjadi batuan malihan atau metamorf, lama
kelamaan batuan metamorf atau malihan ini akan berubah menjadi
magma kemballi. Dan dari magma inilah proses terjadinya batu bisa
terjadi kembali.

2.3 Jenis Batuan

Materi bumi terdiri atas benda padat, cair, dan gas. Pembahasan utama
pada unsur materi bumi adalah terletak pada batuan sebagai unsur penyusun
terbesar dari bumi. Secara umum komposisi batuan di permukaan bumi
didasarkan atas jenis batuannya. Adapun jenis batuan yang mendominasi
permukaan bumi, adalah batuan sedimen yang menutupi hampir 66%
permukaan bumi, sedangkan 34% berupa batuan ekstursi (8%), batuan intrusi
(9%), dan batuan metamorf (17%).

Berdasarkan proses terjadinya, batuan dapat dibagi menjadi tiga bagian,


yaitu sebagai berikut.

2.3.1 Batuan beku (Igneous Rock)

Batuan beku atau Igneous Rock berasal dari bahasa latin Inis
yang artinya api (fire). Batuan beku adalah batuan hasil pembentukan

6
cairan magma, baik di dalam maupun di atas permukaan bumi, sehingga
tekstur yang terbentuk sangat tergantung pada kondisi pembekuannya.
Magma panas yang bergerak dari dalam bumi ke permukaan, makin
lama makin dingin dan akhirnya membeku. Batuan beku yang tidak
mencapai permukaan bumi disebut batuan beku dalam atau batuan
intrusi atau batuan plutonis. Proses pembekuan batuan plutonis
berlangsung lambat, sehingga menghasilkan bentuk kristal-krital besar
yang sering disebut pula tekstur phaneritis.

Pembentukan batuan setelah mencapai permukaan bumi, yang


disebut batuan beku luar (batuan ekstrusi atau batuan vulkanis). Batuan
ini cepat sekali membeku, sehingga jenis kristalnya besar, bersifat
halus, dan sulit dilihat dengan mata. Batuan dengan mineral halus
disebut tekstur aphanitis. Batuan beku dibedakan atas:

2.3.1.1 Batuan Beku Dalam atau Plutonik;


Batuan plutonik adalah batuan yang terbentuknya berada
jauh di dalam bumi (15 - 50 km). Letak pembentukannya dekat
dengan astenosfer, sehingga pendinginan batuannya pun berjalan
sangat lambat. Akibatnya, bentuk batuan yang dihasilkannya
besar-besar dan memiliki kristal-kristal sempurna dengan bentuk
tekstur holokristalin (semua komposisi disusun oleh kristal
sempurna).
Ciri-ciri batuan plutonik pada umumnya secara mudah
dapat dilihat dari ukuran butirnya, beberapa sifat atau ciri-ciri
batuan plutonik adalah sebagai berikut.
 Umumnya berbutir lebih kasar dibandingkan batuan ekstrusi.
 Jarang memperlihatkan struktur visikular (mengandung
lubang-lubang benda gas).
 Batuan dapat merubah batuan yang berbatasan pada semua
sisinya.

Berdasarkan ukurannya (diameter), batuan plutonik dapat


dibedakan atas dua jenis, yaitu plutonik tabular dan plutonik
masif. Batuan beku plutonik tabular berukuran relatif kecil dan

7
letaknya agak dekat ke permukaan bumi. Ada dua macam
batuan beku plutonik, yaitu Sill dan Dike. Batuan beku yang
berupa plutonik masif berukuran lebih besar daripada plutonik
tabular dan letaknya agak dalam. batuan beku korok atau
porfirik;

2.3.1.2 Batuan Korok atau Gang,


Batuan korok atau gang terbentuk di antara batuan dalam
dan batuan leleran dalam korok-korok atau gang-gang. Batuan
yang terbentuk adalah batuan gang atau batuan korok yang
disebut juga batuan hypoabisik. Itulah sebabnya batuan ini terdiri
atas kristal besar, kristal kecil, dan bahkan ada yang tidak
mengkristal, misalnya bahan amorf. Contohnya: granit fosfir.
Keistimewaan batuan beku ini yakni mempunyai susunan mineral
yang sama dengan makma asalnya.

2.3.1.3 Batuan Beku Luar (Vulkanik atau Ekstrusif).

Batuan beku luar, yaitu batuan beku yang terjadi di atas


permukaan atau kulit bumi. Proses terjadinya diawali dari magma
yang keluar sampai ke permukaan bumi, kemudian terpengaruh
oleh berbagai faktor yang ada di permukaan bumi, misalnya
temperatur udara, air dan angin. sehingga temperatur dari magma
tersebut akan turun cepat sekali, maka ketika magma tersebut
membeku hanya terbentuk kristal-kristal kecil, dan sebagian ada
yang sama sekali tidak mempunyai kristal (amorf). Contoh batuan
beku luar yang terdiri dari kristal-kristal kecil misalnya andesit
dan riolit, sedangkan contoh yang tak mempunyai kristal atau
amorf, misalnya batu apung dan batu kaca.

Ciri-ciri batuan beku luar (vulkanik), antara lain sebagai berikut:

 Pada umumnya mempunyai butir kristal yang halus, bahkan


amorf.

8
 Sebagian memperlihatkan struktur visikular artinya sebagian dari
batuan beku luar memperlihatkan adanya lubang-lubang bekas
materi gas yang terperangkap.
 Kristal mineral batuannya menunjukan tekstur aphanitis (kristal
yang halus dan amorf).

Untuk membedakan batuan beku dengan batuan lainnya terdapat tiga ciri
utama, yaitu:

 Tidak mungkin mengandung fosil;


 Teksturnya padat, mampat serta strukturnya homogen dengan bidang
permukaan ke semua arah sama;
 Susunan sesuai dengan pembentukannya.

Beberapa jenis batuan beku penting yang banyak terdapat di alam


adalah sebagai berikut.

1. Granit

Granit adalah batuan beku dalam, mineralnya berbutir kasar hingga


sedang, berwarna terang, mempunyai banyak warna umumna putih,
kelabu, merah jambu atau merah. Warna ini disebabkan oleh variasi
warna dari mineral feldspar. Granit terbentuk jauh di dalam bumi dan
tersingkap di permukaan bumi karena adanya erosi dan tektonik. Granit
merupakan batuan yang banyak terdapat di alam. Granit dapat digunakan
sebagai bahan pengeras jalan, pondasi, galangan kapal, dan bahan
pemoles lantai, serta pelapis dinding.

2. Granodiorit

Granodiorit adalah batuan beku dalam, mineralnya berbutir kasar


hingga sedang, berwarna terang, menyerupai granit. Granodiorit dapat
digunakan untuk pengeras jalan, pondasi, dan lain-lain. Granodiorit
banyak terdapat di alam dalam bentuk batolit, stock, sill dan retas yang
tersebar di Bukit Barisan, Sumatera.

3. Diorit

9
Diorit adalah batuan beku dalam, mineralnya berbutir kasar hingga
sedang, warnanya agak gelap. Diorit merupakan batuan yang banyak
terdapat di alam. Di Jawa Tengah banyak terdapat di kota Pemalang dan
Banjarnegara. Diorit dapat digunakan untuk pengeras jalan, pondasi, dan
lain-lain.

4. Andesit

Andesit adalah batuan leleran dari diorit, mineralnya berbutir halus,


komposisi mineralnya sama dengan diorit, warnanya kelabu. Gunung api
di Indonesia umumnya menghasilkan batuan andesit dalam bentuk lava
maupun piroklastika. Batuan andesit yang banyak mengandung
hornblenda disebut andesit hornblenda, sedangkan yang banyak
mengandung piroksin disebut andesit piroksin. Batuan ini banyak
digunakan untuk pengeras jalan, pondasi, bendungan, konstruksi beton,
dan lain-lain. Adapun yang berstruktur lembaran banyak digunakan
sebagai batu tempel.

5. Gabro

Gabro adalah batuan beku dalam yang umumnya berwarna hitam,


mineralnya berbutir kasar hingga sedang. Dapat digunakan untuk
pengeras jalan, pondasi, dan yang dipoles sangat disukai karena
warnanya hitam, sehingga baik untuk lantai atau pelapis dinding. Di
Pulau Jawa, batuan ini terdapat di Selatan Ciletuh, Pegunungan Jiwo,
Serayu, dan Pemalang.

6. Basal

Basal adalah batuan leleran dari gabro, mineralnya berbutir halus,


berwarna hitam. Gunungapi di Indonesia umumnya meng-hasilkan
batuan basal dalam bentuk lava maupun piroklastika. Batuan ini banyak
digunakan untuk pengeras jalan, pondasi, bendungan, konstruksi beton,
dan lain-lain. Basal yang berstruktur lembaran banyak digunakan sebagai
batu tempel. Basal umumnya berlubang-lubang akibat bekas gas,
terutama pada bagian permukaannya.

10
7. Batukaca (obsidian)

Batukaca adalah batuan yang tidak mempunyai susunan dan bangun


kristal (metamorf). Batukaca terbentuk dari lava yang membeku tiba-tiba,
dan banyak terdapat di sekitar gunungapi. Pada umumnya berwarna
coklat, kelabu, kehitaman atau tidak berwarna (putih seperti kaca).
Batukaca yang dihancurkan dengan ukuran kecil dan dicampur dengan
semen, dapat dibuat granit buatan. Di zaman purba, batuan ini banyak
digunakan untuk membuat mata lembing, mata panah, dan lain-lain.

8. Batuapung

Batuapung dibentuk dari cairan lava yang banyak mengandung gas.


Dengan keluarnya gas dari cairan lava akan menimbulkan lubang-lubang
atau gelembung-gelembung pada lava yang telah membeku. Lubang-
lubang ini berbentuk bola, ellips, silinder atau tak teratur bentuknya.
Dengan adanya lubang-lubang ini membuat batuapung jadi ringan. Di
Indonesia batuapung yang terkenal dihasilkan oleh Gunung Krakatau.
Demikian juga batuapung dapat dibuat dengan cara memanaskan batuan
obsidian hingga gasnya keluar

2.3.2 Batuan Sedimen


Batuan sedimen (batuan endapan) adalah batuan yang terjadi
karena pengendapan materi hasil erosi. Sekitar 80% permukaan benua
tertutup oleh batuan sedimen. Materi hasil erosi terdiri atas berbagai jenis
partikel, yaitu ada yang halus, kasar, berat, dan ada juga yang ringan. Cara
pengangkutannya pun bermacam-macam seperti terdorong (traction),
terbawa secara melompat-lompat (saltation), terbawa dalam bentuk
suspensi, dan larut (salution).

Secara umumnya, sedimen atau batuan sedimen terbentuk dengan dua


cara, yaitu:

 Batuan sedimen yang terbentuk dalam cekungan pengendapan atau


dengan kata lain tidak mengalami proses pengangkutan. Sedimen
ini dikenal sebagai sedimen autochthonous. Yang termasuk dalam

11
kelompok batuan autochhonous antara lain adalah batuan evaporit
(halit) dan batugamping.
 Batuan sedimen yang mengalami proses transportasi, atau dengan
kata lain, sedimen yang berasal dari luar cekungan yang ditransport
dan diendapkan di dalam cekungan. Sedimen ini dikenal dengan
sedimen allochthonous. Yang termasuk dalam kelompok sedimen
ini adalah Batupasir, Konglomerat, Breksi, Batuan Epiklastik.

Berdasarkan proses pengendapannya, batuan sedimen dapat


dibedakan atas batuan sedimen klastik, batuan sedimen kimiawi, dan
batuan sedimen organik.

2.3.2.1 Batuan Sedimen Klastik


Batuan Sedimen Klastik, adalah batuan sedimen yang
susunan kimianya sama dengan susunan kimia batuan asal. Artinya,
batuan tersebut ketika diangkut hanya mengalami penghancuran
secara mekanik dari besar menjadi kecil. Misalkan batu gunung
yang membukit akibat pelapukan, akan hancur berkeping-keping.
Kepingan tersebut diangkut air hujan, longsor, atau berguling-
guling di lereng dan masuk ke dalam sungai. Arus sungai
membantingbanting batu itu sehingga menjadi bentukan kerikil,
pasir, dan lumpur yang kemudian mengendapkannya di tempat
baru. Inilah yang disebut batuan sedimen klastik. Selain itu ada
juga yang disebut batuan sedimen non klastik dibedakan atas dasar
komposisinya. Sedimen non klastik yang utama adalah batu
gamping dan dolomit. Batuan non klasik sebagai hasil evaporit
(menguap) antara lain batu garam, denhidrit dan gipsum sedangkan
dari unsur organik ialah batubara.

2.3.2.2 Batuan Sedimen Kimiawi


Batuan Sedimen Kimiawi adalah batuan sedimen yang
terbentuk jika dalam proses pengendapan tersebut terjadi proses
kimia, seperti pelarutan, penguapan, oksidasi, dan dehidrasi.
Contohnya hujan yang terjadi di gunung kapur. Air hujan yang

12
mengandung CO2 meresap ke dalam retakan halus pada batu
gamping (CaCO3). Air itu melarutkan gamping yang dilaluinya
menjadi larutan air kapur atau Ca(HCO3)2. Aliran larutan kapur itu
akhirnya sampai ke atap gua kapur. Tetesan air kapur tersebut
membentuk stalaktit di atap gua dan stalagmit di dasar gua.
Terjadinya stalaktit dan stalagmit akibat adanya pelarutan dan
penguapan H2O dan CO2 pada waktu air kapur menetes. Kedua
bentukan sedimen kapur tersebut disebut batuan sedimen kimiawi.

2.3.2.3 Batuan sedimen organik


Batuan sedimen organik adalah batuan sedimen yang terjadi
karena selama proses pengendapannya mendapat bantuan dari
organisme. Batuan ini terbentuk karena sebagian material berasal
dari organisme, seperti, daun, ranting atau bangkai binatang
tertendapkan dan tertimbun di dasar laut.

Berdasarkan tenaga alam yang mengangkutnya, batuan sedimen


dapat dibagi menjadi empat golongan yaitu sebagai berikut.
 Batuan sedimen aerik atau aeolis, pengangkutannya oleh angin.
Contoh: tanah los, tanah tuf, dan tanah pasir di gurun.
 Batuan sedimen glasial, pengangkutannya oleh es. Contohnya:
moraine.
 Batuan sedimen aquatik, pengangkutannya dibantu oleh air yang
mengalir.
 Batuan sedimen marin, pengangkutannya oleh tenaga air laut.

2.3.3 Batuan malihan (Metamorf)


Batuan malihan adalah batuan hasil ubahan dari batuan asal
(batuan beku, batuan endapan, dan batuan malihan) akibat proses
metamorfosis. Proses metamorfosis, yaitu suatu proses yang dialami
batuan asal akibat adanya tekanan atau temperatur yang meningkat atau
tekanan dan temperatur yang sama-sama meningkat. Jadi perubahan
bentuk ini disebabkan karena adanya beberapa hal seperti suhu udara yang

13
tinggi maupun tekanan udara yang tinggi. Ada tiga jenis batuan malihan,
yaitu sebagai berikut:

2.3.3.1 Metamorfik Termik


Metamorfik termik (kontak), terbentuk karena adanya suhu
yang sangat tinggi atau sebagai akibat dari adanya aktivitas
magma. Adanya suhu yang sangat tinggi menyebabkan terjadinya
perubahan bentuk maupun perubahan warna batuan. Contoh dari
batuan metamorf kontak ini adalah batu kapur atau gamping
menjadi batu marmer, batuan batolit, batuan lakolit, dan juga
batuan sill. Batuan jenis ini dipengaruhi oleh letak instrusinya,
dimana semakin jauh letaknya dari intrusinya maka derajat
metamorfosisnya akan semakin berkurang.

2.3.3.2 Metamorfik Dinamik


Pembentukan batuan yang disebabkan oleh adanya tekanan
yang tinggi yang berasal dari tenaga endogen dalam waktu yang
lama, serta dihasilkan dalam proses pembentukan kulit bumi
karena adanya tenaga endogen (akibat gaya tektonik). Jenis
metamorfisa ini banyak dijumpai pada daerah-daerah patahan dan
lipatan yang luas di dunia. Misalnya, batu sabak dan batubara.

2.3.3.3 Metamorfik Termik Pneumatolitik


Pembentukan batuan akibat adanya penambahan suhu
disertai masuknya zat bagian magma ke dalam batuan itu.
Misalnya, azurit mineral (pembawa tembaga), topas, dan turmalin
(batu permata)

14
BAB III

KESIMPULAN

3.1 Kesimpulan

Batuan adalah kumpulan-kumpulan atau agregat dari mineral-


mineral yang sudah dalam keadaan membeku atau keras. Siklus batuan
merupakan sebuah siklus yang menggambarkan batuan dari awal atau
sebelum terbentuk, kemudian mengalami modifikasi, transportasi,
dekomposisi, hingga berubah menjadi jenis batuan lain dan kembali berubah
menjadi magma, dan begitu seterusnya.
Proses Pembentukan Batuan atau siklus batuan ini melibatkan tiga
pokok jenis batuan, yakni batuan beku, batuan sedimen, dan batuan
metamorf. Batuan beku adalah batuan yang terjadi dari pembekuan larutan
silika cair dan pijar yang dikenal dengan nama magma. Batuan sedimen
(batuan endapan) adalah batuan yang terjadi akibat pengendapan materi hasil
erosi. Sekitar 80% permukaan benua tertutup oleh batuan sedimen.
Sedangkan Batuan metamorf adalah hasil dari perubahan-perubahan
fundamental batuan yang sebelumnya telah ada

15
DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2016. 6 Proses Terjadinya Siklus Batuan – Beku, Sedimen, Metamorf.


Diambil pada tanggal 17 April 2017, dari
http://ilmugeografi.com/geologi/proses-terjadinya-siklus-batuan

Anonim. 2016. Jenis jenis Batuan dan Penjelasannya. Diambil pada tanggal 17
April 2017, dari http://ilmugeografi.com/ilmu-bumi/jenis-jenis-batuan

Hartono. 2007. Geografi Jelajah Bumi dan Alam Semesta Untuk Kelas X.
Bandung : CV. CITRA PRAYA

Soegimo, Dibyo & Ruswanto. 2009. GEOGRAFI Untuk SMA/MA Kelas X.


Jakarta: Pusat Perbukuan

Waluya, Bagwa. 2007. GEOGRAFI SMA/MA Untuk Kelas X. Bandung :


ARMICO

16

Anda mungkin juga menyukai