Anda di halaman 1dari 9

PENGARUH EARNING PER SHARE DAN RETURN ON ASSET

TERHADAP HARGA SAHAM PEUSAHAAN TELEKOMUNIKASI


YANG TERCATAT DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI) TAHUN 2008-
2012

ARTIKEL

Bidang Kajian: Akuntansi Keuangan dan Pasar Modal

Diajukan sebagai tugas Seminar Akuntansi

Disusun oleh:

NANDA DWI MAHENDRA


NPM: 114040022

FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SWADAYA GUNUNG JATI
CIREBON
2017
(Akreditasi B)
PENGARUH EARNING PER SHARE DAN RETURN ON ASSET
TERHADAP HARGA SAHAM PEUSAHAAN TELEKOMUNIKASI
YANG TERCATAT DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI) TAHUN 2008-
2012

ABSTRAK

Tujuan menyusun artikel ini adalah untuk memenuhi tugas mata kuliah Seminar
Akuntansi dan mengetahui pengaruh kinerja keuangan dengan menggunakan rasio
return on asset dan earning per share terhadapharga saham pada perusahaan
telekomunikasi yang listing di Bursa Efek Indonesia. Dalam artikel ini memiliki
kesimpulan berdasarkan penelitian-penelitian terdahulu yaitu pengujian secara
parsial menunjukkan bahwa variabel earning per share dan return on asset
berpengaruh signifikanm hal ini diindikasikan dengan nilai signifkansi yang
dihasilkan variabel tersebut lebih kecil dari tingkat α = 5%.
Kata Kunci: Harga Saham, Earning Per Share (EPS), Return On Asset (ROA).
PENDAHULUAN

Investasi menurut KBBI adalah penanaman uang atau modal dalam suatu
perusahaan atau proyek untuk tujuan memperoleh keuntungan. Investasi dibagi
menjadi dua, yaitu: Investasi di sektor riil dan investasi di sektor keuangan.
Investasi di sektor riil adalah penanaman uang atau modal dalam suatu usaha
nyata, sedangkan investasi di sektor keuangan adalah penanaman uang atau modal
kepada orang lain untuk dikelola dengan mengharapkan suatu pengembalian.

Penulis akan membahas mengenai investasi di sektor keuangan khususnya


investasi saham. Dalam investasi saham terdapat harga saham, harga saham
adalah harga yang terbentuk dari permintaan dan penawaran di pasar jual beli
saham.

Kinerja keuangan adalah gambaran kondisi keuangan perusahaan pada suatu


periode tertentu.

Dalam penelitian-penelitian terdahulu rasio-rasio kinerja keuangan menghasilkan


hasil penelitian berpengaruh pada harga saham. Artikel ini akan membahas
mengenai rasio-rasio keuangan yang memiliki pengaruh signifikan terhadap harga
saham perusahaan telekomunikasi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia, yang
dihasilkan dari penelitian-penelitian sebelumnya.

Tinjauan Teori

Signalling Theory

Teori ini menjelaskan mengapa perusahaan mempunyai dorongan untuk


memberikan informasi laporan keuangan pada pihak eksternal. Dorongan untuk
memberikan informasi karena terdapat asimetris informasi antara perusahaan dan
pihak luar karena perusahaan mengetahui lebih banyak mengenai perusahaan dan
prospek yang akan datang daripada pihak luar.

Kurangnya informasi bagi pihak luar mengenai perusahaan menyebabkan mereka


melindungi diri dengan memberikan harga yang rendah untuk perusahaan.
Perusahaan dapat meningkatkan nilai perusahaan dengan menurangi asimetris
informasi. Salah satu cara untuk mengurangi asimetris informasi adalah dengan
memberikan sinyal pada pihak luar, salah satunya berupa informasi keuangan
yang dapat dipercaya dan akan mengurangi ketidakpastian mengenai prospek
perusahaan yang akan datang (Work et al, 2000)

Pasar Modal
Menurut Sunariyah (2011: 4), pasar modal adalah suatu sistem keuangan yang
terorganisasi, termasuk di dalamnya adalah bank-bank komersial dan semua
lembaga perantara di bidang keuangan, serta keseluruhan surat-surat berharga
yang beredar.

Pengertian Saham

Saham dapat didefinisikan tanda penyertaan atau kepemilikan seseorang atau


badan dalam suatu perusahaan atau perseroan terbatas. Wujud saham adalah
selembar kertas yang menerangkan bahwa pemilik kertas tersebut adalah pemilik
perusahaan yang menerbitkan surat berharga tersebut. Porsi kepemilikan
ditentukan oleh seberapa besar penyertaan yang ditanamkan di perusahaan
tersebut (Darmadji dan Fakhruddin, 2001: 5). Menurut Tandelilin (2010: 32-38)
saham merupakan surat bukti kepemilikan atas aset-aset perusahaan yang
menerbitkan saham. Suatu perusahaan dapat menjual hak kepemilikannya dalam
bentuk saham. Jika perusahaan hanya mengeluarkan satu kelas saham saja, saham
ini disebut dengan saham biasa (common stock). Untuk menarik investor
potensial lainnya, suatu perusahaan mungkin juga mengeluarkan kelas lain dari
saham, yaitu disebut dengan saham preferen (preferred stock).

Harga Saham

Menurut Sunariyah (2011: 170) harga saham diartikan sebagai harga pasar
(market value) yaitu harga saham yang ditemukan dan dibentuk oleh mekanisme
pasar modal. Harga saham pada hakikatnya merupakan penerimaan besarnya
pengorbanan yang harus dilakukan oleh setiap investor untuk penyertaan dalam
perusahaan. Harga saham di bursa efek akan bergerak sesuai dengan kekuatan
permintaan dan penawaran yang terjadi atas saham. Tinggi rendahnya harga
saham lebih banyak dipengaruhi oleh pertimbangan pembeli dan penjual tentang
kondisi internal dan eksternal.

Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Harga Saham

Menurut Sunariyah (2011: 124-132), terdapat beberapa faktor yang


mempengaruhi harga saham, yaitu : (a) Faktor internal perusahaan, (b) Prospek
perusahaan dimasa yang akan datang, (c) Kinerja manajemen perusahaan, (d)
Deviden yang dibayarkan, (e) Faktor Eksternal. Cara lain untuk mengembangkan
pertumbuhan perusahaan yaitu dengan pengembangan perusahaan secara internal,
yang dilakukan dengan memanfaatkan dana yang sudah ada. Cara ini dilakukan
oleh manajemen dengan cara menahan sebagian laba yang sebelumnya diperoleh
dan dipakainya untuk mengembangkan perusahaan.

Go Public

Menurut Sunariyah (2011: 32) go public adalah kegiatan penawaran saham atau
efek lainnya yang dilakukan oleh emiten (perusahaan yang go public) kepada
masyarakat berdasarkan tata cara yang diatur oleh UU Pasar Modal dan Peraturan
Pelaksanaannya. Pengertian pertama kali menyatakan bahwa istilah go public
hanya digunakan pada waktu pertama kali perusahaan menjual saham. Arti
pertama kali ini disebut pasar perdana.

Kinerja Keuangan

Menurut Fahmi (2011: 2) kinerja keuangan adalah suatu analisis yang dilakukan
untuk melihat sejauh mana suatu perusahaan telah melaksanakan dengan
menggunakan aturan-aturan pelaksanaan keuangan, sehingga kinerja perusahaan
merupakan suatu gambaran tentang kondisi keuangan suatu perusahaan yang
dianalisis dengan alat-alat analisis keuangan, sehingga dapat diketahui mengenai
baik buruknya keadaan keuangan suatu perusahaan yang mencerminkan prestasi
kerja dalam periode tertentu.

Tujuan Kinerja Keuangan

Menurut Munawir (2007: 31) tujuan kinerja keuangan adalah mengetahui


likuiditas, solvabilitas, rentabilitas dan stabilitas dalam membayar kewajibannya.
Adapun tujuan pengukuran kinerja antara lain : (a) Untuk mengetahui tingkat
likuiditas yaitu kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangan
pada saat ditagih, (b) Untuk mengetahui tingkat solvabilitas yaitu menunjukkan
kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangannya, apabila
perusahaan tersebut baik kewajiban jangka pendek maupun jangka panjang, (c)
Untuk mengetahui tingkat profitabilitas yaitu menunjukkan kemampuan
perusahaan untuk mendapatkan laba selama periode tertentu, (d) Untuk
mengetahui stabilitas yaitu kemampuan perusahaan untuk melakukan usahanya
dengan stabil yang diukur dengan mempertimbangkan kemampuan perusahaan
untuk membayar cicilan secara teratur kepada pemegang saham tanpa mengalami
hambatan.

Analisis Fundamental

Analisis fundamental mencoba memperkirakan harga saham dimasa yang akan


datang dengan mengestimasi nilai faktor – faktor fundamental yang
mempengaruhi harga saham dimasa akan datang dan menetapkan hubungan
variabel – variabel tersebut sehingga diperoleh taksirsn harga
saham.(Husnan,2001:77)

Analisis Rasio Keuangan

Menurut Kasmir (2008: 104) rasio keuangan merupakan kegiatan


membandingkan angka-angka yang ada dalam laporan keuangan dengan cara
membagi satu angka dengan angka lainnya. Perbandingan dapat dilakukan antara
satu komponen dengan komponen dalam satu laporan keuangan atau antar
komponen yang ada di antara laporan keuangan .

(3) Earning Per Share (EPS)

Menurut Sumarsan (2013: 51) earning per share merupakan rasio yang mengukur
berapa besar laba bersih untuk setiap saham. EPS menggambarkan profitabilitas
yang dihasilkan perusahaan untuk setiap lembar saham yang beredar.

Laba Bersih
𝐸𝑃𝑆 =
Jumlah lembar saham yang beredar

(1) Return On Asset (ROA)

Menurut Sumarsan (2013: 45) return on asset menunjukkan kemampuan


perusahaan dengan menggunakan seluruh aktiva yang dimiliki untuk
menghasilkan laba setelah pajak, rasio ini digunakan untuk mengukur kemampuan
perusahaan untuk menghasilkan laba dari modal yang diinvestasikan dalam
keseluruhan aktiva untuk menghasilkan keuntungan bersih.

Laba Bersih
ROA =
Total Aktiva

Pembahasan

Dalam penelitian yang dilakukan oleh (Bayu, 2015) Hasil pengujian secara parsial
menunjukkan lima variabel (Current Ratio, Debt to Equity Ratio, Earning Per
Share, Return On Asset, Price Earnings Ratio) yang digunakan model penelitian
yang mempunyai pengaruh signifikan terhadap harga saham adalah variabel
Earning Per Share dan Return On Asset hal ini diindikasikan dengan nilai
signifkansi yang dihasilkan variabel tersebut lebih kecil dari tingkat α = 5%.

Dan dalam penelitian yang dilakukan oleh (Tenny, 2015) Hasil parsial uji secara
partial menunjukkan dari 4 variabel yang digunakan model penelitian yaitu dari
current ratio, return on investment, debt to equity ratio, dan earning per share yang
menunjukkan mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap harga saham hanya
variabel return on investment dan earning per share.

1. Earning Per Share


Tabel 2
Tingkat Earning Per Share Perusahaan Telekomunikasi
Tahun 2008-2012
Sumber: Hasil output SPSS

Dari tabel diatas terlihat tingkat Earning Per Share dari tahun 2008 sampai
dengan tahun 2012, untuk saham BTEL rata-rata mengalami penurunan sebesar
10,95%, untuk saham EXCL rata-rata mengalami kenaikan sebesar 238,53%,
untuk saham FREN rata-rata mengalami penurunan sebesar 51,54%, untuk saham
ISAT rata-rata mengalami kenaikan 255,59%, untuk saham INVS menglami
kenaikan 69,05%, dan untuk saham TLKM mengalami kenaikan rata-rata
668,23%.

2. Return On Asset
Tabel 1
Tingkat Return On Asset Perusahaan Telekomunikasi
Tahun 2008-2012

Sumber: Hasil output SPSS

Dari tabel diatas terlihat tingkat Return On Asset dari tahun 2008 sampai dengan
tahun 2012, untuk saham BTEL rata-rata mengalami penurunan sebesar 2,54%,
untuk saham EXCL rata-rata mengalami kenaikan sebesar 6,72%, untuk saham
FREN rata-rata mengalami penurunan sebesar 19,31%, untuk saham ISAT rata-
rata mengalami kenaikan 2,61%, untuk saham INVS menglami kenaikan 10,52%,
dan untuk saham TLKM mengalami kenaikan rata-rata 13,27%.

3. Harga Saham
Tabel 3
Tingkat Harga Saham Perusahaan Telekomunikasi
Tahun 2008-2012
Tahun

Kode Mean
2008 2009 2010 2011 2012
BTEL 51 147 235 260 50 148,6
EXCL 950 1.930 5.300 4.525 5.700 3.681
FREN 50 400 400 400 48 259,6
ISAT 5.750 4.725 5.400 5.650 6.450 5.596
INVS 128 274 4.321 5.900 7.100 3.544
TLKM 6.900 9.450 7.950 7.050 9.050 8.080
Sumber: Hasil output SPSS

Dari tabel diatas terlihat harga saham perusahaan telekomunikasi tahun 2008 ke
tahun 2012 mengalami perubahan. BTEL mengalami penurunan harga saham dari
Rp 51 ke Rp 50, untuk EXCL mengalami kenaikan harga saham dari Rp 950 ke
Rp 5700, untuk FREN mengalami penurunan dari Rp 50 ke Rp 48, untuk ISAT,
untuk saham INVS mengalami kenaikan dari Rp 128 ke Rp 7100, dan untuk
saham TLKM mengalami kenaikan dari Rp 6900 ke Rp 9050.

Kesimpulan

Hasil pengujian secara parsial menunjukkan variabel Earning Per Share dan
Return On Assetberpengaruh signifikan hal ini diindikasikan dengan nilai
signifkansi yang dihasilkan variabel tersebut lebih kecil dari tingkat α = 5%.
Secara eksplisit dari Tabel 1,2, dan 3, terlihat bahwa kenaikan maupun penurunan
EPS diikuti pula kenaikan maupun penurunan Harga Saham secara positif, dan
kenaikan dan penurunan ROA pun diikuti pula kenaikan maupun penurunan Harga
Saham secara positif.

Saran

Berdasarkan kesimpulan diatas maka para investor maupun calon investor bisa
menggunakan analisa secara fundamental atau melihat kinerja keuangannya
dengan menggunakan rasio-rasio khususnya rasio profitabilitas yaitu:Earning Per
Share dan Return On Asset untuk memperkirakan Harga Saham yang akan
datang.
Daftar Pustaka

http://ahlibaca.com/pengertian-kinerja-keuangan-perusahaan

http://ekonomi.kabo.biz/2011/07/teori-sinyal.html

Kamus Besar Bahasa Indonesia/ Investasi

Rizkiyanto, B. A. (2015). PENGARUH KINERJA KEUANGAN TERHADAP


HARGA SAHAM PADA PERUSAHAAN TELEKOMUNIKASI DI BEI

Sugiarto, R. J. ery (2014). Pengaruh DER, DPS, ROA Terhadap Harga Saham
Pada Perusahaan Telekomunikasi di BEI. Ilmu & Riset Manajemen, 3(9).

Yang, T., & Di, T. (2015). PENGARUH RASIO KEUANGAN TERHADAP


HARGA SAHAM PERUSAHAAN TELEKOMUNIKASI YANG
TERDAFTAR DI BEI Tenny Nur Dika Cherliana, 4.

Anda mungkin juga menyukai