Asuhan Keperawatan Jiwa Kelompok 3
Asuhan Keperawatan Jiwa Kelompok 3
1. Pengertian
Harga diri rendah adalah perasaan tidak berharga, tidak berarti dan rendah diri yang
berkepanjangan akibat evaluasi yang negative terhadap diri sendiri atau kemampuan diri.
Adanya perasaan hilang kepercayaan diri, merasa gagal karena tidak mampu mencapai
Harga diri rendah adalah evaluasi diri dan perasaan tentang diri atau kemampuan diri
Seseorang yang dikatakan mempunyai konsep diri negatif jika ia meyakini dan
memandang bahwa dirinya lemah, tidak berdaya, tidak dapat berbuat apa – apa, tidak
kompeten, gagal, malang, tidak menarik, tidak disukai dan kehilangan daya tarik terhadap
hidup. Orang dengan konsep diri negatif akan cenderung bersikap pesimistik terhadap
kehidupan dan kesempatan yang dihadapinya. Akan ada dua pihak yang bisa
disalahkannya, entah itu menyalahkan diri sendiri (secara negatif) atau menyalahkan
Citra tubuh (Body Image) adalah kumpulan dari sikap individu yang disadari dan tidak
disadari terhadap tubuhnya. Termasuk persepsi masa lalu dan sekarang, serta perasaan
dimodifikasi dengan persepsi dan pengalaman yang baru (Stuart & Sundeen, 1998).
1
Ideal diri adalah persepsi individu tentang bagaimana ia harus berperilaku sesuai dengan
standar, aspirasi, tujuan atau nilai personal tertentu (Stuart & Sundeen, 1998). Sering juga
disebut bahwa ideal diri sama dengan cita – cita, keinginan, harapan tentang diri sendiri.
Sundeen, 1998). Pembentukan identitas dimulai pada masa bayi dan terus berlangsung
Serangkaian pola perilaku yang diharapkan oleh lingkungan sosial berhubungan dengan
fungsi individu di berbagai kelompok sosial. Peran yang diterapkan adalah peran dimana
seseorang tidak mempunyai pilihan. Peran yang diterima adalah peran yang terpilih atau
Harga diri adalah penilaian individu tentang nilai personal yang diperoleh dengan
menganalisa seberapa baik perilaku seseorang sesuai dengan ideal diri. Harga diri yang
tinggi adalah perasaan yang berakar dalam penerimaan diri tanpa syarat, walaupun
melakukan kesalahan, kekalahan, tetap merasa sebagai seorang yang penting dan
2. Etiologi
Harga diri rendah sering disebabkan karena adanya koping individu yang tidak
efektif akibat adanya kurang umpan balik positif, kurangnya system pendukung
2
kemunduran perkembangan ego, pengulangan umpan balik yang negatif, difungsi system
keluarga serta terfiksasi pada tahap perkembangan awal (Townsend, M.C. 1998 : 366).
Menurut Carpenito, L.J (1998 : 82) koping individu tidak efektif adalah keadaan
dalam mengalami stessor internal atau lingkungan dengan adekuat karena ketidakkuatan
Sedangkan menurut Townsend, M.C (1998 : 312) koping individu tidak efektif
dalam memenuhi tuntutan kehidupan dan peran. Adapun Penyebab Gangguan Konsep
a. Factor Presdisposisi
Factor predisposisi terjadinya harga diri rendah adalah penolakan orangtua, penolakan
orangtua yang tidak realistis, kegagalan yang berulang kali, kurang mempunyai tanggung
jawab personal, ketergantungan pada orang lain, ideal diri yang tidak realistis.
b. Factor Presipitasi
Factor Presipitasi Terjadinya harga diri rendah biasanya adalah kehillangan bagian tubuh,
Harga diri rendah merupakan penilaian individu tentang nilai personal yang
diperoleh dengan menganalisa seberapa baik perilaku seseorang sesuai dengan ideal diri.
Harga diri yang tinggi adalah perasaan yang berakar dalam penerimaan diri sendiri tanpa
3
Gangguan harga diri rendah merupakan masalah bagi banyak orang dan
oleh evalauasi diri yang negative membenci diri sendiri dan menolak diri sendiri.
Gangguan harga diri atau harga diri rendah dapat terjadi secara :
a. Situasional
Yaitu terjadi trauma yang tiba-tiba, missal harus dioperasi, kecelakaan, dicerai suami,
putus sekolah, putus hubungan kerja, dll. Pada pasien yang dirawat dapat terjadi harga
diri rendah karena prifasi yang kurang diperhatikan : pemeriksaan fisik yang
sembarangan, pemasangan alat yang tidak sopan, harapan akan struktur, bentuk dan
fungsi tubuh yang tidak tercapai karena dirawat/sakit/penyakit, perlakuan petugas yang
tidak menghargai.
b. Kronik
Yaitu perasaan negative terhadap diri telah berlangsung lama, yaitu sebelum
sakit/dirawat. Pasien mempunyai cara berpikir yang negative. Kejadian sakit dan dirawat
akan menambah persepsi negative terhadap dirinya. Kondisi ini mengakibatkan respons
yang maladaptive, kondisi ini dapat ditemukan pada pasien gangguan fisik yang kronis
d. Menunda keputusan
e. Sulit bergaul
4
f. Menghindari kesenangan yang dapat meberi rasa puas
h. Merusak diri : harga diri rendah menyokong pasien untuk mengakhirinya hidup
m. Penurunan produktivitas
5
5. Pohon Masalah
6. Penatalaksanaan
Menurut hawari (2001), terapi pada gangguan jiwa skizofrenia dewasa ini sudah
a. Psikofarmaka
Adapun obat psikofarmaka yang ideal yaitu yang memenuhi syarat sebagai berikut:
1) Dosis rendah dengan efektifitas terapi dalam waktu yang cukup singkat
3) Dapat menghilangkan dalam waktu yang relative singkat, baik untuk gejala positif
6
6) Memperbaiki pola tidur
Berbagai jenis obat psikofarmaka yang beredar dipasaran yang hanya diperoleh dengan
resep dokter, dapat dibagi dalan 2 golongan yaitu golongan generasi pertama (typical)
dan golongan kedua (atypical).Obat yang termasuk golongan generasi pertama misalnya
chlorpromazine HCL, Thoridazine HCL, dan Haloperidol. Obat yang termasuk generasi
aripiprazole.
b. Psikoterapi
Therapy kerja baik sekali untuk mendorong penderita bergaul lagi dengan orang lain,
penderita lain, perawat dan dokter. Maksudnya supaya ia tidak mengasingkan diri lagi
karena bila ia menarik diri ia dapat membentuk kebiasaan yang kurang baik. Dianjurkan
ECT adalah pengobatan untuk menimbulkan kejang granmall secara artificial dengan
melewatkan aliran listrik melalui elektrode yang dipasang satu atau dua temples. Therapi
kejang listrik diberikan pada skizofrenia yang tidak mempan denga terapi neuroleptika
oral atau injeksi, dosis terapi kejang listrik 4-5 joule/detik. (Maramis, 2005).
d. Keperawatan
7
kemampuan sosial.Kemampuan memenuhi diri sendiri dan latihan praktis dalam
rencana dan masalah dalam hubungan kehidupan yang nyata. (Kaplan dan Sadock,1998).
Therapy aktivitas kelompok dibagi empat, yaitu therapy aktivitas kelompok stimulasi
kelompok stimulasi realita dan therapy aktivitas kelompok sosialisasi (Keliat dan
Akemat,2005,hal.13). Dari empat jenis therapy aktivitas kelompok diatas yang paling
relevan dilakukan pada individu dengan gangguan konsep diri harga diri rendah adalah
stimulasi persepsi adalah therapy yang mengunakan aktivitas sebagai stimulasi dan
terkait dengan pengalaman atau kehidupan untuk didiskusikan dalam kelompok, hasil
8
B. KONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN
a. Identitas klien meliputi Nama, umur, jenis kelamin, tanggal dirawat, tanggal pengkajian,
b. Faktor predisposisi merupakan factor pendukung yang meliputi factor biologis, factor
c. Factor presipitasi merupakan factor pencetus yang meliputi sikap persepsi merasa tidak
mampu, putus asa, tidak percaya diri, merasa gagal, merasa malang, kehilangan, rendah
diri, perilaku agresif, kekerasan, ketidak adekuatan pengobatan dan penanganan gejala
stress pencetus pada umunya mencakup kejadian kehidupan yang penuh dengan stress
d. Psikososial yang terdiri dari genogram, konsep diri, hubungan social dan spiritual
e. Status mental yang terdiri dari penampilan, pembicaraan, aktifitas motorik, alam
perasaan, afek pasien, interaksi selama wawancara, persepsi, proses pikir, isi pikir,
tingkat kesadaran, memori, tingkat kosentrasi dan berhitung, kemampuan penilaian, dan
f. Mekanisme koping: koping yang dimiliki klien baik adaptif maupun maladaptive
g. Aspek medic yang terdiri dari diagnose medis dan terapi medis
Pada proses pengkajian, data penting yang perlu diketahui saudara dapatkan adalah:
9
MASALAH YANG PERLU DIKAJI
2. Diagnosa Keperawatan
Berdasarkan data diatas, yang didapat melalui observasi, wawancara atau pemeriksaan
fisik bahkan melalui sumber sekunder, maka perawat dapat menegakkan diagnosa
10
b. Isolasi Sosial
Untuk mengatasi masalah Gangguan Konsep Diri : Harga Diri Rendah Tindakan
a. Tujuan :
5) Pasien dapat menyusun jadwal untuk melakukan kegiatan yang sudah dilatih
Tindakan keperawatan :
Untuk membantu pasien dapat mengungkapkan kemampuan dan aspek positif yang
a. Mendiskusikan bahwa sejumlah kemampuan dan aspek positif yang dimiliki pasien
seperti kegiatan pasien di rumah sakit, di rumah, dalam keluarga dan lingkungan adanya
b. Beri pujian yang realistik/nyata dan hindarkan setiap kali bertemu dengan pasien
a. Mendiskusikan dengan pasien kemampuan yang masih dapat digunakan saat ini
11
b. Bantu pasien menyebutkannya dan memberi penguatan terhadap kemampuan diri yang
diungkapkan pasien
a. Mendiskusikan dengan pasien beberapa kegiatan yang dapat dilakukan dan dipilih
b. Bantu pasien menetapkan kegiatan mana yang dapat pasien lakukan secara mandiri,
mana kegiatan yang memerlukan bantuan minimal dari keluarga dan kegiatan apa saja
yang perlu batuan penuh dari keluarga atau lingkungan terdekat pasien. Berikan contoh
cara pelaksanaan kegiatan yang dapat dilakukan pasien. Susun bersama pasien dan buat
c. Berikan dukungan dan pujian pada setiap kegiatan yang dapat dilakukan pasien
Untuk mencapai tujuan tindakan keperawatan tersebut, saudara dapat melakukan hal-hal
berikut :
a. Memberi kesempatan pada pasien untuk mencoba kegiatan yang telah dilatihkan
b. Beri pujian atas kegiatan/kegiatan yang dapat dilakukan pasien setiap hari
c. Tingkatkan kegiatan sesuai dengan tingkat toleransi dan perubahan setiap kegiatan
12
d. Susun jadwal untuk melaksanakan kegiatan yang telah dilatih
Orientasi
“dimana kita duduk? Bagaimana kalau diruang tamu? Beberapa lama? Bagaimana
klau 20 menit?”
Kerja
“T, apa saja kemampuan yang T miliki? Bagus, apa lagi? Saya buat daftar ya?
Apa pula kegiatan rumah tangga yang biasa T lakukan? Bagaimana dengan merapikan
kamar ? menyapu? Mencuci piring dan seterusnya. Wah, bagus sekali ada lima
kemampuan dan kegiatan yang T miliki.”
“T, dari kelima kegiatan/kemampuan ini, yang masih dapat dikerjkan dirumah
sakit? (mis, ada tiga yang masih dapat dilakukan). Bagus sekali ada tiga kegiatan yang
masih bias dikerjakan dirumah sakit ini!”
“ sekarang, coba T pilih satu kegiatan yang masih bias dikerjakan dirumah sakit
ini. Baik, yang nomor satu, merapikan tempat tidur? Kalau begitu, bagaimana kalau
sekarang kita latihan merapikan tempat tidur T. mari kita lihat tempat tidur T! coba lihat,
sudah rapikah tempat tidurya?”
“Nah kalau kita mau merapikan temapat tidur mari kita pindahkan dulu bantal dan
selimutnya. Bagus! Sekarang kita angkat spreinya, dan kasurnya kita balik. Nah,
sekarang kita pasag lagi spreiya, kita mulai dari arah atas, ya bagus! Sekarang sebelah
13
kaki, Tarik dan masukan. Sekarang ambil bantal, rapikan, dan letakkan di sebelah
tas/kepala. Mari kita lipat selimut! Bagus!”
“T sudah bias merapikan tempat tidur dengan baik sekali. Coba perhatikan
bedakan dengan sebelum dirapikan! Bagus!”
“Coba T lakukan dan jangan lupa memberi tanda di kertas aftar kegiatan, tulis M
(mandiri) kalau T lakukan tanpa disuruh, tulis B (bantuan) kalau T melakukan dengan di
bantu, dan tulis T ( tidak) kalau T tidak melakukan( perawat memberi kertas berisi daftar
kegitan harian).”
Terminasi
“ besok pagi kita latihan lagi kemampuan yang kedua. T masih ingat kegiatan apa
lagi yang mampu dilakukan dirumah sakit selain merapikan tempat tidur? Ya bagus, cuci
piring… kalau begitu kita akan latihan mencuci piring besok jam 8 pagi di dapur
ruangan ini sehabis makan pagi, smpai jumpa ya!”
SP 2 pasien : melatih pasien melakukan kegiatan lain yang sesuai dengan kemampuan
pasien. Latihan dapat dilanjutkan untuk kemampuan lain sampai semua kemampuan
dilatih. Setiap kemampuan yang dimiliki akan meningkatkan harga diri pasien.
Orientasi
“selamat pagi, bagaimana perasaan T pagi ini ? wah, T tampak cerah ! bagaimana
T, sudah mencoba merapikan tempat tidur tadi pagi ? bagus kalau sudah dilakukan ( jika
pasien belum mampu melakukannya, ulang dan bantu kembali ) sekarang kita akan
latihan kemampuan kedua. Masih ingat apa latihan itu T ?”
“ya benar, sekarang kita akan latihan cuci piring didapur.”
“waktunya sekitar 15 menit mari kita ke dapur !”
14
Kerja
“T, sebelum cuci piring kita perlu siapkan dulu perlengkapan nya, yaitu
sabut/spons untuk membersihkan piring, sabun khusus untuk mencuci piring, dan air
untuk membilas, T dapat menggunakan air yang mengalir dari kran ini. Oh ya, jangan
lupa sedia kan tempat sampah untuk membuang sisa makanan.”
“sekarang saya perlihatkan dulu ya caranya. Setelah semua perlengkapan tersedia,
T ambil 1 piring kotor, lalu buang dulu sisa kotoran yang ada di piring tersebut ke tempat
sampah. Kemudian T bersihkan piring tersebut dengan menggunakan sabun/spons yang
sudah diberikan sabun pencuci piring. Setelah selesai di sabuni, bilas dengan air bersih
sampai tidak ada sisa sedikitpun di piring tersebut. Setelah itu, T bisa menggeringkan
piring yang sudah bersih tadi di rak yang sudah tersedia di dapur. Nah selesai…!”
“sekarang coba T yang melakukan…”
“bagus sekali, T dapat mempraktekan cuci piring dengan baik! Sekarang di lap
tangannya. “
Terminasi
“bagaimana perasaan T setelah latihan cuci piring ?”
“bagaimana jika kegiatan cuci piring ini dimasukan menjadi kegiatan sehari-hari.
“
“T. mau berapa kali T mencuci piring ? bagus sekali T mencuci piring 3x setelah
makan.”
“besok kita akan latihan untuk kemampuan ketiga, setelah merapikan tempat tidur
dan cuci piring. Masih ingat kegiatan apakah itu ? ya benar kita akan latihan mengepel.”
“mau jam berapa ? sama seperti sekarang? Sampai jumpa !”
15
e) Demonstrasikan cara merawat pasien hargadiri rendah
f) Beri kesempatan kepada keluarga untuk mempraktikan cara merawat pasien
harga diri rendah seperti yang telah perawat demonstrasikan sebelumnya.
g) Bantu keluarga menyusun rencana kegiatan pasien dirumah.
Kerja
“apa yang bapak/ibu ketahui tentang masalah T ?”
“ya memang, benar sekali pak/ibu, T itu memang terlihat tidak percaya diri dan
sering menyalahkan dirinya sendiri. T sering mengatakan dirinya adalah orang yang
paling bodoh sedunia. Dengan kata lain, anak bapak atau ibu memiliki masalah harga diri
rendah yang ditandai dengan munculnya pikiran-pikiran yang selalu negatif terhadap diri
sendiri. Jika keadaan terus menerus seperti itu, T dapat mengalami masalah yang lebih
berat lagi, misalnya T jadi malu bertemu dengan orang lain dan menggurung diri”
“sampai di sini, bapak/ibu mengerti apa yang dimaksud dengan harga diri rendah
? bagus sekali bapak/ibu sudah mengerti.
“setelah kita mengerti bahwa masalah T dapat menjadi masalah serius, kita
perlumemberikan perawatan yang baik untuk T”
“bapak/ibu, apa saja kemampuan yang dimiliki oleh T ? ya benar, dia juga
mengatakan hal yang sama.”(jika sama dengan kemampuan yang dikatakanT.)
“T telah berlatih dua kegiatan, yaitu merapikan tempat tidur dan mencuci piring.
T juga sudah dibuatkan jadwal untuk kegiatan tersebut. Untuk itu, bapak/ibu dapat
mengingatkan T untuk melakukan kegiatan tersebut sesuai jadwal. Tolong membantu
menyiapkan alat-alatnya, ya pak/bu. Jangan lupa memberikan pujian agar hara dirinya
menigkat. Ajak juga untuk memberikan tanda contreng pada jadwal kegiatannya selain
itu, jika T sudah tidak lagi dirawat di rumah sakit, bapak/ibu tetap perlu memantau
perkembangan T. jika masalah harga dirinya kembali muncul dan tidak tertangani lagi,
bapak/ibu dapat membawa T ke puskesmas.
16
“nah, bagaimana kalau sekarang kita praktikkan cara memberikan pujian kepada
T. temui T dan tanyakan kegiatan yang sudah dia dilakukan lalu berikan pujian seperti
“bagus sekali T, kamu sudah semangkin terampil mencuci piring!”
“coba bapak/ibu peraktikkan sekarang. Bagus”
Terminasi
“bagaimana perasaan bapak/ibu setelah pervakapan kita ini/”
“dapatkah bapak/ibu jelaskan kembali masalah yang dihadapi T dan baagimana
cara merawatnya?”
“bagus sekali bapak/ibu dapat menjelaskan dengan baik. Nah setiap kali
bapak/ibu mengunjungi T lakukan seperti itu. Nanti dirumah juga demikian.”
“bagaimana kalau kita bertemu lagi dua hari mendatang untuk latihan cara
memberi pujianlangsung kepada T?”
“pukul berapa bapak/ibu datang? Baik akan saya tunggu. Samapai jumpa!”
SP 2 keluarga : melatih keluarga untuk memperaktikkan cara merawata pasien harga diri
rendah langsung pada pasien.
“peragakan komunikasi dibawah ini !
Orientasi
“selamat pagi pak/bu ! Bagaiman perasaan bapak/ibu pagi ini? “
“bapak/ibu masih ingat latihan merawat anak bapak/ibu seperti yang kita pelajari
dua hari yang lalu?”
“baik, hari ini kita akan memperakktikannya langsung pada T.”
“bagaimana kalau 20 menit? Sekarang mari kita temui T!”
Kerja
“selamat pagi T. bagaimana perasan T hari ini? Hari ini saya dating bersama
orang tua T. seperti yang sudah saya katakana sebelumnya, orang tua T juga ingin
merawat T agar T cepat pulih. “(kemudian anda berbicara kepada keluarga sebagai
berikut.)
“nah, pak/bu, sekarang bapak/ibu bisa mempraktikkan apa yang sudah kita
latihkan beberapa hari yang lalu, yaitu memberikan pujian terhadap perkembangan anak
bapak/ibu.” (perawat mengobservasi keluarga mempraktikkan cara merawat pasien
seperti yang telah dilakukan pada pertemuan sebelumnya.)
17
“bagaimana perasaan T setelah berbincang-bincang dengan orang tua T”
“baiklah, sekarang suster dan orang tua T ke ruang perawat
SP 2 keluarga: melatih keluarga mempraktikan cara merawat pasien harga diri rendah
langsung pada pasien.
orientasi
“bapak/ibu masih ingat latihan merawat ana bapak/ibu seperti yang kita pelajari
dua hari yang lalu?”
kerja
“selamat pagi T. bagaimana perasaan T hari ini? hari ini saya datang bersama
orang tua T. seperti yang sudah saya katakan sebelumnya, orang tua T ingin merawat T
agar T cepat pulih.” (kemudian anda berbicara kepada keluarga sebagai berikut.)
“ nah pak/bu, sekarang bapak/ibu bisa mempraktikan apa yang sudah kita latihkan
beberapa hari yang lalu, yaitu memberikan pujian terhadap perkembangan anak
bapak/ibu.”( perawat mengobservasi keluarga mempraktikan cara merawat pasien seperti
yang telah dilakukan pada pertemuan sebelumnya.)
terminasi
“mulai sekarang bapak/ibu sudah dapat melakukan cara perawatan tadi pada T.”
“ tiga hari lagi kita akan bertemu untuk mendiskusikan pertanyaan bapak/ibu
melakukan cara merawat yang sudah kita pelajari. waktu dan tempatnya sama seperti
sekarang ya?”
18
SP 3 keluarga: membuat perencanaan pulang bersama keluarga. peragakan komunikan
dibawah ini!
orientasi
“selamat pagi pak/bu karena hari ini T hari ini sudah boleh pualang, kita akan
membicarakan jadwal T selama dirumah.”
kerja
“pak/bu ini kegiatan jadwal T selama dirumah sakit, Coba diperhatikan apakah
semua dapat dilaksanakan dirumah? pak/bu , jadwal yang telah dibuat tuk pasien hartuk
maupun jadwal minum obatnya.”
“ hal-hal yang perlu diperhatikan lebih lanjut adalah perilaku yang ditampilkan
oleh T selama dirumah. Contohnya kalau T terus menerus menyalahkan diri sendiri dan
berfikir negatif terhadap diri sendiri, menolak minum obat atau memperlihatkan perilaku
membahayakan orang lain. jika hal ini terjadi, segera hubungi perawat K di puskesmas
indara puri, puskesmas terdekat dari rumah bapak/ibu, ini nomor telepon puskemasnya:
(0651) 554xxx.”
terminasi
“ Ini jadwal kegiatan harian T untuk dibawa pulang. ini surat rujukan untuk
perawat K di puskesmas inderapuri. jangan lupa control ke puskesmas sebelum obat
habis atau ada gejala yang terlihat. Silahkan selesaikan administrasinya !”
TAK untuk pasien harga diri rendahadalah TAK stimulasi persepsi yang terdiri dari dua
hal berikut.
19
EVALUASI KEPERAWATAN
TANGGAL
NO KEMAMPUAN
A Pasien
SP 1 pasien
1 Mengidentifikasi kemampuan dan aspek positif yang
dimiliki pasien
2 Membantu pasien menilai kemampuan pasien yang masih
dapat digunakan
3 Membantu pasien memilih kegiatan yang akan dilatih
sesuai dengan kemampuan pasien
4 Melatih pasien sesuai kemampuan yang dipilih
5 Memberikan pujian yang wajar terhadap keberhasilan
pasien
6 Menganjurkan pasien memasukan dalam jadwal kegiatan
harian
Nilai SP pasien
SP 2 pasien
1 Mengevaluasi jadwal kegiatan harian pasien
2 Melatih kemampuan kedua
3 Menganjurkan pasien memasukan dalam jadwal kegiatan
harian
Nilai SP 2 Pasien
B Keluarga
SP 1 Keluarga
1 Mendiskusikan masalah yang dirasakan keluara dalam
merawat pasien
2 Menjealskan pengertian, tanda dan gejala harga diri rendah
yang dialami pasien beserta proses terjadinya
3 Menjelaskan cara cara merawat pasien harga diri rendah
Sp 2 Keluarga
20
1 Melatih keluarga mempraktikan cara merawat pasien harga
diri rendah
2 Melatih keluarga melakukan cara merawat langsung pasien
harga diri rendah
NILAI SP 2 keluarga
SP 3 Keluarga
1 Membantu keluarga membuat jadwal aktifitas di rumah
termasuk minum obat (perencanaan pulang)
2 Menjelaskan tindakan tindakan lanjut pasien setelah pulang
Nilai SP 3 Keluarga
Total nilai : SP pasien + SP keluarga
Nilai rata rata
21
Evaluasi kemampuan Perawat dalam merawat pasien Harga Diri Rendah
Dan Keluarganya
Nama Pasien :
Ruangan :
Nama Perawat :
Petunjuk :
Berilah tanda cheklist jika pasien mampu melakukan kemampuan dibawah ini
Tuliskan tanggal setiap dilakukan supervisi
TANGGAL
NO KEMAMPUAN
A Pasien
1 Menyebutkan kemampuan dan aspek positf yang dimiliki
2 Menilai kemampuan yang masih dapat digunakan
3 Memilih kegiatan yang masih daat digunakan
4 Melatih kemampuan yang telah dipilih
5 Melaksanakan kemampuan yang telah dilatih
6 Mealkukan kegiatan sesuai jadwal
B Keluarga
1 Menjelaskan pengertian dan tanda tanda orang yang
mengalami harga diri rendah
2 Menyebutkan tiga cara merawat pasien harga diri rendah
(memberikan pujian, menyediakan fasilitas untuk pasien ,
dan melatih pasien melakukan kemampuan)
3 Mampu mempraktikan cara merawat pasien
4 Melakukan tindakan lanjut sesuai rujukan
22
DAFTAR PUSTAKA
1. Fitria Nita. 2009. Prinsip Dasar dan Aplikasi Laporan Pendahuluan dan Strategi
Pelaksanaan Tindakan Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika.
2. Fitria Nita. Dkk. 2013. Laporan Pendahuluan Tentang Masalah Psikososial. Jakarta:
Salemba Medika.
3. Herdman, T.H. 2012. International Diagnosis Keperawatan. Buku Kedokteran.
Jakarta: EGC.
4. Keliat, B.A. 2006. Keperawatan Kesehatan Jiwa Komunitas : CNHM(basic course).
Buku Kedokteran. Jakarta: EGC.
5. Keliat, B.A. 2011. Keperawatan Kesehatan Jiwa Komunitas : CMHN(basic course).
Buku Kedokteran. Jakarta: EGC
6. Kusumawati, F. 2011. Buku Ajar Keperawatan Jiwa. Jakarta: Salemba Medika.
7. Wilkinson A. 2012. Buku Saku Diagnosis Keperawatan. Buku Kedokteran : EGC
23