Anda di halaman 1dari 23

LAPORAN PENDAHULUAN

A. KONSEP DASAR HARGA DIRI RENDAH

1. Pengertian

Harga diri rendah adalah perasaan tidak berharga, tidak berarti dan rendah diri yang

berkepanjangan akibat evaluasi yang negative terhadap diri sendiri atau kemampuan diri.

Adanya perasaan hilang kepercayaan diri, merasa gagal karena tidak mampu mencapai

keinginan sesuai ideal diri ( Keliat, 1998).

Harga diri rendah adalah evaluasi diri dan perasaan tentang diri atau kemampuan diri

yang negative, dapat secara langsung atau tidak langsung di ekspresikan.

Seseorang yang dikatakan mempunyai konsep diri negatif jika ia meyakini dan

memandang bahwa dirinya lemah, tidak berdaya, tidak dapat berbuat apa – apa, tidak

kompeten, gagal, malang, tidak menarik, tidak disukai dan kehilangan daya tarik terhadap

hidup. Orang dengan konsep diri negatif akan cenderung bersikap pesimistik terhadap

kehidupan dan kesempatan yang dihadapinya. Akan ada dua pihak yang bisa

disalahkannya, entah itu menyalahkan diri sendiri (secara negatif) atau menyalahkan

orang lain (Rini, J.F, 2002).

Konsep diri terdiri atas komponen-komponen berikut ini :

a. Citra tubuh (Body Image)

Citra tubuh (Body Image) adalah kumpulan dari sikap individu yang disadari dan tidak

disadari terhadap tubuhnya. Termasuk persepsi masa lalu dan sekarang, serta perasaan

tentang ukuran, fungsi, penampilan, dan potensi. Yang secara berkesinambungan

dimodifikasi dengan persepsi dan pengalaman yang baru (Stuart & Sundeen, 1998).

b. Ideal Diri (Self Ideal)

1
Ideal diri adalah persepsi individu tentang bagaimana ia harus berperilaku sesuai dengan

standar, aspirasi, tujuan atau nilai personal tertentu (Stuart & Sundeen, 1998). Sering juga

disebut bahwa ideal diri sama dengan cita – cita, keinginan, harapan tentang diri sendiri.

c. Identitas Diri (Self Identifity)

Identitas adalah pengorganisasian prinsip dari kepribadian yang bertanggung jawab

terhadap kesatuan, kesinambungan, konsistensi, dan keunikkan individu (Stuart &

Sundeen, 1998). Pembentukan identitas dimulai pada masa bayi dan terus berlangsung

sepanjang kehidupan tapi merupakan tugas utama pada masa remaja

d. Peran Diri (Self Role)

Serangkaian pola perilaku yang diharapkan oleh lingkungan sosial berhubungan dengan

fungsi individu di berbagai kelompok sosial. Peran yang diterapkan adalah peran dimana

seseorang tidak mempunyai pilihan. Peran yang diterima adalah peran yang terpilih atau

dipilih oleh individu (Stuart & Sundeen, 1998).

e. Harga Diri (Self Esteem)

Harga diri adalah penilaian individu tentang nilai personal yang diperoleh dengan

menganalisa seberapa baik perilaku seseorang sesuai dengan ideal diri. Harga diri yang

tinggi adalah perasaan yang berakar dalam penerimaan diri tanpa syarat, walaupun

melakukan kesalahan, kekalahan, tetap merasa sebagai seorang yang penting dan

berharga (Stuart & Sundeen, 1998.

2. Etiologi

Harga diri rendah sering disebabkan karena adanya koping individu yang tidak

efektif akibat adanya kurang umpan balik positif, kurangnya system pendukung

2
kemunduran perkembangan ego, pengulangan umpan balik yang negatif, difungsi system

keluarga serta terfiksasi pada tahap perkembangan awal (Townsend, M.C. 1998 : 366).

Menurut Carpenito, L.J (1998 : 82) koping individu tidak efektif adalah keadaan

dimana seorang individu mengalami atau beresiko mengalami suatu ketidakmampuan

dalam mengalami stessor internal atau lingkungan dengan adekuat karena ketidakkuatan

sumber-sumber (fisik, psikoAlogi, perilaku atau kognitif).

Sedangkan menurut Townsend, M.C (1998 : 312) koping individu tidak efektif

merupakan kelainan perilaku adaptif dan kemampuan memecahkan masalah seseorang

dalam memenuhi tuntutan kehidupan dan peran. Adapun Penyebab Gangguan Konsep

Diri Harga Diri Rendah, yaitu :

a. Factor Presdisposisi

Factor predisposisi terjadinya harga diri rendah adalah penolakan orangtua, penolakan

orangtua yang tidak realistis, kegagalan yang berulang kali, kurang mempunyai tanggung

jawab personal, ketergantungan pada orang lain, ideal diri yang tidak realistis.

b. Factor Presipitasi

Factor Presipitasi Terjadinya harga diri rendah biasanya adalah kehillangan bagian tubuh,

perubahan penampilan/bentuk tubuh, kegagalan atau produktifitas yang menurun.

3. Proses Terjadinya Harga Diri Rendah

Harga diri rendah merupakan penilaian individu tentang nilai personal yang

diperoleh dengan menganalisa seberapa baik perilaku seseorang sesuai dengan ideal diri.

Harga diri yang tinggi adalah perasaan yang berakar dalam penerimaan diri sendiri tanpa

syarat, walaupun melakukan kesalahan,kekalahan, dan kegagalan, tetapi merasa sebagai

seorang yang penting dan berharga.

3
Gangguan harga diri rendah merupakan masalah bagi banyak orang dan

diekspresikan melalui tingkat kecemasan yang sedang sampai berat.Umumnya disertai

oleh evalauasi diri yang negative membenci diri sendiri dan menolak diri sendiri.

Gangguan harga diri atau harga diri rendah dapat terjadi secara :

a. Situasional

Yaitu terjadi trauma yang tiba-tiba, missal harus dioperasi, kecelakaan, dicerai suami,

putus sekolah, putus hubungan kerja, dll. Pada pasien yang dirawat dapat terjadi harga

diri rendah karena prifasi yang kurang diperhatikan : pemeriksaan fisik yang

sembarangan, pemasangan alat yang tidak sopan, harapan akan struktur, bentuk dan

fungsi tubuh yang tidak tercapai karena dirawat/sakit/penyakit, perlakuan petugas yang

tidak menghargai.

b. Kronik

Yaitu perasaan negative terhadap diri telah berlangsung lama, yaitu sebelum

sakit/dirawat. Pasien mempunyai cara berpikir yang negative. Kejadian sakit dan dirawat

akan menambah persepsi negative terhadap dirinya. Kondisi ini mengakibatkan respons

yang maladaptive, kondisi ini dapat ditemukan pada pasien gangguan fisik yang kronis

atau pada pasien gangguan jiwa.

4. Tanda dan Gejala Harga Diri Rendah

a. Mengejek dan mengkritik diri

b. Merasa bersalah dan khawatir, menghukum dan menolak diri sendiri

c. Mengalami gejala fisik, missal : tekanan darah tinggi

d. Menunda keputusan

e. Sulit bergaul

4
f. Menghindari kesenangan yang dapat meberi rasa puas

g. Menarik diri dari realitas, cemas, panic, cemburu, curiga, halusinasi

h. Merusak diri : harga diri rendah menyokong pasien untuk mengakhirinya hidup

i. Merusak/melukai orang lain

j. Perasaan tidak mampu

k. Pandangan hidup yang pesimistis

l. Tidak menerima pujian

m. Penurunan produktivitas

n. Penolakan terhadap kemampuan diri

o. Kurang memerhatikan perawatan diri

p. Berpakaian tidak rapih

q. Berkurang selera makan

r. Tidak berani menatap lawan bicara

s. Lebih banyak menunduk

t. Bicara lambat dengan nada suara lemah.

5
5. Pohon Masalah

6. Penatalaksanaan

Menurut hawari (2001), terapi pada gangguan jiwa skizofrenia dewasa ini sudah

dikembangkan sehingga penderita tidak mengalami diskriminasi bahkan metodenya lebih

manusiawi daripada masa sebelumnya. Terapi yang dimaksudmeliputi :

a. Psikofarmaka

Adapun obat psikofarmaka yang ideal yaitu yang memenuhi syarat sebagai berikut:

1) Dosis rendah dengan efektifitas terapi dalam waktu yang cukup singkat

2) Tidak ada efek samping kalaupun ada relative kecil

3) Dapat menghilangkan dalam waktu yang relative singkat, baik untuk gejala positif

maupun gejala negative skizofrenia

4) Lebih cepat memulihkan fungsi kogbiti

5) Tidak menyebabkan kantuk

6
6) Memperbaiki pola tidur

7) Tidak menyebabkan habituasi, adikasi dan dependensi

8) Tidak menyebabkan lemas otot.

Berbagai jenis obat psikofarmaka yang beredar dipasaran yang hanya diperoleh dengan

resep dokter, dapat dibagi dalan 2 golongan yaitu golongan generasi pertama (typical)

dan golongan kedua (atypical).Obat yang termasuk golongan generasi pertama misalnya

chlorpromazine HCL, Thoridazine HCL, dan Haloperidol. Obat yang termasuk generasi

kedua misalnya : Risperidone, Olozapine, Quentiapine, Glanzapine, Zotatine, dan

aripiprazole.

b. Psikoterapi

Therapy kerja baik sekali untuk mendorong penderita bergaul lagi dengan orang lain,

penderita lain, perawat dan dokter. Maksudnya supaya ia tidak mengasingkan diri lagi

karena bila ia menarik diri ia dapat membentuk kebiasaan yang kurang baik. Dianjurkan

untuk mengadakan permainan atau latihan bersama. (Maramis,2005,hal.231).

c. Therapy Kejang Listrik ( Electro Convulsive Therapy)

ECT adalah pengobatan untuk menimbulkan kejang granmall secara artificial dengan

melewatkan aliran listrik melalui elektrode yang dipasang satu atau dua temples. Therapi

kejang listrik diberikan pada skizofrenia yang tidak mempan denga terapi neuroleptika

oral atau injeksi, dosis terapi kejang listrik 4-5 joule/detik. (Maramis, 2005).

d. Keperawatan

Biasanya yang dilakukan yaitu Therapi modalitas/perilaku merupakan rencana

pengobatan untuk skizofrrenia yang ditujukan pada kemampuan dan kekurangan

klien.Teknik perilaku menggunakan latihan keterampilan sosial untuk meningkatkan

7
kemampuan sosial.Kemampuan memenuhi diri sendiri dan latihan praktis dalam

komunikasi interpersonal.Therapi kelompok bagi skizofrenia biasanya memusatkan pada

rencana dan masalah dalam hubungan kehidupan yang nyata. (Kaplan dan Sadock,1998).

Therapy aktivitas kelompok dibagi empat, yaitu therapy aktivitas kelompok stimulasi

kognitif/persepsi, theerapy aktivitas kelompok stimulasi sensori, therapi aktivitas

kelompok stimulasi realita dan therapy aktivitas kelompok sosialisasi (Keliat dan

Akemat,2005,hal.13). Dari empat jenis therapy aktivitas kelompok diatas yang paling

relevan dilakukan pada individu dengan gangguan konsep diri harga diri rendah adalah

therapyaktivitas kelompok stimulasi persepsi. Therapy aktivitas kelompok (TAK)

stimulasi persepsi adalah therapy yang mengunakan aktivitas sebagai stimulasi dan

terkait dengan pengalaman atau kehidupan untuk didiskusikan dalam kelompok, hasil

diskusi kelompok dapat berupa kesepakatan persepsi atau alternatif penyelesaian

masalah.(Keliat dan Akemat,2005).

8
B. KONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN

DENGAN HARGA DIRI RENDAH

1. Pengkajian Pasien Harga Diri Rendah

a. Identitas klien meliputi Nama, umur, jenis kelamin, tanggal dirawat, tanggal pengkajian,

nomor rekam medic

b. Faktor predisposisi merupakan factor pendukung yang meliputi factor biologis, factor

psikologis, social budaya, dan factor genetic

c. Factor presipitasi merupakan factor pencetus yang meliputi sikap persepsi merasa tidak

mampu, putus asa, tidak percaya diri, merasa gagal, merasa malang, kehilangan, rendah

diri, perilaku agresif, kekerasan, ketidak adekuatan pengobatan dan penanganan gejala

stress pencetus pada umunya mencakup kejadian kehidupan yang penuh dengan stress

seperti kehilangan yang mempengaruhi kemampuan individu untuk berhubungan dengan

orang lain dan menyebabkan ansietas.

d. Psikososial yang terdiri dari genogram, konsep diri, hubungan social dan spiritual

e. Status mental yang terdiri dari penampilan, pembicaraan, aktifitas motorik, alam

perasaan, afek pasien, interaksi selama wawancara, persepsi, proses pikir, isi pikir,

tingkat kesadaran, memori, tingkat kosentrasi dan berhitung, kemampuan penilaian, dan

daya tilik diri.

f. Mekanisme koping: koping yang dimiliki klien baik adaptif maupun maladaptive

g. Aspek medic yang terdiri dari diagnose medis dan terapi medis

Pada proses pengkajian, data penting yang perlu diketahui saudara dapatkan adalah:

9
MASALAH YANG PERLU DIKAJI

No Masalah Keperawatan Data Subyektif Data Obyektif

1 Masalah utama : gangguan Mengungkapkan ingin Merusak diri sendiri,


konsep diri : harga diri diakui jati dirinya. Merusak orang lain,
rendah Mengungkapkan tidak ada Ekspresi malu,
lagi yang peduli. Menarik diri dari hubungan
Mengungkapkan tidak bisa social, Tampak mudah
apa-apa. tersinggung, Tidak mau
Mengungkapkan dirinya makan dan tidak tidur
tidak berguna.
Mengkritik diri sendiri.
Perasaan tidak mampu.
2 Mk : Penyebab tidak Mengungkapkan Tampak ketergantungan
efektifnya koping individu ketidakmampuan dan terhadap orang lain
meminta bantuan orang Tampak sedih dan tidak
lain. melakukan aktivitas yang
Mengungkapkan malu dan seharusnya dapat
tidak bisa ketika diajak dilakukan Wajah tampak
melakukan sesuatu. murung
Mengungkapkan tidak
berdaya dan tidak ingin
hidup lagi.
3 Mk : Akibat isolasi sosial Mengungkapkan enggan Ekspresi wajah kosong
menarik diri bicara dengan orang lain tidak ada kontak mata
Klien mengatakan malu ketika diajak bicara Suara
bertemu dan berhadapan pelan dan
dengan orang lain. tidakjelas
Hanya memberi jawaban
singkat (ya/tidak)
Menghindar ketika didekati

2. Diagnosa Keperawatan

Berdasarkan data diatas, yang didapat melalui observasi, wawancara atau pemeriksaan

fisik bahkan melalui sumber sekunder, maka perawat dapat menegakkan diagnosa

keperawatan pada pasien sebagai berikut:

a. Harga Diri Rendah

10
b. Isolasi Sosial

c. Defisit Perawatan Diri

3. Rencana Tindakan Keperawatan dan Strategi Pelaksanaan pasien

Untuk mengatasi masalah Gangguan Konsep Diri : Harga Diri Rendah Tindakan

keperawatan pada pasien :

a. Tujuan :

1) Pasien dapat mengidentifikasi kemampuan dan aspek positif yang dimiliki

2) Pasien dapat menilai kemampuan yang dapat digunakan

3) Pasien dapat menetapkan/memilih kegiatan yang sesuai kemampuan

4) Pasien dapat melatih kegiatan yang sudah dipilih, sesuai kemampuan

5) Pasien dapat menyusun jadwal untuk melakukan kegiatan yang sudah dilatih

Tindakan keperawatan :

1) Mengidentifikasi kemampuan dan aspek positif yang masih dimiliki pasien.

Untuk membantu pasien dapat mengungkapkan kemampuan dan aspek positif yang

masih dimilikinya , perawat dapat :

a. Mendiskusikan bahwa sejumlah kemampuan dan aspek positif yang dimiliki pasien

seperti kegiatan pasien di rumah sakit, di rumah, dalam keluarga dan lingkungan adanya

keluarga dan lingkungan terdekat pasien.

b. Beri pujian yang realistik/nyata dan hindarkan setiap kali bertemu dengan pasien

penilaian yang negatif.

2) Membantu pasien menilai kemampuan yang dapat digunakan.

Untuk tindakan tersebut, saudara dapat :

a. Mendiskusikan dengan pasien kemampuan yang masih dapat digunakan saat ini

11
b. Bantu pasien menyebutkannya dan memberi penguatan terhadap kemampuan diri yang

diungkapkan pasien

c. Perlihatkan respon yang kondusif dan menjadi pendengar yang aktif

3) Membantu pasien memilih/menetapkan kemampuan yang akan dilatih Tindakan

keperawatan yang dapat dilakukan adalah :

a. Mendiskusikan dengan pasien beberapa kegiatan yang dapat dilakukan dan dipilih

sebagai kegiatan yang akan pasien lakukan sehari-hari.

b. Bantu pasien menetapkan kegiatan mana yang dapat pasien lakukan secara mandiri,

mana kegiatan yang memerlukan bantuan minimal dari keluarga dan kegiatan apa saja

yang perlu batuan penuh dari keluarga atau lingkungan terdekat pasien. Berikan contoh

cara pelaksanaan kegiatan yang dapat dilakukan pasien. Susun bersama pasien dan buat

daftar kegiatan sehari-hari pasien.

4) Melatih kemampuan yang dipilih pasien

Untuk tindakan keperawatan tersebut saudara dapat melakukan:

a. Mendiskusikan dengan pasien untuk melatih kemampuan yang dipilih

b. Bersama pasien memperagakan kegiatan yang ditetapkan

c. Berikan dukungan dan pujian pada setiap kegiatan yang dapat dilakukan pasien

5) Membantu menyusun jadwal pelaksanaan kemampuan yang dilatih

Untuk mencapai tujuan tindakan keperawatan tersebut, saudara dapat melakukan hal-hal

berikut :

a. Memberi kesempatan pada pasien untuk mencoba kegiatan yang telah dilatihkan

b. Beri pujian atas kegiatan/kegiatan yang dapat dilakukan pasien setiap hari

c. Tingkatkan kegiatan sesuai dengan tingkat toleransi dan perubahan setiap kegiatan

12
d. Susun jadwal untuk melaksanakan kegiatan yang telah dilatih

Berikan kesempatan mengungkapkan perasaanya setelah pelaksanaan kegiatan.

SP 1 pasien. Mendiskusikan kemampuan dan aspek positif yang dimiliki pasien,


membantu psien menilai kemampuan yang masih dapat digunakan, membantu
pasien memilih /menetapkan kemampuan yang akan dilatih, melatih kemampuan
yang sudah dipilih dan menyusun jadwal pelaksanaan kemampuan yang telah
dilatih dalam rencana harian.

Orientasi

“selamat pagi! Bagaimana kedaan T hari ini ? T terlihat segar.”

“bagaimana kalau kita bercakap-cakap tentang kemampuan dan kegiatan yang


pernah T lakukan? Setelah itu kita akan nilai kegiatan mana yang masih dapat T
dilakukan dirumah sakit. Setelah kita nilai, kita akan pilih satu kegiatan untuk kita latih.”

“dimana kita duduk? Bagaimana kalau diruang tamu? Beberapa lama? Bagaimana
klau 20 menit?”

Kerja

“T, apa saja kemampuan yang T miliki? Bagus, apa lagi? Saya buat daftar ya?
Apa pula kegiatan rumah tangga yang biasa T lakukan? Bagaimana dengan merapikan
kamar ? menyapu? Mencuci piring dan seterusnya. Wah, bagus sekali ada lima
kemampuan dan kegiatan yang T miliki.”

“T, dari kelima kegiatan/kemampuan ini, yang masih dapat dikerjkan dirumah
sakit? (mis, ada tiga yang masih dapat dilakukan). Bagus sekali ada tiga kegiatan yang
masih bias dikerjakan dirumah sakit ini!”

“ sekarang, coba T pilih satu kegiatan yang masih bias dikerjakan dirumah sakit
ini. Baik, yang nomor satu, merapikan tempat tidur? Kalau begitu, bagaimana kalau
sekarang kita latihan merapikan tempat tidur T. mari kita lihat tempat tidur T! coba lihat,
sudah rapikah tempat tidurya?”

“Nah kalau kita mau merapikan temapat tidur mari kita pindahkan dulu bantal dan
selimutnya. Bagus! Sekarang kita angkat spreinya, dan kasurnya kita balik. Nah,
sekarang kita pasag lagi spreiya, kita mulai dari arah atas, ya bagus! Sekarang sebelah

13
kaki, Tarik dan masukan. Sekarang ambil bantal, rapikan, dan letakkan di sebelah
tas/kepala. Mari kita lipat selimut! Bagus!”

“T sudah bias merapikan tempat tidur dengan baik sekali. Coba perhatikan
bedakan dengan sebelum dirapikan! Bagus!”

“Coba T lakukan dan jangan lupa memberi tanda di kertas aftar kegiatan, tulis M
(mandiri) kalau T lakukan tanpa disuruh, tulis B (bantuan) kalau T melakukan dengan di
bantu, dan tulis T ( tidak) kalau T tidak melakukan( perawat memberi kertas berisi daftar
kegitan harian).”

Terminasi

“ bagaimana perasan T setelah kita bercakap-cakap dan latihan merapikan tempat


tidur? Ya, T ternyata banyak memiliki kemampuan yang dapat dilakukan di rumah sakit
ini. Salah satunya, merapikan tempat tidur, yang sudh T praktikan dengan baik sekali.
Nah, kemampuan ini dapat dilakukan juga dirumah setelah pulang. Sekarang, mari kita
masukkan pada jadwal harian. T mau berapa kali sehari meapikan tempat tidur. Bagus,
dua kali, yaitu pagi jam berapa? Lalu sehais istirahat, jam 4 sore.”

“ besok pagi kita latihan lagi kemampuan yang kedua. T masih ingat kegiatan apa
lagi yang mampu dilakukan dirumah sakit selain merapikan tempat tidur? Ya bagus, cuci
piring… kalau begitu kita akan latihan mencuci piring besok jam 8 pagi di dapur
ruangan ini sehabis makan pagi, smpai jumpa ya!”

SP 2 pasien : melatih pasien melakukan kegiatan lain yang sesuai dengan kemampuan
pasien. Latihan dapat dilanjutkan untuk kemampuan lain sampai semua kemampuan
dilatih. Setiap kemampuan yang dimiliki akan meningkatkan harga diri pasien.

Peragakan komunikasi dibawah ini !

Orientasi

“selamat pagi, bagaimana perasaan T pagi ini ? wah, T tampak cerah ! bagaimana
T, sudah mencoba merapikan tempat tidur tadi pagi ? bagus kalau sudah dilakukan ( jika
pasien belum mampu melakukannya, ulang dan bantu kembali ) sekarang kita akan
latihan kemampuan kedua. Masih ingat apa latihan itu T ?”
“ya benar, sekarang kita akan latihan cuci piring didapur.”
“waktunya sekitar 15 menit mari kita ke dapur !”

14
Kerja
“T, sebelum cuci piring kita perlu siapkan dulu perlengkapan nya, yaitu
sabut/spons untuk membersihkan piring, sabun khusus untuk mencuci piring, dan air
untuk membilas, T dapat menggunakan air yang mengalir dari kran ini. Oh ya, jangan
lupa sedia kan tempat sampah untuk membuang sisa makanan.”
“sekarang saya perlihatkan dulu ya caranya. Setelah semua perlengkapan tersedia,
T ambil 1 piring kotor, lalu buang dulu sisa kotoran yang ada di piring tersebut ke tempat
sampah. Kemudian T bersihkan piring tersebut dengan menggunakan sabun/spons yang
sudah diberikan sabun pencuci piring. Setelah selesai di sabuni, bilas dengan air bersih
sampai tidak ada sisa sedikitpun di piring tersebut. Setelah itu, T bisa menggeringkan
piring yang sudah bersih tadi di rak yang sudah tersedia di dapur. Nah selesai…!”
“sekarang coba T yang melakukan…”
“bagus sekali, T dapat mempraktekan cuci piring dengan baik! Sekarang di lap
tangannya. “

Terminasi
“bagaimana perasaan T setelah latihan cuci piring ?”
“bagaimana jika kegiatan cuci piring ini dimasukan menjadi kegiatan sehari-hari.

“T. mau berapa kali T mencuci piring ? bagus sekali T mencuci piring 3x setelah
makan.”
“besok kita akan latihan untuk kemampuan ketiga, setelah merapikan tempat tidur
dan cuci piring. Masih ingat kegiatan apakah itu ? ya benar kita akan latihan mengepel.”
“mau jam berapa ? sama seperti sekarang? Sampai jumpa !”

a. Tindakan keperawatan pada keluarga


1. Tujuan kepeawatan
a) Keluarga dapat membantu pasien mengidentifikasikan kemampuan yang
dimiliki pasien
b) Keluarga dapat memfasilitasi pelaksanaan kemampuan yang dimiliki pasien
c) Keluarga dapat motivasi pasien untuk melakukan kegiatan yang sudah dilatih
dan memberikan pujian atas keberhasilan pasien
d) Keluarga mampu perkembangan perubahan kemampuan pasien.
2. Tindakan keperawatan
a) Diskusikan masalah yang dihadapi keluarga dalam merawat pasien
b) Jelaskan kepada keluarga tentang harga diri rendah yang dialamai pasien.
c) Diskusi degan keluarga mengenai kemampuan yang dimilki pasien dan puji
pasien atas kemampuanya.
d) Jelaskan cara-cara merawat pasien harga diri rendah.

15
e) Demonstrasikan cara merawat pasien hargadiri rendah
f) Beri kesempatan kepada keluarga untuk mempraktikan cara merawat pasien
harga diri rendah seperti yang telah perawat demonstrasikan sebelumnya.
g) Bantu keluarga menyusun rencana kegiatan pasien dirumah.

SP 1 keluarga mendiskusikan masalah yang dihadapi keluarga dalam merawat


pasien dirumah, menjelaskan tentang peengertian, tanda dn gejala harga diri
rendah,
merawat pasien harga diri rendah, dan memberi kesempatan pada keluarga untuk
mempraktikan cara merawat. Komunikasikan dibawah ini!
Orientasi
“Selamat pagi!Bagaimana keadaan Bapak/Ibu pagi ini?’’
“Bagaimana kalau pagi ini kita bercakap-cakap tentang cara merawat T?Berapa
Lama?Bagaimana kalau tiga puluh menit? Baik, mari duduk diruangan wawancara !”

Kerja
“apa yang bapak/ibu ketahui tentang masalah T ?”
“ya memang, benar sekali pak/ibu, T itu memang terlihat tidak percaya diri dan
sering menyalahkan dirinya sendiri. T sering mengatakan dirinya adalah orang yang
paling bodoh sedunia. Dengan kata lain, anak bapak atau ibu memiliki masalah harga diri
rendah yang ditandai dengan munculnya pikiran-pikiran yang selalu negatif terhadap diri
sendiri. Jika keadaan terus menerus seperti itu, T dapat mengalami masalah yang lebih
berat lagi, misalnya T jadi malu bertemu dengan orang lain dan menggurung diri”
“sampai di sini, bapak/ibu mengerti apa yang dimaksud dengan harga diri rendah
? bagus sekali bapak/ibu sudah mengerti.
“setelah kita mengerti bahwa masalah T dapat menjadi masalah serius, kita
perlumemberikan perawatan yang baik untuk T”
“bapak/ibu, apa saja kemampuan yang dimiliki oleh T ? ya benar, dia juga
mengatakan hal yang sama.”(jika sama dengan kemampuan yang dikatakanT.)
“T telah berlatih dua kegiatan, yaitu merapikan tempat tidur dan mencuci piring.
T juga sudah dibuatkan jadwal untuk kegiatan tersebut. Untuk itu, bapak/ibu dapat
mengingatkan T untuk melakukan kegiatan tersebut sesuai jadwal. Tolong membantu
menyiapkan alat-alatnya, ya pak/bu. Jangan lupa memberikan pujian agar hara dirinya
menigkat. Ajak juga untuk memberikan tanda contreng pada jadwal kegiatannya selain
itu, jika T sudah tidak lagi dirawat di rumah sakit, bapak/ibu tetap perlu memantau
perkembangan T. jika masalah harga dirinya kembali muncul dan tidak tertangani lagi,
bapak/ibu dapat membawa T ke puskesmas.

16
“nah, bagaimana kalau sekarang kita praktikkan cara memberikan pujian kepada
T. temui T dan tanyakan kegiatan yang sudah dia dilakukan lalu berikan pujian seperti
“bagus sekali T, kamu sudah semangkin terampil mencuci piring!”
“coba bapak/ibu peraktikkan sekarang. Bagus”

Terminasi
“bagaimana perasaan bapak/ibu setelah pervakapan kita ini/”
“dapatkah bapak/ibu jelaskan kembali masalah yang dihadapi T dan baagimana
cara merawatnya?”
“bagus sekali bapak/ibu dapat menjelaskan dengan baik. Nah setiap kali
bapak/ibu mengunjungi T lakukan seperti itu. Nanti dirumah juga demikian.”
“bagaimana kalau kita bertemu lagi dua hari mendatang untuk latihan cara
memberi pujianlangsung kepada T?”
“pukul berapa bapak/ibu datang? Baik akan saya tunggu. Samapai jumpa!”

SP 2 keluarga : melatih keluarga untuk memperaktikkan cara merawata pasien harga diri
rendah langsung pada pasien.
“peragakan komunikasi dibawah ini !

Orientasi
“selamat pagi pak/bu ! Bagaiman perasaan bapak/ibu pagi ini? “
“bapak/ibu masih ingat latihan merawat anak bapak/ibu seperti yang kita pelajari
dua hari yang lalu?”
“baik, hari ini kita akan memperakktikannya langsung pada T.”
“bagaimana kalau 20 menit? Sekarang mari kita temui T!”

Kerja
“selamat pagi T. bagaimana perasan T hari ini? Hari ini saya dating bersama
orang tua T. seperti yang sudah saya katakana sebelumnya, orang tua T juga ingin
merawat T agar T cepat pulih. “(kemudian anda berbicara kepada keluarga sebagai
berikut.)
“nah, pak/bu, sekarang bapak/ibu bisa mempraktikkan apa yang sudah kita
latihkan beberapa hari yang lalu, yaitu memberikan pujian terhadap perkembangan anak
bapak/ibu.” (perawat mengobservasi keluarga mempraktikkan cara merawat pasien
seperti yang telah dilakukan pada pertemuan sebelumnya.)

17
“bagaimana perasaan T setelah berbincang-bincang dengan orang tua T”
“baiklah, sekarang suster dan orang tua T ke ruang perawat

SP 2 keluarga: melatih keluarga mempraktikan cara merawat pasien harga diri rendah
langsung pada pasien.

peragakan komunikasi dibawah ini!

orientasi

“selamat pagi pak/buk bagaimana perasaan bapak/ibu hari ini?

“bapak/ibu masih ingat latihan merawat ana bapak/ibu seperti yang kita pelajari
dua hari yang lalu?”

“baik, hari ini kita akan mempraktikan langsng pada T.”

“bagaimana kalau 20 menit? sekarang mari kita temui T!”

kerja

“selamat pagi T. bagaimana perasaan T hari ini? hari ini saya datang bersama
orang tua T. seperti yang sudah saya katakan sebelumnya, orang tua T ingin merawat T
agar T cepat pulih.” (kemudian anda berbicara kepada keluarga sebagai berikut.)

“ nah pak/bu, sekarang bapak/ibu bisa mempraktikan apa yang sudah kita latihkan
beberapa hari yang lalu, yaitu memberikan pujian terhadap perkembangan anak
bapak/ibu.”( perawat mengobservasi keluarga mempraktikan cara merawat pasien seperti
yang telah dilakukan pada pertemuan sebelumnya.)

“bagaimana perasaan T setelah berbincang-bincang dengan orang tua T?”

“baiklah, sekarang suster dan orang tua t ke ruangperawat dulu”(perawat dan


keluarga meninggalakan pasien untuk melakukan terminasi dengan keluarga.)

terminasi

“bagaimana perasaan bapak/ibu setelah kita latihan tadi?”

“mulai sekarang bapak/ibu sudah dapat melakukan cara perawatan tadi pada T.”

“ tiga hari lagi kita akan bertemu untuk mendiskusikan pertanyaan bapak/ibu
melakukan cara merawat yang sudah kita pelajari. waktu dan tempatnya sama seperti
sekarang ya?”

18
SP 3 keluarga: membuat perencanaan pulang bersama keluarga. peragakan komunikan
dibawah ini!

orientasi

“selamat pagi pak/bu karena hari ini T hari ini sudah boleh pualang, kita akan
membicarakan jadwal T selama dirumah.”

“berapa lama bapak/ibu ada waktu mari kita bicarakan di kantor!”

kerja

“pak/bu ini kegiatan jadwal T selama dirumah sakit, Coba diperhatikan apakah
semua dapat dilaksanakan dirumah? pak/bu , jadwal yang telah dibuat tuk pasien hartuk
maupun jadwal minum obatnya.”

“ hal-hal yang perlu diperhatikan lebih lanjut adalah perilaku yang ditampilkan
oleh T selama dirumah. Contohnya kalau T terus menerus menyalahkan diri sendiri dan
berfikir negatif terhadap diri sendiri, menolak minum obat atau memperlihatkan perilaku
membahayakan orang lain. jika hal ini terjadi, segera hubungi perawat K di puskesmas
indara puri, puskesmas terdekat dari rumah bapak/ibu, ini nomor telepon puskemasnya:
(0651) 554xxx.”

“Selanjutnya perawat K tersebut yang akan memantau perkembangan T selama


dirumah.”

terminasi

“bagaimana pak/bu? ada yang belum jelas?”

“ Ini jadwal kegiatan harian T untuk dibawa pulang. ini surat rujukan untuk
perawat K di puskesmas inderapuri. jangan lupa control ke puskesmas sebelum obat
habis atau ada gejala yang terlihat. Silahkan selesaikan administrasinya !”

Terapi aktivitas kelompok(TAK)

TAK untuk pasien harga diri rendahadalah TAK stimulasi persepsi yang terdiri dari dua
hal berikut.

a. Sesi I : mengidentifikasi hal positif diri


b. Sesi II:melatih positif pada diri

19
EVALUASI KEPERAWATAN

Evaluasi kemampuan Perawat dalam merawat pasien


HARGA DIRI RENDAH
Nama Pasien :
Ruangan :
Nama Perawat :
Petunjuk :
a. Berilah tanda cheklist pada tiap kemampuan yang ditampakan
b. evaluasi tindakan keperawatan untuk setiap SP dilakukan menggunakan instrumen evaluasi
penampilan klinik Perawat (MPKP.
c. Masukan nilai tiap evaluasi penampilan klinik perawat MPKP kedalam nilai SP

TANGGAL
NO KEMAMPUAN
A Pasien
SP 1 pasien
1 Mengidentifikasi kemampuan dan aspek positif yang
dimiliki pasien
2 Membantu pasien menilai kemampuan pasien yang masih
dapat digunakan
3 Membantu pasien memilih kegiatan yang akan dilatih
sesuai dengan kemampuan pasien
4 Melatih pasien sesuai kemampuan yang dipilih
5 Memberikan pujian yang wajar terhadap keberhasilan
pasien
6 Menganjurkan pasien memasukan dalam jadwal kegiatan
harian
Nilai SP pasien
SP 2 pasien
1 Mengevaluasi jadwal kegiatan harian pasien
2 Melatih kemampuan kedua
3 Menganjurkan pasien memasukan dalam jadwal kegiatan
harian
Nilai SP 2 Pasien
B Keluarga
SP 1 Keluarga
1 Mendiskusikan masalah yang dirasakan keluara dalam
merawat pasien
2 Menjealskan pengertian, tanda dan gejala harga diri rendah
yang dialami pasien beserta proses terjadinya
3 Menjelaskan cara cara merawat pasien harga diri rendah
Sp 2 Keluarga

20
1 Melatih keluarga mempraktikan cara merawat pasien harga
diri rendah
2 Melatih keluarga melakukan cara merawat langsung pasien
harga diri rendah
NILAI SP 2 keluarga
SP 3 Keluarga
1 Membantu keluarga membuat jadwal aktifitas di rumah
termasuk minum obat (perencanaan pulang)
2 Menjelaskan tindakan tindakan lanjut pasien setelah pulang
Nilai SP 3 Keluarga
Total nilai : SP pasien + SP keluarga
Nilai rata rata

21
Evaluasi kemampuan Perawat dalam merawat pasien Harga Diri Rendah
Dan Keluarganya
Nama Pasien :
Ruangan :
Nama Perawat :
Petunjuk :
Berilah tanda cheklist jika pasien mampu melakukan kemampuan dibawah ini
Tuliskan tanggal setiap dilakukan supervisi

TANGGAL
NO KEMAMPUAN
A Pasien
1 Menyebutkan kemampuan dan aspek positf yang dimiliki
2 Menilai kemampuan yang masih dapat digunakan
3 Memilih kegiatan yang masih daat digunakan
4 Melatih kemampuan yang telah dipilih
5 Melaksanakan kemampuan yang telah dilatih
6 Mealkukan kegiatan sesuai jadwal
B Keluarga
1 Menjelaskan pengertian dan tanda tanda orang yang
mengalami harga diri rendah
2 Menyebutkan tiga cara merawat pasien harga diri rendah
(memberikan pujian, menyediakan fasilitas untuk pasien ,
dan melatih pasien melakukan kemampuan)
3 Mampu mempraktikan cara merawat pasien
4 Melakukan tindakan lanjut sesuai rujukan

22
DAFTAR PUSTAKA

1. Fitria Nita. 2009. Prinsip Dasar dan Aplikasi Laporan Pendahuluan dan Strategi
Pelaksanaan Tindakan Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika.
2. Fitria Nita. Dkk. 2013. Laporan Pendahuluan Tentang Masalah Psikososial. Jakarta:
Salemba Medika.
3. Herdman, T.H. 2012. International Diagnosis Keperawatan. Buku Kedokteran.
Jakarta: EGC.
4. Keliat, B.A. 2006. Keperawatan Kesehatan Jiwa Komunitas : CNHM(basic course).
Buku Kedokteran. Jakarta: EGC.
5. Keliat, B.A. 2011. Keperawatan Kesehatan Jiwa Komunitas : CMHN(basic course).
Buku Kedokteran. Jakarta: EGC
6. Kusumawati, F. 2011. Buku Ajar Keperawatan Jiwa. Jakarta: Salemba Medika.
7. Wilkinson A. 2012. Buku Saku Diagnosis Keperawatan. Buku Kedokteran : EGC

23

Anda mungkin juga menyukai