Anda di halaman 1dari 8

Jurnal Ilmiah Kesehatan Keperawatan, Volume 11, No.

2 Juni 2015

HUBUNGAN PENURUNAN FUNGSI FISIK DAN DUKUNGAN KELUARGA


PADA USIA LANJUT DENGAN RESPON PSIKOSOSIAL PADA USIA
LANJUT DI KELURAHAN KARANGAYAR KABUPATEN KEBUMEN

Marsito1, Sarwono2
1, 2, Jurusan Keperawatan STIKES Muhammadiyah Gombong

ABSTRAK
Data Demografi penduduk Kelurahan Karangayar umur diatas
60 tahun ada 81 orang (14%) dari total penduduk 587. Pengetahuan
masyarakat Kelurahan Karanganyar tentang posyandu dan posbindu
yang sedikit tahu ada 136 orang (74%), tahu ada 30 orang ( 17%) dan
tidak tahu ada 17 orang ( 9%). Angka kehadiran usia lanjut datang ke
posbindu kurang dari 40%, ada usia lanjut yang ketergantungan total 2
orang (2,47%). Lagi pula keluarga kurang sekali berperan dalam
melakukan dukungan terhadap kegiatan usia lanjut dalam kehidupan
sehari hari. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan
pendekatan cross sectional dengan menggunakan uji chi square. Sampel
yang digunakan terdiri dari 50 responden dengan menggunakan simple
asidental sampling.
Variabel independent dalam penelitian ini adalah penurunan fisik
lansia dan dukungan keluarga pada lansia, sedangkan variabel
dependentnya adalah respon psikososial. sebagian besar responden
lansia terjadi ketergantungan moderat 46 orang (92%), dukungan
keluarga efektif 46 orang (92%) dan respon psikososialnya 44 orang
(88%). Hasil uji chi square tidak ada hubungan yang signifikan antara
penurunan fisik lansia dengan respon psikososial dimana (p: 0,441).
Begitu juga tidak ada hubungan yang signifikan antara dukungan
keluarga dengan respon psikososial dimana (p: 0,441).

Kata kunci : penuurunan fisik, dukungsn krluarga dan rspon spikososial


pada lansia.

PENDAHULUAN ini mencakup peningkatan


Masyarakat Indonesia derajat kesehatan masyarakat,
merupakan bangsa yang besar kemampuan hidup sehat bagi
dengan luas wilayahnya yang setiap penduduk, agar derajat
besar dalam sumber daya, yang kesehatan masyarakat, bangsa
tentunya dapat pula dan Negara Indonesia dengan
mengundang permasalahan yang perilaku hidup sehat. Salah satu
besar pula. Menurut Depkes RI cara untuk meningkatkan
(2003) pemerinah telah derajat kesehatan dengan cara
menetapkan program kesehatan memelihaan dan meningkatkan
untuk masyarakat Indonesia kesehatan yang bermutu,
yang jumlahnya lebih dari 250 merata, dan terjangkau dengan
juta jiwa, melalui penetapan menggunakan perkembangan
pembangaunan kesehatan untuk ilmu dan tehnologi yang sudah
menuju Indonesia sehat 2010. ada.
Tujuan pembangunan kesehatan

71
Jurnal Ilmiah Kesehatan Keperawatan, Volume 11, No. 2 Juni 2015

Pembangunan kesehatan Usia lanjut untuk di


ditujukan pada kesejahteraan Indonesia berusia 60 tahun
manusia sejak konsepsi dan keatas, kelompok ini
berlangsung sepanjang masa memerlukan perhatihan khusus
hidupnya, baik itu manusia karena mengingat bahwa selain
sebagai individu, kelompok, jumlah meningkat juga mereka
keluarga maupun masyarakat, secara potensial dapat
secara komprehensif menimbulkan permasalahan
pembangunan kesehatan pada yang akan mempengaruhi
kelompok khusus antara lain kelompok penduduk lainnya.
pada usia lanjut seperti lansia. Jumlah usia lanjut di Indonesia
Pembangunan kesehatan kian tahun kian meningkat,
ditujukan kepada kesejahteraan seperti disampaikan oleh sensus
manusia secara utuh sejak penduduk Indonesia tahun
terjadi konsepsi dan berlangsung dalam Hardywinoto & Setyabudi
masa hidupnya. Baik itu (2005) untuk tahun 2000 jumlah
manusia sebagai individu, usuia lanjut mencapai 15,88 juta
kelompok, keluarga Keluarga (7,6%) dari jumlah penduduk.
maupun masyarakat, secara Data ini di duukung dengan
komprehansif bahwa demografi yang ada di Indonesia
pembangunan kesehatan pada untuk umur 55 tahun keatas
kelompok yang ditujukan (Darmojo, 2004) yaitu 22,2 juta
kepada kelompok yang berisiko (10%). Sedangkan usia harapan
terhadap kemungkinan hidup Indonesia berkisar 65 – 70
terjadinya masalah kesehatan tahun dan diperkirakan pada
karena kerentanannya seperti tahun 2020 meningkat menjadi
pada kelompok balita, kelompok 29,12 juta (11,09%) dengan usia
ibu hamil, dan tidak kalah harapannya mencapai 70 – 75
pentingnya pada kelompok usia tahun.
lanjut. Meningkatnya jumlah
Jumlah untuk usia lanjut usia lanjut yang diikuti dengan
pada umur 65 tahun ke atas di meningkatnya usia harapan
dunia khususnya Asia Tenggra hidup pada usia lanjut, apabila
diperkirakan sampai tahun 2025 tidak diiringi dengan pelayanan
berisar 7,2% dari jumlah kesehatan yang baik, maka akan
penduduk, bila terjadi menyebabkan masalah
peningkatan usia harapan kesehatan bagi usia lanjut, akan
hidupn (70 tahun), maka jumlah tetapi tidak semua usia lanjut
usia lanjut di Indonesia tidak mengalami masalah kesehatan
saja akan lebih dari jumlah (Fauzi, 2007), proses penuaan
balita, akan tetapi dapat dibedakan menjadi dua yaitu
menduduki peringkat ke empat optimal aging dan pathological
dunia setelah RRC, India dan aging. Dengan demikian dapat
Amerika (Setiabudi, 2005). disimpulkan bahwa perubahan
Sedangkan untuk umur harapan fungsi pada usia lanjut ada yang
hidup orang Indonesia adalah tidak menimbulkan masalah dan
sudah mulai naik yaitu umur ada yang menimbulkan masalah
harapan hidupnya di atas umur kesehatan bagi keluarga dan
60 tahun (Hartono, 2004). masyarakat.

72
Jurnal Ilmiah Kesehatan Keperawatan, Volume 11, No. 2 Juni 2015

Masalah kesehatan baik pasangannya, dan setelah sakit


fisik dan psikologis dijelaskan berat.
oleh (Nugroho, 2000) bahwa Masalah psikososial pada
gaangguan kesehatan pada usia lansia bila tidak diatasi dengan
lanjut ada 12 macam antara lain baik maka akan menimbulkan
depresi mental, gangguan gangguan perkembangan,
pendengaran, bronchitis kronis, sehingga membawa usia lanjut
ganguan tungkai, gangguan kearah kerusakan yang progresif
sendi panggul, anemia, yang mendadak seperti bingung,
demensia, gangguan agresif dan apatis (Nugroho,
penglihatan, kecemasan, 2000). Setelah seorang
dekompensasi kordis, deabetus memasuki masa usia lanjut
militus, osteomalasia, maka dukungan seseorang usia
hiperteroidisme, dan gangguan lanjut menjadi sangat berharga
defekasi. Penurunan fungsi fisik dan akan menambah
dan penyakit yang menyertainya ketentraman hidup. Untuk
penyakit usia lanjut akan menjaga kesehatan baik fisik
mengakibatkan ketergantungan maupun kejiwaan usia lanjut
dan ketidakberdayaan lansia justru tetap melakukan aktifitas
sehingga usia lanjut akan yang bagi kesehatannya,
mengakibatkan keterbatasan dukugan keluarga ini khususnya
dalam berhubungan sosial pada pada usia lanjut merupakan
lingkungan bagian dari dukungan sosial,
Masalah kesehatan pada dimana menurut Gallo, Reichel
usia lanjut di Indonesia dan Anderson (2000), dukungan
khususnya di Jawa tengah sosial keluarga merupakan
dapat dilihat studi yang jaringan informal, sistem
dilakukan oleh Nugroho (2000) pendukung formal, dan sistem
tentang penyakit pada usia pendukung semiinformal
lanjut rematik arthritis ada didalam keluarga itu sendiri.
49%,hipertens 15,2%, bronchitis Data Demografi penduduk
7,4%, kencing manis 3,3%, Kelurahan Karangayar umur
sedangkan masalah aktifias dan diatas 60 tahun ada 81 orang
mobilisasi 29,3%. Dengan (14%) dari total penduduk 587.
munculnya msalah aktifitas dan Pengetahuan masyarakat
mobilisasi pada usia lanjut maka Kelurahan Karanganyar tentang
akan mengakibatkan masalah posyandu dan posbindu yang
psikosisial pada usia lanjut. sedikit tahu ada 136 orang
Gangguan psikososial pada usia (74%), tahu ada 30 orang ( 17%)
lanjut menurut Nugroho (2000) dan tidak tahu ada 17 orang (
menjelaskan tentang usia lanjut 9%). Angka kehadiran usia
secara psikososial dikatakan lanjut datang ke posbindu
kritis bila, 1) ketergantungan kurang dari 40%, ada usia
kepada orang lain, 2) lanjut yang ketergantungan total
mengisolasi diri dari kegaitan 2 orang (2,47%). Lagi pula
masyarakat. Hal ini disebabkan keluarga kurang sekali berperan
karena banyak sebab antara dalam melakukan dukungan
lain pensiun, ditinggal terhadap kegiatan usia lanjut
dalam kehidupan sehari hari.

73
Jurnal Ilmiah Kesehatan Keperawatan, Volume 11, No. 2 Juni 2015

Kami ingin meneliti tentang secara keseluruhan obyek yang


hubungan penurunan fungsi akan diteliti dan dianggap
fisik dan dukungan keluarga mewakili seluruh populasi
pada usia lanjut dengan respon (Notoatmojo, 2003). Sampel
psikososial pada usia lanjut di dalam penelitihan ini adalah
Kelurahan Karangayar Kebumen menggunakan asidental
sampling dimana saat lansia
METODE PENELITIAN datang di posyandu lansia untuk
Penelitihan ini dipakai sebagai sampel.
menggunakan disain deskriptif Tempatnya disemua posyandu
karena hubungan yang akan lansia pada saat itu dilakukan
dilakukan merupakan situasi kegiatan posyandu lansia yaitu
atau gambaran yang obyektif di wilayah Kelurahan
dan sedang dihadapi pada Karanganyar Kabupaten
situasi sekarang (Notoamojo, Kebumen Jawa Tangah. Dalam
2003). Sedangkan penelitihan ini sampel yang
pendekatannya adalah cross harus dipenui kriteria inklusi
sectional (Burn & Grove, 1991) adalah: usia lanjut berumur
karena di lihat antara variabel lebih sama dengan 60 tahun
independen yaitu penurunan keatas, lansia tidak dalam
fungsi fisik pada usia lanjut dan keadaan sakit kronis, tidak
dukungan keluarga sedangkan mengalami demensia, usia lanjut
variabel dependen adalah tinggal bersama dengan
respon psikososial pada lansia. keluarga, bersedia menjadi
Populasi pada penelitihan ini responden, bertempat tinggal di
adalah keseluruhan dari obyek wilayah kelurahan Karanganyar.
penelitihan yang akan di teliti Sampel yang dibutuhkan total
(Notoatmojo, 2003). Sedangkan sampel yang berjumlah 50
menurut Brockopp& Tolsma orang. Rencananya .sampelnya
(2000) populasi adalah total sampel, karena kesulitan
keseluruhan kelompok individu dalam mengelompokkan dan
usia lanjut atau obyek yang waktunya tidak bersamaan
diminati peneliti. Dan peneliti maka peneliti mengambil sampel
sering mengacu kepada kriteria dengan tehnik asidental sampel
spesifek seperi umur, jenis yang jumllahnya 50 orang
kelamin dan keadaan penyakit. Analisa bivariat yang
Populasi pada penelitihan ini digunakan dalam penelitian ini
adalah keseluruhan usia lanjut adalah untuk mengetahui ada
yang berumur lebih sama tidaknya hubungan antara
dengan 60 tahun keatas yang kedua variabel. Kedua variabel
berada di wilayah kelurahan memiliki data yang berskala
Karanganyar Kabupaten nominal, sehingga uji yang
Kebumen Jawa Tengah. digunakan adalah uji chi squere
Sedangkan sampel yang di (Hastono, 2007), dengan rumus
butuhkan adalah yang diambil sebagai berikut:
df = (b-1) (k-1)
Keterangan:
X2 = chi square
f0 = frekuensi yang diobservasi melalui pengamatan.

74
Jurnal Ilmiah Kesehatan Keperawatan, Volume 11, No. 2 Juni 2015

fh = frekuensi yang diharapkan.


df = degree of freedom
b = baris
k = kolom
Untuk uji kai kuadrat
digunakan derajat kepercayaan HASIL DAN BAHASAN
(Confident Interval 95%), dan Penelitian dilakukan di
batas kemaknaan alfa 5% (0,05), Kelurahan Karanganyar dimulai
bila diperoleh p < 0,05 berarti pada tanggal 10 April 2012.
secara statistik ada hubungan Berdasarkan kriteria sampel dan
yang signifikan antara variabel persyaratan dalam pemilihan
independent dengan variabel sampel ditentukan sebanyak 50
dependent, dan bila p > 0,05 responden.
berarti secara statistik tidak ada Hubungan Penurunan fungsi
hubungan yang signifikan fisik dan Dukungan keluarga
antara variabel independent pada usia lanjut dengan respon
dengan variabel dependent psikososial pada usia lanjut di
(Sabri & Hastono, 2010). Kelurahan Karangayar Kebumen

Tabel 1 Penurunan fisik lansia dengan respon psikososial pada usia lanjut di
Kelurahan Karanganyar Kebumen Pada Bulan April 2012, n= 50.
Respon psikososial
lansia
Respon Jumlah p
Respon X2
tidak value
efektif
Penurunan fisik efektif
lansia f % f % f %
Ketergantungan 0,593 0,441
6 100 40 90,9 46 100,0
moderat
Ketergantungan
0 0 4 9,1 4 100,0
mandiri
Jumlah 6 100 44 100 50 100,0

Berdasarkan tabel 1 individu tersebut seperti sulit


Dari hasil penelitihan tentang jalan, badan merasa kaku dan
penurunan fungsi fisik lansia itu kadang tidak di rasakan oleh
dengan respon psikososial lansia lansia itu sendiri, sehingga
menunjukkan tidak ada lansia harus terus jug
hubungan, dimana hasil nilai ρv mendapatkan informasi
0,441 lebih besar dari 0,05. informasi kesehatan.
Penurunan fungsi fisik lansia Menurut Darmono
pasti akan terjadi disetiap (2004) mengatakan kejadian
iindividu lansia, apalagi bila pada lansia akan terjadi
lansia tidak bias menjaga penurunan fungsi sel sel tubuh,
kesehatan akan mudah sehingga akan mudah lansia
mengalami gangguan kesehatan. mengalami kelelahan. Akan
Gangguann kesehatan tetapi karena lansia kurang
khususnya aktifitas fisik pada mendapat informasi tentang
lansia sering dialami oleh kesehatan mengakibatkan

75
Jurnal Ilmiah Kesehatan Keperawatan, Volume 11, No. 2 Juni 2015

kejadian keterbatasan fisik yang pada lansia yang berkepribadian


terjadi menjadikan hal yang introvert (M=45,596). Lansia
biasa. Selain itu keterbatasan yang mempunyai kepribadian
fisik pada lansia akan akan mempengaruhi psikososial
mengakibatkan gangguan diri seseorang lansia tersebut.
psikososial pada lansia menurut Sejalan dengan
Kuncoro (2002). Keterbatasan penelitelitihan saya lakukan
fisik akan menganggu perilaku pada lansia di Kelurahan
psikososial lansia, akan tetapi karanganyar memperlihatkan
tergantung pada sikap lansia itu hubungan fungsi fisik lansia
sendiri, bila menganggap hal itu dengan respon psikososial di
sudah biasa, perubahan terjadi kelurahan Karangnyar
pada lansia sudah tidak menunjukkan tidak
menjadikan permasalahan. menunjukkan hubungan. Lansia
Penelitian yang yang mengalami gangguan fisik
dilakukan oleh Pertiwi (2001) sudah tidak dirasakan, dan
tentang kesepihan ditinjau dari sebetulnya itu harus di
aktivitas dan tempat tinggal perhatikan kesehatannya baik
orang lansia pensiun yang oleh lansia itu sendiri maupun
bertipe kepribadian ekstrovert keluarganya, selain itu menjadi
dan introvert. Hasil yang tugas kita semua sebagai warga
diperoleh adalah tidak adanya Negara yang baik. Sebagai warga
perbedaan yang signifikan Negara yang baik seharusnya
antara lansia aktif dan tidak mampu melakukan perawatan
aktif. Lansia yang kepada dirinya sendiri agar
berkepribadian ekstrovert terhindar dari gangguan
menunjukkan tingkat kesepian kesehatan.
lebih rendah (M=40,375) dari

Hubungan penurunan fungsi fisik lansi dengan respn psikososial


lansia di kelurahan karangnyar Kebumen

Tabel 2 Dukungan keluarga lansia dengan respon psikososial pada usia lanjut
di Kelurahan Karanganyar Kebumen Pada Bulan April 2012, n= 50.
Respon psikososial lansia
Respon tidak Respon Jumlah
X2 p
efektif efektif
Dukungan keluarga lansia f % f % f %
Dukungan tidak efektif 0 0 4 9,1 4 100,0 0,593 0,441
Dukungan efektif 6 100 40 90,9 46 100,0
Jumlah 6 100 44 100 50 100,0

Berdasarkan tabel 2 Dari pelaksanaan kegaitan kegiaitan


hasil penelitihan tentang keluarga. Dukungan keluarga
dukungan keluarga lansia akan mempengaruhi perilaku
dengan respon psikososial lansia hubungan sosial angg ota lansia,
menunjukkan tidak ada akan tetapi lansia banyak lansia
hubungan, dimana hasil nilai ρv yang tidak tinggal serumah
0,441 lebih besar dari 0,05. dengan anak dan keluarga, dan
Dukungan keluarga seharunya mereka lebih berkenan dengan
di tingkatkan dalam hidup sekelompok bayanya. Dan

76
Jurnal Ilmiah Kesehatan Keperawatan, Volume 11, No. 2 Juni 2015

mereka akan nyaman dan lansia untuk bermasyarakat.


keluarga tidak mempengaruhi Berarti kalau keluarga selalu
respon psi kososial lanasia. mendukung lansia tidak harus
Lansia merasa sudah tua, masalah pesikososial lansia
dan tidak ada artinya di menjadi terselesaikan,
masyarakat, mengingat fisiknya melainkan lansia harus punya
sudah menurun merasa tinggal teman sebayanya.
menunggu hari saja menurut SIMPULAN
Sutyobudi (2005). Agar persepsi 1. Penurunan fungsi fisik
lansia tidak jatuh terhadap lansia di Kelurahan
harapan hidup yang kurang baik Karanganyar Kebumen
perlunya dukungan keluarga menunjukkan mengalami
pada lansia. Dukungan ketergantungan moderat 46
keluarga tidak harus dalam orang (92%)
bentuk materi saja, bentuk 2. Dukungan keluarga lansia
informasi kesehatan, melainkan di Kelurahan Karangnyar
tentang harapan kehidupan Kebumen menunjukkan
lansia yang sudah terjadi melakukan dukungan yang
masalah gangguan kesehatan. efektif ada 46 orang (92%)
Sedangkan menurut Handayani 3. Respon keluarga lansia di
(2012) tidak ada hubungan kelurahan Karanganyar
antara dukungan keluarga Kebumen menjunjukkan
terhadap kepatuhan mengikuti adanya respon efektif ada
kegiatan posyandu. Kegiatn ke 44 orang ( 88%)
posyandu tersebut lansia 4. Hubungan penurunan
melakukan interaksi dengan fusngi fisik lansia dengan
masyarakat yang secara tidak respon lansia dan
langasung merupakan bentuk dukungan keluarga
respon psikososial lansia. menunjukkan tidak ada
Senada yang saya lakukan hubungan di mana
penelitian menyebutkan tidak (p=0,441)
ada hubungan antar dukungan
keluarga lansia dengan respon DAFTAR PUSTAKA
psikososial di Kelurahan Anderson & McFarlane (2000),
Karangnyar Kebumen. Community as patner,
Karena respon psikososial Philadelphia: Lippincott,
lansia merasa sangat senang William & Wilkins
dengan temen teman sebaya Basyiratin (2011), Hubungan
tanpa dilingkungan keluarga. dukungan keluarga dengan
Lingkungan keluarga yang tingkat depresi pada lansia
aman pada lansia adalah di Surabaya, tidak di
lingkungan yang ada teman publikasikan
sebaya atau kelompok Depkes.RI.(2003).Pedoman
seperjuangan antar lansia. Pengelolaan Kegaitan
Kelompok yang aman bagi lansia Kesehatan di Kelompok
bukan hidup pada lingkungan Usia Lanjut .Edisi ke 2
keluarga yang hidup dengan Jakarta
anak dan cucunya, melainkan Friedman,M. N
kelompok yang bisa menerima (1998).Keperawatan: Teori

77
Jurnal Ilmiah Kesehatan Keperawatan, Volume 11, No. 2 Juni 2015

dan Praktek. Wallnes socioecological


.Ed.3.EGC.Jakarta. approach. USA.Mosby
…………………(2003). Nugroho, W (2000) Keperawatan
Keperawatan Keluarga:Teori Gerontik, Edisi ke 2 Jakarta
Dan EGC
Praktek.Ed.4.EGC.Jakarta. Notoatmodjo,S (2003).Pendidikan
Darmojo, B & M Hadi (2004) dan Perilaku
Geriatri Ilmu Kesehatan Kesehata.Jakarta :Rienika
Usia Lanjut Jakarta Balai Cipta.
Penerbit FK UI Perry & Potter.(2005).Buku Ajar
Hastono,S.P (2004).Modul Fundemental Keperawatan:
Analisa Data. Depok Konsep,proses,dan
Vakultas Ilmu Kesehatan praktek,vol.1E/4.Alih
asyarakat.Universitas Bahasa : Yasmin Asih
Indonesia dkk.Jakarta
Hockenberry,J.M. (2005) Stanhope&Landcaster.(2000).Co
Essential of pediatric mmunity public Health
nursing. Seventy Nursing. Fifty Edition.USA:
edtion.USA :Mosby Mosby Company.
Company Stuart & Sundeen.(1995).
Kuncoro (2002) Psikososial Principe & Practice of
Lansia diakses tanggal 14 Psychiatric Nursing,
April 2012 Philadelphia : Mosby.
http://bidanperawatmojoke Setyabudi & Hardywinoto (2005)
rto.blogspot.com/2011/07/ Panduan Gerentologi:
psikososial-lansia.html Tinjauan dari berbagai
Lameshow,S., Hosmer D.W aspek . Jakarta Penerbet PT
(1997).Besar sample dalam Gramedia
penelitian kesehatan. Watson, R (2003).Perawatan
Yogyakarta:Gajahmada Pada Usia Lanjut. Jakarta
Universitas Press. EGC.
Murray, Mc. A.(2003).
CommunityHalt And

78

Anda mungkin juga menyukai