Anda di halaman 1dari 10

ejournal Keperawatan (e-Kp) Volume 3 Nomor 2, Mei 2015

PENGARUH PEMBERIAN JUS MENTIMUN TERHADAPTEKANAN DARAH


PADA PENDERITA HIPERTENSIDI DESA TOLOMBUKAN KEC. PASAN
KAB. MINAHASA TENGGARA TAHUN 2015

Cerry Elfind Ponggohong


Sefti S.J. Rompas
A. Yudi Ismanto

Program Studi Ilmu KeperawatanFakultas Kedokteran


Universitas Sam Ratulangi Manado.
Email: cherryponggohong@yahoo.com

ABSTRACT :Hypertension is a degenerative disease that became a major issue in the


community. Hypertension closely associated with different risk of complications. Cucumber is a
vegetable commonly consumed types of community in order to lower blood pressure. The
Purposeto know the effect of awarding a cucumber juice to blood pressure in people with
hypertension. The Research Method used the quasi-experimental design withdesign research
pretest-posttest with control group. As many as 33 people become sample research approach
uses a non probabilitis sampling with Purposive Sampling methoddoes blood pressure
measurements consist of 16 people awarding a cucumber juice to the intervention group and a
control group of 16 people without awarding a cucumber juice. Researchresults indicated the
effect of awarding a cucumber juice to blood pressure in people with hypertension. Suggestions
this research grant of cucumber juice therapy can lower blood pressure in patients with
hypertension.
Keyword : Cucumber juice, blood pressure, hypertension.

ABSTRAK : Hipertensi merupakan penyakit degeneratif yang menjadi masalah utama di


masyarakat.Hipertensi berhubungan erat dengan berbagai resiko komplikasi.Mentimun adalah
jenis sayur yang biasa dikonsumsi masyarakat untuk menurunkan tekanan darah.Tujuan
penelitian adalah untuk mengetahui pengaruh pemberian jus mentimun terhadap tekanan darah
pada penderita hipertensi.Desain penelitian yang digunakan adalah quasi-experimental design
dengan rancangan penelitian pretest-posttest with control group. Sebanyak 32 orang menjadi
sampel penelitian menggunakan pendekatan sampling non probabilitis dengan metode Purposive
Sampling yang dilakukan pengukuran tekanan darah yang terdiri dari 16 orang kelompok
intervensi pemberian jus mentimun dan 16 orang kelompok kontrol tanpa pemberian jus
mentimun. Hasil Penelitianmenunjukan adanya pengaruh pemberian jus mentimun terhadap
tekanan darah pada penderita hipertensi. Saran penelitian ini yaitu pemberian terapi jus
mentimun dapat menurunkan tekanan darah pada penderita hipertensi.
Kata kunci : Jus mentimun, tekanan darah, hipertensi.

1
ejournal Keperawatan (e-Kp) Volume 3 Nomor 2, Mei 2015

PENDAHULUAN Prevalensi hipertensi di Indonesia yang


Hipertensi merupakan salah satu didapat melalui pengukuran pada umur ≥18
penyakit degeneratif.Umumnya tekanan tahun sebesar 25,8%. Prevalensi hipertensi di
darah bertambah secara perlahan dengan Indonesia yang didapat melalui kuesioner
bertambahnya umur.Resiko untuk menderita terdiagnosis tenaga kesehatan sebesar 9,4%,
hipertensi pada populasi ≥ 55 tahun yang yang didiagnosis tenaga kesehatan atau
tadinya tekanan darahnya prehipertensi sedang minum obat sebesar 9,5%. Jadi ada
sebelum mereka didiagnosis hipertensi 0,1% yang minum obat sendiri. Responden
terjadi pada umur di antara dekade ketiga yang mempunya tekanan darah normal tetapi
dan dekade kelima.Sampai dengan umur 55 sedang minum obat hipertensi sebesar 0,7%.
tahun, laki-laki lebih banyak menderita Jadi prevalensi hipertensi di Indonesia
hipertensi dibanding perempuan.Dari umur sebesar 26,5% (25,8% + 0,7%) (Riskesda,
55-74 tahun, sedikit lebih banyak perempuan 2013).
dibanding laki-laki yang menderita Hasil survey kesehatan menunjukkan
hipertensi. Pada populasi lansia (umur ≥ 60 bahwa jumlah penderita yang sangat rendah
tahun), prevalensi untuk hipertensi sebesar terdapat didaerah Lembah Baliem,
65,4% (Triyanto, 2014). Di Amerika, Pegunungan Jaya Wijaya, Papua. Di daerah
diperkirakan 30% penduduknya (± 50 juta Lembah Baliem ini yang terkena hipertensi
jiwa) menderita tekanan darah tinggi (≥ hanya 0,6 %. Sedangkan daerah yang
140/90 mmHg); dengan presentase biaya memiliki jumlah penderita hipertensi paling
kesehatan cukup besar setiap tahunnya tinggi terdapat di Talang, Sumatra Barat
(Triyanto, 2014) yaitu sebesar 17,8 %. Secara langsung kita
Menurut National HealthandNutrition pasti dapat menduga penyebabnya.
Examination Survey (NHNES), insiden Masyarakat Lembah Baliem hidup dengan
hipertensi pada orang dewasa di Amerika kultur alam yang kuat dengan makanan
tahun 2010-2012 adalah sekitar 39-51%, pokoknya mayoritas ubi dan berbagai hasil
yang berarti bahwa terdapat 58-65 juta orang bumi lainnya. Sedangkan masyarakat Talang,
menderita hipertensi, dan terjadi peningkatan Sumatra Barat mayoritas makanan pokoknya
15 juta dari data NHNES III.Menurut adalah segala makanan yang mengandung
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO, World kolesterol tinggi, seperti masakan balado,
Health Organization),mencatat pada tahun rendang, santan, dan berbagai olahan daging
2012 sedikitnya sejumlah 839 juta kasus yang memicu kolesterol tinggi serta
hipertensi, diperkirakan menjadi 1,15 milyar membuat hipertensi lebih mudah datang
pada tahun 2025 atau sekitar 29% dari menghampiri (Susilo & Wulandari, 2011).
totalpenduduk dunia, dimana penderitanya Penanganan hipertensi secara garis besar
lebih banyak pada wanita (30%) dibanding menurut Lewis (2000) dalam Triyanto,
pria (29%). Sekitar 80% kenaikan kasus dibagi menjadi 2 jenis yaitu nonfarmakologis
hipertensi terjadi terutama di negara-negara dan farmakologis.Terapi farmakologis
berkembang (Triyanto,2014). Penderita menggunakan obat atau senyawa yang dalam
hipertensi juga menyerang Thailand sebesar kerjanya dapat mempengaruhi tekanan darah
17% dari total penduduk, vietnam 34,6%, pasien. Pengelompokan terapi farmakologis
singapura 24,9%, malaysia 29,9%, dan yang digunakan untuk mengontrol tekanan
indonesia memiliki agka yang cukup tinggi, darah pada pasien hipertensi adalah
yaitu 15% dari 230 juta penduduk Indonesia Angiotensin Converting Enzyme (ACE)
terkena hipertensi(Susilo dkk, 2011). inhibitor, angiotensin receptor Blocker
(ARBs), Beta-Blocker, direct renin inhibitor,

2
ejournal Keperawatan (e-Kp) Volume 3 Nomor 2, Mei 2015

diuretic, vasodilator. Terapi kebanyakan membeli dipasar yang berada


nonfarmakologis merupakan terapi tanpa didalam desa tersebut.
menggunakan agen obat dalam proses Berdasarkan uraian di atas, maka
terapinya. Oleh karena penggunaan obat peneliti tertarik untuk melakukan penelitian
antihipertensi modern dapat menimbulkan tentang pengaruh pemberian jus mentimun
efek samping, maka obat tradisional bisa terhadap stabilitas tekanan darah pada
menjadi pilihan, salah satunya buah penderita hipertensi di desa Tolombukan,
mentimun (Soeryoko 2010, dalam Marbun Kecamatan Pasan, Kabupaten Minahasa
dkk, 2012). Buah mentimun sangat baik di Tenggara.
konsumsi untuk pembuluh darah dan
jantung, dimana kandungan pada mentimun METODE PENELITIAN
yang mampu membantu menurunkan Desain Penelitian
tekanan darah, kandungan pada mentimun Desain penelitian yang digunakan adalah
diantaranya kalium (potassium), magnesium, Quasi-experimental design dengan
dan fosfor efektif mengobati hipertensi rancangan penelitian Pretest-posttest with
(Dewi. S & Familia.D, 2010, dalam Kusnul control group adalah dilakukan dengan dua
& Munir, 2013). kelompok, satu kelompok diberi perlakuan
Kalium merupakan elektrolit intraseluler dan kelompok lain sebagai kontrol,
yang utama, dalam kenyataan, 98% kalium kemudian diobservasi sebelum dan
tubuh berada di dalam sel, 2% sisanya berada sesudahnya (Supardi, 2013).
di luar sel, yang penting adalah 2% ini untuk
fungsi neuromuskuler, kalium Tempat dan Waktu Penelitian
mempengaruhi aktivitas baik otot skelet Penelitian mengambil lokasi di Desa
maupun otot jantung (Brunner & Suddarth Tolombukan Kecamatan Pasan Kabupaten
2001, dalam Kusnul & Munir, 2013). Selain Minahasa Tenggara dengan waktu penelitian
itu mentimun juga mempunya sifat diuretik dimulai pada bulan Februari 2015,
yang terdiri dari 90% air mampu pemberian jus setiap hari selama seminggu
mengeluarkan kandungan garam dari dalam dan pada sore hari pukul 15.00 WITA.
tubuh. Mineral yang kaya dalam buah
mentimun memang mampu mengikat garam Populasi dan Sampel
dan dikeluarkan melalui urin (Kholish 2001, Populasi yang digunakan dalam
dalam Marbun, Marpaung & Samosir, 2012). penelitian ini adalah penderita hipertensi di
Studi pendahuluan di Puskesmas Desa Tolombukan Kecamatan Pasan
Towuntu 374 orang dan di Desa Kabupaten Minahasa Tenggara berjumlah 50
Tolombukan Kecamatan Pasan Kabupaten orang. Teknik pengambilan sampel yaitu
Minahasa Tenggara adalah yang tertinggi dengan Non Probability Sampling dengan
sebanyak 50 orang yang menderita caraPurposive Samplingyaitu pengambilan
hipertensi.Dari 50 keluarga yang menderita sampel yang didasarkan pada pertimbangan
hipertensi kebanyakan keluarga berobat peneliti sendiri (Saryono, 2013). Besar
dipuskesmas dan mendapatkan pengobatan sampel dihitung berdasarkan hasil penelitian
farmakologi dari puskesmas. sebelumnya yaitu jumlah responden yang
Keberadaan mentimun dilokasi pada mengalami kemajuan terapi sebagai P1 dan
masyarakat Desa Tolombukan Kecamatan P2. Nilai P1 dan P2 dimasukan dalam rumus
Pasan Kabupaten Minahasa Tenggaraada sampel (Notoatmodjo 2010 dalam Merianti
yang berkebun mentimun namun 2012) sebagai berikut:

3
ejournal Keperawatan (e-Kp) Volume 3 Nomor 2, Mei 2015

n=Z1-α{√2P(1-P)+Z1-β √P1(1-P1)+P2(1-P2)}
2
n ={2,38}2
2 0,18
(P1-P2)
n = 5,66= 31,5 = 32
0,18
Keterangan :
N = Jumlah sampel Jadi besar sampel yang akan digunakan
Z1-α = Derajat kepercayaan 5% (95% = dalam penelitian ini adalah 32 orang (16
1,96) 0rang kelompok pemberian jus mentimun
Z1-β = Kekuatan uji 95% (1,64) dan 16 orang kelompok tanpa pemberian jus
P1 = Diambil dari penelitian yang mentimun). Sampel dalam penelitian ini
dilakukan oleh Prakoso, Agusman adalah penderita hipertensi yang memenuhi
Dan Sonhaji dengan judul “ Pengaruh kriteria inklusi dan eksklusi.
Pemberian Jus Mentimun Terhadap Kriteria sampel pada penelitian ini adalah:
Tekanan Darah Pada Lansia Dengan a. Kriteria inklusi :
Hipertensi DiPosyandu Di Kabupaten 1) Penderita hipertensi yang mendapat
Demak Tahun 2014”, yang terapi captopril 25 mg.
menunjukan hasil signifikan 0,8 2) Penderita yang bersedia menjadi
terhadap tekanan darah pada lansia responden.
yang di berikan terapi jus mentimun. 3) Penderita yang berada di tempat
P2 = Diambil dari penelitian yang dilakukan saat penelitian.
oleh Kharisna, Dewi dan Lestari b. Kriteri eksklusi :
dengan judul “ Efektifitas Konsumsi 1) Penderita hipertensi yang mendapat
Jus Mentimun Terhadap Penurunan terapi diluar captopril.
Tekanan Darah Pada Pasien 2) Penderita hipertensi yang
Hipertensi Tahun 2010 ”, yang komplikasi stroke, gagal jantung,
menunjukan hasil tingkat signifikan gagal ginjal dan
0,37 terhadap penurunan tekanan 3) Penderita yang berhenti saat
darah pada pasien hipertensi yang penelitian berlangsung.
diberikan terapi jus mentimun.
Analisa Data
P = P1+P2 Analisa data dilakukan secara bertahap
2 dan dilakukan melalui proses komputerisasi.
= 0,8 + 0,37 Analisa data juga dilakukan untuk menjawab
2 atau membuktikan diterima atau ditolak
= 0,11 = 0,5 hipotesa yang telah ditegakkan (Suyanto,
2 2011).
Berdasarkan rumus di atas jumlah 1. Analisa Univariat
minimum sampel pada penelitian ini adalah : Pada penelitian ini variabel yang
P1 = 0,8 digunakan dalam bentuk distribusi
P2 = 0,37 frekuensi adalah karakteristik pasien
P = 0,5 hipertensi dengan tekanan darah sebelum
diberikan jus mentimun dan tekanan darah
sesudah diberikan jus mentimun.
n = {1,97√2x0,5(1-0,5)+1,64√0,8(1-0,8)+0,37(1-0,37)}2
(0,8-0,37)2
n = {1,96√2x0,25+1,64√0,16+0,232}
(0,43)2
2
n ={1,37+1,01 }
0,18

4
ejournal Keperawatan (e-Kp) Volume 3 Nomor 2, Mei 2015

2. Analisa Bivariat Bangunan


Analisa ini dilakukan untuk mengetahui Tidak Bekerja 1 6,2 0 0,0
Jumlah 16 100 16 100
ada atau tidaknyapengaruh pemberian jus
mentimun terhadap tekanan darah pada Sumber : Data Primer 2015
penderita hipertensi menggunakan uji
beda dua mean (Uji t) dengan taraf Berdasarkan hasil penelitian pada tabel 1
signifikan yang digunakan adalah 95% didapatkan bahwa responden terbanyak pada
atau (α ≤ 0,05). Apabila nilai yang didapat jenis kelamin perempuan yaitu sebanyak 12
lebih kecil dari pada nilai signifikan (p≤ orang (75,0%) pada kelompok intervensi dan
0,05) maka hipotesa null ditolak dan pada kelompok kontrol 11 orang (68,8%).
hipotesa alternatif diterima. Tapi apabila Berdasarkan karakteristik umur responden
nilai yang didapat lebih besar dari nilai yang berumur > 61 tahun (31,2 %) pada
signifikan (p> 0,05) maka hipotesa null kelompok intervensi dan kelompok kontrol
yang berumur 41-45 tahun (31,2%)
gagal ditolak.
merupakan responden terbanyak yaitu 5
orang. Berdasarkan karakteristik Pekerjaan
HASIL dan PEMBAHASAAN responden yang terbanyak adalah bekerja
Penelitian ini dilaksanakan di Balai Desa sebagai petani yaitu kelompok intervensi ada
Tolombukan Kecamatan Pasan Kabupaten 7 orang (43,8%) dan kelompok kontrol ada 6
Minahasa Tenggara sejak tanggal 6 Maret orang (37,5%).
2015 sampai dengan 12 Maret 2015 dengan
sampel sebanyak 32 responden. Tabel 2 Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden
Pada Tekanan Darah Diastolik Kelompok Intervensi
dan Kontrol Berdasarkan Jenis Kelamin, Umur dan
Analisis Univariat Pekerjaan Di Desa Tolombukan.
1. Karateristik Responden Intervensi Kontrol
Tabel 1. Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden Karakteristik
Pada Tekanan Darah Sistolik Kelompok Intervensi n % n %
dan Kontrol Berdasarkan Jenis Kelamin, Umur dan Jenis Kelamin
Pekerjaan Di Desa Tolombukan. Laki-laki 4 25,0 8 50,0
Intervensi Kontrol Perempuan 12 75,0 8 50,0
Karakteristik Jumlah 16 100 16 100
n % n % Umur
Jenis Kelamin 34-40 Tahun 0 0,0 1 6,2
Laki-laki 4 25,0 5 31,2 41-45 Tahun 3 18,8 5 31,2
Perempuan 12 75,0 11 68,8 46-50 Tahun 3 18,8 4 25,0
Jumlah 16 100 16 100 51-55 Tahun 3 18,8 3 18,8
Umur 56-60 Tahun 2 12,5 3 18,8
34-40 Tahun 0 0,0 1 6,2 > 61 Tahun 5 31,2 0 0,0
41-45 Tahun 3 18,8 5 31,2 Jumlah 16 100 16 100
46-50 Tahun 3 18,8 4 25,0 Pekerjaan
51-55 Tahun 3 18,8 3 18,8 IRT 4 25,0 3 18,8
56-60 Tahun 2 12,5 3 18,8 Pedagang 1 6,2 1 6,2
> 61 Tahun 5 31,2 0 0,0 Penjahit 1 6,2 0 0,0
Jumlah 16 100 16 100 Petani 7 43,8 6 37,5
Pekerjaan PNS 2 12,5 5 31,2
IRT 4 25,0 3 18,8 Tukang 0 0,0 1 6,2
Pedagang 1 6,2 1 6,2 Bangunan
Penjahit 1 6,2 0 0,0 Tidak Bekerja 1 6,2 0 0,0
Petani 7 43,8 6 37,5 Jumlah 16 100 16 100
PNS 2 12,5 5 31,2
Tukang 0 0,0 1 6,2
Sumber : Data Primer 2015

5
ejournal Keperawatan (e-Kp) Volume 3 Nomor 2, Mei 2015

Berdasarkan hasil penelitian pada tabel 2 kelompok kontrol berada antara 30,788-
didapatkan bahwa responden terbanyak pada 45,462.
jenis kelamin perempuan yaitu sebanyak 12
orang (75,0%). Berdasarkan karakteristik Analisis Bivariat
umur responden yang berumur > 61 tahun Sebelum dilakukan analisis bivariat, uji
(31,2 %) pada kelompok intervensi dan normalitas yang merupakan syarat mutlak
kelompok kontrol yang berumur 41-45 tahun dari uji t dependent. Jika di dapatkan data
(31,2%) merupakan responden terbanyak berdistribusi normal maka syarat untuk
yaitu 5 orang. Berdasarkan karakteristik lakukan uji t terpenuhi, dengan cara
pekerjaan responden yang terbanyak adalah skewness dibagi dengan standar errornya
bekerja sebagai petani yaitu kelompok yang menghasilkan nilai ≤ 2, berarti data
intervensi ada 7 orang (43,8%) dan berdistribusi normal (Sofian,2012).
kelompok kontrol ada 6 orang (37,5%). Di bawah ini merupakan hasil uji
normalitas data pada variable numerik yaitu
Tabel 3 Distribusi Tekanan Darah pada penderita tekanan darah kelompok intervensi yang
Hipertensi pada Kelompok Intervensi dan Kontrol di diberi jus mentimun dan tekanan darah
Desa Tolombukan
Media Min- kelompok kontrol yang tidak diberi jus
Variabel Mean SD 95%CI
n Max mentimun pada penderita hipertensi.
Sebelum 167,50 165 19,494 140-
200
Intervensi 45,465-
Tabel 4 Uji Normalitas tekanan darah kelompok
63,285
Intervensi yang diberi jus mentimun dan tekanan
Sesudah 113,13 110 6,021 100- darah kelompok Kontrol yang tidakdiberi jus
120 mentimun (n=32).
Sebelum 161,88 160 19,050 140- Tekanan darah Skewness/SE
200 Sebelum 0,49
Kontrol 30,788-
Intervensi
45,462
Sesudah 0,36
Sesudah 123,75 120 9,574 110-
140
Sebelum 0,86
Kontrol 0,25
Sumber : Data Primer 2015 Sesudah
Sumber : Data Primer 2015
Berdasarkan hasil uji statistik pada tabel
3 maka dapat disimpulkan yaitu rata-rata Berdasarkan tabel 4 dapat dilihat bahwa
tekanan darah sebelum pemberian jus uji normalitas dari hasil uji skewness dibagi
mentimun pada kelompok intervensi yaitu standar eror pada tekanan darah didapatkan
167,50 dan rata-rata sesudah lebih rendah hasil data terdistribusi normal, maka uji
yaitu 113,13 dengan standar deviasi 6,021. bivariat dapat dilakukan menggunakan uji
Hasil estimasi interval dapat disimpulkan parametrik dalam hal ini independen dan
bahwa 95% diyakini rata-rata tekanan darah paired sampel t-Test dengan tingkat
yang diukur pada kelompok intervensi kemakaan 95% (α ≤ 0,05) dengan hasil
diantara 45,465-63,285. sebagai berikut:
Dibandingkan dengan rata-rata tekanan
darah sebelum pada kelompok kontrol tanpa
pemberian jus metimun yaitu 161,88 dan
rata-rata sesudah lebih rendah yaitu 123,75
dengan standar deviasi 9,574. Hasil estimasi
interval dapat disimpulkan bahwa 95%
diyakini bahwa rata-rata tekanan darah pada

6
ejournal Keperawatan (e-Kp) Volume 3 Nomor 2, Mei 2015

Tabel 5 Hasil analisis pengaruh (Uji T Dependen) tekanan darah pada penderita hipertensi pada
pada kelompok intervensi sebelumdan Sesudah kelompok kontrol tanpa diberi jus mentimun.
pengukuran tekanan darah dan pemberian jus
mentimun.
Kelompok responden n Mean SD T pValue Pembahasan
Sebelum 167,50 19,494 Hasil penelitian ini menunjukkan
adanya pengaruh pemberian jus mentimun
Intervensi 16 13,008 0,000
terhadap tekanan darah pada penderita
Sesudah 113,13 6,021 hipertensi. Berdasarkan hasil penelitian yang
dilakukan oleh Prakoso1, Fery,
Sumber : Data Primer 2015
Sonhaji(2011) bahwa ada pengaruh yang
signifikan jus mentimun terhadap tekanan
Berdasarkan hasil analisis pada tabel 5
darah sistolikdan diastolik pada lansia
menggunakan paired sampel t-test (uji t
dengan hipertensi di Dusun Genggongan
dependen) menunjukan nilai p adalah 0,000
Desa Mangunjiwan Kabupaten Demak
pada pemberian jus mentimun, dengan
dengan nilai p value sebesar 0,000 (p <
demikian pada alpha 5%, p Value < α
0,05).Hal ini di dukung juga oleh Hariada
(0,000 < 0,05) terlihat pengaruh pemberian
(2011) Persentase penurunan tekanan darah
jus mentimun terhadap tekanan darah pada
pada wanita dewasa sama dengan laki-laki
penderita hipertensi di desa tolombukan
dewasa (p>0,05). Pemberian jus buah
kecamatan pasan kabupaten minahasa
mentimun dapat menurunkan tekanan darah
tenggara.
pada perempuan dewasa dan laki-laki
Untuk melihat perbedaan signifikan
dewasa, dengan presentase penurunan
antara tekanan darah pada kelompok
tekanan darah yang sebanding.
intervensi yakni pemberian jus mentimun
Hipertensi merupakan suatu kondisi
dan kelompok kontrol tanpa pemberian jus
dimana aliran darah secara konsisten
mentimun, dengan hasil sebagai berikut:
memiliki tekanan yang tinggi pada dinding
arteri.Diagnosis hipertensi ditegakkan
Tabel 6 Hasilanalisisperbedaan (Uji T
apabila tekanan darah sistolik diatas 140
Independen)
mmHg dan diastolik diatas 90 mmHg
padakelompokintervensisesudah pengukuran
(Lebalado, 2014).
tekanan darah dan pemberian jus mentimun
Secara empiris ada efek bermakna dari
dankelompokkontrolsesudahpengukuran
pemberian jus mentimun pada penurunan
tekanan darah dan tanpa pemberian jus
tekanan darah, hal ini dimungkinkan karena
mentimun.
Kelompok Responden n Mean SD T P Value mentimun mengandung potasium (kalium),
Intervensi Sesudah 16 113,13 6,021 -3,758 0,000 magnesium, dan fosfor, dimana mineral-
Kontrol Sesudah 16 123,75 9,574
mineral tersebut efektif mampu mengobati
Sumber : Data Primer 2015 hipertensi (Dewi & Familia, 2010 dikutip
oleh Kusnul, 2014). Peran kalium telah
Berdasarkan hasil analisis tabel 6 banyak diteliti dalam kaitanya dengan
didapatkan nilai p Valueadalah 0,000 dengan regulasi tekanan darah. Solanki 2011 dikutip
α < 0,05, yang berarti p Value< α (0,000 < oleh Kusnul 2014 menyatakan beberapa
0,05) terlihat adanya perbedaan yang mekanisme bagaimana kalium dapat
signifikan yaitu rata-rata tekanan darah pada menurunkan tekanan darah sebagai berikut:
penderita hipertensi pada kelompok kalium dapat menurunkan tekanan darah
intervensi yang diberi jus mentimun dengan dengan menimbulkan efek vasodilatasi
sehingga menyebabkan penurunan retensi

7
ejournal Keperawatan (e-Kp) Volume 3 Nomor 2, Mei 2015

perifer total dan meningkatkan output dewasa, dengan presentase penurunan


jantung. Konsumsi kalium yang banyak akan tekanan darah yang sebanding.
meningkatkan konsentrasinya di dalam Hasil penelitian tekanan darah sistolik
cairan intraseluler sehingga cenderung sesudah dilakukan pemberian terapi jus
menarik cairan dari bagian ekstraseluler dan mentimun pada kelompok intervensi ada
menurunkan tekanan darah (Amran, 2010 perbedaan tekanan darah dengan rata-rata
dikutip oleh Kusnul 2014). 113,13 dan kelompok kontrol 123,75 dan
Penelitian-penelitian klinis juga hasil penelitian tekanan darah diastolik
memperlihatkan bahwa pemberian suplemen sesudah dilakukan pemberian terapi jus
kalium dapat menurunkan tekanan darah mentimun pada kelompok intervensi ada
dengan suplementasi diet kalium 60-120 perbedaan tekanan darah dengan rata-rata
mmol/hari dapat menurunkan tekanan darah 83,13 dan kelompok kontrol 84,38.
sistolik dan diastolik 4,4 dan 2,5 mmHg pada Penelitian lain juga menunjukan bahwa
penderita hipertensi dan 1,8 serta 1,0 mmHg pengaruh pemberian jus mentimun dan
pada orang normal (Saraswati 2009 dikutip belimbing dimana untuk menurunkan
oleh Kusnul 2014). Kandungan pada tekanan darah pada penderita hipertensi
mentimun yang mampu membantu menunjukan dapat menurunkan tekanan
menurunkan tekanan darah, kandungan pada darah dengan rata-rata 14,561 pada
mentimun diantaranya kalium (potassium), kelompok intervensi dan rata-rata 21,025
magnesium, dan fosfor efektif mengobati pada kelompok kontrol.
hipertensi.Selain itu, mentimun juga bersifat
diuretik karena kandungan airnya yang tinggi SIMPULAN
sehingga membantu menurunkan tekanan Berdasarkan hasil penelitian yang
darah. Kalium merupakan elektrolit dilakukan peneliti di Desa Tolombukan
intraseluler yang utama, dalam kenyataan, Kecamatan Pasan Kabupaten Minahasa
98% kalium tubuh berada di dalam sel, 2% Tenggara maka hasil penelitian ini dapat
sisanya berada di luar sel, yang penting disimpulkan:
adalah 2% ini untuk fungsi neuromuskuler. 1. Mean tekanan darah sistolik sebelum
Kalium mempengaruhi aktivitas baik otot diberikan jus mentimun pada kelompok
skelet maupun otot jantung.Sebagai contoh, intervensi 167,50 dan kelompok kontrol
perubahan dalam konsentrasinya mengubah 161,88 dan mean tekanan darah diastolik
iritabilitas dan ritme miokardia.Kalium sebelum diberikan jus mentimun pada
secara konstan bergerak kedalam dan keluar kelompok intervensi 103,75 dan
sel tergantung pada kebutuhan tubuh kelompok kontrol 101,88.
(Brunner & Suddarth, 2001 dikutip oleh 2. Mean tekanan darah sistolik sesudah
Kusnul 2014). diberikan jus mentimun pada kelompok
Pada penelitian ini terbagi dua yakni intervensi 113,13 dan kelompok kontrol
kelompok intervensi dan kelompok kontrol 123,75 dan mean tekanan darah diastolik
dimana masing-masing diukur tekanan darah sesudah diberikan jus mentimun pada
menggunakan spigmomanometer, stetoskop kelompok intervensi 83,13 dan kelompok
dan lembar observasi yang di gunakan oleh kontrol 84,38
(Mahakar, 2010).Berdasarkan penelitian 3. Ada pengaruh pemberian jus mentimun
Hariada (2011) bahwa pemberian jus buah terhadap tekanan darah pada penderita
mentimun dapat menurunkan tekanan darah hipertensi
pada perempuan dewasa dan laki-laki

8
ejournal Keperawatan (e-Kp) Volume 3 Nomor 2, Mei 2015

4. Ada perbedaan tekanan darah pada Semarang.Diperoleh dari situs


penderita hipertensi yang diberikan jus http://ejournal-sl.undip.ac.id.
mentimun pada kelompok intervensi dan
tekanan darah pada penderita hipertensi Maellya, C. (2011). Pengaruh Mekanisme
yang tanpa diberikan jus mentimun pada Kerja Jantung Terhadap Tekanan
kelompok kontrol. Darah.Fakultas Kedokteran
Universitas Kristen Krida wacana.
DAFTAR PUSTAKA Diperoleh tanggal 12 april 2015
Corwin, E.J. (2000). Patofisiologi.EGC : diakses dari situs
Jakarta http://www.academia.edu.
Dalimarta, S, Purnama, B, Sutarina, N,
Mahendra, B, Darmawan, R. (2008). Marbun, A., Marpaung, R & Samosir, E.
Care Your Self Hipertensi.Plus : (2012).Pengaruh Jus Mentimun
Jakarta Terhadap Tekanan Darah Pada
Penderita Hipertensi.Diperoleh
Hariada, L. (2011). Pengaruh Jus Mentimun tanggal 30 September 2014 diakses
(Cucumis Sativus Linn) Pada Tekanan dari situs http://sari-mutiara.ac.id.
Darah Perempuan Dan Laki-Laki
Dewasa. Universitas Kristen Mahakar, F. (2010).Pengaruh Frekuensi
Maranatha. Diperoleh tanggal 12 April Konsumsi Jus Timun Terhadap
2011 diakses dari situs Penurunan Tekanan Darah Sistolik
http://repository.maranatha.edu. Dan Diastolik Pada Lansia Penderita
Hipertensi Di Panti Wredha Pucang
Kharisna, D, Dewi , N, W & Lestari, Gading Kota Semarang. Diperoleh
W.(2012). Efektifitas Konsumsi Jus tanggal 4 Februari 2015 diakses dari
Mentimun Terhadap Penurunan situs http://www.fkm.undip.ac.id.
Tekanan Darah Pada Pasien
Hipertensi. Stikes Payung Negeri Medica Dexa PT. (2015). Captopril Dexa.
Pekan Baru & PSIK Universitas Diperoleh tanggal 12 April 2015
Riau.Diperoleh tanggal 21 Oktober diakses dari situs www.dexa-
2014 diakses dari situs medica.com
http://www.academia.edu.
Muniroh, L, Bambang, W, Kuntoro. (2007).
Kusnul, Zauhani & Muhir, Zainal.(2014). Pengaruh Pemberian Jus Buah
Efek Pemberian Jus Mentimun Belimbing dan Mentimun terhadap
Terhadap Penurunan Tekanan Darah. Penurunan Tekanan Darah Sistolik
Stikes Bahrul Ulum. Diperoleh tanggal dan Diastolik Penderita
30 September 2014 diakses dari situs Hipertensi.Fakultas Kesehatan
http://www.academia.edu. Masyarakat Universitas Airlangga.

Lebalado, P & Mulyati, T. (2014).Pengaruh Mutaqqin.(2009). Asuhan Keperawatan


Pemberian Jus Mentimun Terhadap Klien dengan Gangguan Sistem
Tekanan Darah Sistolik Dan Diastolik Kardiovaskular.Salemba Medika :
Pada Penderita Hipertensi. Program Jakarta.
Studi Ilmu Gizi Fakultas Kedokteran
Universitas Diponegoro

9
ejournal Keperawatan (e-Kp) Volume 3 Nomor 2, Mei 2015

Nursalam.(2008). Konsep dan Penerapan Supardi, S & Rustika.(2013). Metodologi


Metodologi. Salemba Medika : Jakarta. Riset Keperawatan.Trans Info Media :
Prakoso, A, Agusman, F & Sonhaji.(2014). Jakarta.
Pengaruh Pemberian Jus Mentimun
Terhadap tekanan Darah Pada Lansia Tripena, N. (2011). Karakteristik Penderita
Dengan Hipertensi Di Posyandu Di Hipertensi. Diperoleh tanggal 12 April
Kabupaten Demak.Stikes Karya 2015 diakses dari situs
Husada Semarang.Diperoleh tanggal 4 http://repository.usu.ac.id.
Februari 2014 diakses dari situs
http://academia.edu. Triyanto, E. (2014). Pelayanan Keperawatan
Bagi Penderita Hipertensi. Graha Ilmu
Program Studi Ilmu Keperawatan.(2013). : Yogyakarta.
Panduan Penulisan Tugas Akhir
Proposal dan Sksipsi. Manado Wijaya, S. (2014).Tangkal Diabetes &
Indofarma PT. (2015). Obat Kardiovasluler Tumpas Racun dalam Tubuh dengan
Atau Jantung. Diperoleh tanggal 12 April Khasiat Mentimun.FlashBooks :
2015 diakses dari situs www.dechacare.com. Yogyakarta.

Riskesdas.(2013). Riset Kesehatan Wijaya, S &Putri, M. (2013).KMB 1


Dasar.Diperoleh tanggal 1 Desember Keperawatan Medikal Bedah
2014 diakses dari situs (Keperawatan Dewasa). Nuha Medika
http://depkes.go.id. : Yogyakarta.

Riwidikdo, H. (2009). Statistik


Kesehatan.Mitra Cendikia Press :
Yogyakarta.
Sagala, L. (2010). Perawatan Penderita
Hipertensi di Rumah oleh Keluarga
Suku Batak dan Suku Jawa di
Kelurahan Lau Cimba
Kabanjahe.Diperoleh tanggal 4
Februari 2015 diakses dari situs
http://repository.usu.ac.id.

Setiadi. 2013. Konsep Dan Praktik Penulisan


Riset Keperawatan Edisi 2.
Yogyakarta : Graha Ilmu.

Suyanto.(2011). Metodologi Dan Aplikasi


Penelitian Keperawatan.Yogyakarta :
Nuha Medika.
Susilo, Y & Wulandari, A. (2011).Cara Jitu
Mengatasi Hipertensi.Andi :
Yogyakarta.

10

Anda mungkin juga menyukai