Anda di halaman 1dari 2

Egy maulana vikri phenomenom

Setidaknya kita bersepakat jika sepak bola bukanlah hobby semata, melainkan sebuah jalan
untuk mencapai cita. Hal tersebut salah satu alasan mengapa egy memilih club asal negara polandia
sepakbola lechia_gdansk. Sebelum egy memilih club tersebut terdapat berbagai tawaran dari dalam
maupun luar negeri, seperti prancis, dan spanyol. Tuturnya saat konfrensi pers.

Barangkali kita mesti sepakat jika kita ingin menciptakan sebuah revolusi, ada 3 hal yang
perlu diwujudkan, salah satunya adalah kegelisahan atau isu besar. Perjalanan egy menjadi sepak
bola profesional tidaklah muda, berasal dari keluarga ekonomi menengah bukan sebuah bentuk
dukungan lingkungan yang memadai. Banyak hal penting yang harus disandingkan dengan cita
sebagai pemain bola yang baik. Membantu orang tua, diperintahkan pergi mengaji sebagai bekal
kehidupan adalah salah satu aktivitas egy saat kecil. Akan sangat berbeda jika keluarga egy dalam
menengah keatas. Cukup memerintahkan orangtua mengontrak dan menyekolahkan egy di sekolah
binaaan yang berkualitas didalam atau bahkan diluar negeri.

Dalam buku cukup kontroversial rekayasa sosial yang ditulis oleh jalaluddin rahmat. Syarat
revolusi ada 3 , isue, momentum, dan pemimpin. Fenomena egy membuka jalan pemikiran kepada
kita agar cita itu bisa dicapai kawan. Ketika momentum Terkhusus dalam dunia sepakbola
keindonesiaan saat ini, bahwa persatuan sepak bola indonesia sedang fokus mengangkat derajat
negeri lewat perjuangan sepak bola. Egy mampu lahir sebagai role model bagi anak muda belia
bangsa yang bercita- cita sebagai pesepakbola idola indonesia.

Mungkin tanpa sepak bola akan sedikt orang tahu bahwa di belahan benua afrika ada dua
negara argentina dan brazil. Jika argentina dan brazil mampu mempopulerkan negaranya lewat
sepakbola, lantas haruskah indonesia harus mengikuti jalur demikian.

Membahas konteks ke indonesiaan sangatlah luas dan kompleks, banyak hal yang perlu kita
fikirkan, seperti masalah ekonomi, sosial polik, atau bahkan masalah kebodohan. Namun satu yang
pasti jika ingin mendapat apresiasi dari khalayak. Perlu membawa sebuah identitas sebagai isu
bersama.

Sebagai pelajar kedokteran, tentunya cita bersama kita adalah untuk menjadi dokter.
Sehingga bisa bermafaat bagi semesta lebih khusus sakit kepada orang atau yang terancam sakit.
Namun ada sedikit kegelisan dalam pribadi setelah menjalani proses pendidikan selama dalam
kurung waktu 2012 – 2018, bahwa hampir semua dokter itu sama yaitu harus mengusai standar
kompetensi dokter indonesi. SKDI lah yang menjadi isu bersama bagi pelajar kedokteran, sehingg
arah orientasi pendidikan bagaiman untuk menguasai Standar pengetahuan tersebut.

Cukupkah terselesaikan jika arah pendidikan jika hanya berfokus kepada skdi? Ataukah perlu
di ciptakan revolusi pada pendidikan kedokteran.

Melihat fakta kekinian di kedokteran unhas bahwa beberapa jalan telah dirintis para alumni
atau tenaga pelajar kita, melalui jalan spesialistik, jalan akademisi peneliti ataupun jalur birokrasi.

Beberapa jalur tersebut pernah di tempa dengan sistem pendidikan yang menjadi isue bersama
adalah standar kompetensi dokter. Sehngga mereka dengan kondisi seperti ini.

Anda mungkin juga menyukai