Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
PENDAHULUAN
Salah satu penyakit yang paling sering mengenai Nervus medianus adalah
menginervasi kulit telapak tangan dan punggung tangan di daerah ibu jari, telunjuk,
jari tengah dan setengah sisi radial jari manis. Pada saat berjalan melalui terowongan
tangan, sewaktu nervus melewati terowongan tersebut dari lengan bawah ke tangan.
CTS merupakan salah satu penyakit yang dilaporkan oleh badan-badan statistik
okupasi. Beberapa faktor diketahui menjadi risiko terhadap terjadinya CTS pada
pekerja, seperti gerakan berulang dengan kekuatan, tekanan pada otot, getaran,
sekitar 50 kasus dari 1.000 orang pada populasi umum. National Health Interview
diantara populasi dewasa adalah sebesar 1.55% (2,6 juta). CTS lebih sering
mengenai wanita daripada pria dengan usia berkisar 25-64 tahun, prevalensi
tertinggi pada wanita usia > 55 tahun, biasanya antara 40- 60 tahun. Prevalensi CTS
dalam populasi umum telah diperkirakan 5% untuk wanita dan 0,6% untuk laki-laki
CTS adalah jenis neuropati jebakan yang paling sering ditemui. Sindroma
tersebut unilateral pada 42% kasus ( 29% kanan, 13% kiri ) dan 58% bilateral. (3,4)
karena sampai tahun 2001 masih sangat sedikit diagnosis penyakit akibat kerja
yang dilaporkan karena berbagai hal, antara lain sulitnya diagnosis. Penelitian
pada pekerjaan dengan risiko tinggi pada pergelangan tangan dan tangan
melaporkan prevalensi CTS antara 5,6% sampai dengan 15%. Penelitian Harsono
pada pekerja suatu perusahaan ban di Indonesia melaporkan prevalensi CTS pada
pekerja sebesar 12,7%. Silverstein dan peneliti lain melaporkan adanya hubungan
positip antara keluhan dan gejala CTS dengan faktor kecepatan menggunakan alat
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Anatomi N. Medianus
dalam canalis carpi yang dikelilingi dan dibentuk oleh tiga sisi dari tulang-
tulang carpal. Nervus dan tendon memberikan fungsi, sensibilitas dan pergerakan
pada jari-jari tangan. Jari tangan dan otot-otot fleksor pada pergelangan tangan
beserta tendon- tendonnya berorigo pada epicondilus medial pada regio cubiti
dan interphalangeal distal yang membentuk jari tangan dan jempol. Canalis carpi
berukuran hampir sebesar ruas jari jempol dan terletak di bagian distal lekukan
dalam pergelangan tangan dan berlanjut ke bagian lengan bawah di regio cubiti
komponen radial dan ulnar. Komponen radial dari N. Medianus akan menjadi
cabang sensorik pada permukaan palmar jari-jari pertama dan kedua dan cabang
motorik m. abductor pollicis brevis, m. opponens pollicis, dan bagian atas dari m.
flexor pollicis brevis. Pada 33%, seluruh fleksor polisis brevis menerima
cabang sensorik ke permukaan jari kedua, ketiga, dan sisi radial jari keempat.
3
Selain itu, N. medianus dapat mempersarafi permukaan dorsal jari kedua, ketiga,
N. Medianus terdiri dari serat sensorik 94% dan hanya 6% serat motorik
anatomi, yang menciptakan variabilitas patologi yang besar dalam kasus Carpal
4
B. Definisi
di bawah fleksor retinakulum. Dulu, sindroma ini juga disebut dengan nama
Tunnel Syndrome pertama kali dikenal sebagai suatu sindroma klinis oleh Sir
James Paget pada kasus stadium lanjut fraktur radius bagian distal. Carpal Tunnel
Syndrome spontan pertama kali dilaporkan oleh Pierre Marie dan C. Foix pada
tahun 1913. Istilah Carpal Tunnel Syndrome diperkenalkan oleh Moersch pada
5
tahun 1938. (7)
terowongan karpal dan penurunan fungsi saraf di tingkat itu. Carpal Tunnel
Syndrome dapat disebabkan oleh berbagai penyakit, kondisi dan peristiwa. Hal
ini ditandai dengan keluhan mati rasa, kesemutan, nyeri tangan dan lengan serta
disfungsi otot. Kelainan ini tidak dibatasi oleh usia, jenis kelamin, etnis, atau
pekerjaan dan disebabkan karena penyakit sistemik, faktor mekanis dan penyakit
lokal. (8)
Carpal Tunnel syndrome adalah salah satu gangguan saraf yang umum
mencari penanganan medis untuk carpal tunnel syndrome pada tahun 1988. Di
diperkirakan sekitar 1-3 kasus per 1.000 orang setiap tahunnya dengan
prevalensi sekitar 50 kasus dari 1.000 orang pada populasi umum. Orang tua
usia lanjut lebih mungkin berisiko dibandingkan orang yang lebih muda, dan
National Health Interview Study (NIHS) mencatat bahwa CTS lebih sering
mengenai wanita daripada pria dengan usia berkisar 25-64 tahun, prevalensi
tertinggi pada wanita usia > 55 tahun, biasanya antara 40- 60 tahun. Prevalensi
6
CTS dalam populasi umum telah diperkirakan 5% untuk wanita dan 0,6% untuk
laki-laki. CTS adalah jenis entrapment neuropathy yang paling sering ditemui.
Sindroma tersebut unilateral pada 42% kasus (29% kanan, 13% kiri) dan 58%
bilateral. (5)
kasus meningkat untuk setiap dekade usia 59 tahun, setelah itu, jumlah kasus di
prevalensi tertinggi CTS pada pria usia 45-54 tahun dan wanita usia 55-64. Lunak
dan Rudolfer menemukan bahwa kasus CTS memiliki distribusi usia dengan
gerakan biomekanik berulang sesaat yang tinggi pada pergelangan tangan kanan
74,1%, dan pada tangan kiri 65,5%. Pekerja perempuan dengan CTS lebih tinggi
perbedaan antara peningkatan umur, pendidikan, masa kerja, jam kerja serta
D. Etiologi
dan pola itu sesuai dengan variasi antara jari ketiga sampai jari keempat sisi
Medianus bervariasi antara dua sampai tiga, phalanx distal jari kedua, ketiga
adalah saraf yang paling sering mengalami cedera oleh trauma langsung, sering
(10)
disertai dengan luka di pergelangan tangan.
meningkatkan risiko CTS. Pertimbangan utama meliputi usia lanjut, jenis kelamin
perempuan, dan adanya diabetes serta obesitas. Faktor risiko lain termasuk
dan penyalahgunaan zat. Orang yang terlibat dalam kerja manual di beberapa
pekerjaan memiliki insiden dan tingkat keparahan yang lebih besar. (3)
pergelangan tangan.
kasar yang sering mengangkat beban berat dan pemain musik terutama
hipotiroidi, kehamilan.
9. Degeneratif: osteoartritis.
10. Iatrogenik: punksi arteri radialis, pemasangan shunt vaskular untuk dialisis,
Patogenesis CTS masih belum jelas. Beberapa studi teori telah diajukan
untuk menjelaskan gejala dan gangguan konduksi saraf. Yang paling populer
teori kompresi mekanik, gejala CTS disebabkan oleh kompresi nervus medianus
gejala CTS, terutama kesemutan, mati rasa dan nyeri akut, bersama dengan
kehilangan konduksi saraf akut dan reversibel dianggap gejala untuk iskemia.
Menurut teori getaran gejala CTS bisa disebabkan oleh efek dari
penggunaan jangka panjang alat yang bergetar pada N. medianus di karpal tunnel.
bagaimana keluhan nyeri dan sembab yang timbul terutama pada malam atau
pagi hari akan berkurang setelah tangan yang terlibat digerak-gerakkan atau
Apabila kondisi ini terus berlanjut akan terjadi fibrosis epineural yang merusak
serabut saraf. Lama-kelamaan saraf menjadi atrofi dan digantikan oleh jaringan
11
ikat yang mengakibatkan fungsi nervus medianus terganggu secara menyeluruh.
(13)
berhubungan dengan naiknya berat badan dan IMT. IMT yang rendah merupakan
kondisi kesehatan yang baik untuk proteksi fungsi nervus medianus. Pekerja
berat badan. Setiap peningkatan nilai IMT 8% risiko CTS meningkat. (10)
F. Gambaran Klinis
Gangguan motorik hanya terjadi pada keadaan yang berat. Gejala awal biasanya
berupa parestesia, rasa tebal (numbness) atau rasa seperti terkena aliran listrik
(tingling) pada jari 1-3 dan setengah sisi radial jari 4 sesuai dengan distribusi
jari-jari. (10)
12
Komar dan Ford membahas dua bentuk carpal tunnel syndrome: akut dan
kronis. Bentuk akut mempunyai gejala dengan nyeri parah, bengkak pergelangan
tangan atau tangan, tangan dingin, atau gerak jari menurun. Kehilangan gerak jari
disebabkan oleh kombinasi dari rasa sakit dan paresis. Bentuk kronis mempunyai
gejala baik disfungsi sensorik yang mendominasi atau kehilangan fungsi motorik
dengan atrofi. Nyeri proksimal mungkin ada pada carpal tunnel syndrome. (6)
adalah nyeri di tangan yang juga dirasakan lebih berat pada malam hari sehingga
sering membangunkan penderita dari tidurnya. Rasa nyeri ini umumnya agak
dengan meletakkan tangannya pada posisi yang lebih tinggi. Nyeri juga akan
Apabila tidak segera ditagani dengan baik maka jari-jari menjadi kurang
menggenggam. Pada tahap lanjut dapat dijumpai atrofi otot-otot thenar (oppones
pollicis dan abductor pollicis brevis) dan otot-otot lainya yang diinervasi oleh
13
Tabel 2.1 Gejala dan Tanda Carpal Tunnel Syndrome
G. Diagnosis
1) Pemeriksaan fisik
dengan perhatian khusus pada fungsi, motorik, sensorik dan otonom tangan.
Bila dalam waktu 60 detik timbul gejala seperti CTS, tes ini menyokong
diagnosa. Beberapa penulis berpendapat bahwa tes ini sangat sensitif untuk
14
Gambar 2.2 Phalen’s Test
atas tekanan sistolik. Bila dalam 1 menit timbul gejala seperti CTS, tes ini
menyokong diagnosa.
c) Tinel's sign: Tes ini mendukung diagnosa bila timbul parestesia atau
nyeri pada daerah distribusi nervus medianus jika dilakukan perkusi pada
15
Gambar 2.3 Tinel’s Test
menyokong diagnosa CTS. Harus diingat bahwa tanda ini juga dapat
e) Thenar wasting: Pada inspeksi dan palpasi dapat ditemukan adanya atrofi
otot-otot thenar.
menggunakan ibu jari. Bila dalam waktu kurang dari 120 detik timbul
i) Luthy's sign (bottle's sign): Penderita diminta melingkarkan ibu jari dan
jari telunjuknya pada botol atau gelas. Bila kulit tangan penderita idak
mendukung diagnosa.
perbedaan keringat, kulit yang kering atau licin yang terbatas pada daerah
Dari pemeriksaan provokasidi atas Phalen test dan Tinnel test adalah tes yang
thenar. Pada beberapa kasus tidak dijumpai kelainan pada otot-otot lumbrikal.
EMG bisa normal pada 31% kasus CTS. Kecepatan Hantar Saraf (KHS).
Pada 15-25% kasus, KHS bisa normal. Pada yang lainnya KHS akan
3) Pemeriksaan Radiologi
17
Pemeriksaan sinar-X terhadap pergelangan tangan dapat membantu
melihat apakah ada penyebab lain seperti fraktur atau artritis. Foto polos
leher berguna untuk menyingkirkan adanya penyakit lain pada vertebra. USG,
CT-scan dan MRI dilakukan pada kasus yang selektif terutama yang akan
median di carpal tunnel proksimal yang sensitif dan spesifik untuk carpal
4) Pemeriksaan Laboratorium
Bila etiologi CTS belum jelas, misalnya pada penderita usia muda tanpa
seperti kadar gula darah, kadar hormon tiroid ataupun darah lengkap. (10)
18
H. Diagnosis Banding
otot-otot thenar. Gangguan sensorik dijumpai pada sisi ulnaris dari tangan
19
telapak tangan tidak melalui terowongan karpal.
pollicis longus dan ekstensor pollicis brevis, biasanya akibat gerakan tangan
yang repetitif. Gejalanya adalah rasa nyeri dan nyeri tekan pada
palpasi otot abduktor ibu jari pada saat abduksi pasif ibu jari, positif bila
nyeri bertambah.
I. Penatalaksanaan
gejala, dan intensitas kompresi saraf. Jika sindrom adalah suatu penyakit
penyakit primer harus diobati. Kasus ringan bisa diobati dengan obat anti
terutama pada malam hari atau selama gerakan berulang. Kasus lebih lanjut
dapat diterapi dengan injeksi steroid lokal yang mengurangi peradangan. Jika
tidak efektif, dan gejala yang cukup mengganggu, operasi sering dianjurkan
Oleh karena itu sebaiknya terapi CTS dibagi atas 2 kelompok, yaitu:
a) Terapi konservatif
minggu.
iv. Nerve Gliding, yaitu latihan terdiri dari berbagai gerakan (ROM)
21
atau metilprednisolon 20 mg atau 40 mg diinjeksikan ke dalam
dapat diulang dalam 7 sampai 10 hari untuk total tiga atau empat
tangan.
b) Terapi operatif
berat atau adanya atrofi otot-otot thenar. Pada CTS bilateral biasanya
atau bila ada atrofi otot-otot thenar, sedangkan indikasi relatif tindakan
secara dini dengan jaringan parut yang minimal, tetapi karena terbatasnya
kembali. Pada keadaan di mana CTS terjadi akibat gerakan tangan yang
ii. Desain peralatan kerja supaya tangan dalam posisi natural saat kerja.
23
iv. Mengubah metode kerja untuk sesekali istirahat pendek
sering mendasari terjadinya CTS seperti: trauma akut maupun kronik pada
J. Prognosis
baik. Bila keadaan tidak membaik dengan terapi konservatif maka tindakan
operasi harus dilakukan. Secara umum prognosa operasi juga baik, tetapi karena
operasi hanya dilakukan pada penderita yang sudah lama menderita CTS
baik, tetapi resiko untuk kambuh kembali masih tetap ada. Bila terjadi
kembali.
DAFTAR PUSTAKA
1. Jagga, V. Lehri, A et al. Occupation and its association with Carpal Tunnel
2001,101-117.
Nerve Compression Syndromes Third Edition. New York: CRC PRESS. 2001.
10. Latov, Norman. Peripheral Neuropathy. New York: Demos Medical Publishing.
2007.
26