Anda di halaman 1dari 15

BAB II

ALAT UKUR DASAR DAN PENGUKURAN


Kompetensi Dasar :
3.1 Memahami konsep penggunaan alat ukur pembanding dan atau alat ukur
dasar
4.1 Melakukan pengukuran dengan alat ukur pembanding dan atau alat ukur
dasar

Indikator :
1. Siswa dapat mendefinisikan tentang pengukuran dan metrologi.
2. Siswa dapat menyebutkan prinsip-prinsip dasar pada pengukuran.
3. Siswa dapat membedakan jenis dan macam alat ukur pembanding dan atau alat
ukur dasar.
4. Siswa dapat menggunakan alat ukur pembanding dan atau alat ukur dasar sesuai
prosedur.

A. PENDAHULUAN

Gambar 1. Baut

Setiap produk memiliki dimensi dan standar yang baku. Kualitas dimensi
ditentukan dalam proses produksi yang telah melalui beberapa proses panjang.
Dimensi dapat mempengaruhi nilai suatu produk baik nilai fungsi maupun nilai
estetis. Sebagai contoh kita pernah membeli baut di toko bangunan untuk mengikat
bagian peralatan rumah tangga. Saat membeli baut pasti kita memilih ukuran

Pengetahuan Dasar Teknik Mesin Kelas X 1


tertentu agar dapat dipasangkan dengan benda yang akan dibaut. Ukuran inilah
yang menjadikan suatu produk memilki dimensi yang telah disepakati secara
nasional maupun internasional. Penentuan dimensi baut tersebut telah melewati
riset dan pengembangan agar aman untuk digunakan. Oleh karena itu dalam setiap
produksi pengukuran menjadi hal yang sangat penting dalam menentukan dimensi
suatu produk.

B. PENGUKURAN

Mengukur benda kerja berarti membandingkan suatu besaran yang diukur


dengan suatu ukuran pembanding yang telah ditera. Dalam melakukan proses
pengukuran, terdapat istilah-istilah yang selalu mengikuti pebacaan pengukuran
yaitu :

 Besaran pengukuran ialah panjang yang akan diukur.


 Nilai pengukuran (ukuran pengukuran) ialah ukuran yang dibaca pada
pengukuran dengan alat pengukur.
 Ukuran nominal adalah ukuran yang tertera pada gambar.
 Ukuran nyata adalah ukuran benda kerja sebenarnya yang selesai
dikerjakan (benda jadi).
 Toleransi ukuran ialah penyimpangan ukuran yang masih diizinkan dari
ukuran yang telah ditentukan.

Dari pemaparan tersebut dapat diketahui bahwa pengukuran adalah


serangkaian kegiatan yang bertujuan untuk menetapkan nilai besaran ukur.
Sedangkan Metrologi Industri adalah ilmu untuk melakukan pengukuran karakteristik
geometric suatu produk atau komponen mesin dengan alat dan cara yang tepat
sehingga hasil pengukurannya dianggap sebagai hasil yang paling dekat dengan
geometri sesungguhnya dari komponen mesin tersebut.

Di Indonesia, mempunyai sebuah lembaga yang berwenang menangani


secara khusus bidang metrology yaitu, Pusat Penelitian Kalibrasi, Instrumentasi dan
Metrologi-Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (Puslit KIM-LIPI). Lembaga ini
berada di kawasan Puspiptek Serpong-Cilegon, Banten. Berperan sebagai Pengelola
Teknis Ilmiah Standar Nasional untuk Satuan Ukuran (SNSU) atau dikenal dengan

Pengetahuan Dasar Teknik Mesin Kelas X 2


sebutan Lembaga Metrologi Nasional. Di dunia internasional dikenal sebagai National
Metrology Institute (NMI).

C. STANDAR PENGUKURAN

Standar pengukuran merupakan pernyataan fisis dari sebuah satuan


pengukuran. Dengan adanya satuan dasar dan turunan dalam pengukuran, terdapat
beberapa jenis standar pengukuran yang di kelompokkan menurut fungsi dan
pemakaiannya.

1. Standar Internasional

Pada awal perkembangan teknik pengukuran, dikenal dua sistem satuan yaitu
sistem metrik (dipelopori Perancis sejak 1795) dan sistem CGS (centimeter-gram-
second) yang dipelopori oleh Amerika Serikat dan Inggris (kedua Negara ini juga
menggunakan sistem metrik untuk kepentingan internasional). Dan sejak tahun
1960 dikenalkan Sistem Internasional (SI Unit) sebagai kesepakatan internasional.

Dalam sistem SI terdapat 7 satuan dasar/pokok SI dan 2 satuan


tanpa dimensi. Selain itu, dalam sistem SI terdapat standar awalan-awalan (prefix)
yang dapat digunakan untuk penggandaan atau menurunkan satuan-satuan yang
lain.

Tabel 1. Besaran Pokok dan Satuan

Dua satuan SI tanpa dimensi adalah Radian (rad) dan Steradian (sr).

Pengetahuan Dasar Teknik Mesin Kelas X 3


2. Standar Primer

Standar primer adalah turunan pertama dari standar internasional yang


merupakan standar tertinggi di suatu negara (Standar Nasional).

3. Standar sekunder

Standar sekunder merupakan turunan dari standar primer yang disimpan atau
dipelihara di berbagai industri alat ukur atau di laboratorium kalibrasi. Standar
sekunder dapat diproduksi dan di gunakan untuk kalibrasi alat standar dibawahnya.
Standar sekunder waktu berupa alat yang disebut frequency counter dijual secara
bebas.

4. Standar kerja

Standar kerja adalah standar kalibrasi yang digunakan untuk mengkalibrasi


alat ukur atau alat uji. Dengan kata lain standar kerja merupakan Standar yang
dikalibrasi dengan standar lain dan digunakan secara kontinu untuk mengkalibrasi
dan mengecek alat ukur atau material yang diukur. Standar kerja sering disebut
sebagai kalibrator karena digunakan untuk memeriksa dan mengkalibrasikan
instrumen-instrumen laboratorium yang umum.

D. JENIS DAN CARA PENGUKURAN

Dalam Standar Internasional terdapat tujuh Besaran Dasar: Panjang, massa,


waktu, arus listrik, temperature, jumlah zat, intensitas cahaya. Pada pengukuran
Geometris besaran dasar yang digunakan yaitu besaran panjang yang diberi nama
meter. Syarat Besaran Standar: Dapat didefinisikan secara jelas, jelas dan tidak
berubah dengan waktu dan dapat digunakan sebagai pembanding.

1. Jenis Pengukuran:

a. Pengukuran Linier

b. Pengukuran Sudut Dan Kemiringan

c. Pengkuran Kedataran

d. Pengukuran Profil

Pengetahuan Dasar Teknik Mesin Kelas X 4


e. Pengukuran Ulir

f. Pengukuran Roda Gigi

g. Penyetelan Posisi

h. Pengukuran Kekasaran Permukaan

2. Macam Alat Ukur:

a. Alat ukur Langsung : adalah alat ukur yang hasil pengukuran dapat langsung
dibaca

b. Alat ukur pembanding : digunakan untuk membaca besarnya selisih suatu


dimensi terhadap ukuran dasar

c. Alat ukur standar: menunjukkan ukuran tertentu

d. Alat ukur batas (caliber): menunjukkan apakah suatu dimensi terletak di


dalam atau di luar daerah toleransi

3. Cara Pengukuran

a. Pengukuran Langsung

b. Pengukuran tak langsung

c. Pengukuran dengan caliber batas

d. Pengukuran dengan membandingkan bentuk standar

4. Menurut Prinsip Kerja

a. Mekanis

b. Optis

c. Elektris Hidrolis

d. Pneumatis

Pengetahuan Dasar Teknik Mesin Kelas X 5


E. Contoh Alat Ukur (Mikrometer)

Sensor

Pencatat Pengubah

Gambar 2. Mikrometer
1. Sensor

Adalah bagian yang berfungsi menguhubungkan alat ukur dengan benda


ukur.

2. Pengubah

Adalah bagian alat kur yang berfungsi emperbesar atau memperjelas


perbedaan yang kecil dari geometri obyek ukur. Macam pengubah ;

a. Mekanis

b. Mekanis optis

c. Elektris

d. Optis elektris

e. Pneumatis

3. Pencatat

Adalah bagian alat ukur yang menampilkan hasil ukuran dari benda kerja yng
diukur. Macam pencatat ini ada yang analog dan digital.

Pengetahuan Dasar Teknik Mesin Kelas X 6


F. Kesalahan dalam Pengukuran

Syarat Pengukuran adalah Benda ukur, Alat Ukur dan orang yang
mengukur. Dalam proses pengukuran seringkali terjadi kesalahan yang
menyebabkan hasil pengukuran tidak akurat. Penyebab pengukuran tidak teliti:

a. Alat Ukur
b. Benda Ukur
c. Posisi Pengukuran
d. Lingkungan
e. Pengukur

G. Alat Ukur Pembanding


1. Mistar Ukur

Mistar ukur merupakan alat ukur linier yang paling sederhana dan banyak
dikenal orang. Biasanya berupa pelat dari baja atau kuningan di mana pada
kedua sisi dari salah satu permukaannya diberi skala (metris dan inchi).
Panjang dari skala ukurannya adalah 150 mm – 300 mm dengan pembagian
dalam ½ atau 1 mm. Pengukuran dilaksanakan dengan menempelkan mistar
ini pada obyek ukur sehingga panjang dari obyek ukur dapat langsung dibaca
pada skala mistar ukur. Kecermatan pembacaan tidak dapat lebih kecil dari ½
mm, oleh sebab itu mistar ukur tidak dapat digunakan untuk pengukuran
dengan kecermatan tinggi. Dalam metrologi industri, mistar ukur hanya dipakai
untuk memperkirakan dimensi obyek ukur serta untuk melakukan
penggambaran secara kasar.

Gambar 3. Mistar Ukur

Pengetahuan Dasar Teknik Mesin Kelas X 7


Cara menggunakan mistar ukur
1. Peletakan mistar ukur pada posisi
tegak lurus dengan benda kerja atau
sejajar dengan benda kerja.
2. Titik nol (0) mulai dari tepi piggir
mistar baja.
3. Amati batas akhir kerja yang diukur.
4. Ambil mistar baja dan baca hasil
pengukuran.

Keselamatan kerja dalam


meggunakan mistar ukur :
 Mistar ukur harus dijaga teta bersih
atau tinggal bersih dan bebas dari karat
(besi).
Gambar 4. Menggunakan mistar

2. Jangka
Jangka adalah alat ukur/alat gambar yang dapat digunakan untuk
mengukur dan membuat suatu lingkaran. Alat ini termasuk alat ukur tidak
langsung karena adalah dapat memberikan pembacaan ukuran secara langsung,
sehingga memerlukan bantuan alat ukur lain seperti: mistar, meteran, atau siku-
siku. Jenis – jenis jangka adalah sebagi berikut :
a. Jangka tusuk
Jangka tusuk mempunyai sepasang kaki berujung lancip. Bila dalam
keadaan tertutup ke dua ujung kaki tadi berimpit dan sama panjang. Jangka
tusuk digunakan untuk menggambar lingkaran pada benda kerja dan untuk
memindahkan jarak dari alat ukur (atau benda satu) ke benda lain.

Pengetahuan Dasar Teknik Mesin Kelas X 8


Gambar 5. Jangka Tusuk
b. Jangka bengkok
Sepasang kaki jangka bengkok berbentuk melengkung dengan radius
yang sama. Jangka bengkok digunakan untuk mengukur diameter luar atau
ukuran luar suatu benda. Alat ini terdiri dari sepasang kaki bengkok, per
penekan dan sebuah mur baut sebagai pengatur. Jangka bengkok sering
digunakan karena mudah dalam penggunaannya (cara mengaturnya). Hasil
ukuran harus dikonversikan dengan alat ukur mistar, meteran, atau siku-siku.

Gambar 6. Jangka Bengkok


c. Jangka kaki
Fungsi jangka kaki adalah untuk mengukur diameter dalam (diameter
lubang) atau lebar suatu celah. Kakinya berbentuk lurus dengan ujung menonjol
ke luar. Hasil pengukuran harus dikonversikan dengan alat ukur mistar, meteran
atau siku-siku.

Pengetahuan Dasar Teknik Mesin Kelas X 9


Gambar 7. Jangka kaki

Cara menggunakan alat ukur jangka


 Siapkan benda kerja yang akan diukur atau dilukis
 Ambil jangka yang sesuai dengan profil benda kerja
 Atur bukaan jangka ke benda ukur
 Pindahkan hasil ukuran jangka ke alat ukur pembaca (mistar)

Gambar 8. Mengguakan jangka bengkok


Yang perlu diperhatikan saat menggunakan jangka :
 Perhatikan pada engsel jangka, apakah sudah aus / longgar
 Keruncingan jarum kedua jangka, bila sudah tumpul maka segera di
runcingkan sesuai prosedur.
 Perhatikan ulir pengubah apakah masih berfungsi dengan baik

Pengetahuan Dasar Teknik Mesin Kelas X 10


3. Penyiku
Penyiku adalah alat ukur pembanding sudut. Penyiku biasanya terbuat dari
logam yang memiliki sudut 90 derajat. Terdapat juga penyiku yang memilki angka
ukur seperti mistar di salah satu lenganya yang memungkinkan untuk mengukur
panjang dan lebar benda kerja.

Gambar 9. Penyiku

Cara menggunakan penyiku :

1. Siapkan benda kerja yang akan diukur


2. Pastikan benda kerja bersih dari kotoran
3. Letakkan siku diatas permukaan benda
kerja, badan siku menempel pada salah
satu sisi benda kerja
4. Amati bidang kerja yang menempel di
lengan siku lainnya sambil diarahkan ke
sumber cahaya
Gambar 10. Menggunakan Penyiku

4. Bevel Protractor
Bevel protractor adalah alat ukur pembanding untuk mengukur kemiringan
profil benda kerja, alat ini berbentuk seperti busur derajat. Cara menggunakan bevel
protractor adalah dengan cara menempelkan bidang benda kerja yang akan diukur
sudut nya ke lengan bevel protactor, kemudian langsung bisa dibaca besar nilai
kemiringannya.

Pengetahuan Dasar Teknik Mesin Kelas X 11


Gambar 11. Bevel protractor

5. Alat Ukur Kekasaran Permukaan Benda (Surface Roughness)


Benda kerja yang sudah jadi pasti memiliki nilai kekasaran permukaan,
semakin halus permukaan maka nilai kekasaran permukaan semakin kecil. Dalam
menentukan nilai kekasaran permukaan digunakan alat pembanding yang
bernama surface roughness . Alat ini terdiri dari beberapa contoh benda dengan
nilai kekasaran permukaan, permukaan tersebut diraba dan dibandingkan dengab
permukaan benda yang akan diukur.

Gambar 12. Surface Roughness

6. Alat Ukur Kisar Ulir (Screw Pitch Gauge)


Screw pitch gauge adalah alat ukur pembanding besar nya kisar ulir. Alat ini
terdiri dari banyak jenis ulir dengan nilai kisar pada setiap tangkai pengukurnya.

Pengetahuan Dasar Teknik Mesin Kelas X 12


Gambar 13. Screw Pitch Gauge

Cara menggunakan screw pitch


gauge adalah dengan memasangkan
salah satu tangkai pengukur yang
sesuai dengan ulir yang akan diukur,
maka akan diketahui berapa nilai kisar
ulir melalui tulisan di tangkai ukurnya.

Gambar 14. Penggunaan Screw Pitch Gauge

Pengetahuan Dasar Teknik Mesin Kelas X 13


EVALUASI

1. Jelaskan apa yang dimaksud dengan pengukuran dan metrologi!


2. Jelaskan perbedaan alat ukur langsung dan tidak langsung!
3. Jelaskan cara menggunakan jangka bengkok!
4. Sebutkan bagian-bagian utama dari alat ukur!
5. Mengapa mistar memiliki ketilitian dan nilai standar rendah di dunia teknik
mesin?

Pengetahuan Dasar Teknik Mesin Kelas X 14


Referensi :

Munadji Sudji.____. Materi Perkuliahan Metrologi Industri. Yogyakarta:


Fakultas Teknik UNY.
Purnomo Edi. 2009. Terminologi Pengukuran, Jenis dan Cara Pengukuran.
Yogyakarta: Fakultas Teknik UNY

Setyobudi Agung. 2013. Teknologi Mekanik. Jakarta: Kementrian Pendidikan


dan Kebudayaan Republik Indonesia

________. Alat Ukur dan Penanda Dalam Kerja Bangku. Yogyakarta: Fakultas
Teknik UNY

Pengetahuan Dasar Teknik Mesin Kelas X 15

Anda mungkin juga menyukai