PENDAHULUAN
Kosmetik merupakan salah satu kebutuhan manusia yang sudah ada dan semakin
berkembang dari waktu ke waktu, disamping itu pula kosmetik berperan penting dalam
menunjang penampilan seseorang. Bahkan bagi masyarakat dengan gaya hidup yang semakin
kompleks kosmetik sudah menjadi kebutuhan pokok eperti halnya sandang dan pangan.
Kemajuan teknologi telah membawa perubahan- perubahan yang cepat dan
signifikan pada industry kosmetika. Dengan menggunakan teknologi modern , industry
tersebut kini mampu memproduksi dalam skala besar mencakup berbagai produk dengan
tingkat yang sangat luas.
Dengan dukungan kemajuan teknologi transportasi maka produk tersebut dalam
waktu yang amat singkat dapat menyebar ke berbagai negara dengan jaringan distribusi yang
sangat luas dan mampu menjangkau seluruh strata masyarakat. Konsumsi masyarakat
terhadap produk kosmetik cenderung terus meningkat , seiring dengan perubahan gaya hidup
masyakat dan pola konsumsinya.
Pengertian kosmetik adalah bahan atau sediaan yang dimaksudkan untuk
digunakan pada bagian luar tubuh manusia untuk membersihkan, mewangikan , mengubah
penampilan dana tau memperbaiki, melindungi dan memelihara tubuh pada kondisi baik.
Dari pengertian tersebut dapat kita lihat pentingnya pedoman izin produksi kosmetika serta
rancangan laboratorium terkait fasilitas produksi kosmetik serta cara pembuatan kosmetika
yang baik (CPKB) merupakan salah satu faktor penting dalam menghasilkan produk
kosmetika yang memenuhi standart mutu dan keamanan.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
1. Harus dipilih lokasi yang bebas banjir, jauh dari tempat pembuangan sampah, tidak di
tempat pemukiman padat penduduk, terhindar dari pencemaran dan tidak mencemari
lingkungan.
Jika tidak mungkin dihindarkan maka harus dilakukan tindakan pencegahan terhadap
pencemaran, misalnya :
Media Polutan/hama Tindakan pencegahan
Udara Debu jalan, debu Melengkapi sistem ventilasi
industri lain, partikel, dengan
pestisida saringan udara yang tepat
Tanah Bekas timbunan - Konstruksi bangunan kokoh dan
sampah, pestisida dan kedap air
bahan kimia - Bebas dari rembesan air
Air tanah - rembesan air melalui - Dilengkapi dengan saluran
tanah dan banjir pembuangan air yang efektif.
- air sadah - Air tanah harus melalui filtrasi
- air mengandung zat awal
koloid misal sand filter, klorinasi dan
- mikroba patogen dilanjutkan dengan perlakuan
yang
lain, misalnya deionisasi dsb.
Bangunan - Serangga, tikus, - Pemasangan kawat kasa pada
burung dan binatang jendela
lainnya dan lubang ventilasi
- Pemasangan tirai plastik pada
pintu
- Pembasmian serangga
- Perangkap serangga
2. Bangunan untuk produksi kosmetik harus terpisah dari bangunan untuk produksi
produk lain seperti obat atau obat tradisional. Produk perbekalan kesehatan rumah
tangga yang tidak mengandung bahan berbahaya (non hazardous), misal sabun cuci
tangan cair, dapat diproduksi dalam satu bangunan tetapi dengan suatu perlakuan
khusus untuk mencegah pencemaran silang dan risiko campur baur, yaitu dengan
melakukan pembersihan, perawatan serta pengecekan sarana/peralatan pada setiap
pergantian produksi termasuk menjadwalkan produksi secara bergiliran.
Dicantumkan tanda peringatan, bahwa setiap personil harus mencuci tangan dengan
sabun/deterjen sesudah menggunakan kamar kecil.
Tempat cuci tangan, hendaklah :
- Ditempatkan pada tempat yang diperlukan, misalnya di ruang ganti pakaian.
-Dilengkapi dengan kran, sabun atau deterjen dan alat pengering dengan
udara panas atau handuk bersih dan kering serta tempat sampah bertutup.
5. Tata-ruang hendaklah dirancang sesuai dengan alur penerimaan barang dan alur proses
produksi untuk mencegah terjadinya risiko kekeliruan, campur-baur dan pencemaran
silang produk. Hendaklah disediakan area yang memadai untuk :
a. Penerimaan bahan baku dan bahan pengemas
b. Karantina bahan baku dan bahan pengemas
c. Pengambilan contoh bahan baku dan bahan pengemas
d. Penyimpanan bahan baku dan bahan pengemas
e. Penimbangan
f. Pencampuran atau pengolahan
g. Pencucian alat
h. Penyimpanan alat bersih
i. Penyimpanan produk antara dan produk ruahan
j. Pengemasan primer
k. Pengemasan sekunder
l. Karantina produk jadi
m. Penyimpanan dan penyerahan produk jadi
n. Laboratorium
Daerah produksi tidak boleh dipakai sebagai lalu lintas umum bagi personil yang tidak
bekerja di ruangan tersebut. Hendaklah dibuat koridor untuk lalu lintas personil
dimana setiap ruang produksi dapat dicapai tanpa harus melalui ruang produksi
lainnya.
7. Instalasi saluran udara dan instalasi pipa lainnya hendaklah dipasang sedemikian rupa
sehingga mudah dilakukan perawatan dan pembersihan, misal di atas plafon
koridor atau di dalam ruangan dan diberi jarak yang cukup dengan dinding untuk
menghindari penumpukan debu dan untuk memudahkan pembersihan.
b. Lubang ventilasi hendaklah dilengkapi dengan alat penyaring yang dapat mencegah
masuknya serangga atau debu udara ke dalam ruangan dan mudah dibersihkan.
c. Jika diperlukan pengatur suhu, maka hendaklah berfungsi dengan baik untuk dapat
mencegah pencemaran hasil produksi melalui udara yang mengalir.
d. Untuk ruang pengolahan terkendali (sediaan bayi dan sediaan sekitar mata),
hendaklah dipasang suatu sistem pengendali udara yang dilengkapi alat penyaring,
termasuk pengatur suhu dan kelembaban, yang berfungsi dengan baik untuk mencegah
pencemaran partikel dan mikroba terhadap produk melalui udara yang mengalir ke
dalam ruangan. Untuk produk serbuk harus dilengkapi dengan dust collector.
2.2 PERALATAN
Untuk pembuatan produk bayi dan produk sekitar mata, peralatan yang
hendaklah diberi perhatian khusus terutama terhadap cemaran mikroba serta
ditempatkan dalam ruangan yang telah didesinfeksi terlebih dahulu.
b. Sistem pemipaan saluran air, uap, udara bertekanan dan hampa udara:
-Harus dilengkapi dengan kran yang dapat dioperasikan dengan mudah.
-Harus dilengkapi dengan alat ukur yang dikalibrasi atau diverifikasi kebenaran
dan ketepatan fungsinya.
-Tidak boleh ditanam untuk mempermudah pembersihan dan perawatan.
- Diberi penandaan warna yang berbeda dan arah aliran yang jelas.
- Diupayakan agar tidak membentuk sudut yang menyulitkan untuk proses
pembersihan.
3. Pemeliharaan
- Untuk proses kalibrasi, hendaklah ditetapkan Prosedur Operasional Baku (POB)
yang dilengkapi dengan periode kalibrasi.
- Ketepatan kalibrator yang dipakai hendaklah telah diverifikasi oleh Badan
Sertifikasi yang diakui, bila tidak tersedia, proses kalibrasi dapat dilakukan oleh
instansi yang diakui.
- Hasil kalibrasi hendaklah dicatat dan disimpan selama periode yang
ditetapkan dalam POB.