Sap 3
Sap 3
Dasar Hukum, Tata Cara Pembentukan, Tingkatan, Daerah Kerja dan Struktur Koperasi
Oleh:
PROGRAM EKSTENSI
UNIVERSITAS UDAYANA
DENPASAR
2017
3.1 Dasar Hukum Pembentukan Koperasi
Dasar hukum koperasi Indonesia tercantum dalam UU Nomor 25 Tahun 1992 yang di
dalamnya mengatur tentang fungsi, peran, dan prinsip koperasi. Undang-undang ini disahkan
di Jakarta pada tanggal 21 Oktober 1992, di tandatangani oleh Presiden RI Soeharto, Presiden
RI pada masa itu dan di umumkan pada Lembaran Negara RI Tahun 1992 Nomor 116. Dan
demikian dengan terbitnya UU Nomor 25 Tahun 1992 maka UU Nomor 12 Tahun 1967
tentang Pokok-pokok Perkoperasian, Lembaran Negara RI Tahun 1967 Nomor 23 dan
Tambahan Lembaran Negara RI Tahun 1967 Nomor 2832, yang sebelumnya dipergunakan
dinyatakan tidak berlaku lagi.
Dasar Hukum Pembentukan dan Pengelolaan Koperasi, yaitu:
1. UU No. 25/1992 tentang Perkoperasian Koperasi
2. UU No. 9 Tahun 1995 tentang Pelaksanaan Usaha Simpan Pinjam oleh Koperasi
Suatu koperasi hanya dapat didirikan bila memenuhi persyaratan dalam mendirikan
koperasi. Syarat-syarat pembentukan koperasi berdasarkan Keputusan Menteri Negara
Koperasi Dan Usaha Kecil Dan Menengah Republik Indonesia Nomor:
104.1/Kep/M.Kukm/X/2002 Tentang Petunjuk Pelaksanaan Pembentukan, Pengesahan Akta
Pendirian Dan Perubahan Anggaran Dasar Koperasi, adalah sebagai berikut :
a. Koperasi primer dibentuk dan didirikan oleh sekurang-kurangnya dua puluh orang
yang mempunyai kegiatan dan kepentingan ekonomi yang sama;
b. Pendiri koperasi primer sebagaimana tersebut pada huruf a adalah Warga Negara
Indonesia, cakap secara hukum dan maupun melakukan perbuatan hukum;
c. Usaha yang akan dilaksanakan oleh koperasi harus layak secara ekonomi, dikelola
secara efisien dan mampu memberikan manfaat ekonomi yang nyata bagi anggota
d. Modal sendiri harus cukup tersedia untuk mendukung kegiatan usaha yang akan
dilaksanakan oleh koperasi;
e. Memiliki tenaga terampil dan mampu untuk mengelola koperasi.
Selain persyaratan diatas, perlu juga diperhatikan beberapa hal-hal penting yang harus
diperhatikan dalam pembentukan koperasi yang dikemukakan oleh Suarny Amran et.al
(2000:62) antara lain sebagai berikut :
a. Orang-orang yang akan mendirikan koperasi dan yang nantinya akan menjadi anggota
koperasi hendaknya mempunyai kegiatan dan kepentingan ekonomi yang sama.
Artinya tidak setiap orang dapat mendirikan dan atau menjadi anggota koperasi tanpa
didasarkan pada adanya keje-lasan mengenai kegiatan atau kepentingan ekonomi
yang akan dijalankan. Usaha yang akan dilaksanakan oleh koperasi harus layak secara
ekonomi. Layak secara ekonomi diartikan bahwa usaha tersebut akan dikelola secara
efisien dan mampu menghasilkan keuntungan usaha dengan mem-perhatikan faktor-
faktor tenaga kerja, modal dan teknologi.
b. Modal sendiri harus cukup tersedia untuk mendukung kegiatan usaha yang akan
dilaksanakan oleh koperasi. Hal tersebut dimaksudkan agar kegiatan usaha koperasi
dapat segera dilaksanakan tanpa menutup kemungkinan memperoleh bantuan, fasilitas
dan pinjaman dari pihak luar.
c. Kepengurusan dan manajemen harus disesuaikan dengan kegiatan usaha yang akan
dilaksanakan agar tercapai efektivitas dan efisiensi dalam pe-ngelolaan koperasi.
Perlu diperhatikan mereka yang nantinya ditunjuk/ dipilih menjadi pengurus haruslah
orang yang memiliki kejujuran, kemampuan dan kepemimpinan, agar koperasi
yangdidirikan tersebut sejak dini telah memiliki kepengurusan
Setelah persyaratan terpenuhi para pendiri kemudian mempersiapkan hal-hal yang
dibutuhkan untuk mengadakan rapat pembentukan koperasi, setelah memiliki bekal yang
cukup dan telah siap para pendiri melakukan rapat pembentukan koperasi yang dihadiri dinas
koperasi dan pejabat lainnya, pendirian koperasi tidak sampai disana karena lembaga
koperasi yang telah didirikan perlu disahkan badan hukumnya. Penjelasan lebih lanjut
mengenai tahapan-tahapan tersebut diuraikan di bawah ini :
Maka dipandang dari segi fungsinya itu perlu tidaknya salah satu tingkat organisasi
tergantung pada keperluan dan effesiensi, yang artinya kalau tidak diperlukan atau tidak
efisien karena dibandingkan dengan manfaatnya tidak memadai, tingkat organisasi tersebut
dapat ditiadakan.Dengan demikian jumlah tingkat organisasi dapat kurang dari 4. Tingkatan-
tingkatan organisasi tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut :
1. Koperasi Primer
Koperasi yang anggotanya terdiri dari orang-perorangan disebut “Koperasi Primer”.Koperasi
ini baru bisa dibentuk, apabila dapat dihimpun paling sedikit 20 orang sebagai
pendirinya.Dalam seluruh struktur gerakan Koperasi, maka koperasi primer yang dimiliki dan
diawasi secara demokratis oleh para anggotanya, merupakan dasar dari gerakan itu sendiri.
Karena dalam koperasi primer anggotanya menanam modalnya serta dalam rapat anggota
koperasi primer, mereka sendiri menjalankan haknya untuk menentukan usaha-usaha apa
yang akan diselenggarakan oleh koperasi guna kepentingannya. Dan melalui koperasi primer
inilah pula setiap anggota kepentingan anggota guna kepentingan usahanya atau keperluan
hidupnya.
2. Koperasi Pusat
Kalau koperasi primer sejumlah paling sedikit 20 orang menggabungkan diri agar dapat
mempersatukan kekuatan-kekuatan yang kecil menjadi suatu kekuatan yang besar dalam
mengejar cita-citanya, maka untuk tujuan dan maksud yang sama, sekurang-kurangnya 5
koperasi primer dapat pula menggabungkan diri dalam suatu tingkatan organisasi yang lebig
tinggi yaitu Koperasi Pusat.
3. Koperasi Gabungan
Dengan maksud yang sama seperti tersebut diatas, maka 3 koperasi pusat yang telah diakui
sebagai badan hukum juga dapat membentuk tingkat organisasi lebih atas lagi, yang disebut
Koperasi Gabungan.
4. Koperasi Induk
Induk koperasi terdiri atas paling sedikit 3 gabungan koperasi yang merupakan koperasi
tingkat nasional. Mengingat tingkatnya sudah nasional sifat dari anggota induk koperasi tidak
harus sama. Induk Koperasi seperti ini biasa dinamakan Induk Koperasi Nasional atau Pusat
Koperasi nasional.
Tujuan dan Nilai Koperasi
Memaksimumkan keuntugan (Maximize profit)
Memaksimumkan nilai perusahaan (Maximize the value of the firm)
Memaksimumkan biaya (minimize profit)
DAFTAR PUSTAKA