Anda di halaman 1dari 22

LAPORAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA TN.

DENGAN GANGGUAN SISTEM KARDIOVASKULAR : CORONARY


ARTERY DISEASE ( CAD )

RS UMUM UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH CIREBON

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Keperawatan


Medikal Bedah - 1 Yang Di Ampu Oleh :

Erida Fadila, M.Kep., Ners

Disusun Oleh :

ANDI SITTI ARMIANA

NIM. 160611033

JURUSAN S-1 KEPERAWATAN

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAHCIREBON

2018
BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Jantung adalah organ penting yang berfungsi memompakan darah ke seluruh


tubuh sehingga dapat melakukan proses metabolisme yang menghasilkan energi
tubuh untuk melakukan berbagai aktivitas. Tekanan darah jantung dapat
dipengaruhi oleh pekerjaan, tempat tinggal, gaya hidup, jenis kelamin dan ras.
Jantung terletak dalam mediastinum di rongga dada, yaitu diantara kedua paru-paru.
Pericardium yang meliputi jantung terdiri dari dua lapisan, lapisan dalam
(pericardium viseralis) dan lapisan luar (pericardium parietalis). Kedua lapisan ini
dipisahkah oleh sedikit cairan pelumas yang berfungsi mengurangi gesekan pada
pompa jantung.

CAD adalah penyakit pada artery coroner dimana terjadi penyempitan atau
sumbatan pada liang artery coroner oleh karena proses artherosklerosis. Pada
proses artherosklerosis terjadi perlemakan pada dinding artery coroner yang sudah
terjadi sejak usia muda sampai usia lanjut. Proses ini umumnya normal pada setiap
orang. Terjadinya infark dapat disebabkan beberapa faktor resiko, hal ini tergantung
dari individu. Dua artery coronaria yang mengalami myocardium muncul dari sinus
katup aorta pada pangkal aorta. Sirkulasi coroner ini terdiri dari artery coronaria
kanan dan kiri. Artery coronaria kiri mempunyai dua cabang besar, arteria
desendens anterior kiri dan arteria sirkumfleksa kiri. Arteria-arteria ini berjalan
melingkari jantung dalam dua celah anatomi eksterna : suklus atrioventrikularis,
yang melingkari jantung diantara atrium dan ventrikel, dan suklus interventrikularis
yang memisahkan ke dua ventrikel.

Efesiensi jantung sebagai pompa tergantung dari nutrisi dan oksigenisasi otot
jantung. Sirkulasi coroner meliputi seluruh permukaan jantung, membawa oksigen
dan nutrisi ke miocardium melalui cabang-cabang intermiocardial yang kecil-kecil
untuk dapat mengetahui akibat-akibat dari penyakit jantung coroner, maka kita
harus mengenal terlebih dahulu distribusi arteria coronaria ke otot jantung dan
sistem penghantar. Morbilitas dan mortalitas pada CAD tergantung pada derajat
gangguan fungsi yang di timbulkan nya, baik mekanis maupun elektris.

B. Rumusan Masalah

Penulis telah menyusun beberapa masalah yang akan dibahas dalam laporan ini
sebagai batasan dalam pembahasan bab ini. Beberapa masalah tersebut antaralain :

1. Bagaimana dan seperti apa pola asuhan keperawatan pada pasien dengan
gangguan CAD ?
2. Apa saja yang jadi penyebab utama CAD ?

C. Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah di atas maka tujuan dalam penulisan laporan ini
bertujuan agar kami memahami dan mengaplikasikannya langsung dalam proses
keperawatan tentang gejalanya serta penanganan utamanya.

D. Sistematika Penulisan
Sistematika dalam pembuatan makalah ini adalah :
Bab I : berisi tentang Pendahuluan
Bab II : berisi tentang Tinjauan Teoritis
Bab III : berisi tentang Asuhan Keperawatan
Bab IV : berisi tentang Kesimpulan dan Saran
BAB II
TINJAUAN TEORITIS

A. Definisi
Coronary Artery Disease(CAD) adalah suatu proses dimana serabut otot dan
lapisan endotel arteri kecil dan arteriola mengalami penebalan. Coronary Artery
Disease (CAD) merupakan proses yang berbeda yang menyerang tunika intima
arteri besar dan medium. Proses tersebut meliputi penimbunan lemak, kalsium,
komponen darah, karbohidrat dan jaringan fibrosa pada tunika intima arteri.
Penimbunan tersebut dikenal sebagai “ateroma” atau “ plak”.

B. Etiologi
Coronary Artery Disease bermula ketika sel darah putih yang disebut monosit,
pindah dari aliran darah ke dalam dinding arteri dan diubah menjadi sel-sel yang
mengumpulkan bahan-bahan lemak. Pada saatnya, monosit yang terisi lemak ini
akan terkumpul, menyebabkan bercak penebalan di lapisan dalam arteri. Setaiap
daerah penebalan ( yang disebut plak atau ateroma ) yang terisi dengan bahan
lembut seperti keju, mengandung sejumlah bahan lemak, terutama kolesterol, sel-
sel otot polos dan sel-sel jaringan ikat. Ateroma bisa tersebar di dalam arteri sedang
dan arteri besar, tetapi biasanya mereka terbentuk di daerah percabangan, mungkin
karena turbulensi di daerah ini menyebabkan cidera pada dinding arteri, sehingga
disini lebih mudah terbentuk ateroma.

Arteri yang terkena aterosklerosis akan kehilangan kelenturannya dan karena


ateroma terus tumbuh, maka arteri akan menyempit. Lama-lama ateroma
mengumpulkan endapan kalsium, sehingga menjadi rapuh dan bisa pecah. Darah
bisa masuk kedalam ateroma yang pecah, sehingga ateroma menjadi lebih besar dan
lebih mempersempit arteri. Ateroma yang pecah juga bisa menumpahkan
kandungan lemaknya dan memicu pembentukkan bekuan darah (trombus).
Selanjutnya bekuan ini akan mempersempit bahkan menyumbat arteri, atau bekuan
akan terlepas dan mengalir bersama aliran darah dan menyebabkan sumbatan di
tempat lain (emboli).
Resiko terjadinya coronary artery disease (CAD) meningkat pada :

1. Tekanan darah tinggi


2. Kadar kolesterol tinggi
3. Perokok
4. Diabetes
5. Kegemukan (obesitas)
6. Malas berolahraga
7. Usia lanjut

C. Manifestasi klinis
Tanda dan gejala klinis akibat CAD tergantung pada organ atau jaringan yang
terkena. Bila terjadi oklusi atau sumbatan pada arteri perifer maka akan timbul
gejala seperti nyeri saat aktifitas dan hilang saat istirahat, nyeri yang terus menerus
(saat istirahat) dapat terjadi jika oklusi semakin berat dan terjadi iskemia kronis.
Perubahan warna kulit seperti menjadi pucat atau sianosis dan pada palpasi terasa
dingin.

Akibat suplai nutrisi yang kurang akan terjadi tanda-tanda hilangnya rambut,
kuku rapuh, kulit kering dan bersisik, atropi dan ulserasi. Bisa juga terjadi edema
bilateral atau unilateral akibat posisi ekstremitas yang terlalu lama menggangtung

D. Pemeriksaan penunjang
Penatalaksanaan Coronary Artery Disease secara tradisional tergantung pada
modifikasi factor resiko, obat-obatan dan prosedur bedah tandur (penggabungan
dua pembuluh darah yang masih memilki aliran bagus). Pemberian obat-obatan
untuk menurunkan kadar lemak darah disertai modifikasi diet dan latihan. Jenis
obat yang digunakan antara lain :

a. Sekuestram asam empedu (kolestiramin atau kolestipol)


b. Asam nitrotinat
c. Mavastin dan simpastatin
d. Asam fibrat (Gemfibrosil)
e. Terapi penggantian estrogen

Prosedur bedah tandur dilakukan berdasarkan pada angiogram yang dapat


memperlihatkan tingkat obstruksinya. Prosedur bedah vaskuler dibagi menjadi 2
kelompok yaitu inflow yang menyuplai darah dari aorta ke arteri femoralis, dan
prosedur outflow yang menyuplai darah ke pembuluh di bawah arteri femoralis.

Bila obstruksi terletak setinggi aorta atau arteri iliaka, diperlukan inflow darah
yang baru. Prosedur bedah pilihan adalah tandur aorta iliak. Bila mungkin
anastomosis bagian distalnya disambungkan pada arteri iliaka, sehingga seluruh
prosedur pembedahan dapat dikerjakan seluruhnya dalam abdomen. Namun bila
arteri iliaka mengalami penyumbatan atau aneurisma, anastomosis distalnya harus
disambungkan ke arteri femoralis (aora bifemoral). Bila dilakukan inflow pada
pasien namun kondisi pasien tersebut tidak memungkinkana untuk pembedahan
abdomen, yang dapat menyebabkan berbagai variasi tekanan darah dan
memerlukan waktu pembedahan yang lama, maka dapat dilakukan prosedur inflow
dari arteri aksilaris ke arteri femoralis.

Kedua arteri aksilaris dapat dipakai untuk inflow. Hal ini penting karena
kebanyakan pasien tersebut juga mengalami penyumbatan pembuluh daeah seperti
gagal ginjal kronis yang memerlukan cuci darah. Misalnya bila digunakan arteri
aksilaris kanan, maka dapat disambungkan ke tandur yang disambungkan arteri
femoralis kiri (bila arteri femoralis ini adekuat)untuk meyuplai kedua tungkai. Jadi
paseien menerima tandur aksiler-femoral dari kanan ke kiri. Apabila kedua sisi
memerlukan darah, maka tandur aksiler-bifemoral lebih diutamakan.

Apabila penyumbatan (CAD) terletak dibawah ligamen inguinalis di arteri


femoralis superfisialis, pembedahan pilihannya adalah tandur femoral popliteal.
Bila anastomosis distal dilakukan di atas lutut mungkin perlu dipakai bahan
prostetis untuk tandur. Namun bila anastomosis distalnya dibawah lutut, yang
dieperlukan adalah tandur vena safena agar tetap paten.
Pembuluh darah yang tersumbat di daerah tungkai bawah dan pergelangan kaki
juga memerlukan tandur. Terkadang seluruh arteri popliteal tersumabat dan hanya
terdapat sirkulasi kolateral. Oleh sebab itu tandur dibuat dari femoral ke arteri
tibialis atau arteri peroneal. Tandur memerlukan vena asli agar tetap paten. Vena
asli adalah vena autolog, biasanya vena safena magna atau parva atau kombinasi
keduanya untuk memperoleh panjang yang doperlukan. Kepatenan tandur
ditentukan oleh berbagai hal mencakup ukuran tandur, lokasi tandur dan terjaniya
hiperplasi intima pada tempat anastomosis.

Berbagai teknik Sinar-X terbukti sebagai terapi yang dianjurkan pada prosedur
pembedahan. Angioplasti laser adalah teknik dimana gelombang cahaya yang kuat
disalurkan melalui kateter serat optic. Gelombbang laser akan memanaskan ujung
kateter perkutan dang menguapkan plak. Alat artektomi rotasional dapat
mengangkat lesi dengan mengabrasi plak yang telah menyumbat arteri secara total.
Kelebihan laser, angioplasty dan artektomi adalah waktu untuk dirawat di rumah
sakit menjadi singkat.

E. Discharge Planning
Untuk membantu mencegah Coronary Artery Disease yang harus dihilangkan
adalah faktor-faktor resikonya. Jadi tergantung kepada factor resiko yang
dimilikinya, seseorang hendaknya :

a. Menurunkan kadar kolesterol darah


b. Menurunkan tekanan darah
c. Berehenti merokok
d. Menurunkan berat badan
e. Berolahraga secara teratur.

Pada orang-orang sebelumnya telah memiliki resiko tinggi untuk menderita


penyakit jantung, merokok sangatlah berbahaya karena :

a. Merokok bisa mengurangi kadar kolesterol baik ( kolesterol HDL) dan


meningkatkan kadar kolesterol jahat ( kolesterol LD )
b. Merokok menyebabkan bertambahnya kadar karbon monoksida di dalam
darah, sehingga meningkatkan resiko terjadinya cedera pada lapisan dinsing
arteri.
c. Merokok akan mempersempit arteri yang sebelumnya telah menyempit
karena CAD. Sehingga mengurangi jumlah darah yang sampai ke jaringan.

Resiko seorang perokok untuk menderita penyakit arteri koroner secara


langsung berhubungan dengan jumlah rokok yang dihisap setiap harinya. Orang
yang berhenti merokok hanya memilki resiko separuh dari orang yang terus
merokok, tanpa menghiraukan berapa lama mereka sudah merokok sebelumnya.
Selain itu, berhenti merokok juga mengurangi penyakit dan resiko kematian pada
seseorang yang memiliki aterosklerosis pada arteri yang menuju ke jantung dan
otak.
2.7 Patofisiologi

Nyeri /kram otot Nyeri akut/kronis


V
Factor resiko :
Usia, jenis kelamin,diet,tinggi
2
lemak,DM,Merokok Penumpukan metabolit otot
dan asam laktat Kulit dingin pucat/sianosis

Atero/Arteriosklerosis
Suplai O2 dan Nutrisi
Sirkulasi darah terganggu terganggu

Arteri Koroner Otak Ekstremitas/perifer

Angina pectoris/infark Stroke Sirkulasi perifer terganggu


miokard

Hambatan Mobilitas Fisik Denyut Nadi terganggu


Resiko penurunan perfusi
jaringan jantung
Ketidakefektifan perfusi
jaringan perifer

Modifikasi gaya hidup Rencana Pembedahan

Kurang informasi
Post op Pre op

Defisiensi pengetahuan
Luka operasi Prosedur tindakan yang
komplek

- nyeri akut
Ansietas
- resiko infeksi
- kerusakan integritas kulit
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN

A. PENGKAJIAN
1. Identitas
a. Identitas pasien
Nama : Tn. S
Umur : 53 thn
Tanggal lahir : 4 Januari 1965
Agama : Islam
Alamat : Jayapura
Tanggal masuk RS : Rabu, 7 maret 2018
Tanggal pengkajian : Rabu, 7 maret 2018
Diagnose medis : Coronary artery disease

b. Identitas penanggung jawab


Nama : Tn. T
Agama : Islam
Pekerjaan : wirauswata
Status : Anak
Alamat : Jayapura

c. Keluhan utama
Kliem mengatakan nyeri dada sebelah kiri
d. Riwayat Kesehatan
1. Riwayat Kesehatan Sekarang
Klien mengatak sudah 2 hari mengatakan nyeri dada sebelah kiri seperti
terbakar, pusing, lemas, mual, sulit BAB, tidak nafsu makan, badan
terasa dingin.
Palliative : Klien merasa nyeri dada sebelah kiri
Quantity & Quality : Nyeri dada bertambah saat klien
melakukan aktivitas
Region & Radiation : Nyeri dada sebelah kiri
Skala : Skala nyeri 4
Time : Nyeri dada sudah 2 hari

2. Riwayat Kesehatan Masa Lalu


Klien tidak memiliki riwayat penyakit terdahulu
3. Riwayat Kesehatan Keluarga
Keluarga klien mengatakan bahwa dalam anggota keluarga tidak ada
yang sakit seperti yang dialami oleh klien.

e. Keadaan umum
Tingkat kesadaran : Compos mentis
Eyes : 4 Verbal : 5 Motorik : 6
Tekanan darah : 140/80 mmHg
Nadi : 58 x/menit
Respirasi : 20 x/menit
Suhu : 34,7 c
SPO2 : 98 %
f. Pemeriksaan fisik
I. Kulit, rambut, kuku
a. Kulit

Warna kulit pucat, turgor kulit tidak elastis, tidak ada lesi.

b. Rambut
Warna rambut hitam sedikit beruban, keadaan rambut kotor dan
tidak ada lesi dan oedema
c. Kuku
Warna kuku sianosis, bentuk kuku normal. Keadaan kuku kotor
dan panjang
II. Kepala
a. Mata
Bentuk mata simetris, sklera putih, pupil normal, tidak ada lesi dan
oedema
b. Hidung
Bentuk hidung normal, tidak ada sinus, lesi dan oedema
c. Telinga
Bentuk telinga simetris, tidak ada lesi dan oedema
d. Mulut
Bentuk mulut normal, mukosa mulut kering, tidak ada lesi dan
oedema
e. Leher
Tidak ada lesi, refleks menelan normal
III. Dada dan paru
Bentuk dada simetris, tidak ada lesi dan nyerti tekan sebelah kiri
IV. Abdomen
Tidak ada lesi dan oedema
V. Genetalia
Bentuk normal tidak ada lesi
VI. Ekstermitas
Tidak ada lesi dan oedema

g. Data Diagnostik dan Laboratorium


1. Pemeriksaan darah rutin
Trombosit : 124.000 /mm3

2. Elektrocardiogram
ANALISA DATA

No Data Fokus Etiologi Masalah Keperawatan


1 DS: CAD Gangguan rasa aman
dan nyaman nyeri b.d
- Klien mengatakan nyeri ↓
penurunan oksigen ke
dada sebelah kiri
Faktor resiko : usia, jenis arteri koronaria
DO: kelamin, diet, tinggi
- Klien tampak meringis lemak, DM, merokok
- TTV

T: 140/80 mmHg
arteroklerosis
P: 58 x/menit
R: 20 x/menit ↓
S: 34,7c
Sirkulasi darah terganggu

Ekstermitas / perifer


suplai oksigen dan nutrisi
terganggu


penumpukan metabolit
otot dan asam laktat

Nyeri / kram otot

nyeri
2 DS: CAD Ketidak efektifan
perfusi jaringan b.d
- Klien mengatakan pusing ↓
ischemia
dan lemas
Faktor resiko : usia, jenis
kelamin, diet, tinggi
DO: lemak, DM, merokok

- Klien tampak lemas ↓


- TTV arteroklerosis
T: 140/80 mmHg

P: 58 x/menit
R: 20 x/menit Sirkulasi darah terganggu
S: 34,7c

Ekstermitas / perifer


sirkulasi perifer
terganggu

Denyut nadi terganggu

Ketidak efektifan perfusi


jaringan perifer
DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Gangguan rasa aman dan nyaman nyeri b.d penurunan oksigen ke arteri
koronaria
2. Ketidak efektifan perfusi jaringan b.d ischemia
INTERVENSI KEPERAWATAN

NO DIAGNOSA KRITERIA INTERVENSI RASIONAL


(NIC)
HASIL (NOC)

1 Gangguan rasa - Pain level - Observasi tanda- -Untuk mengetahui


aman dan nyaman - Pain control tanda vital klien keadaan umum klien
nyeri b.d Kriteria hasil:
penurunan - Kurangi faktor - untuk
- Vital sign dalam
oksigen ke arteri prepitasi nyeri meminimalisirkan
keadaan normal
koronaria skala nyeri dan
- Menyatakan rasa
mencegah ansietas
nyaman setalah
nyeri berkurang
- Observasi reaksi  Untuk mengatahui
- Mampu mengotrol
nonverbal dari tingkat skala dan
nyeri
ketidak intensitas nyeri
nyamanan

- Kolaborasi - Untuk mengurangi


dengan dokter nyeri klien.
untuk pemberian
terapi obat
2 Ketidak efektifan - Circulation status - Observasi ttv - Untuk mengetahui
perfusi jaringan - Tisue perfusinon : keadaan umum
b.d ischemia cerebral klien
Kriteria hasil:
- Untuk mencegah
- Tanda-tanda vital - Batasi gerakan
cedera hemoragi
dalam rentang pada kepala, leher
dan cdera saraf
normal dan punggung
cranial
- Tidak ada gerakan
involunter - Monitor adanya - Untuk
daerah tertentu mengindentifikasi
yang peka thd ada atau tidaknya
dingin atau panas kerusakan perfusi
jaringan

- Kolaborasi dengan  Terapi farmakologi


dokter untuk yang tepat dapat
pemberian terapi menujang status
obat perkembangan
klien.
IMPLEMENTASI KEPERAWATAN

No Tanggal Diagnosa Tindakan Nama dan


dan Keperawatan
TTD
Waktu
Perawat

1 Rabu, 7 Gangguan rasa aman - Mengobservasi tanda-tanda vital


maret dan nyaman nyeri klien
2018 b.d penurunan - Mengurangi faktor prepitasi nyeri
oksigen ke arteri - Mengobservasi reaksi nonverbal
08.15
koronaria dari ketidak nyamanan
- Berolaborasi dengan dokter untuk
pemberian terapi obat

2 Rabu, 7 Ketidak efektifan - Mengobservasi tanda-tanda vital


maret perfusi jaringan b.d klien
2018 ischemia - Membatasi gerakan pada kepala,
leher dan punggung
03.00
- Memonitor adanya daerah tertentu
yang peka thd dingin atau panas
- Berkolaborasi dengan dokter untuk
pemberian terapi obat
EVALUASI KEPERAWATAN

No Tangal Diagnosa Evaluasi Nama dan


dan Keperawatan
TTD
Waktu Perawat

1 Rabu, 7 Gangguan rasa aman S: klien mengatakan nyeri dada


maret dan nyaman nyeri b.d sebelah kiri
2018 penurunan oksigen ke
O: Pasien tampak meringis
arteri koronaria
A : Masalah belum teratasi .

P : Lanjutkan intervensi

2 Rabu, 7 Ketidak efektifan S: klien mengatakan pusing,lemas


maret perfusi jaringan b.d
O: Pasien tampak masih lemas dan
2018 ischemia
pucat

A: Masalah belum tertasi

P : Lanjutkan intervensi
BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan
CAD adalah penyakit pada artery coroner dimana terjadi penyempitan atau
sumbatan pada liang artery coroner oleh karena proses artherosklerosis. Pada
proses artherosklerosis terjadi perlemakan pada dinding artery coroner yang sudah
terjadi sejak usia muda sampai usia lanjut. Proses ini umumnya normal pada setiap
orang. Terjadinya infark dapat disebabkan beberapa faktor resiko, hal ini tergantung
dari individu. Dua artery coronaria yang mengalami myocardium muncul dari sinus
katup aorta pada pangkal aorta. Sirkulasi coroner ini terdiri dari artery coronaria
kanan dan kiri..

B. Saran
Diharapkan mahasiswa bisa memahami dan mampu memonitor mengenai gejala
coronary artery disease ( CAD ) dan menerapkan asuhan keperawatan yang baik
dan benar pada pasien gangguan CAD .
DAFTAR PUSTAKA

1. Doenges, Marilynn E, dkk.2000.rencana asuhan keperawatan, edisi


3.(EGC. Jakarta).
2. Wikjnjo Sastro Hanifa.2002.Ilmu kebidanan.(yayasan bina pustaka
sarwono prawirohardjo, Jakarta).
3. Mansjoer, dkk.2001.Kapita selekta kedokteran jilid I.(Media aesculapius
fakultas universitas indonesia, Jakarta)
4. Tucker susan martin, dkk.2003.Standar perawatan pasien, proses
keperawatan, diagnosis dan evaluasi,edisi V, Vol IV. (EGC Jakarta).
5. Johnson, M.,et all, 2002, Nursing Outcomes Classification (NOC) Second
Edition, IOWA Intervention Project, Mosby.
6. Mc Closkey, C.J., Iet all, 2002, Nursing Interventions Classification
(NIC) second Edition, IOWA Intervention Project, Mosby.
7. Arief Masjoer. 2001. Kapita Selekta Kedokteran Jilid 1. ECG : Jakarta

Anda mungkin juga menyukai