Anda di halaman 1dari 5

Jurnal SainHealth Vol. 2 No.

1 Edisi Maret 2018


© Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Maarif Hasyim Latif Sidoarjo
p-ISSN : 2548-8333
e-ISSN : 2549-2586

IDENTIFIKASI KUMAN PADA PUS DARI LUKA INFEKSI KULIT

Evy Ratnasari Ekawati1), Siti Nur Husnul Y.2), Dheasy Herawati3)


1)
Prodi D-IV TLM, Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas Maarif Hasyim Latif
2,3)
Prodi D-III, Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas Maarif Hasyim Latif
E-mail: evysains@dosen.umaha.ac.id

ABSTRACT

Infectious lesions on the skin surface are easily colonized by various organisms. Pyogenic
infections are still common, especially in developing countries and for therapeutic treatment is a big
challenge. Ensure appropriate and efficient therapy, inflammation-focused identification and treatment
is needed. The aim of this research was to identify germs isolated from pus sample in patients suffering
from wound infentions on the skin surface. The type of this research is descriptive explorative. Pus
sample were taken from two people who had an infection wound on the skin surface. In this research
was found Pseudomonas aeruginosa with a similarity percentage of 90.7% and Staphylococcus aureus
with a percentage similarity of 91.5 % in the pus sample.

Keyword: Germs, Pus, Wound Skin Infections

PENDAHULUAN
Infeksi piogenik merupakan infeksi yang secara luas. Oleh karena itu kuman yang
ditandai dengan terjadinya peradangan local menghasilkan leukosidin disebut sebagai
yang parah dan biasanya dengan pembentukan kuman piogenik (Qureshi et al., 2004).
nanah (pus). Infeksi piogenik dikarenakan Luka infeksi pada permukaan kulit
adanya invasi dan multiplikasi mikroorganisme mudah di kolonisasi oleh berbagai macam
pathogen di jaringan sehingga mengakibatkan organisme (Matsuura, 2013; Anvarinejad,
luka pada jaringan dan berlanjut menjadi 2015). Beberapa penelitian menunjukkan
penyakit, melalui berbagai mekanisme seluler adanya beberapa macam kuman berbeda yang
dan umumnya disebabkan oleh salah satu diisolasi dari pasien yang tinggal di area dengan
kuman piogenik (Singh et al., 2013). geografis berbeda (Hadadi et al., 2014; Akhi et
Infeksi piogenik menyebabkan beberapa al., 2015). Mikroorganisme penyebab radang
penyakit umum, diantaranya impetigo, adalah golongan kuman piogenik (Singh et al.
osteomyelitis, sepsis, artritis septik, 2013).
spondylodiscitis, otitis media, sistitis dan Kelompok kuman piogenik terdiri dari
meningitis. Infeksi piogenik menghancurkan banyak spesies yang tersebar luas di tubuh
neutrophil melalui pelepasan leukosidin manusia. Diantaranya yang paling umum
sehingga terbentuk abses. Hal tersebut adalah Staphylococcus aureus, Staphylococcus
merupakan ciri khas infeksi yang disebabkan epidermidis, Streptococcus pyogenes,
oleh Staphylococcus aureus (Miller and John, Escherichia coli, Streptococcus pneumonia,
2011). Klebsiella pneumonia, Salmonella typhi,
Komplikasi yang timbul dari infeksi kulit Pseudomonas aeruginosa, Neisseria
dan jaringan lunak karena Staphylococcus gonorrhoeae, Mycobacterium tuberculosis dan
aureus merupakan masalah klinis yang utama. lain-lain (Androulla, 1989; Singh et al., 2013).
Hal ini dikarenakan tingginya kejadian infeksi Infeksi piogenik masih sering terjadi
dan munculnya strain kuman resisten antibiotik terutama di negara-negara berkembang dan

31
Jurnal SainHealth Vol. 2 No. 1 Edisi Maret 2018
© Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Maarif Hasyim Latif Sidoarjo
p-ISSN : 2548-8333
e-ISSN : 2549-2586

untuk terapi pengobatannya merupakan MacConkey Agar, Eosin Methylen Blue Agar,
tantangan yang cukup besar, meskipun sudah Blood Agar Plate, Manitol Salt Agar, media Uji
ada kemajuan dalam teknik pemeriksaan Biokimia Reaksi dan uji-uji pendukung, seperti
mikrobiologi, antibiotik dan perawatan paska uji katalase,dan koagulase.
bedah. Untuk memastikan terapi yang sesuai
dan efisien, perlu dilakukan identifikasi dan Pengamatan Morfologi kuman : dibuat
pengobatan yang terfokus pada peradangan preparat dari koloni kuman yang tumbuh pada
(Chong and Kian, 2009). media diferensial dan dilakukan pewarnaan
Penelitian ini bertujuan untuk Gram.
mengidentifikasi kuman yang diisolasi dari
sampel pus dari pasien yang menderita luka
infeksi pada permukaan kulit.

METODOLOGI PENELITIAN
Jenis penelitian ini adalah penelitian
deskriptif eksploratif yang didapatkan berupa
data jenis-jenis bakteri penyebab infeksi
piogenik yang terdapat pada sampel pus Gambar 1 Koloni kuman (P1) yang tumbuh
(nanah). Pengambilan sampel pus (nanah) pada media NAP
dilakukan pada dua orang yang mengalami
trauma pada permukaan kulit dan terjadi
peradangan selama 3 hari.

Waktu dan Tempat Penelitian


Pengambilan sampel pus pada pasien
dengan luka infeksi di kulit dilakukan pada
bulan 26Juni 2017. Proses isolasi dan
identifikasi dilakukan pada 27 Juni 2017 sampai
Gambar 2 Koloni kuman (P2) yang tumbuh
3 Juli 2017. Proses purifikasi kuman dilakukan
pada media NAP
pada 4 Juli 2017 sampai 7 Juli 2017.

Pengumpulan Sampel :Pus (nanah) diambil


dari pasien yang mengalami luka infeksi pada
permukaan kulit dengan cara di swab
menggunakan swab steril, kemudian
dimasukkan kedalam tabung yang berisi media
Amies. Total ada 2 sampel (P1 dan P2) untuk
diteliti.

Isolasi dan Identifikasi Mikroorganisme dari Gambar 3 Koloni kuman (P1) yang tumbuh
sampel pus (nanah) :Sampel pus (nanah) pada media BAP
diinokulasikan pada media Nutrient Agar
secara 32rganis dan diinkubasi selama 24 jam
pada suhu 370C. Diambil 1-2 koloni terpisah
yang tumbuh pada media Nutrient Agar dan
diinokulasikan pada media diferential, seperti

32
Jurnal SainHealth Vol. 2 No. 1 Edisi Maret 2018
© Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Maarif Hasyim Latif Sidoarjo
p-ISSN : 2548-8333
e-ISSN : 2549-2586

Kode Indeks
Hasil
Sampel Similaritas
P1 Pseudomonas 90,7%
aeruginosa
P2 Staphylococcus 91,5%
aureus

Gambar 4 Koloni Kuman (P2) yang tumbuh


pada media BAP

HASIL DAN PEMBAHASAN


Hasil
Dari hasil penelitian isolasi dan
identifikasi terhadap sampel pus (nanah)
didapatkan kuman Pseudomonas aeruginosa
dan Staphylococcus aureus. Dari hasil uji
indeks similaritas didapatkan hasil bahwa Gambar 5 Hasil pengamatan preparat
kuman dari sampel P1 merupakan Pseudomonas sampel P1
aeruginosa dengan prosentase kemiripan
sebesar 90,7% dan pada sampel P 2 merupakan
kuman Staphylococcus aureus dengan
prosentase kemiripan sebesar 91,5%. Hasil
isolasi dan identifikasi di sajikan pada Tabel 1.
Dari pengamatan preparat dari sampel P1
didapatkan gambaran bakteri basil Gram
negatif, sedangkan dari sampel P2 didapatkan
morfologi bakteri kokus Gram positif.

Tabel 1 Hasil Isolasi dan Identifikasi Sampel Gambar 6 Hasil pengamatan preparat
Pus dari Luka Infeksi Kulit sampel P2

Pembahasan Bakteri penghasil pus (nanah) yang


Pemeriksaan berbagai 33rganism klinis paling sering adalah Staphylococcus aureus,
diperlukan untuk diagnosis yang akurat dan Klebsiella spp., Pseudomonas spp., Escherichia
menentukan strategi pengobatan yang tepat. coli, dan Streptococcus spp., dimana
Beberapa kondisi klinis dapat menyebabkan Staphylococcus aureus merupakan bakteri
akumulasi pus dan sebagai sumber infeksi tersering yang menghasilkan pus (nanah) pada
utama karena menyediakan lingkungan lembab luka (Kumar, 2013).
untuk pertumbuhan pathogen serta Pada penelitian ini, didapatkan 2 jenis
menyebarkan infeksi. Sampel pus merupakan kuman dari hasil isolasi pus (nanah), yaitu
infeksi piogenik yang ditandai dengan Psudomonas aeruginosa dan Staphylococcus
peradangan 33rgan yang biasanya disebabkan aureus. Penelitian yang pernah dilakukan oleh
oleh bakteri piogenik, hal ini menyebabkan Raytekar (2017) pada sampel pus dari luka
lekosit mati dan akumulasi agen infeksius radang kulit yang di terima dari laboratorium
(Koneman et al., 2005; Sharma et al., 2015).

33
Jurnal SainHealth Vol. 2 No. 1 Edisi Maret 2018
© Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Maarif Hasyim Latif Sidoarjo
p-ISSN : 2548-8333
e-ISSN : 2549-2586

mikrobiologi selama periode Februari-Oktober penelitian ini ditemukan Pseudomonas


2016, ditemukan Pseudomonas aeruginosa. aeruginosa dengan prosentase kemiripan
Pada penelitian Yasmeen (2014), hasil sebesar 90,7% dan Staphylococcus aureus
dari identifikasi sampel pus (nanah) luka dengan prosentase kemiripan sebesar 91,5%
operasi ditemukan adanya Staphylococcus pada sampel pus (nanah).
aureus.
Terdapat 140 lebih spesies dari genus UCAPAN TERIMAKASIH
Pseudomonas, termasuk spesies Pseudomonas Penulis mengucapkan terimakasih
aeruginosa (Adedeji et al., 2007). kepada DIPA Direktorat Riset dan Pengabdian
Pseudomonas aeruginosa merupakan kuman Kepada Masyarakat (DRPM) Kementrian
Gram negatif pathogen yang sulit diobati. Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi atas
Resistensinya terhadap pengobatan biaya penelitian yang diberikan sehingga
menyebabkan kegagalan pengobatan. penelitian dapat dilakukan hingga selesai.
Pseudomonas aeruginosa cenderung tumbuh Ucapan terimakasih juga penulis
pada lingkungan yang lembab. Pseudomonas ucapkan untuk tim laboratorium bakteriologi,
aeruginosa merupakan penyebab utama Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas Maarif
kematian karena dikaitkan dengan resistensi Hasyim Latif yang telah banyak membantu
terhadap 34rganism34c dan tingkat kematian selama proses penelitian dari awal hingga akhir,
yang tinggi karena kesulitan dalam mengobati
(Srifeungfung, 2004). Banyak penelitian yang DAFTAR PUSTAKA
melaoprkan tingkat kematian karena resistensi Adedeji G.B., Fagade O. G., Oyelade A.A.
Pseudomonas terhadap obat. Betalaktamase, 2007. Prevalence of Pseudomonas
penisilinase, sefalosporinase dan karbapenem aeruginosa in Clinical Samples and its
merupakan bagian dari mekanisme pertahanan Sensitivity to Citrus Extract. Af. J.
dari Pseudomonas(Anathanarayan and Biomed RS. 10 : 183-187.
Jayarampaniker, 2009). Akhi M.T., R. Ghotaslou, M. Asgharzadeh, M.
Staphylococcus aureus merupakan Varshochi, T. Pirzadeh, M.Y. Memar,
kuman berbentuk kokus Gram positif bila A.Z. Bialvaez, H.S.Y. Sofla and N.
diamati secara mikroskopis, sebagai 34rganism Alizadeh. 2015. Bacterial Etiology and
individual, berpasangan dan kelompok. Antibiotics Susceptibility Pattern of
Staphylococcus adalah bakteri non-motil, tidak Diabeteic Foot Infections in Tabriz
berspora, katalase positif dan merupakan bagian Iran. GMS Hygiene and Infection
dari flora normal manusia yang dapat Control. 10 : 1-6.
ditemukan di daerah aksila, inguinal, perineum Anathanarayan R. and jayarampaniker C.K.,
dan nares interior (Eiff et al., 2001; Yasmeen, 2009. Text Book of Microbiology. 8 th
2014). Mikroorganisme ini menghasilkan Edition. India Universities Press.
toksin yang dapat menyebabkan penyakit atau Androulla E. 1989. Outbreaks of Human
sindrom spesifik dan dapat menyebabkan Infections Caused by Pyogenic
pathogenesis infeksi Stafikokokus (Faden et al., Streptococci of Lencefield Group C and
2010). G. Journal of Medical Microbiology.
29: 207-219.
KESIMPULAN Anvarinejad M., G. Pouladfar, A. Japoni, S.
Penelitian ini difokuskan pada isolasi Bolandparvaz, Z. Satiary, P. abbasi and
bakteri pathogen penyebab infeksi piogenik J. Mardaneh. 2015. Isolation and
dari sampel pus (nanah) yang menyebabkan Antibiotic Susceptibility of the
berbagai penyakit pada manusia. Pada Microorganism Isolated from Diabetic

34
Jurnal SainHealth Vol. 2 No. 1 Edisi Maret 2018
© Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Maarif Hasyim Latif Sidoarjo
p-ISSN : 2548-8333
e-ISSN : 2549-2586

Foot Infection in Nemazee Hospital Anti-Staphylococcus Antimicrobials at


Southern Iran. Journal of Pathogenes. Rawalpindi Pakistan. Journal of
Pp. 1-7. Medical Sciences. 20 : 361-364.
Chong L.V.H. and K. Soon. 2009. Pyogenic Raytaker N.A., M.R. Choudari and S. Das.
Liver Absscess as the First 2017. Antibiotic Profilling of
Manifestation of Hepatobiliary Pseudomonas aeruginosa Isolates from
Malignancy. Hepatobiliary Pancreas Pus Sample of Rural Tertiary Care
Dis. Int. 8: 547-550. Hospital of Western Mahanashtra,
Faden H., A.J. Lesse., J. Trask, J. Hill., D.J. Loni, India. Int. Jour. Of Research in
Hees, D. Dryja. 2010. Importance of Medical Sciences. 5(7): 3076-3081.
Colonization Site in the Current Sharma V., G. Parihar, V. Sharma and H.
Epidemic of Staphylococcal Skin Sharma. 2015. A Study of Various
Abscesses. Pediatrics. Isolates from Pus Sample with Their
Hadadi A., H.O. Ghiasi, M. Hajabdolbaghi, M. Antibiogram from Jln Hospital Ajmen.
Zandekarimi and R. hamidian. 2014. IOSR Journal of Dental and Medical
Diabetic Foot : Infections and outcomes Sciences. 14(10): 64-68.
in Iranian Admitted Patients. Singh S., M. Khare, R.K. Patidar, S. Bagde,
Jundishapur Journal of Microbiology. K.N. Sahare, D. Dwevedi and V. Singh.
7(7) : 1-4. 2013. Antibacterial Activities Against
Koneman W.K., Allen S.D., Janda W.M., Pyogenic Pathogens. Int. Jour. Of
Schreckenberger P.C., propcop G.W., Pharmaceutical Sciences and Research.
Woods G.L, Win W.C., and Jr. 4(8):2974-2979.
Philadelphia. 2005. Color Atlas and Sriefungfung S., Chuntima T., Thitiya Y.,
Text Book of Diagnostic Microbiology. Chertsak D. 2004. Prevalence and
6th Edition. Lippincort-ravea Publisher. Antimicrobial Susceptibility of
Pp. 624-662. Pseudomonas aeruginosa Mucoidansd
Kumar A.R. 2013. Antimicrobial Sensitivity non-mucoidtype. Southeast Asian
Pattern of Klebsiella pneumonia Journal Trop. Med. Public Health.
Isolated from Pus from Tertiarycar 35(4): 893-896.
Hospital and Issues Related to the
Rational Selection of Antimicrobials.
Journal of Chemical and
Pharmaceutical Research. 5(11): 326-
331.
Matsuura G.T. and N. Barg. 2013. Update on
the Antimicrobial Management of Foot
Infections in Patients with Diabetes.
Clinical Diabetes. 31(2): 59-65.
Miller L.S. and john S.C. 2001. Immunity
Againts Staphylococcus aureus
Cutaneous Infections. Nature Reviews
Immunology. 11:505-518.
Qureshi A.H., S. Rafi, S.M. Qureshi, and A.M.
Ali. 2004. The Current Susceptibility
Patterns of Methicillin Resistant
Staphylococcus aureus to Conventional

35

Anda mungkin juga menyukai