Anda di halaman 1dari 3

Makul : Analisis Pangan dan Hasil Pertanian

Pengampu : Ir. Bambang kunarto, MP


Nama : Ainun Hasanah
Nim : D.131.16.054
Kelas : FTP Regular Sore
Tanggal : 28 Desember 2017

1. Metoda analisis apa yang akan saudara pakai jelaskan? Jelaskan mengapa?
Analisis yang akan saya gunakan adalah maserasi, merupakan salah satu cara ekstraksi
dimana sediaan cair yang di buat dengan cara mngekstraksi bahan nabati yaitu di rendam
menggunakan pelrut bukan air(pelarut non polar) atau setengah air misalnya etanol encer
selama periode waktu tertentu .
Prinsip meserasi adalah ekstraksi zat aktif yang dilalukan dengan cara merendam serbuk
fuli kedalam pelarut selamam beberpa hari dalam suhu ruang dan terlindung dari cahaya.
Pelarut ini akan masuk kedalam sel melewati dinding sel. Isi sel akan terlarut karena adanya
perbedaan konsentrasi antara larutan di dalam sel dan di luar sel. Larutan yang berkonsentrasi
tinggi akan terdesak keluar dan terganti dengan pelarut yang berkonsentrasi rendah bias
dikatakn proses ini adalh proses difusi.peristiwa tersebut akan berulang sampai terjadinya
keseimbangan antara larutan di dalam sel dam di luar sel. Selama proses meserasi inidi
lakukan dengan pengadukan dan penggantian cairan penyari setiap hariendapan yang di
peroleh di pisahkan dengan filtratnya dipekatkan.
Penggunaan metode meserasi yang saya gunakan di karenakan anilisis ini memliki
potensi ekstrak fuli pala sebagai anti mikrobayang telah di ketahui melalui metode
pengukuran MIC atau minimum inhibitory concentration (herasa dan takemasa, 1998). MIC
adalah konsentrasi terendah yang dapat menghambat pertumbuhan mikroba sebanyak 90%
dari inokulum asal selama inkubasi 24 jam ( concentino et al, 1999).penentuan MIC ekstrak
fuli pala dengan etanol di lakukan pada tujuh jenis mikroba ( bacillus
subtilis,stapylococcusaureus,Escherichia coli,salmonella typhi, S. marcescens, P. aeruginosa,
proteus vogaeris, p. morganii).
Hasil penelitian menunjukan bahwa ekstrak fuli dengan menggunakan pelaryt etanol
dapat menghambat petumbuhan bacillus megaterium, acinnetobacter sp., microccocu flavus.,
B. subtilis, leucocostocmesenteroides, dan lactobacillus plantarum ( hirasa da takemasa,
1998).
Dengan menggunakan metode analisis meserasi ini ekstrak fuli pala yang di tambahkan
dengan garam, maka akan dapat memperpanjang umur penyimpanan dari bandeng presto
sehingga bandeng presto akan lebih tahan lama.
2. Jelaskan bahan dan peralatan yang di gunakan! Jelaskan fungsi bahan kimia yang di
gunakandan mekanisme kerja peralatannya.
 Bahan-bahan yang digunakan
a. Fuli Pala
Fuli merupakan salut biji pala. Jika fuli dari buah pala yang belum cukup masak
berwarna kuning pucat, jika fuli tersebut di keringkn menjadi coklat sedangkan fuli
yang di ambil dari buah pala yang sudah makan berwarna merah apanila di keringkan
menjadi merah kecoklaan.jika di simpan dala waktu yang lama akan berubah warna
menjadi kuning tua hingga kuning orangeseperti jerami,( rismuanandar, 1988). Fuli
yang berasal dari Indonesia mempunyai arma yang lebih kuat di bandingkan fuli yang
berasal dari grenada. Hal ini disebabkan karena minyak fuli di Indonesia mempunyai
kandungan safrole dan myristicin yang lebih tinggi dibandingkan minyak fuli grenada.
Disamping juga terdapat perbedaan komponen penyusun monoterpen, safrole dan
myristicinmerupakan senyawa eter aromatis yang menimbulakn flavoryang kuat pada
fuli ( Purseglove,1981).
b. NaCl
Garam ini berpengaruh pada pertumbuhan mikroba di ataranya menyebakan tekanan
osmotic yang tinggi sehingga terjadi pemecahan pada sel mikroba dan garam ini mampu
menyerap airdar dalam sel mikroba sehingga kering.( Fardiaz, 1989). Selain itu garam
juga dapat terurai menjadi ion Cl yang berbhaya bagi mikroba , mampu mengurangi
kelarutan O2 dalm air, menyebabkan sel lebih sensitive terhadap CO2 dan menggangu
metabolism dan kerja dari sel mikroba. mikroba yang mampu di hambat dengan NaCl
seperti clostridium botulinum pada kadar garam 8%, pseudomonas pada kadar garam 3
% ( Fardiaz, 1989). Konsentrasi garam 1-2 % dapat menghambat beberapa jenis bakteri.
Beberpa mikroba proteolitik dan penyebab kebusukan tidak toleran pada NaCl dengan
konsentrasi gara kira kira 25 %.
c. Etil Asetat
Senyawa organik dengan rumus CH3CH2OC(O)CH3. Senyawa ini merupakan ester
dari etanol dan asam asetat. Senyawa ini berwujud cairan tak berwarna, dan memliki
aroma khas. Etil asetat di produksi dalam skla besar sebagai pelarut. Etil aseta adalah
pelarut polar menengah dengan volatile yang ,udah menguap tidak beracun, tidak
higroskopis, etil asetat merupakan penerima ikatan hydrogen yang lemh, bukan suatu
dodnor ikatan hydrogen karena tidak adanya proton yang bersifat asam. Eil asetat dapt
melarutkan air sebesar 3% dan larut dalam air hingga kelarutan 8 % pada suhu kamar.
Semakin tinngi suhu lelarutannya juga akan semakin meningkat. Namun senyawa ini
tidak stabil dalam air yang mengandung basa. Pada umumnya etil asetat di gunkan
sebagi pelarut organik pada bahan bahan nabati seperti dalam penggunaan ektraksi
rempah rempah etil asetat lebih di pilih selain karena kepolarannya dikarenajan
kehalalannya di bandingkan dengan etanol.
d. Bandeng Presto
Merupakan bahan utama yang di awetkan, bandeng presto ini kaya akan protein, yaitu
sebesar 26,5 % (Ikrawan, 2007). Bandeng presto juga mengandung lemak tak jenuh
sebesar 6,4 %, vitamin A, vitamin D, iodium, besi dan selenium.
 Alat-alat yang digunakan
a. Timbangan analitik
Digunakan untuk menimbang fuli
b. Blender
Digunakan untuk menghaluskan fuli menjadi menjadi bubuk atau serbuk
c. Gelas ukur
Digunakan untuk mengukur bahan cair
d. Mesin pengaduk
Digunakan untuk mengaduk selama proses meserasi
e. Wadah dan penutup
Digunakan untuk menampung bahan selama proses meserasi dan proses untuk
pengawetan.
f. Sendok
Digunakan untuk mengaduk saat proses filtrat dengan garam
g. Penyaring
Digunakan untuk memisahkan endapan fuli pala dengan filtratnya.
3. Jelaskan prosedur analisisnya!
 Lagkah kerja
a. Menimbang 3% fuli pala yang sudah kering menggunakan timbangan analitik. ( 3 %
fuli pala diperoleh dari berapa banyak bandeng presto yang akan di awetkan).
b. Menghaluskan fuli dengan blender sampai halus / bubuk.
c. Mengukur etil asetat dengan menggunakan gelas ukur dengan menggunakan
perbandingan 1 : 4(1 untuk fuli dan 4 untuk etil asetat).
d. Menuangkan fuli pala dan etil asetat kedalam wadah mesin pengadukan dan di aduk
terus menerus selama 6-24 jam pada suhu ruang tertutup dan terlindung dari cahaya
agar pelarutnya tidak menguap selama proses pengadukan berlangsung.
e. Setelah itu menyaring dengan kertas saring untuk memisahkan hasil maserat dengan
endapannya , tampung filtratnya di tampung dalam wadah.
f. Tambahkan garam dengan kadar 4 % dari banyaknya bandeng presto yang akan di
gunakan aduk sampai homogen.
g. Hasil ekstraksi dan garam yang sudah dicampurkan dilumurkan pada bandeng presto.
Tunggu sampai lumuran kering.
h. Setelah kering baru dilakukan proses pengemasan untuk bandeng presto.

Anda mungkin juga menyukai