Anda di halaman 1dari 13

EVALUASI PENGEMBANGAN KAWASAN MINAPOLITAN

(Studi pada pengadaan Teknologi Produksi di Desa Kedung Peluk Kecamatan Candi
Kabupaten Sidoarjo)

Muchammad Hedi Aprilliyan


12040674021 (Prodi S1 Ilmu Administrasi Negara, FISH, UNESA) email: muchammadhedi@gmail.com

Tauran, S.Sos., M.Soc., Sc.


0013047602 (Ilmu Administrasi Negara, FISH, UNESA) email: tauran_unesa@yahoo.com

Abstrak
Kabupaten Sidoarjo merupakan salah satu kabupaten yang memiliki potensi bidang perikanan.
Guna mendorong percepatan pembangunan sektor kelautan dan perikanan perlu dilakukan pengembangan
ekonomi kelautan dan perikanan berbasis kawasan yang disebut pengembangan kawasan Minapolitan.
Pusat kegiatan pengembangan kawasan Minapolitan adalah Kecamatan Candi dengan percontohan di
Kelompok Budidaya Sumber Urip Desa Kedung Peluk. Kelompok Budidaya Sumber Urip Desa Kedung
Peluk pada tahun 2011 masih menggunakan cara budidaya secara tradisional, sehingga belum bisa
memaksimalkan potensi perikanan yang ada. Untuk memaksimalkan potensi perikanan, maka
digunakanlah teknologi produksi dalam mengembangan kawasan Minapolitan. Teknologi produksi yang
digunakan berupa kincir air, diesel, dan semi intensif. Teknologi produksi mulai digunakan sejak tahun
2012. Kebijakan ini perlu untuk dievaluasi guna mengetahui sejauh mana tingkat keberhasilan dilihat dari
segi efektivitas, efisiensi, kecukupan, perataan, responsivitas dan ketepatan dari kebijakan teknologi
produksi dalam pengembangan kawasan Minapolitan di Desa Kedung Peluk.
Metode yang digunakan adalah metode deskriptif kualitatif dengan teknik pengambilan data
adalah purposive sampling dimana subyek penelitian yang dipilih merupakan pihak yang mengetahui dan
memahami mengenai kebijakan teknologi produksi dalam pengembangan kawasan Minapolitan di Desa
Kedung Peluk. Sedangkan fokus dalam penelitian ini adalah efektivitas, efisiensi, kecukupan, perataan,
responsivitas, dan ketepatan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa kebijakan teknologi produksi dalam pengembangan kawasan
Minapolitan di Desa Kedung Peluk ini telah berjalan sesuai dengan tujuan yang telah ditentukan, akan
tetapi masih terdapat kendala dari segi efisiensi yang memberatkan biaya produksi dan beban kerja petani
tambak, dari segi kecukupan masih kurangnya peralatan teknologi produksi yang tersedia. Di sisi lain
banyak manfaat yang diperoleh masyarakat dengan adanya kebijakan ini.
Melihat masalah yang terjadi, saran yang dapat diberikan adalah perlu adanya sharing antara
pelaksana dengan kelompok sasaran, perlu adanya penambahan mesin-mesin terutama kincir air maupun
jenset/diesel guna mencukupi kebutuhan kelompok pembudidaya ikan, perlu adanya sebuah inovasi
energi selain menggunakan bahan bakar minyak guna menghemat biaya produksi, contohnya
menggunakan tenaga gas maupun panel surya.
Kata Kunci : Evaluasi, Pengembangan Kawasan Minapolitan, teknologi produksi

Abstract
Sidoarjo is one district that has the potential the field of fisheries. To encourage the acceleration
of sector development maritime affairs and fisheries needs to be done economic development maritime
affairs and fisheriesbased the called in regional development minapolitan. That became the center of
development activities minapolitan area is Sub District Candi with intoduction of pilot projects in group
cultivation Sumber Urip kedung peluk village. Cultivation Group Sumber Urip Kedung Peluk village in
2011 are still using the traditional way of cultivation, so can not maximize the potential of existing
fishing. To maximize the potential of fisheries, the production technology used in developing the
Minapolitan region. The production technology used in the form of waterwheel, diesel and semi-
intensive. The production technology used since 2012. These policies need to be evaluated to determine
the extent to which the success rate in terms of effectiveness, efficiency, adequacy, alignment,

1
responsiveness and accuracy of the policy of production technologies in development in the Minapolitan
region in Kedung Peluk village.
The method used is descriptive qualitative methods with data collection technique is purposive
sampling where research subjects chosen are those who know and understand the policy of production
technologies in development in the Minapolitan region in Kedung Peluk village. While the focus of this
research is the effectiveness, efficiency, adequacy, alignment, responsiveness, and accuracy.
The results showed that the policy of production technologies in the development of the
Minapolitan region in Kedung Peluk village has been run in accordance with the purpose for which it has
been determined, but there are still constraints in terms of efficiency burdensome production costs and
workload of fish farmers, in terms of adequacy is still a lack of equipment production technology which
are available. On the other hand the many benefits that accrue to society by the existence of this policy.
See the occurred problems, the advice that can be given is the need for sharing between
implementers with the target group, the need for the addition of machines especially waterwheel and
jenset/diesel in order to fullfill the needs of a group of fish farmers, the need for an energy innovation in
addition to using fuel oil to save on production costs, for example using gas power as well as solar panels.
Keywords : Evaluation, The Development of Minapolitan Region, Production Technology

PENDAHULUAN Perikanan Nomor 12 Tahun 2010 Tentang


Indonesia merupakan negara maritim Minapolitan). Minapolitan dibagi menjadi tiga
dengan 2/3 bagiannya adalah lautan dan daratan bidang perikanan yaitu perikanan tangkap,
yang terdiri dari 17.508 pulau besar dan kecil. perikanan budidaya dan pengolahan produk
Luas perairan laut Indonesia diperkirakan perikanan. Berdasarkan Keputusan Menteri
sebesar 5,8 juta km2 dengan garis pantai Kelautan dan Perikanan NO.KEP.39/MEN/2011
terpanjang kedua di dunia yaitu 81.000 km2, tentang perubahan atas keputusan Menteri
memiliki potensi ikan yang melimpah. Zona Kelautan dan Perikanan Nomor KEP NO.
Ekonomi Eksklusif Indonesia (ZEEI) 32/MEN/2010 tentang penetapan kawasan
memperkirakan terdapat sebanyak 6,26 juta ton Minapolitan, Kawasan Minapolitan
ikan per tahun yang dikelola secara lestari dan dikembangkan di 33 provinsi atau 197
4,4 juta ton dapat ditangkap diperairan kabupaten/kota di Indonesia. Salah satu
Indonesia dan 1,86 juta ton diperoleh dari kabupaten yang ditunjuk sebagai kawasan
perairan ZEEI (Suryati, 2008). Oleh sebab itu Minapolitan adalah Kabupaten Sidoarjo.
potensi yang dimiliki harus dimanfaatkan secara Kabupaten Sidoarjo memiliki lahan
lebih maksimal guna memberikan peran yang perikanan yang potensial untuk dikembangkan
optimal bagi pembangunan nasional. sebagai kawasan Minapolitan. Sidoarjo yang
Untuk meningkatkan produksi di terletak di pesisir utara pulau Jawa memiliki
sektor perikanan pemerintah pusat melalui garis pantai sepanjang kurang lebih 30
Kementrian Kelautan Dan Perikanan (KKP) kilometer yang terdapat disebelah timur
mengeluarkan kebijakan tentang Minapolitan tepatnya di wilayah kecamatan Sedati, Buduran,
yang didasari oleh Keputusan Menteri Kelautan Sidoarjo, Candi dan Jabon. Secara keseluruhan
Dan Perikanan Nomor 12 Tahun 2010 Tentang luas pantai dan tambak yang ada di Sidoarjo
Minapolitan. Minapolitan adalah konsepsi sebesar 29,99% dari luas wilayah secara
pembangunan ekonomi kelautan dan perikanan keseluruhan. Dengan kata lain Sidoarjo
berbasis kawasan berdasarkan prinsip-prinsip merupakan salah satu kabupaten dengan potensi
terintegrasi, efisiensi, berkualitas dan perikanan tambak terbesar di Jawa timur apabila
percepatan. Untuk mewujudkan Minapolitan dapat diolah dan diberdayakan.
perlu adanya pengembangan Kawasan Berdasarkan laporan Dinas Kelautan
Minapolitan. Kawasan Minapolitan adalah suatu dan Perikanan Kabupaten Sidoarjo tahun 2011
bagian wilayah yang mempunyai fungsi utama tentang hasil perikanan budidaya da Sidoarjo
ekonomi yang terdiri dari sentra produksi, terdiri dari Bandeng 23.295 kg, Udang Windu
pengolahan, pemasaran komoditas perikanan, 3.782,5 kg, Udang Vanamei 1.676,6 kg, Udang
pelayanan jasa, dan/ atau kegiatan pendukung Campur 4.002,2 kg, dan Tawes 1.000,8 kg.
lainnya (Peraturan Menteri Kelautan Dan Sedangkan untuk komoditas yang

2
dibudidayakan di tambak antara lain udang dilakukan oleh Pemerintah Kabupaten melalui
windu, Udang Vanamei, Ikan Nila, Rumput laut kelompok kerja (POKJA) Minapolitan
dan Ikan Bandeng. Adapun yang menjadi Kabupaten Sidoarjo di Bappeda dan Dinas
produk unggulan yang dapat dikembangkan Kelautan dan Perikanan serta aparatur Desa
lebih lanjut yaitu ikan bandeng. (Laporan Dinas Kedung Peluk dalam rangka pelaksanaan
Kelautan dan Perikanan Tahun 2010 tentang pengembangan kawasan Minapolitan. Dalam
pengembangan kawasan budidaya). pengembangan kawasan Minapolitan ini
Sesuai dengan konsep pengembangan terdapat beberapa kegiatan. Salah satu kegiatan
kawasan Minapolitan yang membagi kawasan yang krusial dalam meningkatkan produktivitas
Minapolitan yaitu daerah pusat Minapolitan, perikanan yaitu pengadaan teknologi produksi.
daerah sub pusat Minapolitan dan daerah Meskipun Kedung Peluk sebagai
penyangga Minapolitan. Maka daerah pusat dari kawasan Minapolitan bukan berarti
Minapolitan di Sidoarjo berpusat di kecamatan tidak memiliki kendala dalam pelaksanaan
Candi, adapun untuk daerah sub pusat kawasan program kawasan Minapolitan. Kendala-
berada di kecamatan Sedati dan kecamatan kendala yang dimaksud seperti pengadaan
Sidoarjo, sedangkan untuk kawasan penyangga teknologi produksi yaitu kincir air yang dayanya
Minapolitan berada di kecamatan Waru, melebihi daya listrik yang ada di wilayah
kecamatan Buduran dan kecamatan Jabon Kedung Peluk, kualitas obat-obatan yang
(Keputusan Bupati Sidoarjo). Penunjukan kurang baik, selain itu juga mutu pembangkit
beberapa kecamatan sebagai daerah pusat, listrik yang belem sesuai dengan harapan
daerah sub pusat maupun daerah penyanggah masyarakat.
Minapolitan di Sidoarjo melalui beberapa Permasalahan pengembangan
pertimbangan, diantara lain: 1) Sumber daya kawasan Minapolitan di Desa Kedung Peluk
manusia ( kelompok budidaya ikan), 2) Potensi menarik untuk di evaluasi. Dengan evaluasi
perikanan. kebijakan akan didapatkan pertimbangan
Penunjukan kecamatan Candi apakah kebijakan pengembangan kawasan
menjadi pusat dari kawasan Minapolitan di Minapolitan layak untuk dilanjutkan ataukah
Sidoarjo lebih didasari oleh peran serta diberhentikan. Secara teoritis untuk
kelembagaan melalui kelompok budidaya ikan mengevaluasi suatu kebijakan, menurut Dunn
(POKDAKAN) yang menjadi faktor penunjang (2003) terdapat enam kriteria yang dapat
pengembangan sektor perikanan di kecamatan digunakan sebagai acuan. Kriteria tersebut
Candi. Kelompok budidaya ikan yang ada di meliputi (1) effectiveness, (2) eficiency, (3)
kecamatan candi sendiri diawali dari inisiatif adequacy, (4) equality, (5) responsiveness, (6)
petani tambak yang ada di Desa Kedung Peluk appropriateness. Berdasarkan latar belakang
Kecamatan Candi yang mendirikan kelompok diatas maka peneliti ingin mengangkatnya
budidaya ikan (POKDAKAN) “Sumber Urip”. dengan judul “Evaluasi Pengembangan
Pokdakan Sumber Urip merupakan wakil dari Kawasan Minapolitan (Studi pada teknologi
Sidoarjo dan Jawa Timur dalam Lomba Kinerja produksi di Desa Kedung Peluk Kecamatan
Pokdakan dan Kelembagaan Perikanan Candi Kabupaten Sidoarjo).
Budidaya Komoditi Udang Tingkat Nasional
Tahun 2013, dan berhasil keluar menjadi juara 2 RUMUSAN MASALAH
tingkat nasional pada tahun yang sama. Berdasarkan latar belakang diatas
Kondisi petani tambak pada saat maka dapat dirumuskan permasalahan :
sebelum dilaksanakan pengembangan kawasan “Bagaimana evaluasi program kawasan
Minapolitan kebanyakan masih menggunakan Minapolitan di Desa Kedung Peluk Kecamatan
cara tradisional untuk budidaya ikan yang dirasa Candi Kabupaten Sidoarjo?”
kurang efektif dalam meningkatkan baik
kualitas maupun kuantitas produk perikanan. TUJUAN PENELITIAN
Pelaksanaan pengembangan kawasan Berdasarkan rumusan masalah diatas,
Minapolitan merupakan intervensi yang maka penelitian ini bertujuan untuk

3
mendeskripsikan bagaimana evaluasi program kawasan Minapolitan. Dalam program
kawasan Minapolitan di Desa Kedung Peluk kawasan Minapolitan ini, pemerintah
Kecamatan Candi Kabupaten Sidoarjo. bekerja sama dengan kementerian terkait
untuk menjalankan program tersebut agar
MANFAAT PENELITIAN berjalan sesuai dengan apa yang telah
Adapun manfaat dalam penelitian ini direncanakan.
yaitu: B. Implementasi Kebijakan Publik
1. Secara Teoritis Dalam Kamus Besar Bahasa
a) Dapat menambah wawasan dan Indonesia, implementasi diartikan sebagai
pengetahuan ilmiah, khususnya yang pelaksanaan atau penerapan. Sedangkan
berkaitan dengan kawasan Minapolitan Menurut Van Meter dan Van Horn (1975)
b) Dapat digunakan sebagai informasi dan yang dikutip oleh Abdul Wahab (1997)
acuan bagi mereka yang ingin merumuskan bahwa proses implementasi
mengadakan penelitian selanjutnya, sebagai " those actions by publik or private
khususnya tentang evaluasi program individuals (or groups) that are directed at
kawasan Minapolitan. the achievement of objectives set forth in
2. Secara Praktis prior policy “those actions by publik or
Penelitian ini diharapkan dapat private individuals (or groups) that are
memberikan bahan masukan untuk directed at the achievement of objectives set
perbaikan bagi Dinas Kelautan dan forth in prior policy decisions ” (tindakan
Perikanan Kabupaten Sidoarjo, khususnya tindakan yang dilakukan baik oleh individu -
kelompok budidaya ikan Desa Kedung individu/pejabat-pejabat atau kelompok-
Peluk dalam hal kawasan Minapolitan. kelompok pemerintah atau swasta yang
diarahkan pada tercapainya tujuan-tujuan
KAJIAN PUSTAKA yang telah digariskan dalam keputusan
A. Kebijakan Publik kebijaksanaan). Tindakan tindakan yang
James Anderson (Widodo, 2011:13) dilakukan merupakan transformasi semua
mengartikan kebijakan publik sebagai keputusan yang dioperasionalkan dalam
serangkaian tindakan yang mempunyai berbagai kebijakan untuk mencapai tujuan
tujuan tertentu yang diikuti dan dilaksanakan yang diharapkan.
oleh pelaku atau sekolompok pelaku guna Budi Winarno dalam bukunya
memecahkan masalah-masalah tertentu. Kebijakan Publik Teori dan Proses (2007:
Selanjutnya ada juga pendapat kebijakan 145) mengutip apa yang disampaikan oleh
publik menurut Friedrich (Widodo, Ripley dan Franklin dalam Bureucracy and
2011:13) mengatakan bahwa kebijakan policy implantation yang berpendapat bahwa
sebagai suatu tindakan yang mengarah pada implementasi adalah apa yang terjadi setelah
tujuan yang diusulkan oleh seseorang, undang-undang ditetapkan yang
kelompok atau pemerintah dalam memberikan otoritas program, kebijakan,
lingkungan tertentu sehubungan dengan keuntungan (benefit),atau suatu jenis
adanya hambatan-hambatan tertentu seraya keluaran yang nyata (tangible ouput),
mencari peluang-peluang untuk mancapai sedangkan dalam buku Dasar-Dasar
tujuan atau mewujudkan sasaran yang Kebijakan Publik tersebut Leo Agustino
diinginkan. Jadi dapat disimpulkan bahwa (2008:139), mengutip juga pernyataan Van
kebijakan publik adalah suatu serangkaian Meter dan Van Horn, mendefinisikan
tindakan yang ditujukan untuk implementasi kebijakan, sebagai:
memanfaatkan potensi dan mengatasi “Tindakan-tindakan yang
masalah untuk mencapai tujuan tertentu. dilakukan baik oleh individu-
Untuk meningkatkan produksi individu atau pejabat-pejabat
atau kelompok-kelompok
perikanan di Indonesia, pemerintah
pemerintah atau swasta yang
menerapkan kebijakan yaitu program diarahkan pada tercapainya

4
tujuan-tujuan yang telah evaluasi internal maupun eksternal. Dalam
digariskan dalam keputusan evaluasi internal yang diselenggarakan oleh
kebijaksanaan”. evaluator dari dalam organisasi maupun
Dari pengertian diatas, dapat
evaluator pribadi yang diselenggarakan oleh
dikatakan bahwasannya implementasi
regu perancang atau penyedia jasa individu,
kebijkan publik adalah tindakan yang
serta evaluasi ekstenal yang diberikan
dilaksanakan atau langkah yang diambil
kepada kontraktor dari luar organisai untuk
guna mewujudkan sebuah kebijakan publik
melakukan evaluasi. Model ini telah
yang diharapkan dan sesuai dengan tujuan
digunakan diseluruh Amerika Serikat dan
yang telah direncanakan, proses
dunia, diterapkan dalam evaluasi diberbagai
implementasi merupakan proses yang bidang, seperti kependidikan, perubahan
penting yang harus dilakukan oleh
sosial masyarakat, keselamatan transportasi
pemerintah ataupun swasta dalam rangka
dan dalam bidang militer.
mewujudkan rencana kebijakan yang ingin
Proses evaluasi akan memperhatikan
dicapai.
keberkaitan secara menyeluruh, mulai dari
C. Evaluasi Kebijakan Publik konteksnya yang meliputi informasi dari
Evaluasi kebijakan digunakan untuk
beberapa faktor mengenai kondisi dan
mengukur keberhasilan dan kegagalan
karakteristik konteks sebelum suatu program
pelaksanaan suatu kebijakan publik. dilaksanakan, masukan (input) yang
Menurut Lester dan Stewart yang dikutip
diberikan sebagai persiapan pelaksanaan
oleh Leo Agustino (2006:186) dalam
program supaya bisa berjalan lancar, proses
bukunya yang berjudul Dasar-Dasar
bagaimana program dilakukan dari awalnya
Kebijakan Publik bahwa evaluasi ditujukan
dengan pendekatannya apakah sesuai
untuk melihat sebagian-sebagian kegagalan
dengan konteksnya dan merupakan proses
suatu kebijakan dan untuk mengetahui
yang tepat untuk mencapai tujuan program,
apakah kebijakan telah dirumuskan dan
dan akhirnya bagaimana kualitas hasil yang
dilaksanakan dapat menghasilkan dampak
telah dicapai selama pelaksanaan program
yang diinginkan. Hal yang serupa juga yang dievaluasi tersebut. (H. B. Sutopo,
diungkapkan oleh Muhadjir dalam Widodo
2002:116).
mengemukakan “Evaluasi kebijakan publik
Dunn (2003:610) mengemukakan
merupakan suatu proses untuk menilai
beberapa kriteria rekomendasi kebijakan
seberapa jauh suatu kebijakan publik dapat
yang terdiri atas :
“membuahkan hasil”, yaitu dengan
a. Efektifitas (effectiveness).
membandingkan antara hasil yang diperoleh Berkenaan dengan apakah suatu
dengan tujuan dan/atau target kebijakan alternatif mencapai hasil (akibat)
publik yang ditentukan”. yang diharapkan, atau mencapai
Berdasarkan beberapa definisi diatas tujuan dari diadakannya tindakan.
dapat disimpulkan bahwa evaluasi kebijakan Efektifitas, yang secara dekat
berhubungan dengan rasionalitas
adalah sebuah proses yang dilakukan untuk
teknis, selalu diukur dari unit produk
melihat dan menilai apakah suatu kebijakan atau layanan atau nilai moneternya.
telah mampu memberikan manfaat bagi b. Efisiensi (efficiency). Berkenaan
sasaran kebijakan sesuai dengan apa yang dengan jumlah usaha yang
menjadi tujuan kebijakan tersebut. diperlukan untuk menghasilkan
Model evaluasi CIPP (Contexts, tingkat efektifitas tertentu. Efisiensi
Input, Process, Product) yang yang merupakan sinonim dari
rasionalitas ekonomi adalah
dikembangkan oleh Daniel L. Stuffelbeam.
merupakan hubungan antara
Model evaluasi CIPP adalah kerangka efektifitas dan usaha, yang terakhir
komprehensif dalam memandu kegiatan umumnya diukur dari ongkos
evaluasi formatif dan sumatif, program, moneter.
perseorangan, produk, instansi dan sistem. c. Kecukupan (adequacy). Berkenaan
Model ini diatur untuk digunakan dalam dengan seberapa jauh suatu tingkat

5
efektifitas memuaskan kebutuhan, evaluasi yang dikemukakan oleh William N
nilai, atau kesempatan Dunn. Permasalahan dalam pelaksanaan
menumbuhkan adanya masalah. pengembangan kawasan Minapolitan di
Kriteria kecukupan menekankan
Desa Kedung Peluk yaitu : 1. Kebijakan
pada kuatnya hubungan antara
alternatif kebijakan dan hasil yang pengembangan kawasan Minapolitan belum
diharapkan. terealisasi dengan baik, 2. Daya listrik
d. Perataan (equity). Erat berhubungan peralatan teknologi produksi yang terlalu
dengan rasionalitas legal dan sosial besar, 3. Kualitas diesel / jenset yang kurang
dan menunjuk pada distribusi akibat memadai, 4. Jumlah peralatan teknologi
dan usaha antara kelompok- produksi yang masih terbatas. Berdasar
kelompok yang berbeda dalam
permasalahan ini bisa dilihat termasuk
masyarakat. Kebijakan yang
berorientasi pada perataan adalah dalam kriteria evaluasi menurut Dunn.
kebijakan yang akibatnya (misalnya, Berbeda halnya dengan model CIPP.
unit pelayanan atau manfaat Model ini lebih mengfokuskan pada
moneter) atau usaha (misalnya biaya perangkat pengambil keputusan yang
moneter) secara adil didistribusikan. menyangkut perencanaan dan operasional
Kebijakan yang dirancang untuk program pada tiap tipe evaluasi. Sehingga
mendistribusikan pendapatan,
kurang sesuai apabila peneliti menggunakan
kesempatan pendidikan, atau
pelayanan pendidikan kadang- model CIPP dikarenakan penelitian ini ingin
kadang didistribusikan atas dasar mengevaluasi pelaksaan program kawasan
kriteria kesamaan. Kriteria kesamaan Minapolitan.
erat berhubungan dengan konsepsi
yang saling bersaing, yaitu keadilan METODE PENELITIAN
atau kewajaran dan terhadap konflik
Pendekatan penelitian yang digunakan
etis sekitar dasar yang memadai
untuk mendistribusikan risoris dalam penelitian ini adalah pendekatan
masyarakat. penelitian deskriptif kualitatif. Penelitian ini
e. Responsivitas (responsiveness) menggunakan pendekatan kualitatif dengan
berkenaan dengan seberapa jauh tujuan untuk memperoleh gambaran yang jelas
suatu kebijakan dapat memuaskan dan mendapat data lengkap serta lebih valid
kebutuhan, preferensi, atau nilai mengenai evaluasi pengembangan kawasan
kelompok-kelompok masyarakat
Minapolitan di Desa Kedung Peluk Kecamatan
tertentu. kriteria responsivitas adalah
penting karena analisis yang dapat Candi Kabupaten Sidoarjo. dalam
memuaskan semua kriteria lainnya – mendeskripsikan evaluasi kebijakan ini peneliti
efektifitas, efisiensi, kecukupan, menggunakan 6 kriteria evaluasi kebijakan yang
kesamaan – masih gagal jika belum dikemukakan oleh Willim N Dunn yakni
menanggapi kebutuhan aktual dari Efektivitas, efisiensi, kecukupan, perataan,
kelompok yang semestinya responsivitas dan ketepatan. Penelitian ini
diuntungkan dari adanya suatu
menggunakan teknik Purposive sampling
kebijakan.
f. Ketepatan (appropriateness). dimana pengambilan sample sumber data
Kriterian ketepatan secara dekat dengan mempertimbangkan bahwa orang yang
berhubungan dengan rasionalitas, dijadikan informan merupakan orang yang
substantif, karena pertanyaan tentang mengetahui dan mengalami atau bagian dari
ketepatan kebijakan tidak berkenaan kelompok sasaran. Kemudian teknik
dengan satuan kriteria individu tetapi pengumpulan data dalam penelitian ini yaitu
dua atau lebih kriteria secara
bersama-sama. Ketepatan merujuk dengan wawancara, observasi dan dokumentasi
pada nilai atau harga dari tujuan dengan bantuan alat berupa kamera, tape
program dan kepada kuatnya asumsi recorder dan lembar catatan atau pedoman
yang melandasi tujuan-tujuan wawancara.
tersebut.
Dalam penelitian ini peneliti lebih HASIL DAN PEMBAHASAN
memilih menggunakan pisau analisa kriteria

6
A. Gambaran Umum Desa Kedung Peluk Kecamatan Candi Kabupaten Sidoarjo rata-
Kecamatan Candi Kabupaten Sidoarjo rata tingkat pendidikannya masih rendah.
Secara administratif desa Kedung B. Deskripsi Kebijakan Pengembangan
Peluk merupakan desa yang berada di Kawasan Minapolitan
Kecamatan Candi Kabupaten Sidoarjo, Minapolitan adalah konsep yang
terletak 6 Km sebelah timur pusat diusung oleh Kementerian Kelautan dan
pemerintahan Kabupaten Sidoarjo. topografi Perikanan untuk meningkatkan perikanan di
ketinggian desa ini adalah berupa dataran Indonesia. Minapolitan adalah konsepsi
rendah yaitu berada di ketinggian 1,20 meter pembangunan ekonomi kelautan dan
diatas permukaan laut. Desa Kedung Peluk perikanan berbasis kawasan berdasarkan
Kecamatan Candi memiliki luas wilayah prinsip-prinsip terintegrasi, efisiensi,
sebesar 1.128.665 Ha. Wilayah tersebut berkualitas dan percepatan. Sedangkan
terdiri dari permukiman, sawah, tambak, kawasan Minapolitan adalah suatu bagian
pekuburan, jalan, dll. wilayah yang mempunyai fungsi utama
Luas wilayah di desa Kedung Peluk ekonomi yang terdiri dari sentra produksi,
didominasi oleh tambak dengan luas sebesar pengolahan, pemasaran komoditas
1.031.665 Ha dan disusul oleh sawah dan perikanan, pelayanan jasa, dan/atau kegiatan
ladang sebesar 61.846 Ha. Sedangkan luas pendukung lainnya.
pemukiman hanya sebesar 31.160 Ha. C. Kelembagaan dalam Pengembangan
Jumlah penduduk di desa ini berjumlah Kawasan Minapolitan
3.537 orang yang terdiri dari 1.742 orang Untuk mengkordinasikan dan
laki-laki dan 1.795 orang perempuan. Selain mengefektifkan pelaksanaan, pengendalian,
itu juga terdapat sebanyak 893 Kepala pembinaan, monitoring dan evaluasi
Keluarga (KK). kegiatan pelaksanaan pengembangan
Berdasarkan data yang diperoleh kawasan Minapolitan khususnya disektor
dapat diketahui bahwa jumlah penduduk budidaya maka perlu dibentuklah lembaga
yang berumur 3-58 tahun berjumlah 715 pelaksana meliputi tim pembina, tim teknis
orang. Jadi jumlah tersebut rata-rata masih dan UPT sebagai pendamping teknis serta
aktif bekerja. Sedangkan jumlah penduduk kelompok pelaksana. Pembina pusat
yang berusia diatas 58 sebesar 169 orang merupakan Ditjen Perikanan Budidaya yang
tersebut kebanyakan pensiunan. Jadi dapat bertanggungjawab dalam merencanakan dan
disimpulkan bahwa penduduk di desa mengarahkan pelaksanaan percontohan,
Kedung Peluk masih banyak yang berusia menyusun petunjuk pelaksanaan
produktif. percontohan serta melakukan wvaluasi
Kemudian untuk mata pencaharian, pelaksanaan percontohan.
diketahui bahwa jumlah penduduk yang Pembina Tingkat Provinsi adalah
mata pencahariannya sebagai karyawan Kepala Dinas KP Provinsi dan BAKORLUH
swasta lebih banyak daripada mata Provinsi yang bertugas untuk melakukan
pencaharian lainnya yaitu sebanyak 1.415 pembinaan keberhasilan percontohan
orang. Sedangkan petani berjumlah 155 ditingkat provinsi, melakukan pembinaan
orang, wiraswasta 48 orang, sektor jasa 30 teknis penyuluhan dan penyebarluasan
orang dan Pegawai Negeri Sipil (PNS) 23 infomasi teknologi, memberikan saran dan
orang. Tingkat tamatan pendidikan di desa masukan terhadap pelaksanaan percontohan,
ini terdiri dari tamatan Sekolah Dasar (SD) melakukan monitoring dan evaluasi
dengan jumlah 951 orang, SMP/SLTP pelaksanaan percontohan perikanan
sebanyak 711 orang, SMA/ALTA sebanyak budidaya di kawasan Minapolitan baik
545 orang, Akademi/D1-D3 sebanyak 34 Dinas KP Provinsi maupun BAKORLUH.
orang dan Sarjana (S1-S3) sebanyak 37 Kepala Dinas Kelautan dan
orang. Jadi dapat disimpulkan bahwa Perikanan Kabupaten/Kota atau yang
penduduk yang ada di desa Kedung Peluk membidangi Perikanan Budidaya

7
bertanggung jawab terhadap keberhasilan Pokdakan pelaksana, merekomendasikan
percontohan perikanan budidaya dikawasan lokasi percontohan dan Pokdakan
Minapolitan, yang berkoordinasi dengan pelaksanaan berdasarkan hasil identifikasi,
BAPELUH dan mempunyai tugas untuk mensosialisasikan percontohan di kawasan
menunjuk penanggung jawab pelaksanaan Minapolitan, menyusun SOP budidaya
percontohan tingkat Kabupaten/Kota, dengan menerapkan teknologi anjuran (SNI,
menetapkan lokasi dan Pokdakan CPIB, dan CBIB) bersama dengan UPT
percontohan berdasarkan usulan hasil Ditjen PB, menyusun rencana kerja dan
identifikasi Tim Teknis dibuktikan dengan jadwal pelaksanaan bersama Pokdakan,
Berita Acara penetapan, membuat dan menunjuk Manajer Teknis yang
menyampaikan laporan kepada Direktur berkompeten dan bertanggung jawab dalam
Jendral Perikanan Budidaya Cq. Direktur operasional kegiatan percontohan,
Produksi dan ditembuskan kepada Kepala melakukan monitoring dan evaluasi
Dinas Provinsi dan Kepala UPT pelaksanaan kegiatan, serta melaporkan
Pendamping, melaksanakan temu lapang perkembangan kegiatan setiap bulan kepada
untuk mengevaluasi pelaksanaan Kepala Dinas KP Kabupaten/Kota yang
percontohan, membuat searah terima hasil ditembuskan kepada Ditjen Perikanan
percontohan kepada Pokdakan yang Budidaya Cq. Direktur Produksi.
dibuktikan dengan berita acara, Kelompok pembudidaya adalah
memfasilitasi kemitraan dengan pelaksana percontohan perikanan budidaya
stakeholders lainnya untuk keberlanjutan di kawasan Minapolitan yang diusulkan oleh
usaha, melaporkan kepada Direktur Jendral Tim Teknis dan ditetapkan oleh Kepala
Perikanan Budidaya Cq. Direktur produksi Dinas KP Kabupaten/Kota dan bersedia
baik pendahuluan, laporan kemajuan dan untuk menandatangani surat pernyataan
laporan akhir secara tertulis. berupa penyiapan lahan percontohan
Untuk mendukung tercapainya budidaya secara berkelanjutan, sanggup
keberhasilan percontohan di kawasan mengikuti ketentuan pelaksanaan
Minapolitan, Unit Pelaksana Teknis (UPT) percontohan kawasan Minapolitan, sanggup
mempunyai tugas untuk menunjuk melaksanakan manajemen kelompok secara
pendamping teknis di masing-masing lokasi kolektif (tanggung renteng), menerapkan
percontohan, melakukan identifikasi lokasi dan disertifikasi CPIB/CBIB, serta
dan Pokdakan bersama tim teknis, menerapkan manajemen kawasan untuk
menyusun SOP budidaya dengan mempermudah pengendalian penyakit.
menerapkan teknologi anjuran (SNI, CPIB, Mitra adalah stakeholder terkait yang
dan CBIB), melakukan pendampingan teknis akan mendukung keberlanjutan usaha
dan manajemen pelaksanaan percontohan di budidaya terutama dalam hal membantu
kawasan Minapolitan, serta melakukan penjaminan promosi dan pemasaran produk.
monitoring dan evaluasi percontohan. Selanjutnya, kelompok dapat membentuk
Tim Teknis pelaksana percontohan koperasi dan atau bermitra dengan
perikanan budidaya di kawasan Minapolitan stakeholders lainnya untuk penyediaan
terdiri dari Dinas KP Kabupaten/Kota yang sarana produksi dan permodalan.
membidangi perikanan budidaya, UPDTD D. Mekanisme Pengembangan Kawasan
dan Penyuluh yang ditetapkan oleh Kepala Minapolitan
Dinas Kabupaten/Kota dan bertanggung Dalam mekanisme pengembangan
jawab atas pelaksanaan kegiatan yang kawasan Minapolitan sektor budidaya
meliputi melakukan koordinasi dengan UPT terbagai dalam beberapa tahapan yaitu:
Ditjen Perikanan Budidaya sebagai 1. Penyusunan dan penetapan konsep
pendamping untuk penetapan calon lokasi kawasan Minapolitan yang dilakukan
dan calon Pokdakan pelaksana, melakukan oleh Kementrian Kelautan dan
identifikasi calon lokasi percontohan dan Perikanan.

8
2. Sosialisasi dan koordinasi yang Efektivitas dalam suatu kebijakan
dilakukan oleh Dinas KP Kab/Kota yang publik diperlukan untuk mengetahui sejauh
berkoordinasi dengan UPT sebagai mana keberhasilan program sehingga dapat
pendamping teknis. diketahui hasil yang telah dicapai seiring
3. Identifikasi lokasi dan pokdakan dengan dilaksanakannya kebijakan tersebut.
diharapkan dapat menjamin keselarasan Dalam pelaksanaannya bantuan teknologi
dengan pembangunan wilayah di daerah produksi dalam pengembangan kawasan
dan keadaan sosial di lingkungan Minapolitan di Desa Kedung Peluk secara
sekitarnya. keseluruhan telah efektif dilaksanakan
4. Penetapan lokasi dan pokdakan artinya telah berjalan sesuai dengan dengan
ditetapkan oleh Kepala Dinas Kelautan tujuan dari Minapolitan meskipun dalam
dan Perikanan Kabupaten/Kota peningkatannya tidak begitu signifikan.
berdasarkan usulan Tim Teknis, melalui Tujuan dari pengembangan kawasan
SK Kepala Dinas Kelautan dan Minapolitan adalah meningkatkan hasil
Perikanan Kabupaten/Kota. perikanan dan meningkatkan pendapatan
5. Pelaksanaan pengembangan kawasan petani tambak nelayan serta pengolah hasil
Minapolitan dibagi dalam beberapa perikanan secara merata. Tujuan tersebut
tahapan yaitu persiapan, pembinaan telah terwujud dalam pengembangan
teknis, temu lapang, pola pengadaan kawasan Minapolitan di Desa Kedung Peluk
percontohan, berbasis pada manajemen akan tetapi belum terjadi peningkatan yang
kelompok secara kolektif signifikan terutama dalam meningkatkan
6. Melibatkan partisipasi masyarakat secara pendapatan petani tambak.
aktif Berdasarkan wawancara dengan
7. Penguatan kelembagaan pokdakan sejumlah pengurus serta anggota Pokdakan
E. Pembahasan Sumber Urip Desa Kedung Peluk dapat
Evaluasi kebijakan adalah sebuah diketahui bahwa mereka sangat terbantu
proses yang dilakukan untuk melihat dan dengan adanya bantuan teknologi produksi
menilai apakah suatu kebijakan telah mampu dalam pengembangan kawasan Minapolitan
memberikan manfaat bagi sasaran kebijakan ini. Peningkatan hasil perikanan mengalami
sesuai dengan apa yang menjadi tujuan peningkatan karena dengan adanya
kebijakan tersebut. Dalam pelaksanaan teknologi produksi ini mampu meningkatan
pengembangan kawasan Minapolitan telah kapasitas penebaran sehingga dengan lahan
berjalan baik sesuai dengan tujuan yang seminimal mungkin bisa melakukan
telah ditentukan yaitu meningkatkan penebaran secara maksimal.
produktivitas perikanan dan meningkatkan Menurut masyarakat sebelum ada
pendapatan nelayan, petani tambak, bantuan teknologi produksi dalam
pengolah hasil perikanan secara adil dan pengembangan kawasan Minapolitan, petani
merata. Banyak manfaat yang diperoleh tambak menggunakan cara tradisional
petani tambak dengan adanya teknologi dengan tambak yang sangat luas akan tetapi
produksi, namun masih terdapat beberapa hasilnya tidak sebanding dengan luas
kendala atau masalah yang terjadi yaitu tambak tersebut.
masih minimnya jumlah alat yang ada, Hal itu dibenarkan oleh Hal itu
kapasitas listrik yang belum memadai untuk dibenarkan oleh Kepala Sub Bidang
penggerak kincir air dan kualitas diesel yang Perikanan Budidaya Dinas Kelautan dan
belum mumpuni. Maka dari itu perlu adanya Perikanan serta Penyuluh Perikanan
evaluasi, untuk mengevaluasi Kecamatan Candi yang mengatakan bahwa
pengembangan kawasan Minapolitan ini dengan adanya teknologi produksi ini bisa
menggunakan teori evaluasi William N. meningkatkan hasil perikanan dengan
Dunn yaitu: catatan bahwa harus terus dilakukan
1. Efektivitas pemantauan untuk melihat perkembangan

9
dari ikan/udang yang dibudidayakan selain untuk tenaga penggerak yang bisa
itu juga dibarengi dengan penggunaan pakan menghabiskan antara 15-30 Liter per hari.
serta probiotik yang berkualitas. Para anggota Pokdakan Sumber Urip
Selain diharapkan mampu mengatakan bahwa semakin membebani
meningkatkan hasil perikanan bantuan pekerjaan petani tambak. Menurut mereka
teknologi produksi dalam pengembangan dengan metode tradisional hanya
kawasan Minapolitan juga diharapkan membutuhkan satu orang sebagai pejaga
mampu meningkatkan pendapatan petani tambak, dengan adanya bantuan teknologi
tambak, nelayan dan pengolah hasil produksi harus menambah untuk teknisi
perikanan secara merata. Berdasarkan khusus yang bertugas menangani teknologi
wawancara dengan sejumlah anggota produksi (kincir air, diesel dan pompa air).
Pokdakan Sumber Urip Desa Kedung Peluk Hal itu juga dibenarkan oleh Kepala
dapat diketahui bahwa dengan adanya Sub Bidang Perikanan Budidaya Dinas
bantuan teknologi produksi ini mampu Kelautan dan Perikanan serta Penyuluh
meningkatkan pendapatan dari petani Perikanan Kecamatan Candi yang
tambak akan tetapi peningkatan tersebut mengatakan bahwa penggunaan teknologi
tidak signifikan disebabkan oleh biaya produksi ini akan berdampak pada
produksi yang bertambah serta dipengaruhi peningkatan biaya produksi dikarenakan
oleh harga dipasaran. dengan semakin padatnya penebaran bibit
Hal itu juga dibenarkan oleh Hal itu ikan akan semakin memerlukan pakan dan
dibenarkan oleh Kepala Sub Bidang probiotik yang juga meningkat disamping
Perikanan Budidaya Dinas Kelautan dan juga ada tambahan dari bahan bakar minyak
Perikanan serta Penyuluh Perikanan yang digunakan untuk mesin. Selain itu juga
Kecamatan Candi yang mengatakan bahwa mengakibatkan bertambahnya beban kerja
dengan adanya teknologi produksi ini bisa dari petani tambak, setidaknya dalam cara
meningkatkan pendapatan kelompok sasaran budidaya semi intensif (teknologi produksi)
seiring dengan meningkatnya hasil dibutuhkan tenaga 2-3 orang sebagai pekerja
perikanan. tetap untuk satu periode penebaran.
2. Efisiensi Menurut penuturan Pokdakan
Efisiensi program dapat diketahui Sumber Urip penggunaan teknologi
dari jumlah sumber daya yang dikeluarkan produksi dalam pengembangan kawasan
lebih sedikit dengan sasaran program yang Minapolitan bisa mempercepat masa
dicapai menghasilkan hasil yang penebaran sampai dengan masa panen.
memuaskan. bantuan teknologi produksi Tetapi ini bukan faktor utama dalam
dalam pengembangan kawasan Minapolitan mempercepat masa panen. Pernyataan ini
di Desa Kedung Peluk belum bisa dikatakan dibenarkan oleh pelaksana pengembangan
efisiensi artinya biaya produksi serta kawasan Minapolitan dalam hal ini Dinas
penggunaan sumber daya manusia semakin Kelautan dan Perikanan Kabupaten Sidoarjo
tinggi seiring dengan penggunaan teknologi dan penyuluh perikanan Kecamatan Candi
produksi dalam cara pembudidayaan ikan. yang menyatakan bahwa memang benar
Bantuan teknologi produksi ini hanya teknologi produksi ini mampu mempercepat
mempersingkat waktu produksi. masa panen akan tetapi bukan faktor yang
Dari wawancara yang dilakukan utama karena dalam perikanan kesuksesan
dengan anggota Pokdakan Sumber Urip bukan hanya ditentukan oleh satu faktor
dapat diketahui bahwa dengan adanya saja. Adapun faktor lain yang juga
bantuan teknologi budidaya ini mendukung percepatan masa panen yaitu
memberatkan pada ongkos/biaya produksi. kualitas air, kualitas bibit, pakan dan
Peningkatan biaya produksi ini disebabkan probiotik yang digunakan dalam budidaya
penggunaan Bahan Bakar Minyak (BBM) perikanan.
3. Kecukupan

10
Kecukupan dapat diartikan dengan orang melainkan untuk satu kelompok.
apabila suatu kebijakan publik atau program Dalam pemerataan penggunaannya ada
telah mencukupi kebutuhan kebutuhan dari ketentuan yang dibuat dan disepakati
kelompok sasaran. Setelah mencukupi akan bersama untuk menggukan bantuan ini
sendirinya muncul rasa kepuasan atas apa secara merata dan seadil-adilnya .
yang didapat dari kebijakan yang Hal ini dibenarkan oleh pihak
dilaksanakan. Untuk bantuan teknologi pelaksana dalam wawacaranya yang
produksi dalam pengembangan kawasan mengatakan bahwa bantuan teknologi
Minapolitan ini secara keseluruhan belum produksi di Kedung Peluk ini digunakan
dapat mencukupi kebutuhan petani tambak untuk kelompok sesuai dengan ketentuan
akan adanya teknologi produksi untuk yang berlaku, selain itu juga agar lebih
memaksimalkan potensi perikanan. memudahkan pihak pelaksana dalam
Berdasarkan wawancara dengan memonitoring hasil yang telah dicapai.
pengurus serta anggota kelompok Sumber 5. Responsivitas
Urip mereka mengatakan bahwa bantuan Responsivitas berkenaan dengan
tersebut belum dapat mencukupi kebutuhan seberapa jauh suatu kebijakan dapat
petani tambak yang tergabung dalam memuaskan kebutuhan, preferensi, atau nilai
kelompok, hal ini disebabkan karena jumlah kelompok masyarakat tertentu.
mesin yang tidak sepadan dengan jumlah Pengembangan kawasan Minapolitan ini
anggota. Pernyataan dari pengurus dan menjawab respon mengenai potensi
anggota kelompok Sumber Urip juga perikanan di Desa Kedung Peluk. tanggapan
dibenarkan oleh pelaksanan pengembangan masyarakat cukup puas dengan adanya
kawasan Minapolitan Kabupaten Sidoarjo bantuan ini karena dapat mengembangkan
yang mengatakan bahwa kebutuhan petani potensi perikanan yang dimiliki.
tambak belum bisa dikatakan tercukupi Dari wawancara yang dilakukan
dengan bantuan teknologi produksi dalam dengan sejumlah pengurus dan anggota
pengembangan kaawasan Minapolitan. Pokdakan Sumber Urip dapat diketahui
Pihak pelaksana juga mengatakan bahwa bahwa mereka merasa cukup puas dengan
kurang tercukupinya kebutuhan petani adanya bantuan ini merekan bisa
tambak disebabkan kurangnya anggaran memaksimalkan potensi perikanan yang
sehingga mengakibatkan rasa puas yang dimiliki. Akan tetapi bukan berarti tidak ada
belum terwujud dari anggota kelompok kekurangan, menurut mereka unit mesin
Sumber Urip. yang disediakan masih sangat kurang dalam
4. Perataan mencukupi kegiatan mereka.
Perataan dapat diartikan keadilan dan Berdasarkan wawancara dengan
kewajaran. Perataan dalam pengembangan pelaksana mereka membenarkan bahwa
kawasan Minapolitan ini adalah pemerataan adanya bantuan ini telah menjawab
pemberian bantuan teknologi produksi keinginan masyarakat untuk
kepada pembudidaya yang tergabung dalam memaksimalkan potensi perikanan.
kelompok budidaya ikan Sumber Urip. Pelaksanan juga mengatakan bahwa
Dalam pelaksanaan pengembangan kawasan kelompok sasaran cukup puas hal ini bisa
Minapolitan di Desa Kedung Peluk perataan dilihat dari keaktifan anggota kelompok
sudah terwujud, petani tambak akan Sumber Urip dalam pelaksanaan
bergiliran dalam penggunaan teknologi pengembangan kawasan Minapolitan.
produksi. 6. Ketepatan
Berdasarkan wawancara dengan Ketepatan dapat diisi dengan
sejumlah pengurus dan anggota Pokdakan indikator keberhasilan kebijakan lainnya,
Sumber Urip dapat diketahui bahwa bantuan dan dapat merujuk pada nilai atau harga dari
ini bersifat kolektif, dalam arti bahwa tujuan program dan kuatnya asumsi yang
bantuan ini tidak diberikan kepada satu melandasi tujuan-tujuan tersebut. Dalam

11
pelaksanaannya pengembangan kawasan Dari segi efisiensi, teknologi produksi
Minapolitan secara keseluruhan telah tepat dalam pengambangan kawasan Minapolitan di
dilaksanakan di Desa Kedung Peluk artinya Desa Kedung Peluk belum bisa dikatakan
telah tepat sasaran dilaksanakan di wilayah efisien karena biaya yang dikeluarkan dalam
yang memiliki potensi perikanan untuk satu periode tanam ikan semakin besar. Dari
dikembangkan lebih lanjut. Banyak manfaat segi Sumber Daya Manusia dengan adanya
yang diperoleh dengan adanya bantuan tambahan beban kerja bagi petani tambak maka
teknologi produksi dalam pengembangan perlu adanya tambahan tenaga kerja. teknologi
kawasan Minapolitan ini. produksi dalam pengambangan kawasan
Berdasarkan hasil wawancara dengan Minapolitan ini hanya mengurangi dari segi
sejumlah pengurus dan anggota Pokdakan waktu produksi saja.
Sumber Urip dapat diketahui bahwa dengan Dari segi kecukupan, teknologi produksi
adanya bantuan ini telah memberikan dalam pengembangan kawasan Minapolitan di
manfaat dan dampak yang baik bagi petani Desa Kedung Peluk belum bisa mencukupi
tambak. Dari hasil wawancara dengan kebuthan petani tambak secara keseluruhan
sejumlah pengurus dan anggota Pokdakan dikarenakan masih terbatasnya jumlah alat yang
Sumber Urip dengan adanya teknologi ada, sehingga menimbulkan rasa puas yang
produksi ini pengetahuan petani tambak kurang dari kelompok sasaran.
bertambah dalam arti terjadi peningkatan Dari segi perataan, teknologi produksi
kualitas sumber daya manusia. Karena dalam pengembangan kawasan Minapolitan di
sebelum diberi bantuan terlebih dahulu Desa Kedung Peluk belum bisa dikatakan
petani tambak mendapatkan pelatihan merata secara keseluruhan karena masih ada
penggunaan teknologi produksi. yang belum mendapat giliran penggunaan
Pernyataan ini juga dibenarkan oleh teknologi produksi, hal ini tidak lepas dari
pelaksanan pengembangan kawasan masih kurangnya peralatan yang dibutuhkan
Minapolitan yang menyatakan bahwa petani tambak. Segi responsivitas bantuan
banyak manfaat yang diperoleh petani teknologi teknologi produksi dalam
tambak dengan adanya bantuan ini. Manfaat pengambangan kawasan Minapolitan di Desa
yang diperoleh berupa peningkatan hasil Kedung Peluk telah cukup memuaskan
perikanan, peningkatan pendapatan petani kebutuhan petani tambak hal ini dapat dilihat
tambak selain itu juga meningkatkan dari keaktifan Pokdakan Sumber Urip.
pengetahuan akan cara budidaya ikan yang Dari segi ketepatan, teknologi produksi
baik bagi petani tambak. Dengan demikian dalam pengambangan kawasan Minapolitan di
secara keseluruhan bantuan teknologi Desa Kedung Peluk secara keseluruhan telah
produksi telah tepat dilaksanankan di tepat dilaksanakan di Desa Kedung Peluk
wilayah Desa Kedung Peluk. artinya telah tepat sasaran dilaksanakan di
daerah yang memiliki potensi perikanan dan
KESIMPULAN masih belum mampu mengembangkan potensi
Pengembangan kawasan Minapolitan perikanan tersebut. Banyak manfaat yang
belum sepenuhnya berhasil dilaksanakan dalam diperoleh dengan adanya bantuan teknologi
membantu petani tambak dalam dalam pengembangan kawasan Minapolitan ini.
memaksimalkan potensi perikanan. Dari segi
efektivitas, secara keseluruhan teknologi
SARAN
produksi dalam pengembangan kawasan
Penelitian dilapangan menunjukkan
Minapolitan di Desa Kedung Peluk telah
bahwa pelaksanaan bantuan teknologi produksi
berjalan efektif karena telah berjalan sesuai
dalam pengembangan kawasan Minapolitan di
dengan apa yang menjadi tujuan Minapolian
Desa Kedung peuk ini sudah berhasil
yaitu telah mampu meningkatkan hasil
dilaksanakan dalam membantu masyarakat
perikanan dan meningkatkan pendapatan petani
untuk menggali potensi perikanan yang dimiliki,
tambak.
namun terdapat beberapa kendala yang terjadi.

12
Untuk itu perlu adanya evaluasi untuk Tegalrejo Kecamatan Sawit Kabupaten
mengetahui kendala tersebut sehingga dapat Boyolali. Skripsi diterbitkan. Surakarta:
diberikan solusi. Berikut ini saran yang bisa Fakultas Pertanian Universitas Negeri
Sebelas Maret.
menjadi solusi dalam pelaksanaan bantuan
Nugroho, Riant. 2009. Public Policy (edisi
teknologi produksi dalam pengembangan revisi). Jakarta: PT. Elex Media
kawasan Minapolitan di Desa Kedung Peluk.
1. Perlu adanya sharing antara pelaksana Rosdiana, Haula. 2013. Does State Levies
dengan kelompok sasaran sehingga bisa tahu Policy Support Minapolitan Program in
apa yang dibutuhkan masyarakat. Indonesia. Departemen administrasi
publik Universitas Indonesia. Depok :
2. Perlunya adanya penambahan mesin-mesin
FISIP Universitas Indonesia.
terutama kincir air maupun jenset/diesel Subarsono, A.G. 2008. Analisis Kebijakan
guna memcukupi kebutuhan kelompok Publik. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
pembudidaya ikan. Sudjana. 2006. Evaluasi Program Pendidikan
3. Perlunya adanya sebuah inovasi energi Luar Sekolah. Bandung: PT. Remaja
selain menggunakan bahan bakar minyak Rosdakarya.
guna menghemat biaya produksi, contohnya Sugiyono. 2005. Metode Penelitian Kualitatif
menggunakan tenaga gas maupun panel Kuantitatif R & D. Bandung: Alfabetha.
surya. Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Kualitatif
Kuantitatif R & D. Bandung: Alfabetha.
DAFTAR PUSTAKA Suryati. 2008. Kebiasaan Makan Ikan Serta
Daftar Rujukan Buku, Jurnal dan Skripsi Hubungannya Tentang Dengan Status
Agustino, Leo. 2012. Dasar-Dasar Kebijakan Gizi Anak Usia 6-59 Bulan Pada
Publik. Bandung: Alfabetha.
Keluarga Nelayan Harian Di Pulau
Atmaji, Ayuning Siwi. 2012. Kajian Elemen
Spasial Pada Gagasan Minapolitan Tidung Kecamatan Kepulauan Seribu
Perikanan Tangkap Di Pelabuhanratu. Selatan Kabupaten Administrasi
Departemen Arsitektur Universitas Kepulauan Seribu tahun 2008. Skripsi
Indonesia. Skripsi diterbitkan. Depok: diterbitkan. Depok: Fakultas Kesehatan
Fakultas Teknik Universitas Indonesia. Masyarakat Universitas Indonesia.
Wahab, Solichin Abdul. 2014. Analisis
Ansoriyah, Lailiyul, dkk. 2013. Implementasi
Permen Kelautan Dan Perikanan Kebijakan : Dari Formulasi ke
Nomor Per.12/Men/2010 Tentang Penyusunan Model-Model Implementasi
Minapolitan Dalam Rangka Publik. Jakarta: PT Bumi Aksara.
Mengembangkan Kawasan Minapolitan Widodo, Joko. 2007. Analisis Konsep dan
Sebagai Pusat Pertumbuhan Ekonomi Aplikasi : Analisis Proses. Malang:
(Studi Di Dinas Kelautan dan
Banya Media Publishing.
PerikananKabupaten Sidoarjo Dan
Petani Tambak Di Desa Kedung Peluk William N. Dunn. 2003. Pengantar Analisis
Kecamatan CandiKabupaten Sidoarjo). Kebijakan Publik, Edisi Kedua.
Jurusan administrasi publik Universitas Yogyakarta: Gadjah Mada University
Brawijaya. Malang : FIA Universitas Press.
Brawijaya. Winarno, Budi. 2008. Kebijakan Publik Teori
Kamuli, Sukarman. 2014. Evaluasi Tentang dan Proses. Jakarta: PT. Buku Kita.
Implementasi Kebijakan Pengembangan
Daftar Rujukan Online
Kawasan Minapolitan Di Kabupaten
Gorontalo Utara .Jurusan administrasi Sharif, C. 2014. konsumsi ikan masyarakat
negara Universitas Negeri Gorontalo. Indonesia terus meningkat,
Gorontalo : FIS Universitas Negeri http://www.ekbis.sindonews.com/read/8
Gorontalo. 24665/34/konsumsi-ikan-masyarakat-
Mustofa, Beny Ivan. 2011. Evaluasi Program Inonesia-terus-meningkat-1389165999,
Pengembangan Kawasan Minapolitan diakses pada 16 september 2015
“Kampung Lele” Dengan Model CIPP (
Context, Input, Process, Product) Didesa

13

Anda mungkin juga menyukai