Anda di halaman 1dari 5

Bab II Tinjauan Pustaka

II.1 Konsep Kestabilan Lereng


Gerakan tanah merupakan suatu gerakan menuruni lereng oleh massa tanah dan
atau bantuan penyusun lereng akibat terganggunya kestabilan tanah atau bantuan
penyusun lereng tersebut (Chodhuri, 1978). Definisi diatas menunjukkan bahwa
massa yang bergerak dapat berupa massa tanah, massa batuan atau pencampuran
antara massa tanah dan batuan penyusun lereng. Apabila massa yang bergerak ini
didominasi oleh massa tanah dan gerakannya melalui suatu bidang pada lereng,
baik berupa bidang miring ataupun lengkung, maka proses pergerakan tersebut
disebut sebagai longsoran tanah. Analisis stabilitas tanah pada permukaan tanah
ini disebut dengan analisis stabilitas lereng.

Berdasarkan Abramson, et al (2002) tujuan analisis stabilitas lereng adalah:


(1) Memahami perkembangan dan bentuk lereng alami dan proses yang
terjadi pada kondisi alam yang berbeda.
(2) Menentukan stabilitas lereng pada kondisi jangka pendek (selama
konstruksi) dan jangka panjang.
(3) Menentukan kemungkinan terjadinya keruntuhan pada lereng.
(4) Menganalisa keruntuhan dan pengaruhnya terhadap faktor lingkungan.
(5) Dapat melakukan desain ulang pada lereng yang telah runtuh dan
merencanakan serta melakukan desain pencegahan serta perhitungan
perbaikan yang diperlukan.
(6) Mempelajari pengaruh beban gempa pada lereng dan timbunan.

II.2 Keruntuhan Lereng


II.2.1 Faktor penyebab keruntuhan lereng
Keruntuhan pada lereng alami atau buatan disebabkan karena adanya perubahan
antara lain topografi, seismik, aliran air tanah, kehilangan kekuatan, perubahan
tegangan, dan musim/iklim/cuaca. Akibat adanya gaya-gaya luar yang bekerja
pada material pembentuk lereng menyebabkan material pembentuk lereng
mempunyai kecenderungan untuk menggelincir. Kecenderungan menggelincir ini

7
ditahan oleh kekuatan geser material sendiri. Meskipun suatu lereng telah stabil
dalam jangka waktu yang lama, lereng tersebut dapat menjadi tidak stabil karena
beberapa faktor seperti:
(1) Adanya perubahan orientasi dan besar tegangan pada material pembentuk
lereng.
(2) Tegangan awal pada suatu lereng sangat dipengaruhi oleh sejarah
geologinya yaitu akibat perubahan yang dilakukan manusia seperti
perubahan geometri yang mengganggu keseimbangan lereng alam
tersebut.
(3) Proses pelapukan (weathering) yang mengurangi kuat geser material
pembentuk lereng.
(4) Perubahan tekanan air pori, terutama pada material dengan permeabilitas
kecil atau akibat terganggunya lingkungan sekitar.

II.2.1.1 Faktor penyebab meningkatnya tegangan geser pada lereng


Keruntuhan lereng dapat saja terjadi pada hampir setiap kasus lereng alami atau
lereng buatan secara pelan atau tiba-tiba dengan atau tanpa adanya tanda-tanda
sebelumnya. Penyebab utama terjadinya keruntuhan lereng adalah meningkatnya
tegangan geser, menurunnya kuat geser pada bidang longsor atau keduanya secara
simultan. Higway Research Board (1978) secara rinci mengemukakan beberapa
penyebab kelongsoran yaitu berkurangnya daya dukung lereng, penambahan
beban pada lereng, pengaruh terjadinya gempa atau sumber getaran/vibrasi
lainnya, pemindahan material pada keliling dasar lereng, terjadinya tekanan tanah
lateral.

Berkurangnya daya dukung lereng disebabkan oleh:


(1) Erosi, baik yang disebabkan oleh aliran air sungai, hujan maupun
perbedaan suhu yang sangat drastis.
(2) Pergerakan alami dari lereng akibat pergeseran bidang longsor maupun
akibat penurunan.
(3) Aktifitas manusia, antara lain penggalian/eksploitasi dasar lereng yang
dapat mempertajam sudut kemiringan lereng, pergeseran atau perusakan

8
terhadap struktur penahan tanah yang ada, penurunan seketika tinggi
muka air tanah pada lereng, penggundulan tanaman pada muka lereng.

Penambahan beban pada lereng oleh:


(1) Kondisi alam, seperti peningkatan berat volume tanah akibat pengaruh
air hujan atau akumulasi sedimen diatas lereng.
(2) Aktivitas manusia, seperti penggalian/eksploitasi tanah diatas lereng,
pembangunan gedung, jalan, dan sejenisnya disekitar lereng.

Pemindahan material pada keliling dasar lereng yang disebabkan oleh:


(1) Aliran sungai maupun gelombang laut.
(2) Terjadi piping.
(3) Aktivitas manusia seperti penggalian dan penambangan.
(4) Hilangnya kuat geser tanah disekeliling dasar lereng.

Terjadinya tekanan tanah lateral, yang disebabkan oleh:


(1) Retakan-retakan tanah.
(2) Beban yang bekerja disekitar muka lereng.
(3) Mengembangnya/ekspansi tanah lempung.

II.2.1.2 Faktor penyebab berkurangnya kuat geser pada lereng


Faktor yang melekat pada material tersebut:
(1) Komposisi.
(2) Struktur.
(3) Struktur keduanya.
(4) Stratifikasi.

Perubahan yang disebabkan oleh iklim dan phisiokimia:


(1) Proses pengeringan dan pembasahan.
(2) Hidrasi.
(3) Pemindahan agen sementasi.

9
Pengaruh tekanan pori:
(1) Perubahan struktur.
(2) Penurunan tegangan.
(3) Degradasi struktur.

Crude dan Varnes (1992) menyebutkan ada lima tipe kinetik pada pergerakan
longsoran tanah yaitu:
(1) Jatuhan (faling).
(2) Rubuhan (toppling).
(3) Gelincir (sliding).
(4) Sebaran (spreading).
(5) Aliran (flowing).

Setiap tipe keruntuhan mempunyai model yang berbeda-beda. Jatuhan/falling


(Gambar II.1) dan rubuhan/toppling (Gambar II.2) biasanya terjadi pada lereng
batuan, sedangkan gelincir, sebaran dan aliran terjadi pada lereng tanah. (non
batuan)

Gambar II.1 Tipe kelongsoran Jatuhan


(Cruden dan Varnes, 1996)

10
Gambar II.2 Tipe kelongsoran Rubuhan
(Cruden dan Varnes, 1996)

Gelincir/sliding merupakan pergeseran lereng bawah pada massa tanah yang


terjadi secara dominan pada permukaan retak atau terhadap area kecil pada
regangan gesek (Cruden dan Varnes, 1996). Pergerakan biasanya bersifat
progresif dari daerah keruntuhan lokal. Tanda pertama pergerakannya, biasanya
terdapat retakan pada pernukaan tanah yang asli pada longsoran yang akan terjadi.
Longsoran tersebut mungkin translasi atau rotasi atau kombinasi antara keduanya
yang disebut gelincir gabungan/kompleks sesuai gambar II.3.

Gambar II.3 Tipe kelongsoran gelincir


(Cruden dan Varnes, 1996)

Kelongsoran translasi meliputi pergerakan sepanjang retakan atau bidang


lemahnya. Pada tanah lempung, kelongsoran translasi terjadi pada lapisan pasir
jenuh atau lanau. Kelongsoran rotasi mempunyai bidang longsor yang terjadi

11

Anda mungkin juga menyukai