Anda di halaman 1dari 7

RENCANA STUDI

Calon Penerima Beasiswa Master LPDP

A. PENDAHULUAN
Saya Pandu Wicaksono, seorang fresh graduate dari Institut Teknologi Bandung (lulus
April 2014). Saya menempuh pendidikan sarjana di program studi Teknik Geodesi dan
Geomatika, dan mengakhiri studi saya dengan menyusun Tugas Akhir yang berjudul
“Studi Pembangunan Sistem Pemantauan Bahaya Longsor Dengan Metode Geodetik
Di Wilayah Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (Studi Kasus: Chevron Geothermal
Salak)“. Terdapat alasan khusus yang melatarbelakangi mengapa saya mengambil
judul tersebut, yang juga berkaitan dengan rencana saya untuk melanjutkan studi ke
tingkat Master.
Indonesia dikenal sebagai Ring of Fire, yaitu wilayah yang memiliki barisan gunung
berapi yang senantiasa aktif. Dibalik ancaman bahaya yang ditimbulkan oleh gunung-
gunung tersebut, terdapat potensi energi terbarukan yang dapat dimanfaatkan untuk
masyarakat, yaitu panas bumi. Pemanfaatan energi panas bumi dapat menjadi solusi
untuk memenuhi kebutuhan pasokan listrik yang semakin meningkat dewasa ini. Panas
bumi juga dikenal sebagai sumber energi yang ramah lingkungan atau green energy,
dimana hal tersebut mutlak perlu dikembangkan untuk mencegah semakin parahnya
pemanasan global.
Indonesia memiliki potensi panas bumi hingga 27 GWe yang tersebar di 252 wilayah di
seluruh Indonesia (Wahyuningsih, 2005). Faktanya, hingga saat ini baru sekitar 3% dari
total potensi tersebut yang telah dimanfaatkan, dimana 97% penggunaannya terpusat di
Pulau Jawa. Hal tersebut seakan menguatkan fakta bahwa terjadi ketimpangan
pembangunan dan upaya pemenuhan kebutuhan energi di Indonesia. Selain itu, proses
eksploitasi panas bumi pada beberapa wilayah di Indonesia masih dipegang oleh
perusahaan asing. Diperlukan tenaga ahli dan visi yang jelas dalam upaya
pengembangan pemanfaatan energi panas bumi di Indonesia, serta semangat
nasionalisme yang tinggi agar di masa mendatang seluruh potensi panas bumi di
Indonesia dapat dikelola secara mandiri oleh anak bangsa.
Dengan dilandasi harapan untuk terwujudnya Indonesia yang mandiri energi tersebut,
saya memutuskan untuk terlibat secara nyata dalam usaha pengembangan panas bumi
di Indonesia. Langkah awal yang telah saya lakukan adalah memperkaya pengetahuan
saya di bidang panas
bumi melalui Tugas Akhir yang saya kerjakan. Langkah berikutnya adalah melanjutkan
studi saya pada Master of Energy Programme di University of Auckland, New Zealand,
yang memiliki kualitas pendidikan yang baik di bidang panas bumi serta telah diakui
secara internasional. Studi ini adalah tantangan sekaligus batu loncatan bagi
perjuangan saya untuk mewujudkan harapan tersebut.

B. UNIVERSITAS TUJUAN
University of Auckland (UOA) terletak di kota Auckland, New Zealand. UOA berada
pada peringkat 94 di dunia (berdasarkan QS World University Ranking 2013/2014).
Program yang akan diambil adalah Master of Energy yang berada pada Faculty of
Engineering. Perkuliahan dilakukan untuk mempelajari pemanfaatan sumber energi,
dalam hal ini berfokus pada panas bumi, melalui kuliah ruangan dan lapangan. Studi
dilakukan dalam tiga semester, dimana secara keseluruhan studi terbagi menjadi dua
tahap, yaitu Postgraduate Certificate in Geothermal Energy Technology
(PGCertGeothermTech) dan dilanjutkan dengan Master of Energy (MEnergy). Studi
dinyatakan selesai apabila saya telah menyelesaikan 60 point course work di semester
pertama dan 120 point course work pada dua semester berikutnya. Sistem pendidikan
yang digunakan adalah pilihan antara Taught Masters atau Research Masters.

C. STRUKTUR PERKULIAHAN
Berikut merupakan penjelasan detail dari mata kuliah yang akan diambil selama saya
mengikuti perkuliahan, diambil dari situs resmi UOA:

1. PGCertGeothermTech (Semester 1, 60 point course work)


2. MEnergy (Semester 2 dan 3, 120 point course work)
a. Research Masters

b. Taught Master

D. RENCANA ANGGARAN BIAYA


Berikut merupakan Rencana Anggaran Biaya yang dibutuhkan selama studi:
Komponen Besaran
Jumlah Total Keterangan Referensi
Biaya Dasar
BIAYA PRA-STUDI

Band C - Rest of The Immigration New Zealand -


Student Visa NZ$ 270 1 NZ$ 270
World Fees Guide
Transportasi
IDN - NZ NZ$ Jakarta - Auckland wego.co.id
NZ$ 1400 1
(Travel 1400 (Qantas) (diakses 23 April 2014)
Allowance)
BIAYA STUDI

Berdasarkan total
Perkuliahan NZ$ NZ$ point course work Laman resmi University of
180
(Tuition Fee) 290.83 52,349.4 PGCertGeothermTech Auckland
dan Menergy

Komponen Besaran
Jumlah Total Keterangan Referensi
Biaya Dasar
Berdasarkan total
Student NZ$ point course work Laman resmi University of
NZ$ 6.05 180
Services Fee 1,089 PGCertGeothermTech Auckland
dan Menergy
Field Trip NZ$ 300 2 NZ$ 600 Kunjungan ke Estimasi pribadi
Geothermal Field
Bantuan biaya
Tesis NZ$ 300 1 NZ$ 300 penelitian untuk Estimasi pribadi
penyusunan tesis
Material
Buku + modul + alat
Penunjang NZ$ 300 1 NZ$ 300 Estimasi pribadi
tulis
Studi
BIAYA HIDUP

Akomodasi, makanan,
Estimasi Per NZ$ Laman resmi University of
NZ$ 400 72 transportasi, telepon,
Minggu 28,800 Auckland
internet, dan hiburan

BIAYA PASCA STUDI

Transportasi
NZ - IDN NZ$ Auckland - Jakarta wego.co.id
NZ$ 1400 1
(Travel 1400 (Qantas) (diakses 23 April 2014)
Allowance)
GRAND TOTAL (NZ$) NZ$ 86,508.4

GRAND TOTAL (Rp) Rp. 865.084.000,00

Keterangan:
a. Mata uang yang digunakan adalah NZ$, dengan pembulatan nilai tukar NZ$ 1 =
Rp. 10.000,00 (23 April 2014).
b. Status tinggal sendiri (single).
c. Durasi studi 3 semester / 18 bulan / 72 minggu.
E. PENUTUP
Setelah saya berhasil menyelesaikan studi, saya berencana untuk menerapkan semua
yang telah di pelajari di program PGCertGeothermTech dan Menergy pada karir
profesional saya serta berperan secara aktif untuk mengembangkan pemanfaatan
energi panas bumi di Indonesia. Berikut merupakan target pribadi yang saya miliki
selepas menyelesaikan studi:

1. Tahun Karir 0 - 5: Bekerja pada perusahaan terkemuka di bidang panas bumi


atau jasa konsultasi panas bumi di New Zealand. Hal ini dilakukan untuk mempelajari
alur produksi, teknologi, dinamika perusahaan, serta membangun networking di
komunitas panas bumi internasional.
2. Tahun Karir 6 – 15: Kembali ke Indonesia, bekerja di BUMN/perusahaan
nasional bidang panas bumi. Hal ini dilakukan untuk membangun networking di
komunitas panas bumi nasional serta membangun karir menuju posisi decision maker
di industri panas bumi nasional.
3. Tahun Karir 16 - 20: Mendirikan perusahaan jasa yang bergerak di industri panas
bumi serta memulai usaha pemerataan pembangunan PLTP di seluruh Indonesia.
4. Tahun Karir 21 - 25: Menjadikan perusahaan yang didirikan sebagai leading
company skala nasional. Memimpin pergerakan nasionalisasi pemanfaatan panas bumi
di Indonesia.

Berikut merupakan langkah-langkah yang dapat saya lakukan untuk mencapai target
saya tersebut:
1. Aktif dalam berbagai forum diskusi energi nasional maupun internasional.
2. Aktif mengikuti seminar energi panas bumi sebagai peserta maupun pembicara.
3. Merancang program Corporate Social Responsibility (CSR) yang mampu
menjadikan pemanfaatan panas bumi sebagai solusi masalah di masyarakat.
4. Menjalin komunikasi yang baik dengan akademisi yang ditemui selama studi
sebagai upaya untuk bertukar informasi mengenai perkembangan bidang panas bumi.
Source: https://januariduaenam.wordpress.com/

Anda mungkin juga menyukai