Penelitian Epidemiologi
Penelitian Epidemiologi
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Telah diketahui bahwa untuk dapat memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan,
mencegah, dan mengobati penyakit serta memulihkan kesehatan masyarakat perlulah disediakan
dan diselenggarakan pelayanan kesehatan masyarakat (public health services) yang sebaik-
baiknya.
Untuk dapat menyediakan dan menyelenggarakan pelayanan kesehatan tersebut, banyak
yang harus diperhatikan. Yang paling penting adalah pelayanan masyarakat yang dimaksud harus
sesuai dengan kebutuhan masyarakat. Namun sekalipun terdapat kesesuaian yang seperti ini telah
menjadi kesepakatan semua pihak, namun dalam praktek sehari-hari tidaklah mudah dalam
menyediakan dan menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang dimaksud.
Untuk mengatasinya, telah diperoleh semacam kesepakatan bahwa perumusan kebutuhan
kesehatan dapat dilakukan jika diketahui masalah kesehatan dimasyarakat. Dengan kesepakatan
yang seperti ini diupayakanlah menemukan masalah kesehatan yang ada dimasyarakat tersebut.
Demikianlah, berpedoman pada kesepakatan yang seperti ini, dilakukan berbagai upaya untuk
menemukan serta merumuskan masalah kesehatan dimasyarakat. Upaya tersebut dikaitkan
dengan menentukan frekuensi, penyebaran serta faktor-faktor yang mempengaruhi frekuansi dan
penyebaran disuatu masalah kesehatan dimasyarakat tercakup dalam suatu cabang ilmu khusus
yang disebut dengan nama Epidemiologi.
Subjek dan objek epidemiologi adalah tentang masalah kesehatan. Ditinjau dari sudut
epidemiologi, pemahaman tentang masalah kesehatan berupa penyakit amatlah penting. Karena
sebenarnya berbagai masalah kesehatan yang bukan penyakit hanya akan mempunyai arti apabila
ada hubungannya dengan soal penyakit. Apabila suatu masalah kesehatan tidak sangkut pautnya
dengan soal penyakit., maka pada lazimnya masalah kesehatan tersebut tidak terlalu
diperioritaskan penanggulangannya.
Demikianlah karena pentingnya soal penyakit ini, maka perlulah dipahami dengan
sebaik-baiknya hal ikhwal yang berkaitan dengan penyakit tersebut. Kepentingan dalam
epidemiologi paling tidak untuk mengenal ada atau tidaknya suatu penyakit di masyarakat
sedemikian rupa sehingga ketika dilakukan pengukuran tidak ada yang sampai luput atau
tercampur dengan penyakit lainnya yang berbeda.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana pengertian Epidemiologi ?
2. Bagaimana Penelitian Epidemiologi ?
3. Apa Bagan Penelitian Epidemiologi ?
4. Bagaimana Cara Penelitian Observasional / survei ?
5. Bagaimana Cara Menelitian eksperimental / intervensi ?
6. Bagaimana Cara Penelitian diskriptif ?
7. Bagaimana Cara Penelitian analitik ?
8. Bagaimana Cara Penelitian Cross Sectional ?
9. Bagaiaman Cara Penelitian Kasus Kontrol (Case Control) ?
10. Bagaiaman Cara Penelitian Kohort (Cohort) ?
11. Bagaimana Cara Penelitian eksperimental / intervensi ?
C. Tujuan Masalah
1. Mengetahui Pengertian Epidemiologi.
2. Mengetahui Penelitian Epidemiologi.
3. Mengetahui Bagan Penelitian Epidemiologi.
4. Mengetahui Rancangan Penelitian.
5. Mengetahui Penelitian Observasional / survey.
6. Mengetahui Penelitian eksperimental / intervensi.
7. Mengetahui Penelitian diskriptif.
8. Mengetahui Penelitian analitik.
9. Mengetahui Penelitian Cross Sectional.
10. Mengetahui Penelitian Kasus Kontrol (Case Control).
11. Mengetahui Penelitian Kohort (Cohort).
12. Mengetahui Penelitian eksperimental / intervensi.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Epidemiologi
Epidemilogi berasal dari bahasa Yunani, yaitu (Epi=pada, Demos=penduduk, logos = ilmu),
dengan demikian epidemiologi adalah ilmu yang mempelajari hal-hal yang berkaitan dengan
masyarakat.
B. Penelitian epidemiologi
Salah satu ruang lingkup epidemiologi ialah mempelajari tentang faktor-faktor yang
mempengaruhi frekuensi dan penyebaran penyakit pada sekelompok manusia serta faktor
penyebabnya. Untuk itu ditempuh suatu pendekatan yang berpola dan berstruktur yang dikenal
dengan pendekatan epidemiologi.
Pendekatan epidemiologi adalah pola pendekatan yang mengandung rangkaian kegiatan
untuk mendapatkan keterangan tentang besarnya masalah penyakit, dilakukan upaya
pengumpulan, pengelolaan, penyajian dan interpretasi data tersebut. Ini pada dasarnya identik
dengan kegiatan pokok suatu penelitian.
Penelitian epidemiologi adalah jenis penelitian yang mengkaji problema kesehatan dengan
pendekatan komunitas. Dengan penelitian epidemiologi dapat diungkap kejadian, distribusi dan
determinan suatu penyakit atau status kesehatan tertentu dalam masyarakat, dan faktor-faktor
risiko yang berperan pada suatu status kesehatan atau penyakit tertentu.
Secara umum penelitian epidemiologi mempunyai tiga kegunaan :
1. Untuk kepentingan diagnosis, yaitu untuk menyusun diagnosis komunitas atau
diagnosis kelompok.
2. Untuk kepentingan penelusuran patogenesis penyakit, yaitu mempelajari aspek
etiologi dan perkembangan masyarakat.
3. Untuk kepentingan evaluasi program, yaitu sebagai sarana untuk menilai suatu
tindakan pelayanan kesehatan masyarakat tertentu.
Untuk mewujudkan pencarian dan analisis data untuk mencapai tujuan penelitian dan
pengujian hipotesis diperlukan suatu perencanaan tindakan yang disebut dengan rancangan
mengumpulkan, menyajikan dan menganalisis data untuk memberi arti terhadap data tersebut.
secara efektif dan efisien. Perencanaan penelitian meliputi tahap identifikasi, pemilihan dan
perumusan permasalahan penelitian termasuk perumusan tujuan, definisi asumsi dan lingkup
paling tepat untuk menjawab permasalahan yang muncul. Strategi penelitian tersebut harus
mencakup definisi variabel, tingkat-tingkatnya, dan hubungan suatu variabel dengan variabel
lainnya. Dalam menguji hipotesis, sebagai contoh , seorang peneliti mungkin tertarik untuk
mengkaitkan hubungan antara dependent variable (variabel terikat) dan independent variable
(variabel bebas). Sebagai contoh adalah berat badan anak (variabel terikat) dan umur anak
(variabel bebas), yang artinya adalah bahwa peningkatan berat badan anak akan senantiasa
tergantung pada umurnya, yaitu makin bertambah umur, makin bertambah pula berat badan
anak, bukan sebaliknya. Di lingkungan rumahsakit, analogi yang sama misalnya adalah outcome
klinik bedah (misalnya infeksi pasca bedah) yang kejadiannya akan sangat tergantung pada
prosedur bedah yang steril. Dalam hal ini maka kejadian infeksi pasca bedah (variabel terikat)
sangat ditentukan oleh baik/buruknya prosedur sterilitas alat, lingkungan, dan petugas (variabel
bebas).
Apabila seorang peneliti secara sederhana hanya ingin menjelaskan distribusi suatu penyakit,
kejadian atau luaran (outcome) suatu program maka rancangan penelitian yang digunakan adalah
penelitian deskriptif. Penelitian deskriptif merupakan penelitian tanpa intervensi dan umumnya
tanpa hipotesis terlebih dahulu. Di lain pihak apabila seorang peneliti ingin mengetahui apakah merokok
dapat menyebabkan kanker paru maka rancangan penelitian yang tepat untuk ini adalah studi analisis
EPIDEMIOLOGI
Ilmu yang mempelajari tentang masalah kesehatan pada sekelompok
manusia
Epidemiologi Epidemiologi
Diskriptif Analitik
D. Rancangan Penelitian
Penelitian epidemiologi dapat dibagi menurut beberapa pembagian
1. Ada atau tidaknya intervensi :
a. Penelitian Observasional / survei
b. Penelitian Eksperimental / intervensi
F. eksperimental / intervensi
Ialah penelitian epidemiologi yang membandingkan data dari kelompok yang diberi
perlakuan dengan kelompok yang tidak diberi perlakuan.
Penelitian intervensi adalah penelitian eksperimental yang dilakukan terhadap masyarakat.
Peneliti memberikan perlakuan atau manipulasi pada masyarakat, kemudian efek perlakuan
tersebut diobeservasi, baik secara individual ataupun kelompok. Dalam kaitan fungsi
penelusuran patogenesis penyakit, penelitian intervensi mempunyai potensi untuk mengungkap
mekanisme sebab akibat antara faktor resiko (penyebab penyakit) dengan efek (penyakit atau
status kesehatan tertentu).
G. Penelitian deskriptif
Penelitian deskriptif umumnya dilakukan untuk menggambarkan status kesehatan
masyarakat pada suatu saat. Pengukuran prevalensi suatu event yang terjadi di rumahsakit
(misalnya flebitis) juga dilakukan dengan metode ini. Penelitian jenis ini biasanya
mengandalkan data yang sudah ada (data sekunder) atau dapat juga data primer yang
diperoleh melalui suatu survei (misalnya survei kepuasan pasien terhadap pelayanan
persalinan di rumahsakit).
Penelitian deskriptif biasanya hanya merupakan suatu awal dari penelitian
epidemiologik yang lebih mendalam. Di banyak negara, penelitian deskriptif tentang status
kesehatan masyarakat dilakukan oleh biro pusat statistik nasional. Penelitian deskriptif
5
sama sekali tidak mencoba menganalisis adanya hubungan antara faktor
risiko/keterpaparan/ expossure dan akibat yang ditimbulkan.
Data yang dikumpulkan dalam penelitian deskriptif biasanya meliputi
angka kejadian penyakit pada suatu populasi, penyebaran dan frekuensi
penyakit, morbiditas, dan mortalitas dalam suatu populasi. Deskripsi data dapat
dikelompokkan menurut (1) ciri karakteristik individu (umur, jenis kelamin,
pendidikan, agama, pekerjaan, status sosio-ekonomik, status perkawinan, status
kesehatan, dsb); (2) tempat (rumahsakit, puskesmas, kecamatan, pedesaan,
dsb); dan (3) waktu (musim, siklus, dsb).
Sebuah penelitian deskriptif dapat memberikan beberapa manfaat yaitu :
(1) Memberikan masukan kepada para pemberi pelayanan kesehatan,
perencana kesehatan, administrator kesehatan tentang pengalokasian
sumberdaya dalam rangka perencanaan kesehatan yang lebih efisien di masa
mendatang, (2) Memberikan petunjuk awal untuk merumuskan hipotesis bahwa
suatu variabel adalah faktor risiko penyakit. Hipotesis tersebut kelak akan diuji
lebih lanjut pada studi analitik.
Contoh penelitian deskriptif adalah penelitian tentang Angka kejadian
infeksi di rumahsakit yang berkaitan dengan penggunaan alat medik (Tabel 1)
9
*Jumlah kasus pneumonia akibat penggunaan ventilator per 1,000 ventilator-hari.
†Nilai pooled mean, nilai 10 percentile, dan 90th percentile data yang dilaporkan rumahsakit ke CDC.
§Jumlah infeksi per 1,000 pengguna kateter-hari.
H. Penelitian analitik
Pada penelitian ini, peneliti mencoba untuk menggali bagaiman dan mengapa
fenomena tersebut dapat terjadi yaitu dengan melakukan analisis hubungan antar
fenomena, baik antara faktor risiko dengan efek, antar faktor risiko, maupun antar
efek. Dari analisis hubungan tersebut dapat didekati seberapa besar kontribusi faktor
risiko tertentu terhadap kejadian efek yang dipelajari
10
I. Penelitian Cross Sectional
Merupakan penelitian untuk mempelajari hubungan antara faktor-faktor risiko
dengan efek dengan pendekatan atau observasi sekaligus pada suatu waktu tertentu.
Disebut juga penelitian transversal karena model yang digunakan adalah “Point time
Approach”. Pendekatan suatu saat bukan dimaksudkan semua subjyek diamati pada
saat yang sama melainkan tiap subyek hanya diamati satu kali saja dan pengukuran
dilakukan terhadap status karakter atau variabek pada saat pemeriksaan.
Langkah-langkah Penelitian Cross Sectional
1. Mengidentifikasi variabel penelitian yaitu variabel faktor risiko dan efek yang
akan diteliti dan faktor risiko mana yang tidak diteliti pengaruhnya terhadap
efek.
2. Menetapkan subyek penelitian dengan membuat batasan variabel.
3. Menetapkan sampel penelitian. Menentukan jenis sampling dan besar sampel.
4. Tahap pengumpilan data.
Perlu diperhatikan adalah instrumen pengukuran yang digunakan.
Bentuk instrumen pengukuran :
- Form kuesioner.
- Form observasi klinik.
- Form observasi non klinik.
5. Menganalisis hasil pengamatan/pengukuran setelah dilakukan tabulasi data.
Analisis dapat berupa uji sttistik untuk pembuktian hipotesa atau analisis
diskriptif.
11
Karena yang diketahui adalah efek dan yang ingin diketahui adalah faktor risiko
maka sifat penelitian ini disebut penelitian retrospektif yaitu melihat kembali
kebelakang kejadian yang berhubungan dengan kesakitan.
Penelitian ini dimulai dari adanya kasus (data). Data kasus dapat diperoleh dari :
1. Hasil studi Cross Sectional.
2. Observasi / pengamatan lapang / klinik.
3. Data sekunder.
4. Kasus-kasus akut / epidemi.
Langkah-langkah Penelitian Kasus Kontrol
1. Merumuskan Hipotesa
2. Menetapkan populasi penelitian.
3. Menetapkan teknik dan besar sampel.
4. Mempelajari riwayat pemaparan dengan menggunakan kuesioner atau data
sekunder.
5. Analisis data
12
3. Tahap pengumpilan data. Dengan mengikuti perkembangan faktor risiko
sampai terjadi suatu efek.
Bentuk instrumen pengukuran :
- Form kuesioner.
- Form observasi klinik.
- Form observasi non klinik.
4. Analisis data
13
intervensi mempunyai potensi untuk mengungkap mekanisme sebab akibat antara
faktor resiko (penyebab penyakit) dengan efek (penyakit atau status kesehatan
tertentu).
14
BAB III
PENUTUP
A. kesimpulan
Epidemiologi diartikan sebagai ilmu yang mempelajari tentang frekuensi dan
penyebaran masalah kesehatan pada sekelompok manusia serta faktor-faktor yang
mempengaruhinya.
Secara sederhana, studi epidemiologi dapat dibagi menjadi dua kelompok sebagai
berikut :
Non eksperimental
Eksperimental.
Pada saat ini epidemiologi diartikan sebagai ilmu yang mempelajari tentang
frekwensi dan penyebaran masalah kesehatan pada sekelompok menusia serta faktor-
faktor yang mempengaruhinya. Dari batasan yang seperti ini, segera terlihat bahwa
dalam pengertian epidemiologi terdapat tiga hal yang bersifat pokok yakni:
a) Frekuensi masalah kesehatan
b) Penyebaran masalah kesehatan
c) Faktor-faktor yang memepengaruhi
Ada beberapa peranan epidemiolog dalam kesehatan masyarakat, diantaranya adalah:
15
2. Menyiapkan data / informasi untuk keperluan program kesehatan dengan
menilai status kesehatan dalam masyarakat serta memberikan gambaran
tentang kelompok penduduk yang terancam.
3. Membantu menilai beberapa hasil program kesehatan.
4. Mengembangkan metodologi dalam menganalisis penyakit serta cara
mengatasinya, baik penyakit perorangan ( tetapi dianalisis dalam kelompok )
maupun kejadian luar biasa ( KLB ) / wabah dalam masyarakat.
B.Saran.
Guna peyempurnaan makalah ini,kami dari kelompok 3 sangat mengharapkan
kritik serta saran dari Dosen Pembimbing beserta teman-teman kelompok lain
16
DAFTAR PUSTAKA
17