Anda di halaman 1dari 17

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Telah diketahui bahwa untuk dapat memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan,
mencegah, dan mengobati penyakit serta memulihkan kesehatan masyarakat perlulah disediakan
dan diselenggarakan pelayanan kesehatan masyarakat (public health services) yang sebaik-
baiknya.
Untuk dapat menyediakan dan menyelenggarakan pelayanan kesehatan tersebut, banyak
yang harus diperhatikan. Yang paling penting adalah pelayanan masyarakat yang dimaksud harus
sesuai dengan kebutuhan masyarakat. Namun sekalipun terdapat kesesuaian yang seperti ini telah
menjadi kesepakatan semua pihak, namun dalam praktek sehari-hari tidaklah mudah dalam
menyediakan dan menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang dimaksud.
Untuk mengatasinya, telah diperoleh semacam kesepakatan bahwa perumusan kebutuhan
kesehatan dapat dilakukan jika diketahui masalah kesehatan dimasyarakat. Dengan kesepakatan
yang seperti ini diupayakanlah menemukan masalah kesehatan yang ada dimasyarakat tersebut.
Demikianlah, berpedoman pada kesepakatan yang seperti ini, dilakukan berbagai upaya untuk
menemukan serta merumuskan masalah kesehatan dimasyarakat. Upaya tersebut dikaitkan
dengan menentukan frekuensi, penyebaran serta faktor-faktor yang mempengaruhi frekuansi dan
penyebaran disuatu masalah kesehatan dimasyarakat tercakup dalam suatu cabang ilmu khusus
yang disebut dengan nama Epidemiologi.
Subjek dan objek epidemiologi adalah tentang masalah kesehatan. Ditinjau dari sudut
epidemiologi, pemahaman tentang masalah kesehatan berupa penyakit amatlah penting. Karena
sebenarnya berbagai masalah kesehatan yang bukan penyakit hanya akan mempunyai arti apabila
ada hubungannya dengan soal penyakit. Apabila suatu masalah kesehatan tidak sangkut pautnya
dengan soal penyakit., maka pada lazimnya masalah kesehatan tersebut tidak terlalu
diperioritaskan penanggulangannya.
Demikianlah karena pentingnya soal penyakit ini, maka perlulah dipahami dengan
sebaik-baiknya hal ikhwal yang berkaitan dengan penyakit tersebut. Kepentingan dalam
epidemiologi paling tidak untuk mengenal ada atau tidaknya suatu penyakit di masyarakat
sedemikian rupa sehingga ketika dilakukan pengukuran tidak ada yang sampai luput atau
tercampur dengan penyakit lainnya yang berbeda.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana pengertian Epidemiologi ?
2. Bagaimana Penelitian Epidemiologi ?
3. Apa Bagan Penelitian Epidemiologi ?
4. Bagaimana Cara Penelitian Observasional / survei ?
5. Bagaimana Cara Menelitian eksperimental / intervensi ?
6. Bagaimana Cara Penelitian diskriptif ?
7. Bagaimana Cara Penelitian analitik ?
8. Bagaimana Cara Penelitian Cross Sectional ?
9. Bagaiaman Cara Penelitian Kasus Kontrol (Case Control) ?
10. Bagaiaman Cara Penelitian Kohort (Cohort) ?
11. Bagaimana Cara Penelitian eksperimental / intervensi ?
C. Tujuan Masalah
1. Mengetahui Pengertian Epidemiologi.
2. Mengetahui Penelitian Epidemiologi.
3. Mengetahui Bagan Penelitian Epidemiologi.
4. Mengetahui Rancangan Penelitian.
5. Mengetahui Penelitian Observasional / survey.
6. Mengetahui Penelitian eksperimental / intervensi.
7. Mengetahui Penelitian diskriptif.
8. Mengetahui Penelitian analitik.
9. Mengetahui Penelitian Cross Sectional.
10. Mengetahui Penelitian Kasus Kontrol (Case Control).
11. Mengetahui Penelitian Kohort (Cohort).
12. Mengetahui Penelitian eksperimental / intervensi.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Epidemiologi
Epidemilogi berasal dari bahasa Yunani, yaitu (Epi=pada, Demos=penduduk, logos = ilmu),
dengan demikian epidemiologi adalah ilmu yang mempelajari hal-hal yang berkaitan dengan
masyarakat.

B. Penelitian epidemiologi
Salah satu ruang lingkup epidemiologi ialah mempelajari tentang faktor-faktor yang
mempengaruhi frekuensi dan penyebaran penyakit pada sekelompok manusia serta faktor
penyebabnya. Untuk itu ditempuh suatu pendekatan yang berpola dan berstruktur yang dikenal
dengan pendekatan epidemiologi.
Pendekatan epidemiologi adalah pola pendekatan yang mengandung rangkaian kegiatan
untuk mendapatkan keterangan tentang besarnya masalah penyakit, dilakukan upaya
pengumpulan, pengelolaan, penyajian dan interpretasi data tersebut. Ini pada dasarnya identik
dengan kegiatan pokok suatu penelitian.
Penelitian epidemiologi adalah jenis penelitian yang mengkaji problema kesehatan dengan
pendekatan komunitas. Dengan penelitian epidemiologi dapat diungkap kejadian, distribusi dan
determinan suatu penyakit atau status kesehatan tertentu dalam masyarakat, dan faktor-faktor
risiko yang berperan pada suatu status kesehatan atau penyakit tertentu.
Secara umum penelitian epidemiologi mempunyai tiga kegunaan :
1. Untuk kepentingan diagnosis, yaitu untuk menyusun diagnosis komunitas atau
diagnosis kelompok.
2. Untuk kepentingan penelusuran patogenesis penyakit, yaitu mempelajari aspek
etiologi dan perkembangan masyarakat.
3. Untuk kepentingan evaluasi program, yaitu sebagai sarana untuk menilai suatu
tindakan pelayanan kesehatan masyarakat tertentu.
Untuk mewujudkan pencarian dan analisis data untuk mencapai tujuan penelitian dan

pengujian hipotesis diperlukan suatu perencanaan tindakan yang disebut dengan rancangan

penelitian. Rancangan penelitian dapat diartikan rencana tentang bagaimana cara

mengumpulkan, menyajikan dan menganalisis data untuk memberi arti terhadap data tersebut.

secara efektif dan efisien. Perencanaan penelitian meliputi tahap identifikasi, pemilihan dan

perumusan permasalahan penelitian termasuk perumusan tujuan, definisi asumsi dan lingkup

penelitian, studi pustaka merumuskan hipotesis, identifikasi, klasifikasi dan mendefinisikan

variabel penelitian serta analisis data yang akan dipergunakan.

Dalam pelaksanaannya seorang peneliti harus menetapkan rancangan penelitian yang

paling tepat untuk menjawab permasalahan yang muncul. Strategi penelitian tersebut harus

mencakup definisi variabel, tingkat-tingkatnya, dan hubungan suatu variabel dengan variabel

lainnya. Dalam menguji hipotesis, sebagai contoh , seorang peneliti mungkin tertarik untuk

mengkaitkan hubungan antara dependent variable (variabel terikat) dan independent variable

(variabel bebas). Sebagai contoh adalah berat badan anak (variabel terikat) dan umur anak

(variabel bebas), yang artinya adalah bahwa peningkatan berat badan anak akan senantiasa

tergantung pada umurnya, yaitu makin bertambah umur, makin bertambah pula berat badan

anak, bukan sebaliknya. Di lingkungan rumahsakit, analogi yang sama misalnya adalah outcome
klinik bedah (misalnya infeksi pasca bedah) yang kejadiannya akan sangat tergantung pada

prosedur bedah yang steril. Dalam hal ini maka kejadian infeksi pasca bedah (variabel terikat)

sangat ditentukan oleh baik/buruknya prosedur sterilitas alat, lingkungan, dan petugas (variabel

bebas).

Apabila seorang peneliti secara sederhana hanya ingin menjelaskan distribusi suatu penyakit,

kejadian atau luaran (outcome) suatu program maka rancangan penelitian yang digunakan adalah

penelitian deskriptif. Penelitian deskriptif merupakan penelitian tanpa intervensi dan umumnya

tanpa hipotesis terlebih dahulu. Di lain pihak apabila seorang peneliti ingin mengetahui apakah merokok

dapat menyebabkan kanker paru maka rancangan penelitian yang tepat untuk ini adalah studi analisis

deskriptif, dalam hal ini dapat berupa case-control study .


C.Bagan Penelitian Epidemiologi

EPIDEMIOLOGI
Ilmu yang mempelajari tentang masalah kesehatan pada sekelompok
manusia

Frekuensi Penyebaran Faktor Yang


Mempengaruhi

dilakukan dua hal dikelompokan Disusun langkah-


pokok yaitu : menurut : langkah berupa :
- menemukan - ciri-ciri - merumuskan
masalah manusia hipotesa
kesehatan - tempat - menguji
- mengukur - waktu hipotesa
masalah - menarik
kesehatan kesimpulan

Epidemiologi Epidemiologi
Diskriptif Analitik
D. Rancangan Penelitian
Penelitian epidemiologi dapat dibagi menurut beberapa pembagian
1. Ada atau tidaknya intervensi :
a. Penelitian Observasional / survei
b. Penelitian Eksperimental / intervensi

2. Menurut cara analisis datanya :


a. Penelitian diskriptif
b. Penelitian analitik

3. Menurut jangka waktunya :


a. Penelitian Cross Sectional/ Transversal
b. Penelitian Kasus Kontrol/ Longitudinal Retrospektif
c. Penelitian Kohort/ Longitudinal Prospektif

E. Penelitian Observasional / survei


Pada penelitian observasional peneliti hanya mengamati suatu fenomena ataupun kejadian
dan sama sekali tidak melakukan intervensi. Studi observasional dapat dilakukan dengan
pendekatan deskriptif maupun analitik. Penelitian deskriptif bertujuan untuk menggambarkan pola
distribusi penyakit dan determinan penyakit berdasar populasi, letak geografik, dan waktu.
Berbagai indikator dapat dipakai untuk menggambarkan distribusi dan determinan penyakit
di masyarakat. Indikator yang digunakan mencakup faktor-faktor sosio-dermografik seperti
umur, jenis kelamin, ras, status perkawinan, pekerjaaan, dsb; maupun variabel-variabel lain
seperti gaya hidup (life style) dan sosial seperti jenis makanan, pemakaian obat-obatan
tertentu, perilaku seksual, dsb. Penelitian deskripsi hanya akan memberikan sebuah
gambaran tentang keadaan kesehatan yang terjadi di masyarakat, dan biasanya merupakan
langkah awal dari sebuah penelitian epidemiologi yang lebih mendalam. Contoh penelitian
deskriptif adalah apabila seorang peneliti ingin mengetahui prevalensi infeksi pasca bedah
pada suatu rumahsakit.
Penelitian deskriptif antara lain dapat berupa laporan kasus (case report), studi
kasus serial (case series), dan studi cross-sectional. Walaupun penelitian deskriptif
umumnya hanya akan memberikan sedikit informasi, tetapi sangat bermanfaat untuk
memacu penelitian epideimiologi lebih lanjut. Misalnya Gottileb et al. (1981) melakukan
penelitian deskriptif dalam bentuk laporan kasus pneumonia pada 4 orang pemuda.
Meskipun hanya 4 kasus, penelitian tersebut ternyata memicu keingintahuan banyak orang
karena jenis pneumonia yang dididerita oleh 4 pemuda tersebut merupakan kasus
pneumonia yang jarang terjadi. Rasa ingin tahu tersebut memicu penelitian lebih mendalam
sampai akhirnya ditemukan bahwa pneumonia pada ke empat penderita tersebut
disebabkan oleh penyakit AIDS.

F. eksperimental / intervensi
Ialah penelitian epidemiologi yang membandingkan data dari kelompok yang diberi
perlakuan dengan kelompok yang tidak diberi perlakuan.
Penelitian intervensi adalah penelitian eksperimental yang dilakukan terhadap masyarakat.
Peneliti memberikan perlakuan atau manipulasi pada masyarakat, kemudian efek perlakuan
tersebut diobeservasi, baik secara individual ataupun kelompok. Dalam kaitan fungsi
penelusuran patogenesis penyakit, penelitian intervensi mempunyai potensi untuk mengungkap
mekanisme sebab akibat antara faktor resiko (penyebab penyakit) dengan efek (penyakit atau
status kesehatan tertentu).

G. Penelitian deskriptif
Penelitian deskriptif umumnya dilakukan untuk menggambarkan status kesehatan
masyarakat pada suatu saat. Pengukuran prevalensi suatu event yang terjadi di rumahsakit
(misalnya flebitis) juga dilakukan dengan metode ini. Penelitian jenis ini biasanya
mengandalkan data yang sudah ada (data sekunder) atau dapat juga data primer yang
diperoleh melalui suatu survei (misalnya survei kepuasan pasien terhadap pelayanan
persalinan di rumahsakit).
Penelitian deskriptif biasanya hanya merupakan suatu awal dari penelitian
epidemiologik yang lebih mendalam. Di banyak negara, penelitian deskriptif tentang status
kesehatan masyarakat dilakukan oleh biro pusat statistik nasional. Penelitian deskriptif

5
sama sekali tidak mencoba menganalisis adanya hubungan antara faktor
risiko/keterpaparan/ expossure dan akibat yang ditimbulkan.
Data yang dikumpulkan dalam penelitian deskriptif biasanya meliputi
angka kejadian penyakit pada suatu populasi, penyebaran dan frekuensi
penyakit, morbiditas, dan mortalitas dalam suatu populasi. Deskripsi data dapat
dikelompokkan menurut (1) ciri karakteristik individu (umur, jenis kelamin,
pendidikan, agama, pekerjaan, status sosio-ekonomik, status perkawinan, status
kesehatan, dsb); (2) tempat (rumahsakit, puskesmas, kecamatan, pedesaan,
dsb); dan (3) waktu (musim, siklus, dsb).
Sebuah penelitian deskriptif dapat memberikan beberapa manfaat yaitu :
(1) Memberikan masukan kepada para pemberi pelayanan kesehatan,
perencana kesehatan, administrator kesehatan tentang pengalokasian
sumberdaya dalam rangka perencanaan kesehatan yang lebih efisien di masa
mendatang, (2) Memberikan petunjuk awal untuk merumuskan hipotesis bahwa
suatu variabel adalah faktor risiko penyakit. Hipotesis tersebut kelak akan diuji
lebih lanjut pada studi analitik.
Contoh penelitian deskriptif adalah penelitian tentang Angka kejadian
infeksi di rumahsakit yang berkaitan dengan penggunaan alat medik (Tabel 1)

Table 1—Angka kejadian infeksi akibat penggunaan alat medik7

Tipe ICU Pneumonia akibat Infeksi saluran kencing


penggunaanVentilator* akibat penggunaan
Mean (10%–90%)† kateter,§
Mean (10%–90%)†
Coronary 10.2 (0.0–19.1) 7.1 (1.1–14.0)
Medical 8.9 (1.6–17.6) 8.0 (2.2–12.7)
Medical/surgical 11.8 (3.6–18.3) 5.4 (1.3–10.1)
Neurosurgical 18.3 (2.6–30.2) 8.5 (1.7–14.9)
Pediatric 5.8 (0.0–10.7) 5.3 (1.0–12.1)
Surgical 14.5 (4.2–23.8) 5.3 (0.7–9.2)

9
*Jumlah kasus pneumonia akibat penggunaan ventilator per 1,000 ventilator-hari.
†Nilai pooled mean, nilai 10 percentile, dan 90th percentile data yang dilaporkan rumahsakit ke CDC.
§Jumlah infeksi per 1,000 pengguna kateter-hari.

Hasil penelitian di atas hanya merupakan deskripsi tanpa memberikan pengujian


hipotesis ataupun membuktikan penyebab. Hasil tersebut memberikan informasi
yang cukup baik mengenai kejadian infeksi pada pasien-pasien yang
menggunakan alat medik seperti ventilator dan kateter urin. Dari Tabel 1 terlihat
bahwa angka kejadian pneumonia pada penderita yang menggunakan ventilator,
tertinggi adalah mereka yang menjalani operasi bedah saraf, disusul dengan
bedah umum, dan koroner

H. Penelitian analitik
Pada penelitian ini, peneliti mencoba untuk menggali bagaiman dan mengapa
fenomena tersebut dapat terjadi yaitu dengan melakukan analisis hubungan antar
fenomena, baik antara faktor risiko dengan efek, antar faktor risiko, maupun antar
efek. Dari analisis hubungan tersebut dapat didekati seberapa besar kontribusi faktor
risiko tertentu terhadap kejadian efek yang dipelajari

Penelitian Epidemiologi Diskriptif Penelitian Epidemiologi Analitik

 Hanya menjelaskan keadaan suatu  Juga menjelaskan mengapa suatu


masalah kesehatan (who, Where, masalah kesehatan timbul di
when) masyarakat (why)
 Pengumpulan, pengolahan,  Pengumpulan, pengolahan,
penyajian dan interpretasi data penyajian dan interpretasi data
hanya pada suatu kelompok dilakukan terhadap dua kelompok
masyarakat saja masyarakat
 Tidak bermaksud membuktikan  Bermaksud membuktikan suatu
suatu hipótesis hipotesis

10
I. Penelitian Cross Sectional
Merupakan penelitian untuk mempelajari hubungan antara faktor-faktor risiko
dengan efek dengan pendekatan atau observasi sekaligus pada suatu waktu tertentu.
Disebut juga penelitian transversal karena model yang digunakan adalah “Point time
Approach”. Pendekatan suatu saat bukan dimaksudkan semua subjyek diamati pada
saat yang sama melainkan tiap subyek hanya diamati satu kali saja dan pengukuran
dilakukan terhadap status karakter atau variabek pada saat pemeriksaan.
Langkah-langkah Penelitian Cross Sectional
1. Mengidentifikasi variabel penelitian yaitu variabel faktor risiko dan efek yang
akan diteliti dan faktor risiko mana yang tidak diteliti pengaruhnya terhadap
efek.
2. Menetapkan subyek penelitian dengan membuat batasan variabel.
3. Menetapkan sampel penelitian. Menentukan jenis sampling dan besar sampel.
4. Tahap pengumpilan data.
Perlu diperhatikan adalah instrumen pengukuran yang digunakan.
Bentuk instrumen pengukuran :
- Form kuesioner.
- Form observasi klinik.
- Form observasi non klinik.
5. Menganalisis hasil pengamatan/pengukuran setelah dilakukan tabulasi data.
Analisis dapat berupa uji sttistik untuk pembuktian hipotesa atau analisis
diskriptif.

J. Penelitian Kasus Kontrol (Case Control)


Pada penelitian kasus kontrol dilakukan perbandingan antara kelompok
populasi yang menderita penyakit dengan yang tidak menderita penyakit kemudian
dicari faktor penyebabnya. Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan waktu
secara longitudinal, atau “period time approach”

11
Karena yang diketahui adalah efek dan yang ingin diketahui adalah faktor risiko
maka sifat penelitian ini disebut penelitian retrospektif yaitu melihat kembali
kebelakang kejadian yang berhubungan dengan kesakitan.
Penelitian ini dimulai dari adanya kasus (data). Data kasus dapat diperoleh dari :
1. Hasil studi Cross Sectional.
2. Observasi / pengamatan lapang / klinik.
3. Data sekunder.
4. Kasus-kasus akut / epidemi.
Langkah-langkah Penelitian Kasus Kontrol
1. Merumuskan Hipotesa
2. Menetapkan populasi penelitian.
3. Menetapkan teknik dan besar sampel.
4. Mempelajari riwayat pemaparan dengan menggunakan kuesioner atau data
sekunder.
5. Analisis data

K. Penelitian Kohort (Cohort)


Pada penelitian Kohort dilakukan perbandingan antara kelompok terpapar
dengan kelompok tidak terpapar kemudian dilihat akibat yang ditimbulkannya.
Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan waktu secara longitudinal, atau
“period time approach”
Karena faktor risiko diidentifikasi lebih dulu dan yang ingin diketahui adalah
efeknya, maka penelitian ini disebut penelitian prospektif yaitu mengikuti
perkembangan faktor risiko sampai terjadi suatu efek tertentu yang berhubungan
dengan kesakitan.
Langkah-langkah Penelitian Kohort
1. Merumuskan Hipotesa
2. Menetapkan polulasi penelitian dan sampel.

12
3. Tahap pengumpilan data. Dengan mengikuti perkembangan faktor risiko
sampai terjadi suatu efek.
Bentuk instrumen pengukuran :
- Form kuesioner.
- Form observasi klinik.
- Form observasi non klinik.
4. Analisis data

Keuntungan penelitian kohort


1. Dapat menyusun kriteria / batasan pada responden yang akan dipelajari.
2. Dapat melakukan pengamatan terhadap kemungkinan timbulnya fenomena /
insidence selama perjalanan waktu sampai timbulnay efek.
3. Hasil yang diperoleh dapat lebih dipercaya.
4. Dapat lebih mengungkap hubungan sebab akibat antara faktor risiko dengan
efek.
Kendala :
1. Membutuhkan waktu yang lama.
2. Membutuhkan biaya yang besar.
3. Membutuhkan ketelitian pengamatan selama perjalanan waktu faktor risiko
menjadi efek.
4. Kemungkinan gagal tinggi karena sampel drop.
L. Penelitian eksperimental / intervensi
Ialah penelitian epidemiologi analitik yang membandingkan data dari kelompok
yang diberi perlakuan dengan kelompok yang sama yang tidak diberi perlakuan atau
membandingkan data satu kelompok sebelum dan sesudah diberi perlakuan.
Penelitian intervensi adalah penelitian eksperimental yang dilakukan terhadap
masyarakat. Peneliti memberikan perlakuan atau manipulasi pada masyarakat,
kemudian efek perlakuan tersebut diobeservasi, baik secara induvidual maupun
kelompok. Dalam kaitan fungsi penelusuran patogenesis penyakit, penelitian

13
intervensi mempunyai potensi untuk mengungkap mekanisme sebab akibat antara
faktor resiko (penyebab penyakit) dengan efek (penyakit atau status kesehatan
tertentu).

14
BAB III

PENUTUP

A. kesimpulan
Epidemiologi diartikan sebagai ilmu yang mempelajari tentang frekuensi dan
penyebaran masalah kesehatan pada sekelompok manusia serta faktor-faktor yang
mempengaruhinya.
Secara sederhana, studi epidemiologi dapat dibagi menjadi dua kelompok sebagai
berikut :

1. Epidemiologi deskriptif, yaitu Cross Sectional Study/studi potong


lintang/studi prevalensi atau survei.
2. Epidemiologi analitik terdiri dari :

 Non eksperimental
 Eksperimental.

Pada saat ini epidemiologi diartikan sebagai ilmu yang mempelajari tentang
frekwensi dan penyebaran masalah kesehatan pada sekelompok menusia serta faktor-
faktor yang mempengaruhinya. Dari batasan yang seperti ini, segera terlihat bahwa
dalam pengertian epidemiologi terdapat tiga hal yang bersifat pokok yakni:
a) Frekuensi masalah kesehatan
b) Penyebaran masalah kesehatan
c) Faktor-faktor yang memepengaruhi
Ada beberapa peranan epidemiolog dalam kesehatan masyarakat, diantaranya adalah:

1. Mencari / mengidentifikasi faktor yang mempengaruhi timbulnya gangguan


kesehatan atau penyakit dalam suatu masyarakat tertentu dalam usaha mencari
data untuk penanggulangan serta cara pencegahannya.

15
2. Menyiapkan data / informasi untuk keperluan program kesehatan dengan
menilai status kesehatan dalam masyarakat serta memberikan gambaran
tentang kelompok penduduk yang terancam.
3. Membantu menilai beberapa hasil program kesehatan.
4. Mengembangkan metodologi dalam menganalisis penyakit serta cara
mengatasinya, baik penyakit perorangan ( tetapi dianalisis dalam kelompok )
maupun kejadian luar biasa ( KLB ) / wabah dalam masyarakat.

Epidemiologi juga memiliki manfaat penting dalam menyelesaikan masalah


kesehatan masyarakat yaitu:

1. memberikan gambaran (deskripsi) tentang penyebaran (distribusi), besar dan


luasnya masalah kesehatan dan lainnya.
2. menjelaskan interaksi faktor-faktor agent, host and environment.
3. menguraikan kelompok Penduduk yang dalam risiko dan risiko tinggi
terhadap kelompok Penduduk yang tidak mempunyai Risiko.
4. mengevaluasi efektivitas dan efisiensi serta keberhasilan kegiatan.
5. membantu pekerjaan administratif kesehatan yaitu planning (perencanaan)
,monitoring (pengamatan) ,dan evaluation (evaluasi).
6. menerangkan penyebab masalah kesehatan sehingga dapat disusun langkah-
langkah penanggulangannya.
7. Dapat menerangkan perkembangan alamiah suatu penyakit.
8. Dapat menerangkan keadaan suatu masalah kesehatan yaitu: Epidemi,
Pandemi, Endemi, dan Sporadik.

B.Saran.
Guna peyempurnaan makalah ini,kami dari kelompok 3 sangat mengharapkan
kritik serta saran dari Dosen Pembimbing beserta teman-teman kelompok lain

16
DAFTAR PUSTAKA

Azwar, asrul.dr.m.ph.1988. Pengantar Epidemiologi. Jakarta: PT. Binarupa Aksara


Sutrisna, Bambang.dr.M.H.Sc.1986.Pengantar Metoda Epidemiologi. Jakarta: PT.
Dian Rakyat.

Modul Materi Dasar Epidemiologi FKM UNDIP 2010.


Budioro.B.2007.Pengantar Epidemiologi Edisi II. .Semarang : Badan Penerbit Undip.

17

Anda mungkin juga menyukai