Disusun oleh
Viona Dika : 610015032
Esti Dwi Utami : 610015010
Fitri Julia M : 610015030
Maria Eufrasia K : 610015090
Sebastianus Ivakdalam : 610015094
Violen Pia K T : 610015100
Ariyadi : 610015136
Syawaludin A : 610015103
Mardianita Done : 610015126
Yunus Abisay : 610015006
1.3 Permasalahan
Ruang lingkup kegiatan ini meliputi ruang lingkup wilayah dan ruang lingkup materi.
Ruang lingkup wilayah merupakan batasan luas wilayah yang menjadi objek kajian studi.
Sedangkan ruang lingkup materi merupakan batasan materi yang akan dikaji terkait dengan
penyusunan profil Desa Giricahyo, Kecamatan Purwosari.
Ruang lingkup wilayah dalam studi ini terdiri dari ruang lingkup wilayah mikro guna
untuk memfokuskan tujuan dan sasaran dalam penyusunan Rencana Pengembangan Pantai
Selatan Yogyakarta sebagai Serambi Pelayanan Ekonomi Provinsi DIY, khususnya daerah
pesisir Desa Giricahyo, Kecamatan Purwosari, Kabupaten Gunungkidul. Secara administratif,
Desa Giricahyo merupakan bagian dari Kecamatan Purwosari, Kabupaten Gunungkidul.
Berdasarkan RTRW Kabupaten Gunungkidul tahun 2010 – 2030 dalam Rencana
pengembangan sistem perkotaan Kecamatan Purwosari termasuk PPK ( Pusat Pelayanan
Kawasan ) yang disebut Perkotaan Purwosari. PPK merupakan kawasan yang berfungsi untuk
melayani kegiatan skala kecamatan atau beberapa desa.
Desa Giricahyo merupakan salah satu wilayah dari Kabupaten Gunungkidul yang
berada di wilayah barat dari Kota kabupaten Gunungkidul yang juga kawasan pantai dari
Samodera Hindia, dengan luas wilayah sebesar 16.077,855 Ha dan terdiri dari 7 padukuhan
dan 45 RT. Desa Giricahyo berbatasan dengan pantai Parang endog Girijati dan juga desa yang
dilalui Jalur Jalan Lintas Selatan (JJLS) .
Kabupaten Gunung kidul terletak antara 7º46’-8º09’ LS dan 110º21’ -110º50’ BT, yang
berbatasan dengan Kabupaten Klaten, Kabupaten Sukoharjo, Jawa Tengah di sebelah utara.
Kabupaten Wonogiri & Jawa Tengah di sebelah timur. Samudra Indonesia di sebelah selatan
dan Kabupaten Bantul, Kabupaten Sleman, DI Yogyakarta di sebelah barat. Luas wilayah
Kabupaten Gunungkidul adalah 1.485,36 Km2 yang meliputi 18 kecamatan dan 144
desa/kelurahan.
Kabupaten Gunungkidul merupakan salah satu kabupaten di Daerah Istimewa
Yogyakarta dengan Ibu Kota Wonosari yang terletak 39 km sebelah tenggara Kota Yogyakarta.
Kabupaten Gunungkidul mempunyai beragam potensi perekonomian mulai dari pertanian,
perikanan dan peternakan, hutan, flora dan fauna, industri, tambang serta potensi pariwisata.
Pertanian yang dimiliki Kabupaten Gunungkidul sebagian besar adalah lahan kering tadah
hujan (± 90 %) yang tergantung pada daur iklim khususnya curah hujan. Lahan sawah beririgasi
relatif sempit dan sebagian besar sawah tadah hujan. Sumberdaya alam tambang yang termasuk
golongan C berupa : batu kapur, batu apung, kalsit, zeolit, bentonit, tras, kaolin dan pasir
kuarsa. Kabupaten Gunungkidul juga mempunyai panjang pantai yang cukup luas terletak di
sebelah selatan berbatasan dengan Samudera Hindia, membentang sepanjang sekitar 65 Km
dari Kecamatan Purwosari sampai Kecamatan Girisubo. Potensi hasil laut dan wisata sangat
besar dan terbuka untuk dikembangkan.Potensi lainnya adalah industri kerajinan, makanan,
pengolahan hasil pertanian yang semuanya sangat potensial untuk dikembangkan.
Luas area adalah 58.627,5 Ha yang meliputi 12 kecamatan dan 88 desa. Dari luas
tersebut 24,89 % berada di wilayah Selatan yang meliputi kecamatan Temon, Wates, Panjatan
dan Galur, 38,16 % di wilayah tengah yang meliputi kecamatan Lendah, Pengasih, Sentolo,
Kokap, dan 36,97 % di wilayah utara yang meliputi kecamatan Girimulyo, Nanggulan,
Kalibawang dan Samigaluh.
Kabupaten Kulon Progo yang berada sekitar 25 km arah barat kota Yogya memiliki
aksesibilitas baik dan mudah dijangkau, terhubung dengan kota-kota di Jawa bagian selatan
oleh jalur transportasi regional Jawa selatan baik melalui jalan raya maupun kereta api.
Luas wilayah Kabupaten Bantul adalah 506,85 km2 atau 50.608 Ha, secara
administratif terdiri dari 17 kecamatan yang dibagi menjadi 75 desa dan 933 pedukuhan.
Kelas ketinggian tempat yang memiliki Kabupaten Bantul penyebaran paling luas
adalah elevasi antara 25 100 meter (27.709 Ha atau 54,67%) yang terletak pada bagian utara,
bagian tengah, dan bagian tenggara Kabupaten Bantul. Wilayah yang mempunyai elevasi
rendah (elevasi <7 meter) seluas 3.228 Ha (6,37%) terdapat di Kecamatan Kretek, Kecamatan
Sanden, dan Kecamatan Srandakan. Wilayah dengan elevasi rendah umumnya berbatasan
dengan Samudera Indonesia. Untuk wilayah yang mempunyai elevasi di atas 100 meter
terdapat di sebagian Kecamatan Dlingo, Imogiri, Piyungan, dan Pajangan.
BAB III
DASAR-DASAR KEBIJAKAN
Agroindustri berasal dari dua kata agricultural dan industry yang berarti suatu industri
yang menggunakan hasil pertanian sebagai bahan baku utamanya
atau suatu industri yang menghasilkan suatu produk yang digunakan sebagai
sarana atau input dalam usaha pertanian.
dalam kerangka pembangunan pertanian, agroindustri merupakan penggerak utama
perkembangan sektor pertanian, terlebih dalam masa yang akan datang posisi pertanian
merupakan sektor andalan dalam pembangunan nasional maupun wilayah kecil
sehingga peranan agroindustri akan semakin besar. Sebelum mengembangkan agroindust
ri pemilihan jenis agroindustri
merupakan keputusan yang paling menentukan keberhasilan dan keberlanjutan
agroindustri yang akan dikembangkan. Pilihan tersebut ditentukan oleh kemungkinan-
kemungkinan yang akan terjadi pada tiga komponen dasar
agroindustri, yaitu pengadaan bahan baku, pengolahan dan pemasaran.
Konsep perencanaannya dengan mengembangkan hasil komoditas unggulan di masing-masing
kabupaten menjadi produk yang dapat menghasilkan pemasukan yang baik bagi masing-
masing kabupaten serta memanfaatkan SDM yang ada untuk bekerja ,dari situlah bisa
menghasilkan lapangan pekerjaan, seperti yang kita ketahui komoditas unggulan di Kabupaten
Bantul adalah jagung dan ubi-ubian ,Kabupaten Kulonprogo kelapa serta Kabupaten Gunung
Kidul ubi-ubian. Komoditas tersebut bisa di kembangkan menjadi olahan pabrik yang
bervariasi seperti gula rendah kalori dari jagung,keripik dari ubi-ubian,minyak goreng.
BAB V
METODOLOGI
Latar Belakang
Sebagai wilayah pesisir, wilayang desa giricahyo sangat berpotensi
berpotensi dalam pengembangan eduwisata dengan luas kawasan
budidaya 1.125,44 dari total luas kawasan 1.607,78.
Permasalahan
1. Belum adanya strategi pembangunan wilayah selatan DIY
2. Belum teridentifikasi konstelasi ruang antara ketiga wilayah
selatan DIY
3. Strategi pembangunan yang belum dapat meningkatkan
peran wilayah selatan DIY
Konsep
Pembangunan wilayah dengan konsep
F
agroindustri
E
D Analisis
B Makro :
1. Sebaran pusat kegiatan
A
Mikro :
C
1. Sebaran kegiatan agro industry
K 2. Pola ruang wilayah
Strategi
Evaluasi
5.2 Pelaksanaan Pekerjaan
Semua anggota kelompok mengikuti survey primer dan sekunder. Selain itu dilakukan
pembagian jadwal kerja untuk setiap seminggu sekali di Studio.
1. Pagi :
a. Sebastianus Ivakdalam
b. Violen Pia K T
c. Fitri Julia
2. Siang:
a. Viona Dika
b. Esti Dwi Utami
c. Maria Eufrasia K
3. Sore:
a. Ariadi
b. Syawaludin A
c. Mardianita Done
d. Yunus Abisay
5.3 Desain Survey
Teknik
Perencanaan Aspek Kajian Kebutuhan Data Penyajian Sumber
Pengumpulan
- Delineasi
Kawasan
Lindung
- Delineasi
Rencana Pola
Kawasan Sekunder Peta Rencana ATR/Pertanahan
Ruang
Budidaya
- Kemiringan
Mikro Lereng
- Jenis Tanah
- Sebaran
Rencana Sumberdaya
- Peta Rencana - Dinas Pertanian
Pengembangan Pertanian
Sekunder - Tabel/Grafik - Dinas
Kawasan - Sebaran
- Foto Perindustrian
Agroindustri Kegiatan
Industri
Kedudukan - Jaringan Jalan - Primer - Peta Rencana - Dinas Cipta
Makro Wilayah Studi - Air bersih - Sekunder - Tabel/Grafik Karya
Dalam Sistem - Limbah - Foto - PDAM
Jaringan - Jaringan - PLN
Infrastruktur Listrik - Dinas
Wilayah Provinsi - Drainase & Lingkungan
DIY Irigasi Hidup
- Fasilitas - BAPPEDA
Pelayanan
Umum
- Paerumahan
- Sarana
Penunjang
5.4 Personalia Pekerjaan