Anda di halaman 1dari 14

Laporan Pendahuluan

MK. Studio Wilayah Kode MK (TPS 7605S)

Disusun oleh
Viona Dika : 610015032
Esti Dwi Utami : 610015010
Fitri Julia M : 610015030
Maria Eufrasia K : 610015090
Sebastianus Ivakdalam : 610015094
Violen Pia K T : 610015100
Ariyadi : 610015136
Syawaludin A : 610015103
Mardianita Done : 610015126
Yunus Abisay : 610015006

SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI NASIONAL


YOGYAKARTA
Tahun 2018
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Perencanaan adalah proses pemikiran yang sistematis,terarah,terjadwal dan terstruktur.


Biasanya di gunakan oleh individu/kelompok,organisasi sebagai langkah awal dalam proses
pengambilan keputusan atau tindakan untuk masa yang akan datang (nana sudjanadalam abdul
majid, 2006:16). Sedangkan menurut gordown rowlan ), perencanaan bukan hanya sebagai
langkah awal dalam proses pengambilan keputusan, namun juga berfungsi untuk memudahkan
seseorang dalam memahami arti dari permasalahan itu sendiri dalam prakteknya perencanaan
memiliki peran penting dalam proses Pembangunan wilayah. Hal ini bertujuan untuk
mewujudkan pembangunan wilayah yang sesuai dan mampu mencakup aspek-aspek
pertumbuhan,pemerataan dan keberlanjutan.
Pada era otonomi daerah seperti sekarang ini, setiap daerah dituntut Untuk mencapai
tujuan pembangunan wilayah sesuai dengan target masing-Masing.Oleh karena itu diperlukan
suatu pemahaman tentang karakter wilayah. Pemahaman tentang karakter wilayah ini akan
sangat bermanfaat dalam Penentuan arah perencanaan dan pengembangan suatu daerah. DIY
memiliki luas 3.185,80 Km2 dengan wilayah bagian selatan berbatasan dengan Samudera
Hindia. Panjang pantai DIY ± 113 Km. Secara administratif terdapat tiga kabupaten yang
mempunyai wilayah pesisir, yaitu kabupaten gunung kidul,kabupaten bantul dan kabupaaten
kulonprogo.
Wilayah pesisir dan laut DIY memiliki sumberdaya potensial seperti perikanan, energi
dan sumberdaya mineral serta jasa lingkungan. Selain memiliki sumberdaya potensial yang
mempunyai nilai ekonomi, wilayah pesisir dan laut DIY memiliki peran strategis dalam
perdagangan lokal, nasional, dan internasional. Potensi sebesar ini, sampai sekarang belum
dimanfaatkan secara optimal. Di sisi lain, wilayah pesisir merupakan tempat tinggal bagi
sekitar 11% penduduk DIY dengan tingkat kesejahteraan yang relatif tertinggal dibanding
wilayah lain. Pembangunan di DIY selama ini cenderung terkonsentrasi di Kabupaten Sleman,
Kota Yogyakarta, dan bagian utara wilayah Kabupaten Bantul. Sementara, DIY bagian selatan
dengan wilayah pesisir relatif tertinggal. Pembangunan yang lebih fokus di bagian utara
berdampak pada kesenjangan kesejahteraan masyarakat. Oleh karena itu di perlukan kajian
yang lebih rinci lagi terhadap potensi dan masalah yang ada.
1.2 Tujuan dan Sasaran
1.2.1 Tujuan
Tujuan kegiatan ini adalah untuk menghasilkan rencana pengembangan wilayah bagian
selatan Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta.
1.2.2 Sasaran
Agar tujuan yang telah di rumuskan tercapai dan terlaksana dengan baik maka sasaran
yang di lakukan adalah sebagai berikut:
1. Membuat rencana sistem makro perwilayahan
2. Membuat rencana fungsi kawasan lindung dan budidaya
3. Membuat rencana pola struktur wilayah
4. Membuat rencana terpadu pengembangan wilayah selatan Yogyakarta sebagai
serambi pelayanan ekonomi Provinsi DIY

1.3 Permasalahan

A. Pembangunan di DIY selama ini cenderung terkonsentrasi di Kabupaten Sleman,


Kota Yogyakarta, dan bagian utara wilayah Kabupaten Bantul. Sementara, DIY
bagian selatan dengan wilayah pesisir relatif tertinggal
B. Sebagian besar produk pertanian yang bersifat musiman
C. Sifat produk pertanian yang mudah rusak
D. Pembangunan lebih terkonsentrasi ke pariwisata di bandingkan yang lain

1.4 Ruang Lingkup

Ruang lingkup kegiatan ini meliputi ruang lingkup wilayah dan ruang lingkup materi.
Ruang lingkup wilayah merupakan batasan luas wilayah yang menjadi objek kajian studi.
Sedangkan ruang lingkup materi merupakan batasan materi yang akan dikaji terkait dengan
penyusunan profil Desa Giricahyo, Kecamatan Purwosari.

1.4.1. Ruang Lingkup Wilayah

Ruang lingkup wilayah dalam studi ini terdiri dari ruang lingkup wilayah mikro guna
untuk memfokuskan tujuan dan sasaran dalam penyusunan Rencana Pengembangan Pantai
Selatan Yogyakarta sebagai Serambi Pelayanan Ekonomi Provinsi DIY, khususnya daerah
pesisir Desa Giricahyo, Kecamatan Purwosari, Kabupaten Gunungkidul. Secara administratif,
Desa Giricahyo merupakan bagian dari Kecamatan Purwosari, Kabupaten Gunungkidul.
Berdasarkan RTRW Kabupaten Gunungkidul tahun 2010 – 2030 dalam Rencana
pengembangan sistem perkotaan Kecamatan Purwosari termasuk PPK ( Pusat Pelayanan
Kawasan ) yang disebut Perkotaan Purwosari. PPK merupakan kawasan yang berfungsi untuk
melayani kegiatan skala kecamatan atau beberapa desa.

Desa Giricahyo merupakan salah satu wilayah dari Kabupaten Gunungkidul yang
berada di wilayah barat dari Kota kabupaten Gunungkidul yang juga kawasan pantai dari
Samodera Hindia, dengan luas wilayah sebesar 16.077,855 Ha dan terdiri dari 7 padukuhan
dan 45 RT. Desa Giricahyo berbatasan dengan pantai Parang endog Girijati dan juga desa yang
dilalui Jalur Jalan Lintas Selatan (JJLS) .

Adapun batas-batas administrasi Desa Giricahyo sebagai berikut :

Sebelah Barat : Desa Girijati


Sebelah utara : Desa Giriasih
Sebelah Tmur : Desa Giripurwo
Sebelah Selatan : Samudera Hindia

1.4.2. Ruang Lingkup Wilayah

Dalam upaya penyusunan penyusunan Rencana Pengembangan Pantai Selatan


Yogyakarta sebagai Serambi Pelayanan Ekonomi Provinsi DIY, khususnya daerah pesisir Desa
Giricahyo, Kecamatan Purwosari, Kabupaten Gunungkidul terdapat beberapa materi yang
harus dikaji, yaitu

a. Aspek Fisik, meliputi :


1. Aspek Fisik Alam
Aspek fisik alam meliputi kemiringan tanah, jenis tanah, jenis batuan, curah hujan, daya
dukung dan sumber air, jenis hidrogeologi, jenis struktur geologi, dan potensi bencana
di Desa Giricahyo.

2. Aspek Guna Lahan


Aspek guna lahan meliputi luas lahan, status kepemilikan lahan, penggunaan lahan, dan
harga lahan.
3. Aspek Utilitas
Aspek utilitas meliputi jaringan listrik, jaringan air bersih, jaringan telekomunikasi,
jaringan drainase, jaringan air limbah dan persampahan.
4. Aspek Fasilitas Umum
Aspek saran atau fasilitas umum meliputi pelayanan umum, sarana kesehatan, sarana
peribadatan, sarana perdagangan, sarana kebudayaan dan rekreasi, serta sarana ruang
terbuka hijau, taman dan lapangan olahraga.
5. Aspek Transportasi
Aspek transpotasi meliputi transportasi public, transportasi privat, dan prasarana
transportasi (jalan).

b. Aspek Non Fisik, meliputi :


1. Aspek Ekonomi
Aspek ekonomi meliputi tingkat pendapatan penduduk serta sumber pendanaan
pembangunan.
2. Aspek Kelembagaan
Aspek kelembagaan meliputi informasi kelembagaan-kelembagaan seperti lokasi dan
persebaran kelembagaan yang mengatur tentang perekonomian masyarakat, sistem
kerja, kondisi, dan sumber pendanaannya.
BAB II
GAMBARAN UMUM

2.1 Kabupaten Gunungkidul

Kabupaten Gunung kidul terletak antara 7º46’-8º09’ LS dan 110º21’ -110º50’ BT, yang
berbatasan dengan Kabupaten Klaten, Kabupaten Sukoharjo, Jawa Tengah di sebelah utara.
Kabupaten Wonogiri & Jawa Tengah di sebelah timur. Samudra Indonesia di sebelah selatan
dan Kabupaten Bantul, Kabupaten Sleman, DI Yogyakarta di sebelah barat. Luas wilayah
Kabupaten Gunungkidul adalah 1.485,36 Km2 yang meliputi 18 kecamatan dan 144
desa/kelurahan.
Kabupaten Gunungkidul merupakan salah satu kabupaten di Daerah Istimewa
Yogyakarta dengan Ibu Kota Wonosari yang terletak 39 km sebelah tenggara Kota Yogyakarta.
Kabupaten Gunungkidul mempunyai beragam potensi perekonomian mulai dari pertanian,
perikanan dan peternakan, hutan, flora dan fauna, industri, tambang serta potensi pariwisata.
Pertanian yang dimiliki Kabupaten Gunungkidul sebagian besar adalah lahan kering tadah
hujan (± 90 %) yang tergantung pada daur iklim khususnya curah hujan. Lahan sawah beririgasi
relatif sempit dan sebagian besar sawah tadah hujan. Sumberdaya alam tambang yang termasuk
golongan C berupa : batu kapur, batu apung, kalsit, zeolit, bentonit, tras, kaolin dan pasir
kuarsa. Kabupaten Gunungkidul juga mempunyai panjang pantai yang cukup luas terletak di
sebelah selatan berbatasan dengan Samudera Hindia, membentang sepanjang sekitar 65 Km
dari Kecamatan Purwosari sampai Kecamatan Girisubo. Potensi hasil laut dan wisata sangat
besar dan terbuka untuk dikembangkan.Potensi lainnya adalah industri kerajinan, makanan,
pengolahan hasil pertanian yang semuanya sangat potensial untuk dikembangkan.

2.2 Kabupaten Kulon Progo

Kabupaten Kulon Progo merupakan wilayah bagian Propinsi Daerah Istimewa


Yogyakarta yang terletak paling barat dengan batas sebelah barat dan utara adalah Propinsi
Jawa Tengah dan sebelah selatan adalah Samudera Indonesia. Secara geografis terletak antara
7 o 38'42" - 7 o 59'3" Lintang Selatan dan 110 o 1'37" - 110 o 16'26" Bujur Timur.

Luas area adalah 58.627,5 Ha yang meliputi 12 kecamatan dan 88 desa. Dari luas
tersebut 24,89 % berada di wilayah Selatan yang meliputi kecamatan Temon, Wates, Panjatan
dan Galur, 38,16 % di wilayah tengah yang meliputi kecamatan Lendah, Pengasih, Sentolo,
Kokap, dan 36,97 % di wilayah utara yang meliputi kecamatan Girimulyo, Nanggulan,
Kalibawang dan Samigaluh.

Kabupaten Kulon Progo yang berada sekitar 25 km arah barat kota Yogya memiliki
aksesibilitas baik dan mudah dijangkau, terhubung dengan kota-kota di Jawa bagian selatan
oleh jalur transportasi regional Jawa selatan baik melalui jalan raya maupun kereta api.

2.3 Kabupaten Bantul

Kabupaten Bantul merupakan salah satu kabupaten dari 5 kabupaten/kota provinsi


Daerah Istimewa Yogyakarta yang terletak di pulau Jawa. Secara geografis, Kabupaten Bantul
terletak antara 07°44’04” - 08°00’27” lintang selatan dan 110°12’34” - 110°31’08” bujur timur
yang berbatasan dengan Kabupaten Gunungkidul di sebelah timur. Kota Yogyakarta dan
Kabupaten Sleman di sebelah utara. Kabupaten Kulon Progo di sebelah barat dan berbatasan
dengan Samudera Indonesia di sebelah selatan.

Luas wilayah Kabupaten Bantul adalah 506,85 km2 atau 50.608 Ha, secara
administratif terdiri dari 17 kecamatan yang dibagi menjadi 75 desa dan 933 pedukuhan.

Kelas ketinggian tempat yang memiliki Kabupaten Bantul penyebaran paling luas
adalah elevasi antara 25 100 meter (27.709 Ha atau 54,67%) yang terletak pada bagian utara,
bagian tengah, dan bagian tenggara Kabupaten Bantul. Wilayah yang mempunyai elevasi
rendah (elevasi <7 meter) seluas 3.228 Ha (6,37%) terdapat di Kecamatan Kretek, Kecamatan
Sanden, dan Kecamatan Srandakan. Wilayah dengan elevasi rendah umumnya berbatasan
dengan Samudera Indonesia. Untuk wilayah yang mempunyai elevasi di atas 100 meter
terdapat di sebagian Kecamatan Dlingo, Imogiri, Piyungan, dan Pajangan.
BAB III
DASAR-DASAR KEBIJAKAN

1. Undang-Undang No 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang


2. Undang-Undang No 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah
3. Peraturan Daerah DIY No 2 Tahun 2010 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi
DIY tahun 2009-2029
4. Peraturan Daerah Kabupaten Gunung Kidul No 6 tahun 2011 tentang Rencana Tata
Ruang Wilayah Kabupaten Gunung Kidul tahun 2010-2030
5. Peraturan Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta no 6 tahun 2013 Tentang Rencana
Pembangunan Jangka Menengah daerah tahun 2012-2017
6. Peraturan Daerah Kabupaten Gunung Kidul No 2 tahun 2010 Tentang Rencana
Pembangunan Jangka Panjang Daerah tahun 2005-2025
7. Peraturan Daerah Kabupaten Bantul No 4 tahun 2011 tentang Rencana Tata Ruang
Wilayah Kabupaten Bantul tahun 2010-2030
8. Peraturan Daerah Kabupaten Kulonprogo No 1 tahun 2012 tentang Rencana Tata
Ruang Wilayah Kabupaten Kulonprogo tahun 2012-2032
9. Undang Undang Republik Indonesia nomor 16 tahun 2006 tentang Sistem Penyuluhan
Pertanian, Perikanan, Dan Kehutanan
10. Undang Undang Republik Indonesia No 3 tahun 2014 tentang perindustrian
BAB IV
KONSEP PERENCANAAN

Agroindustri berasal dari dua kata agricultural dan industry yang berarti suatu industri
yang menggunakan hasil pertanian sebagai bahan baku utamanya
atau suatu industri yang menghasilkan suatu produk yang digunakan sebagai
sarana atau input dalam usaha pertanian.
dalam kerangka pembangunan pertanian, agroindustri merupakan penggerak utama
perkembangan sektor pertanian, terlebih dalam masa yang akan datang posisi pertanian
merupakan sektor andalan dalam pembangunan nasional maupun wilayah kecil
sehingga peranan agroindustri akan semakin besar. Sebelum mengembangkan agroindust
ri pemilihan jenis agroindustri
merupakan keputusan yang paling menentukan keberhasilan dan keberlanjutan
agroindustri yang akan dikembangkan. Pilihan tersebut ditentukan oleh kemungkinan-
kemungkinan yang akan terjadi pada tiga komponen dasar
agroindustri, yaitu pengadaan bahan baku, pengolahan dan pemasaran.
Konsep perencanaannya dengan mengembangkan hasil komoditas unggulan di masing-masing
kabupaten menjadi produk yang dapat menghasilkan pemasukan yang baik bagi masing-
masing kabupaten serta memanfaatkan SDM yang ada untuk bekerja ,dari situlah bisa
menghasilkan lapangan pekerjaan, seperti yang kita ketahui komoditas unggulan di Kabupaten
Bantul adalah jagung dan ubi-ubian ,Kabupaten Kulonprogo kelapa serta Kabupaten Gunung
Kidul ubi-ubian. Komoditas tersebut bisa di kembangkan menjadi olahan pabrik yang
bervariasi seperti gula rendah kalori dari jagung,keripik dari ubi-ubian,minyak goreng.
BAB V
METODOLOGI

5.1 Kerangka Pemikiran

Kerangka pemikiran adalah sebuah gambaran dari yang melandasi pemahaman-


pemahaman lainnya, yang merupakan sebuah pemehaman dasar atau potensi bagi setiap
pemikiran selanjutnya, selain itu merupakan panduan atau acuan bagi pembuatan studio
wilayah ini dalam pelaksanaan survey lapangan.

Latar Belakang
Sebagai wilayah pesisir, wilayang desa giricahyo sangat berpotensi
berpotensi dalam pengembangan eduwisata dengan luas kawasan
budidaya 1.125,44 dari total luas kawasan 1.607,78.

Permasalahan
1. Belum adanya strategi pembangunan wilayah selatan DIY
2. Belum teridentifikasi konstelasi ruang antara ketiga wilayah
selatan DIY
3. Strategi pembangunan yang belum dapat meningkatkan
peran wilayah selatan DIY

Konsep
Pembangunan wilayah dengan konsep
F
agroindustri
E

D Analisis

B Makro :
1. Sebaran pusat kegiatan
A
Mikro :
C
1. Sebaran kegiatan agro industry
K 2. Pola ruang wilayah

Strategi

Evaluasi
5.2 Pelaksanaan Pekerjaan
Semua anggota kelompok mengikuti survey primer dan sekunder. Selain itu dilakukan
pembagian jadwal kerja untuk setiap seminggu sekali di Studio.

1. Pagi :
a. Sebastianus Ivakdalam
b. Violen Pia K T
c. Fitri Julia

2. Siang:
a. Viona Dika
b. Esti Dwi Utami
c. Maria Eufrasia K

3. Sore:
a. Ariadi
b. Syawaludin A
c. Mardianita Done
d. Yunus Abisay
5.3 Desain Survey
Teknik
Perencanaan Aspek Kajian Kebutuhan Data Penyajian Sumber
Pengumpulan
- Delineasi
Kawasan
Lindung
- Delineasi
Rencana Pola
Kawasan Sekunder Peta Rencana ATR/Pertanahan
Ruang
Budidaya
- Kemiringan
Mikro Lereng
- Jenis Tanah
- Sebaran
Rencana Sumberdaya
- Peta Rencana - Dinas Pertanian
Pengembangan Pertanian
Sekunder - Tabel/Grafik - Dinas
Kawasan - Sebaran
- Foto Perindustrian
Agroindustri Kegiatan
Industri
Kedudukan - Jaringan Jalan - Primer - Peta Rencana - Dinas Cipta
Makro Wilayah Studi - Air bersih - Sekunder - Tabel/Grafik Karya
Dalam Sistem - Limbah - Foto - PDAM
Jaringan - Jaringan - PLN
Infrastruktur Listrik - Dinas
Wilayah Provinsi - Drainase & Lingkungan
DIY Irigasi Hidup
- Fasilitas - BAPPEDA
Pelayanan
Umum
- Paerumahan
- Sarana
Penunjang
5.4 Personalia Pekerjaan

No. NIM Nama


Viona Dika (Koordinator, Analisis Fisik Dasar, Analisis
1 610015032
Fisik Binaan)
2 610015006 Yunus Abisay
Esti Dwi Utami (Anggota, Analisis Ekonomi, Analisis Fisik
3 610015010
Binaan)
Fitri Julia (Anggota, Analisis Ekonomi, Analisis Fisik
4 610015030
Binaan)
Maria Eufrasia K (Anggota, Analisis Ekonomi, Analisis
5 610015090
Fisik Binaan)
Sebastianus Ivakdalam (Anggota, Analisis Fisik Dasar,
6 610015094
Analisis Fisik Binaan)
Violen Pia K T (Anggota, Analisis Fisik Dasar, Analisis
7 610015100
Fisik Binaan)
8 610015103 Syawaludin A
9 610015126 Mardianita Done
Ariyadi (Anggota, Analisis Fisik Dasar, Analisis Fisik
10 610015136
Binaan)

Anda mungkin juga menyukai

  • Tugas Pak Hill
    Tugas Pak Hill
    Dokumen5 halaman
    Tugas Pak Hill
    Husnul Khatimahkw
    Belum ada peringkat
  • Kata Log
    Kata Log
    Dokumen3 halaman
    Kata Log
    Husnul Khatimahkw
    Belum ada peringkat
  • Cover Kongres
    Cover Kongres
    Dokumen2 halaman
    Cover Kongres
    Husnul Khatimahkw
    Belum ada peringkat
  • Pembukaan
    Pembukaan
    Dokumen7 halaman
    Pembukaan
    Husnul Khatimahkw
    Belum ada peringkat
  • Bab I Pendahuluan
    Bab I Pendahuluan
    Dokumen12 halaman
    Bab I Pendahuluan
    Husnul Khatimahkw
    Belum ada peringkat
  • Bab V
    Bab V
    Dokumen1 halaman
    Bab V
    Husnul Khatimahkw
    Belum ada peringkat
  • Isi
    Isi
    Dokumen67 halaman
    Isi
    Husnul Khatimahkw
    Belum ada peringkat
  • Paleon Laporan
    Paleon Laporan
    Dokumen3 halaman
    Paleon Laporan
    Husnul Khatimahkw
    Belum ada peringkat
  • Bab Iv
    Bab Iv
    Dokumen2 halaman
    Bab Iv
    Husnul Khatimahkw
    Belum ada peringkat
  • Form Mineral Dian
    Form Mineral Dian
    Dokumen2 halaman
    Form Mineral Dian
    Husnul Khatimahkw
    Belum ada peringkat
  • Bab V
    Bab V
    Dokumen1 halaman
    Bab V
    Husnul Khatimahkw
    Belum ada peringkat
  • Form Mineral Dian
    Form Mineral Dian
    Dokumen2 halaman
    Form Mineral Dian
    Husnul Khatimahkw
    Belum ada peringkat
  • Genesis Magma
    Genesis Magma
    Dokumen11 halaman
    Genesis Magma
    Husnul Khatimahkw
    Belum ada peringkat
  • Geokimia
    Geokimia
    Dokumen13 halaman
    Geokimia
    Husnul Khatimahkw
    Belum ada peringkat
  • Form Mineral Dian
    Form Mineral Dian
    Dokumen2 halaman
    Form Mineral Dian
    Husnul Khatimahkw
    Belum ada peringkat
  • Tektonik Lempeng Adalah Suatu Teori Yang Menerangkan Proses Dinamika
    Tektonik Lempeng Adalah Suatu Teori Yang Menerangkan Proses Dinamika
    Dokumen3 halaman
    Tektonik Lempeng Adalah Suatu Teori Yang Menerangkan Proses Dinamika
    Husnul Khatimahkw
    Belum ada peringkat
  • MATERI
    MATERI
    Dokumen1 halaman
    MATERI
    Husnul Khatimahkw
    Belum ada peringkat
  • Genesis Magma Fix
    Genesis Magma Fix
    Dokumen17 halaman
    Genesis Magma Fix
    Husnul Khatimahkw
    Belum ada peringkat