Makalah ini diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Ilmu Gizi
Disusun oleh :
A. Lemak
Klasifikasi Lipida
Klasifikasi lipida yang penting dalam ilmu gizi menurut komposisi kimia dapat
dilakukan sebagai berikut:
A. Lipida sederhana
1.Lemak netral
Monogliserida, digliserida dan trigliserida (ester asam lemak dengan
gliserol)
2.Ester asam lemak dengan alkohol berberat molekul tinggi
a. Malam
b. Ester sterol
c. Ester non sterol
d. Ester vitamin A dan ester vitamin D
B. Lipida majemuk (compound lipids)
1. Fosfolipida
2.Lipoprotein
C. Lipida turunan (derived lipids)
1.Asam lemak
2.Sterol
a. Kolesterol dan ergosterol
b. Hormon steroida
c. Vitamin D
d. Garam empedu
3.Lain-lain:
a. Karotenoid dan vitamin A
b. Vitamin E 2
c. Vitamin K
B. Gizi pada Remaja
Gizi merupakan bagian dari sektor kesehatan yang penting dan
mendapat perhatian serius dari pemerintah. Gizi yang baik merupakan
pondasi bagi kesehatan masyarakat. Pengaruh masalah gizi terhadap
pertumbuhan, perkembangan, intelektual dan produktivitas
menunjukkan besarnya peranan gizi bagi kehidupan manusia. Jika
terjadi gangguan gizi, baik gizi kurang maupun gizi lebih,
pertumbuhan tidak akan berlangsung optimal. Kekurangan zat gizi
menyebabkan seseorang mudah terkena infeksi dan jatuh sakit,
sedangkan kelebihan zat gizi akan meningkatkan resiko penyakit
degeneratif di masa yang akan datang (Ramadani, 2005).
Widya Karya Nasional Pangan dan Gizi mengungkapkan bahwa
Indonesia mengalami masalah gizi ganda yang artinya sementara
masalah gizi kurang belum dapat diatasi secara menyeluruh sudah
muncul masalah baru yaitu berupa gizi lebih. Salah satu Salah satu
kelompok usia yang paling rentan mengalami masalah gizi ganda
yaitu remaja (Supariasa, 2002).
Remaja adalah sumber daya manusia yang paling potensial
dalam sebuah negara karena remaja merupakan generasi penerus
bangsa. Remaja akan menjadi sumber daya manusia yang berkualitas
jika sejak dini terpenuhi kebutuhan gizinya. Masa remaja merupakan
periode dari pertumbuhan dan proses kematangan manusia, pada masa
ini terjadi perubahan yang sangat unik dan berkelanjutan. Gizi
seimbang pada masa ini akan sangat menentukan kematangan
3
mereka di masa depan. Pada periode ini merupakan saat yang tepat
untuk membangun tubuh dan menanam kebiasaan pola makan yang
sehat, karena jika sejak remaja pola makan seseorang sudah tidak
sehat, maka hal tersebut akan berdampak pada kesehatan di masa yang
akan datang. Oleh karena itu, membiasakan pola makan sehat pada
remaja menjadi penting sebagai upaya untuk mencegah munculnya
masalah-masalah kesehatan pada masa dewasa dan tua nanti .
Menurut WHO/UNFPA, remaja adalah anak berumur 10-19
tahun. Anak usia ini dibagi menjadi dua kelompok, yakni kelompok
umur 10-15 tahun dan 15-19 tahun. Usia 10-15 tahun, dikenal dengan
masa pertumbuhan cepat (growth spurt), merupakan tahap pertama
dari serangkaian perubahan menuju kematangan fisik dan seksual.
Pertumbuhan tersebut dialami baik oleh anak laki-laki maupun anak
perempuan menjelang dan pada saat pubertas. Secara alamiah anak
perempuan ( usia 8-13 tahun) lebih cepat mengalami pubertas dari
pada anak laki-laki (usia 10-15 tahun). Di atas usia 15 tahun, derajat
pertumbuhan badan mulai berkurang, kemudian berhenti diusia 18
tahun, lalu remaja memasuki usia dewasa. Ciri khas remaja antara lain
: pengungkapan kebebasan diri, lebih selektif dalam mencari teman
sebaya, mempunyai citra jasmani dirinya, dapat mewujudkan rasa
cinta mampu berpikir abstrak (Danone, 2010).
Usia remaja merupakan masa transisi dari masa kanak-kanak
menuju masa dewasa. Pada usia remaja banyak perubahan yang
terjadi, selain perubahan fisik, mental, maupun sosial karena
bertambahnya jaringan lemak dalam tubuh, juga terjadi perubahan
hormonal. Perubahan-perubahan itu mempengaruhi kebutuhan
gizi yang akan berdampak pada status gizi mereka. Kesalahan dalam
memilih makanan dan kurang cukupnya pengetahuan tentang gizi
akan mengakibatkan timbulnya masalah gizi yang akhirnya
mempengaruhi status gizi. Status gizi adalah keadaan tubuh sebagai
akibat dari pemakaian, penyerapan dan penggunaan makanan. Status
gizi yang baik hanya dapat tercapai dengan pola makan yang baik,
yaitu pola makan yang didasarkan atas prinsip menu seimbang, alami
dan sehat. Ketidaktahuan akan gizi yang baik pada anak ataupun
orang tua menyebabkan anak sering berperilaku salah dalam
mengkonsumsi zat gizi ( Sediaoetama, 2000 )..
Kebutuhan gizi setiap orang berbeda tergantung jenis kelamin,
umur dan kondisi tubuh. Agar tubuh dapat melakukan segala proses
fisiologis untuk menjamin kelangsungan hidup, maka seseorang harus
menjaga keseimbangan kebutuhan energi. Kesalahan dalam asupan
energi dan protein, dapat menimbulkan dampak yang tidak baik pada
status gizi. Status gizi selain dipengaruhi oleh pola konsumsi energi
dan zat gizi, status gizi juga dapat dipengaruhi oleh berbagai macam
faktor diantaranya adalah jenis kelamin,pendidikan, faktor ekonomi,
faktor budaya seperti kebiasaan makan, kebiasaan konsumsi serat
(buah dan sayur), aktivitas fisik, perilaku merokok.
Kebutuhan gizi pada pria lebih besar di bandingkan wanita
sehingga porsi tiap kali makan porsinya lebih banyak. Pada wanita
konsep citra tubuh sangat penting sehingga banyak dari mereka yang
menunda makan bahkan mengurangi porsi makannya dari yang
dianjurkan agar tampak sempurna postur tubuhnya. Namun hal
tersebut dapat menyebabkan masalah kesehatan bagi remaja pada
umumnya (Barker, 2002).. Dari beberapa penelitian di Amerika
Serikat, diketahui bahwa rata-rata asupan energi anak laki-laki
cenderung meningkat tajam hingga kira-kira 3470 kkal/hari pada usia
16 tahun. Dari usia 16-19 tahun, asupan energi menurun hingga 2900
kkal/hari. Pada anak perempuan, asupan energi meningkat sampai usia
12 tahun yaitu 2250 kkal/hari, kemudian menurun sampai usia 18
tahun yaitu 2200 kkal/hari (Soetarjo, 2011).
Faktor lain yang berpengaruh terhadap masalah gizi adalah
budaya. Budaya masyarakat perkotaan dan pedesaan sangatlah
berbeda dalam masalah kebutuhan pangan dan status sosial yang
mereka miliki. Pengaruh budaya antara masyarakat perkotaan dan
pedesaan dapat dibandingkan. Membedakan tingkat pengetahuan
masalah tentang gizi dan pola hidup yang mereka jalani, masyarakat
perkotaan lebih cendrung terhadap kemajuan ekonomi, pengetahuan
tentang gizi, menu seimbang dan kesehatan. Sedangkan masyarakat
pedesaan pada umumnya disebabkan kemiskinan, kurangnya
persediaan pangan, kurang baiknya kualitas lingkungan dan
kurangnya pengetahuan masyarakat tentang gizi ( Bella, 2012).
BAB II
PEMBAHASAN
A. Metabolisme Lemak
Lemak yang beredar di dalam tubuh diperoleh dari dua sumber yaitu dari
makanan dan hasil produksi organ hati, yang bisa disimpan di dalam sel-sel
lemak sebagai cadangan energi (Guyton, 2007). Lemak yang terdapat dalam
lemak bebas pada saat dicerna dalam usus. Keempat unsur lemak ini akan
Lemak tidak larut dalam air, berarti lemak juga tidak larut dalam plasma
darah. Agar lemak dapat diangkut ke dalam peredaran darah, maka di dalam
suatu kompleks makromolekul yang larut dalam air. Ikatan antara lemak
density lipoprotein (LDL), dan high density lipoprotein (HDL). Setiap jenis
lipoprotein memiliki fungsi yang berbeda dan dipecah serta dibuang dengan
15
cara yang sedikit berbeda. Lemak dalam darah diangkut dengan dua cara,
a. Jalur eksogen
Makanan berlemak yang kita makan terdiri atas trigliserid dan kolestrol.
Trigliserida & kolesterol dalam usus halus akan diserap ke dalam enterosit
mukosa usus halus. Trigliserida akan diserap sebagai asam lemak bebas
lipoprotein lipase yang berasal dari endotel, sehingga terbentuk asam lemak
lemak (adiposa), tetapi bila terdapat dalam jumlah yang banyak sebagian
akan diambil oleh hati menjadi bahan untuk pembentukan trigiserid hati.
(Adam, 2009).
diambil), dibuang dari aliran darah oleh hati. Kolesterol juga dapat
diproduksi oleh hati dengan bantuan enzim yang disebut HMG Koenzim-A
b. Jalur endogen
diambil oleh hati dan mengalami pemecahan lebih lanjut menjadi produk
akhir yaitu LDL.LDL akan diambil oleh reseptor LDL di hati dan
tubuh. HDL berasal dari hati dan usus sewaktu terjadi hidrolisis kilomikron
kolesterol ini akan mengalami perpindahan dari HDL kepada VLDL dan
dari usus halus dan hati, mempunyai bentuk gepeng dan mengandung
berbetuk bulat. Agar dapat diambil oleh HDL nascent, kolestrol di bagian
kolestrol ester yang dibawa oleh HDL akan mengambil dua jalur. Jalur
pertama ialah ke hati dan ditangkap oleh scavenger receptor class B type I
dikenal dengan SR-B1. Jalur kedua adalah kolestrol ester dalam HDL akan
langsung ke hati dan jalur tidak langsung melalui VLDL dan IDL untuk
terjadi ketika sel darah putih tertentu (yang biasanya merupakan garis
sel t tubuh.
c. Makrofag ini memakan ldl sehingga menjadi sel busa dan menyebabkan
plak aterosklerosis.
e. Jika terjadi kerusakan yang terus berlanjut maka inflamasi tersebut akan
maka akan menyebabkan trombus Jika bekuan cukup besar, hal itu akan
mungkin timbul dapat berupa peningkatan dari kadar kolesterol total, kadar
LDL, dan kadar trigliserida serta penurunan dari kadar HDL di dalam darah
(Adam, 2009).
patologik.
1. Klasifikasi Fenotipik
Kapan disebut lipid normal, sebenarnya sulit dipatok pada suatu angka,
oleh karena normal untuk seseorang belum tentu normal untuk orang lain
(NCEP ATP III) 2001 telah membuat satu batasan yang dapat dipakai
secara umum tanpa melihat faktor risiko koroner seseorang seperti dapat
2. Klasifikasi Fenotipe
a. Dislipidemia Primer
• Hiperkolesterolemia poligenik
• Hiperkolesterolemia familial
• Dislipidemia remnant
• Sindroma Chylomicron
• Hypertrriglyceridemia familial
• Peningkatan Apolipoprotein B
b. Dislipidemia Sekunder
ini.
DAFTAR PUSTAKA
Http://Staffnew.Uny.Ac.Id/Upload/132318122/Pendidikan/Metabolisme-Lemak.Pdf
Http://Documents.Tips/Documents/Metabolisme-Lemakpdf.Html
Http://Digilib.Esaunggul.Ac.Id/Public/Ueu-Undergraduate-957-Bab1.Pdf
Http://Eprints.Uny.Ac.Id/8063/3/Bab%202%20-%2009511242003.Pdf