Anda di halaman 1dari 7

THE INDONESIAN JOURNAL OF HEALTH SCIENCE, Vol. 6 , No.

1, Desember 2015

IDENTIFIKASI FAKTOR USIA, JENIS KELAMIN DENGAN LUAS


INFARK MIOKARD PADA PENYAKIT JANTUNG KORONER (PJK) DI
RUANG ICCU RSD DR. SOEBANDI JEMBER

Cipto Susilo*

*Staf Pengajar Prodi S1 Ilmu Keperawatan FIKES Univ. Muhammadiyah Jember

ABSTRACT
Coronary Heart Disease (CHD) is one of the many diseases that cause death
as well as a health issue for countries that have developed or are being developed.
The World Health Organization (WHO) also have expressed the fact that CHD is a
modern epidemic and can not be avoided by a factor of aging. The predisposition
factor of CHD include age and gender, with the incidence in men much more than
women but the incidence in women increases after menopause around the age of 50
years due to the influence of the hormone estrogen has a protective effect on the
occurrence of atherosclerosis. Increasing age may also increase the incidence of
CHD, because the blood vessels undergo progressive change and continues over a
period of time. This study aims to identify factors of age, gender with an area of
myocardial infarction in CHD. This research is an observational description and
sampling techniques with consecutive sampling. Results of analysis using cross tabulation
shows the average area of myocardial infarction based on the scores selvester
between 11-20% and 21% -30% with each numbered 4 (20%) aged between 60-69
years and gender male number 7 (35%) with an area of infarction of 11% -20%.
The conclusion of this study that that the extensive occurrence of myocardial
infarction in men more spacious when compared to women, whereas in age mostly
occurs at age 50-69 years.

Keywords: CHD, factors of age, gender, myocardial infarction wide

PENDAHULUAN Data statistik dunia melaporkan


tentang insiden terbesar dan
Penyakit Jantung Koroner (PJK)
prevalensi PJK di dunia ternyata
merupakan salah satu penyakit yang
semakin meningkat dengan usia
banyak menyebabkan kematian serta
harapan hidup berkisar 3 sampai 9%
masih merupakan masalah kesehatan
(Shivaramakrishna, 2010). WHO
bagi negara-negara yang maju
memperkirakan bahwa pada tahun
maupun negara yang sedang
2005 terdapat 17,5 juta orang
berkembang. Diperkirakan dua kali
meninggal karena penyakit
lipat dalam dua dekade mendatang,
kardiovaskuler, mewakili 30% dari
menjadikannya penyebab utama
seluruh kasus kematian di dunia.
terbesar kematian pada tahun 2020.
Berdasar kasus kematian ini, 7,6 juta
Organisasi kesehatan dunia (WHO)
diantaranya terkena serangan jantung
juga telah mengemukakan fakta
dan 5,7 juta diantaranya stroke
bahwa Penyakit Jantung Koroner
(Cristoper, 2010). Diperkirakan
(PJK) merupakan epidemi modern
prevalensi PJK adalah sekitar 3-4% di
dan tidak dapat dihindari oleh faktor
daerah pedesaan dan 8-11% di daerah
penuaan.

1
THE INDONESIAN JOURNAL OF HEALTH SCIENCE, Vol. 6 , No. 1, Desember 2015

perkotaan dan diantaranya adalah usia suatu keadaan gawat darurat jantung
di atas 20 tahun, mewakili dua kali dengan manifestasi klinis berupa
lipat di daerah pedesaan dan enam keluhan perasaan tidak enak atau
kali lipat di daerah perkotaan selama nyeri dada yang disertai dengan
empat dekade terakhir. Pada tahun gejala lain sebagai akibat iskemia
2003 di India mencapai 29,8 juta miokard (Departemen Kesehatan RI,
orang diperkirakan menderita PJK, 2007).
14,1 juta diantaranya adalah di daerah Penyebab penyakit jatung
perkotaan dan 15,7 juta di daerah koroner diantaranya adalah faktor
pedesaan (Shivaramakrishna, 2010). usia dan jenis kelamin, dengan angka
Total kematian global yang kejadian pada laki-laki jauh lebih
diakibatkan penyakit kardiovaskular banyak dibanding pada perempuan
mencapai 16,7 juta dan 2 juta akan tetapi kejadian pada perempuan
kematian diantaranya disebabkan akan meningkat setelah menopause
oleh PJK (Mackay & Mensah, 2004). sekitar usia 50 tahun. Hal ini
Kasus PJK juga merupakan disebabkan karena hormon estrogen
pembunuh nomor satu di Amerika memiliki efek proteksi terhadap
Serikat (AS) dan seluruh dunia, terjadinya arterosklerosis, dimana
sekitar 38% orang yang mengalami pada orang yang berumur > 65 tahun
kejadian koroner akut akan ditemukan 20 % PJK pada laki-laki
meninggal pada tahun yang sama. dan 12 % pada wanita. Bertambahnya
Prevalensi PJK terus meningkat usia akan menyebabkan meningkat
seiring dengan bertambahnya usia pula penderita PJK, karena pembuluh
(Tierney, 2008). PJK menyumbang darah mengalami perubahan progresif
lebih dari 450.000 kematian di AS dan berlangsung secara terus menerus
pada tahun 2004. Dari hasil dalam jangka waktu yang lama.
penelitian, kejadian PJK terbanyak Perubahan yang paling dini dimulai
pada usia 35-74 tahun (Koenig et al, pada usia 20 tahun pada pembuluh
2011). arteri koroner. Arteri lain mulai
Riset kesehatan dasar Indonesia bermodifikasi hanya setelah usia 40
tahun 2007, menunjukkan penyakit tahun, terjadi pada laki-laki umur
jantung merupakan penyebab 35-44 tahun dan meningkat dengan
kematian terbesar ke 9 dan ke 11 bertambahnya umur. Hasil penelitian
dengan 5,1% dari semua kematian didapatkan hubungan antara umur
yang diakibatkan penyakit jantung dan kadar kolesterol yaitu kadar
iskemia (penyumbatan parsial aliran kolesterol total akan meningkat
darah ke jantung) dan 4,6% dengan bertambahnya umur
disebabkan penyakit jantung. Angka (Supriyono, 2008).
kejadian PJK di Indonesia sebanyak Menentukan prognosis pada
7,2%. Penyakit kardiovaskular saat penderita infark miokard akut dan
ini merupakan salah satu penyebab mengetahui fungsi jantung selalu
utama dan pertama kematian di dikaitkan dengan seberapa ukuran
negara maju dan berkembang yang infark yang terjadi pada ventrikel kiri.
akan menggantikan kematian akibat Pemakaian metode klinis yang dapat
infeksi. Penyakit Jantung Koroner diandalkan untuk memperkirakan
(PJK) menggambarkan suatu ukuran nekrosis sangat diperlukan.
penyakit yang berat, dengan Elektrokardiogram dengan 12 lead
mortalitas tinggi serta merupakan telah lama digunakan sebagai standar

2
THE INDONESIAN JOURNAL OF HEALTH SCIENCE, Vol. 6 , No. 1, Desember 2015

untuk menentukan diagnosis dan pengambilan teknik consecutive


lokasi infark miokard akut, hal ini sampling.
dilakukan karena dalam pemakai-
annya tidak invasif, biaya murah serta HASILDAN PEMBAHASAN
terdapat disemua rumah sakit
Hasil Penelitian
(Malinrungi, 2003).
Berdasarkan fenomena di atas Penelitian yang dilakukan di
maka peneliti ingin mengidentifikasi Ruang ICCU RSD Dr. Soebandi
Faktor Usia, Jenis Kelamin dengan Jember menunjukkan bahwa
Luas Infark Miokard pada Penyakit responden rata-rata berusia antara
Jantung Koroner (PJK) Di Ruang 50-59 dan 60-69 masing-masing 8
ICCU RSD Dr. Soebandi Jember. responden (40%) dengan jenis
kelamin mayoritas laki-laki sebanyak
METODE PENELITIAN 16 responden (80%). Luas infark
miokard berdasar skor selvester
Penelitian ini termasuk jenis
menunjukkan antara 11-20%
deskripsi observasional. Populasinya
berjumlah 9 responden (45%).
adalah pasien dengan Penyakit
Jantung Koroner (PJK) yang di rawat
di di Ruang ICCU RSD Dr. Soebandi
Jember dengan besar sampel dalam

Tabel 1. Luas infark berdasarkan usia


Luas Infark (%)
Total
<=10 11-20 21-30 >30
<40 Thn 0 1 0 0 1
40-49 Thn 0 1 0 0 1
Usia 50-59 Thn 2 2 1 3 8
60-69 Thn 0 4 4 0 8
>70 Thn 0 1 1 0 2
Total 2 9 6 3 20

Tabel 2. Luas infark berdasarkan jenis kelamin


Luas Infark (%)
Total
<=10 11-20 21-30 >30
Jenis Perempuan 1 2 1 0 4
Kelamin Laki-laki 1 7 5 3 16
Total 2 9 6 3 20

Pembahasan
dengan jenis kelamin mayoritas
Penelitian yang telah dilakukan
responden laki-laki sebanyak 16
menunjukkan bahwa responden
orang (80%). Presentase ini sesuai
berusia antara 50-59 dan 60-69
dengan penelitian Stangl dkk. bahwa
penelian ini 20 responden dengan

3
THE INDONESIAN JOURNAL OF HEALTH SCIENCE, Vol. 6 , No. 1, Desember 2015

sebelum berusia 40 tahun, riwayat serangan jantung akibat PJK


perbandingan penyakit jantung antara 38% wanita yang menderita serangan
laki-laki dan perempuan adalah 8 : 1, jantung akan meninggal lebih awal
dan setelah usia 70 tahun dalam waktu satu tahun dibandingkan
perbandingannya adalah 1 : 1. Puncak dengan laki-laki hanya 25%.
insidens penyakit jantung pada Meskipun wanita memiliki serangan
laki-laki adalah usia 50-60 tahun, jantung pada usia yang lebih tua
sedangkan pada perempuan adalah daripada laki-laki, perempuan
usia 60-70 tahun. Penyakit jantung mungkin meninggal dalam beberapa
pada perempuan terjadi sekitar 10-15 minggu setelah menderita PJK.
tahun lebih lambat dari laki-laki dan Namun 64% dari wanita yang
risiko meningkat setelah menopause meninggal mendadak akibat PJK
(Antman et al, 2010). tidak mengalami gejala sebelumnya.
PJK berkembang seiring dengan Peningkatan kejadian PJK
bertambahnya umur seseorang, pada wanita itu terjadi setelah
dimana semakin bertambah usia menopause dan kematian 2-3 kali
semakin besar kemungkinan untuk lebih besar daripada wanita sebelum
menderita PJK dan menderita menopause. Oleh karena itu, wanita
serangan jantung fatal. Setelah umur pasca-menopause harus ekstra
40 tahun risiko terkena PJK adalah waspada terhadap PJK. Usia rata-rata
49% untuk laki-laki dan 32% untuk untuk laki-laki yang memiliki
perempuan. Lebih dari 4/5 atau 81% serangan jantung pertama akibat PJK
orang-orang yang meninggal akibat adalah usia 65,8 tahun sedangkan usia
PJK adalah ≥ 65 tahun. Data statistik rata-rata untuk perempuan adalah
ini melaporkan bahwa bertambahnya 70,4 tahun. Risiko PJK meningkat
usia merupakan faktor risiko yang setelah umur >40 tahun pada laki-laki
membuat seseorang merasa tidak yaitu 49% dan perempuan 32%,
berdaya dalam memerangi PJK. meskipun kejadian PJK bagi
Menurut Delima et al (2009), dengan perempuan lebih lambat 10-20 tahun
menggunakan studi kasus kontrol dari pada laki-laki, namun pada
dengan tingkat kepercayaan 95% (CI wanita yang lebih serius mengalami
95%), jumlah responden 661.165 serangan jantung dan kematian
orang, menyebutkan bahwa risiko mendadak.
menderita penyakit jantung Prevalensi penyakit jantung di
cenderung meningkat dengan Indonesia menunjukkan perempuan
bertambahnya umur, risiko cenderung lebih tinggi dari pada laki-laki. Hasil
meningkat hingga > 2,2 kali pada SKRT (2001) menunjukkan
kelompok umur > 55 tahun, 2,49 kali prevalensi penyakit jantung pada
pada kelompok umur > 75 tahun jika populasi semua umur lebih tinggi
di-bandingkan dengan kelompok pada perempuan dibanding laki-laki
umur 15-24 tahun. (4,9% vs 3,4%), hasil SKRT (2004),
Berdasarkan hasil penelitian oleh prevalensi penyakit jantung menurut
American Heart Association (AHA) gejala pada populasi umur ≥ 15 tahun
(2004), bahwa 1 dari 3 wanita dewasa juga lebih tinggi pada perempuan
menderita PJK. Sejak tahun 1984 (2,3% vs 1,3%). Bahkan hasil
jumlah kematian akibat PJK pada penelitian tahun 1985 di masyarakat
perempuan lebih tinggi dari pada laki- pedesaan di Kabupaten Semarang
laki, sekitar tiga juta wanita memiliki berbeda dengan gambaran di rumah

4
THE INDONESIAN JOURNAL OF HEALTH SCIENCE, Vol. 6 , No. 1, Desember 2015

sakit saat itu, ternyata prevalensi morbiditas akibat PJK pada laki-laki
penyakit jantung iskemik pada wanita lebih besar daripada wanita sebelum
lebih tinggi dibanding laki-laki wanita mengalami menopause,
(Delima et al, 2009). karena wanita mempunyai hormon
Rata-rata luas infark miokard estrogen yang besifat protektif,
berdasar skor selvester antara 11-20 namun setelah wanita mengalami
% dan 21%-30% masing-masing menopause insidensi PJK meningkat
berjumlah 4 (20%) dengan usia dan memiliki risiko yang sama
barkisar antara 60-69 tahun dengan dengan laki-laki. Penelitian ini
jenis kelamin laki-laki sejumlah 7 membuktikan bahwa jenis kelamin
(35) dengan luas infark 11%-20%. bukan lagi menjadi faktor risiko
Infark miokardium akan mempe- penyakit jantung koroner pada usia
ngaruhi fungsi ventrikel kiri karena dewasa madya (41-60 tahun).
otot yang nekrosis kehilangan daya Kejadian Sindrom Koroner Akut
kontraksi sedangkan otot yang juga dikaitkan dengan jenis kelamin
iskemia disekitarnya juga mengalami dimana hasil penelitian menunjukkan
gangguan daya kontraksi karena bahwa sebagian besar responden jenis
ukuran infark yang melebihi 40% kelamin laki-laki sebanyak 16 orang
berhubungan kejadian syok (80%). Penelitian lain didapatkan
kardiogenik yang tinggi (Yoshida & bahwa kejadian kematian pada PJK
Gould, 1993 dalam Malinrungi, terjadi sekitar 24% pada laki-laki dan
2003). 11% pada perempuan. Kerentanan
Hasil penelitian menunjukkan terhadap aterosklerosis koroner
sebagaian besar laki-laki dengan meningkat dengan bertambahnya
prosentase luas infark antara 11%- usia, dimana puncak insidens
20%. Perempuan yang mengalami manifestasi klinik penyakit jantung
infark miokard akut berusia lebih tua pada laki-laki adalah usia 50-60
dari pada laki-laki (74,9 vs 68) tahun, sedangkan pada perempuan
(Hanratty et al, 2000). Hal serupa adalah usia 60-70 tahun. Penyakit
juga dikemukakan oleh Viktor C jantung pada perempuan terjadi
(2003) perempuan lebih tua (64 sekitar 10-15 tahun lebih lambat
tahun) daripada laki-laki (57 tahun) daripada laki-laki dan risiko
(Culic et al, 2003). Usia rerata infark meningkat setelah menopause
miokard akut pada perempuan sekitar (Antman et al, 2010).
5,4 tahun lebih tua daripada laki-laki Infark miokard akut lebih
(Anand et al, 2008). Stangl dkk. sering terjadi pada laki-laki (70,8%)
mengemukakan bahwa sebelum dibandingkan pada perempuan (Culic
berusia 40 tahun, perbandingan et al, 2003). Laki-laki (74,9%) lebih
penyakit jantung antara laki-laki dan banyak yang mengalami infark
perempuan adalah 8:1, dan setelah miokard dari pada perempuan
usia 70 tahun perbandingannya (25,1%) dan berdasar penelitian-
adalah 1:1. Puncak insidens penelitian epidemiologis prospektif,
manifestasi klinik penyakit jantung diketahui bahwa laki-laki mempunyai
pada laki-laki adalah usia 50-60 risiko penyakit jantung lebih tinggi
tahun, sedangkan pada perempuan daripada perempuan (Brian et al,
adalah usia 60-70 tahun. 2005). Santoso mengemukakan
Hasil penelitiaian dari Lewis et al bahwa laki-laki lebih berisiko
(2007) yang mengatakan bahwa terhadap penyakit ini daripada

5
THE INDONESIAN JOURNAL OF HEALTH SCIENCE, Vol. 6 , No. 1, Desember 2015

perempuan, dan ketika menopause New South Wales: McGraw


perempuan menjadi sama rentannya Hill.
dengan laki-laki. Hal diduga karena
adanya efek perlindungan estrogen Brian, H., Galbut, M. D., Michael,
(Santoso & Setiawan, 2005). H. & Davidson, M. D. 2005.
Penyakit jantung pada Cardio -vascular disease:
perempuan terjadi sekitar 10-15 tahun practical applications of the
lebih lambat daripada laki-laki dan NCEP ATP III Update,
risiko meningkat setelah menopause. Patient Care (onine),
Insidens penyakit jantung pada (http://www.mspb. md/ index.
perempuan premenopause sangat cfm/ fuseaction/site. physicians/
rendah, setelah menopause, terjadi action/ dtl/phys/99844853.cfm).
peningkatan faktor risiko aterogenik.
Hal ini berkaitan dengan menurunnya Cristoper, C. 2010. The Experiences
kadar estrogen diikuti dengan of Coronary Heart Disease
disfungsi endotel arteri koroner yang Patients: Biopsychosocial
ditandai dengan berkurangnya Perspective (online),
vasodilatasi normal sebagai respon (http://www.waset.org/journals/i
terhadap faktor stress, sehingga jpbs/v2/v2-4-31.pdf).
insidennya cenderung meningkat
(Antman & Braundwald, 2010). Culic V, Miric D, & Jukic I. 2003.
Acute myocardial infarction:
KESIMPULAN differing preinfarction and
clinical features according
Berdasarkan hasil penelitian
to infarct site and gender.
menunjukkan rata-rata luas infark
International Journal of
miokard berdasar skor selvester
Cardiology; 90:189-196.
antara 11-20 % dan 21%-30%.
Kejadian luas infark miokard pada
Delima, Mihardja, L., & Siswoyo, H.
laki-laki lebih luas bila dibandingkan
2009. Prevalensi Dan Faktor
dengan perempuan, sedangkan pada
Determinan Penyakit Jantung Di
usia sebagian besar terjadi pada usia
Indonesia, Puslitbang Biomedis
50-69 tahun.
Dan Farrnasi. Bul. Penelit.
Kesehatan; 37(3):142 – 159.
DAFTAR PUSTAKA
Anand,S. S., Islam, S., Rosengren, Departemen Kesehatan RI. 2007.
A., Franzosi, M. G., Steyn, K., Pharmaceutical Care untuk
& Hussein, A. 2008. Risk Pasien Penyakit Jantung
factors for myocardial Koroner: Fokus Sindrom
infarction in women and men: Koroner Akut. Bina Farmasi
insights from the Interheart Komunitas dan Klinik Ditjen
study, Eur Heart; 29(7): 932- Bina Kefarmasian dan Alat
940. Kesehatan Dep.Kes RI. Jakarta.
Direktorat.
Antman, E.M. & Braundwald, E.
2010. Harrison’s Principles of Hanratty, B., Lawlor, D.A.,
Internal Medicine (17th ed). Robinson, M.B., Sapsford, R.J.,
Greenwood, D. & Hallet, A.

6
THE INDONESIAN JOURNAL OF HEALTH SCIENCE, Vol. 6 , No. 1, Desember 2015

2000. Sex differences in risk Vol.3-2-apr-jun


factors, treatment and mortality 2010/AJMS.3.2.152-159.pdf).
after acute myocardial
infarction: an observational Supriyono, M. 2008. Faktor-faktor
study. J Epidemiol Community yang Berpengaryh Terhadap
Health; 54(12):912–916. Kejadian Penyakit Jantung
Koroner Pada Kelompok Usia ≤
Koenig, W., Karakas, M., Zierer, A., 45 Tahun. Tesis. Semarang:
Herder, C., Baumert, J., & Universitas Diponegoro.
Meisinger. C., 2011. Oxidized
LDL and the Risk of Coronary Tierney, L.M. 2008. Coronary Heart
Heart Disease: Clinical Disease, In: McPhee SJ,
Chemistry; 1196-200. Papadakis MA (eds), Current
Medical Diagnosis & Treatment.
Lewis, J.P., Malcom, G.T., & McGraw Hill Professional.
McMahan, C.A. 2007.
Prevalence and extent of
atherosclerosis in adolescents
and young adults: Implications
for prevention from the
Pathobioloical Determinants of
Atherosclerosis in Youth Study.
The Atlas of Heart Disease and
Stroke; 30-49.

Malinrungi, T.W. 2003. Hubungan


Antara Luas Infark Miokard
Akut (Berdasarkan Skor
Selvester) Dengan Ketahan
Hidup Selama 6 Bulan, Bagian
Ilmu Penyakit Dalam FK
UNDIP, RSUP Dr. Kariadi,
Semarang (online),
(http://eprints.undip.ac.id
/14744/1/ FK593.pdf).

Santoso, M. & Setiawan, T. 2005.


Penyakit Jantung Koroner.
Cermin Dunia Kedokteran
(online), (http://www.itokindo.
org/? wpfb_dl=158).

Shivaramakrishna. 2010. Risk


Factors of Coronary Heart
Disease among Bank Employees
of Belgaum City-Cross-Sectional
Study (online), (http://ajms.
alameenmedical.org/ article_

Anda mungkin juga menyukai