Anda di halaman 1dari 11

Proceeding Simposium Nasional IATMI

25 - 28 Juli 2007, UPN “Veteran” Yogyakarta


_______________________________________________________________________________

PEMODELAN GEOLOGI UNTUK PENGEMBANGAN LAPANGAN


BERUK NORTH, BLOK COASTAL PLAINS PEKANBARU

Oleh:

Reza Satria Nugraha, Budi Abrar, dan Doni Hernadi


Badan Operasi Bersama
PT. Bumi Siak Pusako – Pertamina Hulu, Coastal Plains Pekanbaru Block
Menara Bank Danamon Lt.20, Jl. Prof. Dr. Satrio Kav E IV/6, Mega Kuningan, Jakarta 12950
Telp. (021) 57991552, Fax. (021) 57991553
e-mail : rsatria@bobcpp.co.id, bdabrar@bobcpp.co.id dan dhernadi@bobcpp.co.id

ABSTRAK

Lapangan Beruk North terletak di bagian Selatan Blok Coastal Plains Pekanbaru (CPP). Sumur
eksplorasi pertama dibor pada tahun 1985 dan mulai berproduksi sejak tahun 1988. Lapangan ini
mempunyai closure dengan empat arah kemiringan. Tatanan geologi yang kompleks, seperti struktur
geologi, keragaman fasies pengendapan dan karakteristik batuan memotivasi untuk mendapatkan
pemahaman yang lebih dalam untuk kepentingan pengembangan di masa depan. Produksi lapangan
Beruk North masih cukup potensial dengan produksi 614 BOPD, laju penurunan sekitar 16% serta
recovery sampai dengan akhir 2006 mencapai 36%.
Tujuan dari studi yang dilakukan ini adalah untuk membuat model geologi 3D yang akan
digunakan untuk simulasi reservoir dan penyusunan strategi pengembangan lapangan Beruk North. Studi
ini menggabungkan semua data (geologi, geofisika, dan petrofisika) ke dalam satu 3D geo-model yang
representatif. Data Core menyediakan interpretasi fasies pengendapan yaitu, Channel, Bar, dan Shale,
serta marker stratigrafi. Karakteristik batuan yang didapat dari data core dielaborasi dengan data log
sumur berdasarkan analisa petrofisika. Dilanjutkan dengan metoda Multi-Resolution Graph-Based
Clustering (MRGC) untuk penentuan electrofacies. Dikontrol dengan kerangka struktural yang detil,
nilai-nilai tersebut kemudian didistribusikan ke dalam model 3D menggunakan teknik pemodelan. Data
fasies dan petrofisika yang dihasilkan, geometri dan distribusinya, diharapkan dapat memperkecil resiko
pada pemboran infill dan manajemen reservoir yang lebih baik.
Studi ini merupakan interpretasi yang didukung dengan penggunaan teknologi tinggi untuk
mengatasi permasalahan keterbatasan data dan dikolaborasikan ke dalam satu model geologi 3D dari
lapangan Beruk North. Pemahaman yang detil mengenai penyebaran fasies, hubungan antara fasies dan
data petrofisika yang akurat digabung dengan aktualisasi produksi akan membantu dalam pengembangan
lapangan Beruk North menjadi lebih produktif.

Keywords : Fasies, MRGC, Model geologi.

PENDAHULUAN batupasir. Sampai proses pengerjaan studi ini


sepuluh sumur pengembangan telah dibor sejak
Lapangan yang dilakukan studi ini pemboran sumur ekplorasi pertama dengan jarak
merupakan lapangan dengan tiga lapisan antar sumur sekitar 150-200m. Penentuan target
___________________________________________________________________________________
IATMI 2007-TS-02
Proceeding Simposium Nasional IATMI
25 - 28 Juli 2007, UPN “Veteran” Yogyakarta
_______________________________________________________________________________

pemboran ditentukan oleh struktural dan cukup jelas terlihat pada bagian atas Formasi
pengetahuan geologi mengenai distribusi Telisa dan menunjukkan awal fase regresif
batupasir yang didapatkan dari korelasi sumur- Miosen Tengah dari siklus Neogen. Formasi ini
sumur sebelumnya . yang kemudian menjadi lapisan tudung (seal)
Dua hal yang menjadi hal penting dalam untuk lapangan Beruk North dan lapangan-
pemodelan karakteristik reservoir adalah yang lapangan lainnya di Cekungan Sumatra Tengah.
pertama hubungan antara fasies-fasies yang ada (Heidrick & Aulia, 1997)
dan yang kedua adalah penyebaran
permeabilitas serta kontrol dari aspek geologi
terhadap penyebaran tersebut. Pada waktu ALUR PENELITIAN
penulisan studi ini sumur pengembangan Beruk
North (BNO) #10 dibor dengan produksi awal Pembuatan model geologi 3D mengikuti
sekitar 400 BOPD. Bagian terakhir dari tulisan alur kerja sebagai berikut :
ini akan memaparkan perbandingan antara
parameter reservoir yang aktual dengan prediksi 1. Penyusunan kerangka model. Kerangka ini
dari model geologi 3D. terdiri dari marker-marker stratigrafi dan
patahan-patahan yang terdapat pada
Lapangan Beruk North. Terdapat 13 marker
TATANAN GEOLOGI termasuk basement yang ditentukan dan
dikorelasikan ke semua sumur. Marker-
Formasi Bekasap yang merupakan marker tersebut kemudian diikat dengan
target objektif lapangan ini secara regional seismik mengunakan konversi waktu-
diendapkan secara selaras di atas Formasi kedalaman berdasarkan waktu respon
Bangko pada lingkungan estuarine intertidal, seismik dengan data kedalaman dari sumur.
inner-neritic sampai middle/outer neritic Dari ikatan tersebut dapat ditarik horizon
(Dawson, et.al, 1997) dan mempunyai kisaran seismik dari tiga marker utama yaitu ;
umur awal Miosen yang ditandai dengan batas Maximum flooding surface (MFS) ,
sikuen yang berumur 21 Ma. Formasi ini Flooding surface (FS) 6, dan Basement
diendapkan secara tidak selaras langsung di atas (Gambar.1). Marker FS6 ekuivalen dengan
basement yang terangkat tinggi akibat aktifitas top lapisan 1650 Ft sd. Penarikan patahan
tektonik. Litologi penyusunnya adalah batupasir dari seismik dilakukan dengan teliti untuk
glaukonit di bagian atas serta sisipan serpih, mendapatkan kerangka struktural yang
batugamping tipis dan lapisan batubara. akurat untuk kepentingan pengembangan
Ketebalan formasi ini sekitar 1300 ft. lapangan. (Gambar.2)
Marker maximum flooding surface
termasuk dalam Formasi Telisa yang berumur 2. Interpretasi geologi. Berdasarkan analisa
Miosen Awal-Miosen Tengah (N7-N11) data core yang dielaborasikan dengan data
diendapkan secara menjari dengan bagian paling log sumur, dibuat secara detil dengan skala
atas Grup Sihapas (Formasi Duri). Formasi ini per 0.5 ft untuk dapat mencakup lapisan-
tersusun dari suksesi batuan sedimen yang lapisan tipis dari lingkungan estuarine pada
didominasi oleh serpih dengan sisipan Formasi Bekasap.
batugamping dan batupasir glaukonit berbutir
halus yang menunjukkan lingkungan 3. Analisis petrofisika. Dengan menggunakan
pengendapan litoral dalam dan luar. Pengaruh metoda MRGC, setiap detil pola log di
laut terlihat semakin jelas ke arah lapisan yang cluster berdasarkan kesamaan penyebaran
lebih muda. Perubahan litologi dan fauna yang permeabilitas, porositas dan volume clay

___________________________________________________________________________________
IATMI 2007-TS-02
Proceeding Simposium Nasional IATMI
25 - 28 Juli 2007, UPN “Veteran” Yogyakarta
_______________________________________________________________________________

dibuat menjadi tiga facies yaitu Channel, merupakan hasil dari lingkungan pengendapan
Bar dan Shale. (Gambar.3). Sebaran facies estuarine. Adapun fasies-fasies tersebut sebagai
secara vertikal dapat dikontrol secara berikut :
statistik dan grafis berdasarkan pendekatan 1. Tidal channel
kesamaan karakteristik log. 2. Sand bar
3. Mud flats
4. Pemodelan Fasies. Langkah-langkah 4. Mixed flats
pemodelan meliputi pembuatan blok fasies.
Penentuan kondisi dan tubuh dari fasies Untuk keperluan pemodelan geologi fasies Tidal
tersebut untuk tiap-tiap interval didapat channel kemudian disebut sebagai channel
berdasarkan peta penyebaran batupasir, peta dengan kode “1”, fasies Sand bar disebut
net to gross (NTG), serta data geologi sebagai bar dengan “2”, fasies Mud flats dan
regional. Mixed flats disebut sebagai shale dengan kode
fasies “3”.
5. Pemodelan petrofisika. Model fasies yang
telah dibuat akan dijadikan koridor untuk Analisis petrofisika: Inti dari analisa ini adalah
penyebaran karakteristik petrofisika seperti karakteristik dari kelompok-kelompok facies
porositas, permeabilitas dan saturasi air (clustering) pada suatu populasi. Dengan
(Sw). Untuk penentuan saturasi awal metoda MRGC (Multi Resolution Graph-based
digunakan hubungan antara permeabilitas, Clustering) berupa kombinasi antara
atau porositas untuk menghitung Sw awal pengelompokkan data-data (clustering) secara
yang kemudian diaplikasikan pada sumur- statistik dan juga sebaran populasi-populasi
sumur baru. secara grafis dikelompokkan menjadi tiga kelas
facies yaitu Channel, Bar dan Shale. Facies dari
Penjelasan untuk beberapa alur kerja adalah deskripsi core juga digunakan untuk memandu
sebagai berikut : dalam penentuan electrofacies maupun
pengelompokkan populasi dalam suatu grup
Stratigrafi: Korelasi dari marker-marker yang petrofisika. Pembuatan model untuk
dianggap memiliki kemenerusan yang luas karakterisasi klas-klas (clustering)
seperti Maximum flooding surface, Flooding menggunakan data-data permeablitas, porositas
surface, dan Sequence boundary memiliki dan volume shale yang digunakan dalam
peranan penting dalam penentuan stratigrafi propagasi fasies (Gambar.3). Facies dipropagasi
daerah yang dibahas. Kemudian korelasi dari beberapa tipe model cluster dengan metoda
stratigrafi ini harus mempunyai hubungan kNN (k-nearest neighbour) dan disebarkan ke
dengan fasies-fasies pengendapan yang akan semua sumur yang tidak memiliki core.
dimodelkan. Dari tatanan stratigrafi ini dapat
terlihat onlap-onlap dari beberapa formasi yang Iterasi pekerjaan: Alur penelitian yang
dibatasi oleh flooding surface di bagian atas dan tersebut di atas merupakan alur dasar dalam
sequence boundary di bagian bawah yang pekerjaan pemodelan geologi 3D. Sehingga
merupakan daerah menarik untuk lapisan- dalam pelaksanaan studi ini dilakukan secara
lapisan yang lebih dalam dengan jenis berulang-ulang. Untuk kebutuhan
perangkap stratigrafi. pengembangan lapangan, studi dilakukan
pertama-tama kali sebagai first run yang
Fasies: Diinterpretasi beberapa fasies dari satu kemudian dipresentasikan ke departemen terkait
sumur dengan data core yang kemudian untuk mendapatkan masukan. Pekerjaan ulang
dikombinasikan untuk semua sumur dengan data dilakukan dengan revisi-revisi dan re-
log yang ada. Fasies-fasies yang ditentukan
___________________________________________________________________________________
IATMI 2007-TS-02
Proceeding Simposium Nasional IATMI
25 - 28 Juli 2007, UPN “Veteran” Yogyakarta
_______________________________________________________________________________

interpretasi untuk menyempurnakan model porositas dan permeabilitas yang bagus dengan
geologi yang pertama. produksi awal sekitar 400 BOPD. Pada model
3D, sumur BNO #10 ini merupakan oleh fasies
Channel yang merupakan reservoir yang baik.
KONSEPTUAL MODEL GEOLOGI Kontribusi atribut seismik untuk
meningkatkan akurasi dari geo-body fasies yang
Dalam studi ini tidak menggunakan ada sangat tinggi, sehingga model geologi yang
integrasi dengan geo-body dari atribut data dihasilkan ini masih menunggu hasil dari
seismic karena pada saat penulisannya data reprocessing data seismik yang sedang
seismic 3D lapangan ini sedang dalam tahap dilakukan.
reprocessing untuk kebutuhan analisis atribut
geofisika. Pembuatan konsep untuk model
geologi menggunakan peta fasies yang dibuat KESIMPULAN
dari dominasi persentase fasies per interval dan
peta Net to Gross (Gambar.6). Model geologi 3D yang dibuat dengan
metode deterministik untuk fasies channel dan
stokastik untuk fasies bar, dibangun dengan
HASIL PEMODELAN GEOLOGI 3D mengintegrasikan seoptimal mungkin data-data
yang ada. Model ini menunjukkan heterogenitas
Gambar.7 Menunjukkan model dengan dengan memodelkan channel sebagai objek
validasi sumur BNO#10. Pada titik sumur geologi yang memiliki variasi geometri dan
tersebut memiliki nilai karakteristik petrofisika karakterisktik di dalam channel itu sendiri.
yang baik yaitu ; Porositas 25%, Permeabilitas Studi ini merupakan integrasi dan
rata-rata 200md, dan Saturasi awal 66%. teamwork dari berbagai disiplin ilmu. Dengan
Gambar.8 Menunjukkan model zona pola kerja iterasi dan didukung dengan
produktif di lapangan Beruk North. Dibuat penerapan teknologi yang tinggi dibuat model
berdasarkan model geologi konseptual dan geologi 3D lapangan Beruk North. Model ini
pemodelan petrofisikanya. Pemodelan masih dalam penyempurnaan, namun satu dari
petrofisika dibuat berdasarkan tranformasi hasil pemboran sumur pengembangan BNO #10
deposisional, kompaksional, lateral, dan telah menjadi salah satu validasi dari pemodelan
skewness. Subgrid 1 (FS6-SB5) atau yang 3D yang dilakukan.
ekuivalen dengan lapisan 1650 Ft sd merupakan
layer paling produktif di lapangan Beruk North.
UCAPAN TERIMA KASIH

TAHAP LANJUTAN Tim penulis mengucapkan terima kasih sebesar-


besarnya kepada Badan Operasi Bersama PT.
Model geologi 3D yang dihasilkan Bumi Siak Pusako – Pertamina Hulu atas
kemudian akan dijadikan sebagai base case atau kesempatan serta dukungan yang diberikan
skenario 1. Untuk validasi model yang dibuat untuk mempresentasikan studi ini. Khususnya
digunakan sumur-sumur pengembangan baru kepada Bapak Eko Rukmono, Bapak
yang dibor pada saat proses pengerjaan studi ini, Bismantoro Prabowo, Bapak Eko Rudi Tantoro,
digunakan sumur BNO #10 yang terletak pada dan Bapak Handoko Mukijab atas bimbingan
closure di bagian barat laut dan berada relatif di dan dorongannya. Serta kepada semua pihak
selatan dari BNO #8 dan BNO #1. Sumur BNO yang telah banyak membantu terselesaikannya
#10 terbukti mempunyai lapisan dengan studi ini.

___________________________________________________________________________________
IATMI 2007-TS-02
Proceeding Simposium Nasional IATMI
25 - 28 Juli 2007, UPN “Veteran” Yogyakarta
_______________________________________________________________________________

DAFTAR PUSTAKA Issaks, E. H., and Srivastava, R. M., “Applied


Geostatistic”, Oxford University Press, Inc.,
Aulia, K., Heidrick, T. L., Yarmanto, Mertani, 1989.
B., “Petroleum Geology of Central Sumatra
Basin” PT. Caltex Pacific Indonesia, 1997. Irap RMS 7.3, “Introduction to 3D Geological
Modelling, Course Manual”, ROXAR,
Geolog 6, “Using Geolog”, Paradigm Software. Jakarta.
Shin-Ju Ye, Halliburton Energy Services,
and Philippe Rabiller, Elf Exploration Irap RMS 7.5, “Advanced Property Modelling
Production, “A New Tool For Manual”, ROXAR.
ElectroFacies Analysis: Multi-Resolution
Graph-Based Clustering”. SPWLA 41st Walker, R. G., James, N. P., and Geological
Annual Logging Symposium, June 4-7, Association of Canada, “Facies Models :
2000. Response to Sea Level Change”, 1992.

TABEL 1. DATA KARAKTERISTIK RESEVOIR LAPANGAN BERUK NORTH

Objektif
Parameter Unit
1650'sd A 1650'sd B 1700'sd A
Area, Reservoir Acre 182 54 48
Volume, Reservoir AcreFt 3,311 987 643
Kontak Minyak/Air - FT SS 1,645 1,645 1,675
Porositas, mean -% 29 29 28
Saturasi Air, mean -% 70 70 75

TABEL 2. INFORMASI UMUM MENGENAI MODEL

Parameter Unit
Area Pemodelan Acre 285068.77
Total Ketebalan FT 120
Jumlah Lapisan Grid Layer 38
Jumlah Lapisan yang Dimodelkan Layer 32
Jumlah Total Sel Cell 380000

___________________________________________________________________________________
IATMI 2007-TS-02
Proceeding Simposium Nasional IATMI
25 - 28 Juli 2007, UPN “Veteran” Yogyakarta
_______________________________________________________________________________

TABEL 3. INTERVAL PEMODELAN DAN PARAMETER GRIDDING

Ketebalan Ketebalan Fasies Perlapisan


Zona Subgrid
Isochore Rata-rata Geologi
FS6-SB5 19.04 4.4786 5 1
SB5-FS5 6.25 4.0381 2 2
FS5-SB4 17.8 5.2466 5 3
SB4-FS4 11.05 3.0192 3 4
FS4-SB3 31.73 8.4806 8 5
SB3-FS3 9.85 5.0458 3 6
FS3-SB2 23.02 6.5494 6 7
SB2-FS2 3.82 3.5 1 8
FS2-SB1 7.73 5.8182 2 9
SB1-FS1 5.94 5.2187 2 10
FS1-BSMT 3.22 4.5313 1 11

TABEL 4. PARAMETER PEMODELAN FASIES CHANNEL UNTUK INTERVAL OBJEKTIF

Fraksi Lebar
Azimuth Amplitude
Subgrid Interval Volume Channel
(°) (m)
(%) (m)
1 1650'SD-SB5 63.0186 225 ±320 ±500
3 FS5-SB4 44.7621 135 ±320 ±500

___________________________________________________________________________________
IATMI 2007-TS-02
Proceeding Simposium Nasional IATMI
25 - 28 Juli 2007, UPN “Veteran” Yogyakarta
_______________________________________________________________________________

GAMBAR 1. PETA STRUKTUR KEDALAMAN HORIZON YANG DITARIK DARI


PENAMPANG SEISMIK

___________________________________________________________________________________
IATMI 2007-TS-02
Proceeding Simposium Nasional IATMI
25 - 28 Juli 2007, UPN “Veteran” Yogyakarta
_______________________________________________________________________________

GAMBAR 2. POLA-POLA PATAHAN PADA LAPANGAN STUDI

GAMBAR 3. HASIL CLUSTERING FASIES MENGGUNAKAN METODA MRGC

___________________________________________________________________________________
IATMI 2007-TS-02
Proceeding Simposium Nasional IATMI
25 - 28 Juli 2007, UPN “Veteran” Yogyakarta
_______________________________________________________________________________

GAMBAR 4. PENGELOMPOKAN FASIES BERDASARKAN KESAMAAN POROSITAS,


PERMEABILITAS, DAN VOLUME CLAY

GAMBAR 5. PERBANDINGAN HASIL CLUSTERING FASIES LOG DENGAN FASIES CORE

___________________________________________________________________________________
IATMI 2007-TS-02
Proceeding Simposium Nasional IATMI
25 - 28 Juli 2007, UPN “Veteran” Yogyakarta
_______________________________________________________________________________

GAMBAR 6. CONTOH PERBANDINGAN PETA FASIES DAN PETA NTG UNTUK MODEL
KONSEPTUAL (INTERVAL ZONA OBJEKTIF FS6-SB5 & FS5-SB4)

GAMBAR 7. MODEL GEOLOGI DENGAN SUMUR VALIDASI BNO #10

___________________________________________________________________________________
IATMI 2007-TS-02
Proceeding Simposium Nasional IATMI
25 - 28 Juli 2007, UPN “Veteran” Yogyakarta
_______________________________________________________________________________

GAMBAR 8. MODEL GEOLOGI DAN PETROFISKA UNTUK ZONA OBJEKTIF (SUBGRID 1


EKUIVALEN DENGAN 1650 FT SD DAN SUBGRID 2 EKUIVALEN DENGAN 1700 FT SD)

___________________________________________________________________________________
IATMI 2007-TS-02

Anda mungkin juga menyukai