Anda di halaman 1dari 13

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Tuberkulosis atau TB (singkatan yang sekarang ditinggalkan adalah TBC)


adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis.
Penyakit ini paling sering menyerang paru-paru walaupun pada sepertiga kasus
menyerang organ tubuh lain dan ditularkan orang ke orang. Ini juga salah satu penyakit
tertua yang diketahui menyerang manusia. Jika diterapi dengan benar tuberkulosis yang
disebabkan oleh kompleks Mycobacterium tuberculosis, yang peka terhadap obat, praktis
dapat disembuhkan. Tanpa terapi tuberkulosa akan mengakibatkan kematian dalam lima
tahun pertama pada lebih dari setengah kasus.

Pada tahun 1992 WHO telah mencanangkan tuberkulosis sebagai Global


Emergency. Laporan WHO tahun 2004 menyatakan bahwa terdapat 8,8 juta kasus baru
tuberkulosis pada tahun 2002, sepertiga penduduk dunia telah terinfeksi kuman
tuberkulosis dan menurut regional WHO jumlah terbesar kasus ini terjadi di Asia
Tenggara yaitu 33% dari seluruh kasus di dunia.

Indonesia berada dalam peringkat ketiga terburuk di dunia untuk jumlah


penderita TB. Setiap tahun muncul 500 ribu kasus baru dan lebih dari 140 ribu lainnya
meninggal. Seratus tahun yang lalu, satu dari lima kematian di Amerika
Serikat disebabkan oleh tuberkulosis.

Tuberkulosis masih merupakan penyakit infeksi saluran napas yang tersering di


Indonesia. Keterlambatan dalam menegakkan diagnosa dan ketidakpatuhan dalam
menjalani pengobatan mempunyai dampak yang besar karena pasien Tuberkulosis akan
menularkan penyakitnya pada lingkungan,sehingga jumlah penderita semakin
bertambah.

Pengobatan Tuberkulosis berlangsung cukup lama yaitu setidaknya 6 bulan


pengobatan dan selanjutnya dievaluasi oleh dokter apakah perlu dilanjutkan atau
berhenti, karena pengobatan yang cukup lama seringkali membuat pasien putus berobat
atau menjalankan pengobatan secara tidak teratur, kedua hal ini ini fatal akibatnya yaitu
pengobatan tidak berhasil dan kuman menjadi kebal disebut MDR ( multi drugs
resistance ), kasus ini memerlukan biaya berlipat dan lebih sulit dalam pengobatannya

STIKes KR Sintang 1
sehingga diharapkan pasien disiplin dalam berobat setiap waktu demi pengentasan
tuberkulosis di Indonesia.

Tanggal 24 Maret diperingati dunia sebagai "Hari TBC" oleh sebab pada 24
Maret 1882 di Berlin, Jerman, Robert Koch mempresentasikan hasil studi mengenai
penyebab tuberkulosis yang ditemukannya.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa pengertian TBC ?
2. Apa saja penyebab TBC ?
3. Bagaimana gejala penyakit TBC ?
4. Bagaimana cara penularan penyakit TBC ?
5. Bagaimana cara pencegahan penyakit TBC ?
1.3 Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui pengertian TBC
2. Untuk mengetahui penyebab penyakit TBC
3. Untuk mengetahui gejala penyakit TBC
4. Untuk mengetahui bagaimana penularan penyakit TBC
5. Untuk mengetahui bagaimana cara pencegahan penyakit TBC

STIKes KR Sintang 2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Penyakit TBC

Tuberkulosis (TBC atau TB) adalah suatu penyakit infeksi yang disebabkan oleh
bakteri mikrobakterium tuberkulosa. Bakteri ini merupakan bakteri basil yang sangat
kuat sehingga memerlukan waktu lama untuk mengobatinya. Bakteri ini lebih sering
menginfeksi organ paru-paru dibandingkan bagian lain tubuh manusia.

2.2 Penyebab Penyakit TBC

Batuk darah atau yang dalam istilah kedokteran disebut dengan hemoptisis adalah
ekspetorasi darah akibat perdarahan pada saluran napas di bawah laring atau perdarahan
yang keluar ke saluran napas di bawah laring.
Batuk darah merupakan tanda atau gejala dari penyakit dasar. Maka penyebabnya
harus segera ditemukan dengan pemeriksaan yang seksama.

Etiologi:
- Infeksi:TBC, bronkiektasis, pneumonia, abses paru, aspergillosis
- Tumor : Karsinoma paru
- Kardiovaskuler : mitral stenosis, ruptur aneurisma toraksik, malformasi arteriovenous

Darah yang berasal dari muntah darah adalah dari saluran pencernaan. Seperti
muntah pada umumnya, muntah darah (atau yang dikenal dengan istilah kedokteran
hematemesis) didahului oleh adanya aliran balik dari pergerakan saluran pencernaan dan
dapat diikuti oleh mual. Darah yang keluar dapat tercampur oleh sisa makanan lain.
Warna darah bisa merah segar atau kehitaman.
Sedangkan untuk batuk darah berbeda. Darah berasal dari saluran pernapasan.
Warna darah merah segar dan tampak bercampur dengan lendir dan tampak berbusa
karena adanya gelembung – gelembung udara.

STIKes KR Sintang 3
Apa saja yang dapat menyebabkan batuk darah?

Saluran pernapasan terdiri dari berbagai saluran dimulai dari rongga hidung
sampai saluran – saluran kecil alveoli di paru – paru. Pada setiap saluran ini terdapat
pembuluh darah. Umumnya penyebab terjadinya pendarahan sehingga terjadi batuk
darah adalah karena robeknya lapisan saluran pernapasan sehingga pembuluh darah di
bawahnya ikut sobek dan darah mengalir keluar. Adanya cairan darah kemudian
dikeluarkan oleh adanya reflex batuk.

2.3 Manisfestasi Klinis


Penderita TBC akan mengalami berbagai gangguan kesehatan seperti batuk
berdahak kronis, keringat tampa sebab di malam hari, sesak napas, nyeri dada, dan
penurunan napsu makan. Semuanya itu dapat menurunkan produktifitas penderita
bahakan kematian. Gejala umum TBC adalah: batuk terus menerus dan berdahak selama
3 minggu atau lebih. Gejalah lain yang sering dijumpai adalah: dahak bercampur darah,
batuk darah, sesak napas, dan rasa nyeri dada, badan lemah, napsu makan menurun, berat
badan menurun, rasa kurang enak badan (malaise), berkeringat malam walaupun tanpa
kegiatan, demam meriang lebih dari satu bulan. Gejala-gejala di atas dapat dijumpai pula
pada orang dengan penyakit paru selain TBC. Oleh karena itu, orang yang datang dengan
gejala di atas harus dianggap sebagai seorang yang ”suspek tuberculosis” atau tersangka
penyakit TBC, dan perlu dilakukan pemeriksaan dahak secara mokroskopis langsung.
Selain itu, semua kontak penderita TB paru BTA dengan gejala suma, harus diperiksa
dahaknya.

2.4 Gejala Penyakit TBC

Gejala penyakit TBC digolongkan menjadi dua bagian, yaitu gejala umum dan gejala
khusus. Sulitnya mendeteksi dan menegakkan diagnosa TBC adalah disebabkan
gambaran secara klinis dari si penderita yang tidak khas, terutama pada kasus-kasus baru.

1. Gejala umum (Sistemik)


- Demam tidak terlalu tinggi yang berlangsung lama, biasanya dirasakan malam hari
disertai keringat malam. Kadang-kadang serangan demam seperti influenza dan bersifat
hilang timbul.
- Penurunan nafsu makan dan berat badan.

STIKes KR Sintang 4
- Batuk-batuk selama lebih dari 3 minggu (dapat disertai dengan darah).
- Perasaan tidak enak (malaise), lemah.

2. Gejala khusus (Khas)

- Tergantung dari organ tubuh mana yang terkena, bila terjadi sumbatan sebagian
bronkus (saluran yang menuju ke paru-paru) akibat penekanan kelenjar getah bening
yang membesar, akan menimbulkan suara "mengi", suara nafas melemah yang disertai
sesak.
- Kalau ada cairan dirongga pleura (pembungkus paru-paru), dapat disertai dengan
keluhan sakit dada.
- Bila mengenai tulang, maka akan terjadi gejala seperti infeksi tulang yang pada suatu
saat dapat membentuk saluran dan bermuara pada kulit di atasnya, pada muara ini akan
keluar cairan nanah.
- Pada anak-anak dapat mengenai otak (lapisan pembungkus otak) dan disebut sebagai
meningitis (radang selaput otak), gejalanya adalah demam tinggi, adanya penurunan
kesadaran dan kejang-kejang.

Pada penderita usia anak-anak apabila tidak menimbulkan gejala, Maka TBC dapat
terdeteksi kalau diketahui adanya kontak dengan pasien TBC dewasa. Sekitar 30-50%
anak-anak yang terjadi kontak dengan penderita TBC paru dewasa memberikan hasil uji
tuberkulin positif. Pada anak usia 3 bulan – 5 tahun yang tinggal serumah dengan
penderita TBC paru dewasa dengan BTA positif, dilaporkan 30% terinfeksi berdasarkan
pemeriksaan serologi/darah.

2.5 Cara Penularan Penyakit TBC

Penyakit TBC biasanya menular melalui udara yang tercemar dengan bakteri
Mikobakterium tuberkulosa yang dilepaskan pada saat penderita TBC batuk, dan pada
anak-anak sumber infeksi umumnya berasal dari penderita TBC dewasa. Bakteri ini bila
sering masuk dan terkumpul di dalam paru-paru akan berkembang biak menjadi banyak
(terutama pada orang dengan daya tahan tubuh yang rendah), dan dapat menyebar
melalui pembuluh darah atau kelenjar getah bening. Oleh sebab itulah infeksi TBC dapat

STIKes KR Sintang 5
menginfeksi hampir seluruh organ tubuh seperti: paru-paru, otak, ginjal, saluran
pencernaan, tulang, kelenjar getah bening, dan lain-lain, meskipun demikian organ tubuh
yang paling sering terkena yaitu paru-paru. Saat Mikobakterium tuberkulosa berhasil
menginfeksi paru-paru, maka dengan segera akan tumbuh koloni bakteri yang berbentuk
globular (bulat). Biasanya melalui serangkaian reaksi imunologis bakteri TBC ini akan
berusaha dihambat melalui pembentukan dinding di sekeliling bakteri itu oleh sel-sel
paru. Mekanisme pembentukan dinding itu membuat jaringan di sekitarnya menjadi
jaringan parut dan bakteri TBC akan menjadi dormant (istirahat). Bentuk-bentuk
dormant inilah yang sebenarnya terlihat sebagai tuberkel pada pemeriksaan foto rontgen.
Pada sebagian orang dengan sistem imun yang baik, bentuk ini akan tetap dormant
sepanjang hidupnya. Sedangkan pada orang-orang dengan sistem kekebalan tubuh yang
kurang, bakteri ini akan mengalami perkembangbiakan sehingga tuberkel bertambah
banyak. Tuberkel yang banyak ini membentuk sebuah ruang di dalam paru-paru. Ruang
inilah yang nantinya menjadi sumber produksi sputum (dahak). Seseorang yang telah
memproduksi sputum dapat diperkirakan sedang mengalami pertumbuhan tuberkel
berlebih dan positif terinfeksi TBC.

Meningkatnya penularan infeksi yang telah dilaporkan saat ini, banyak


dihubungkan dengan beberapa keadaan, antara lain memburuknya kondisi sosial
ekonomi, belum optimalnya fasilitas pelayanan kesehatan masyarakat, meningkatnya
jumlah penduduk yang tidak mempunyai tempat tinggal dan adanya epidemi dari infeksi
HIV. Disamping itu daya tahan tubuh yang lemah/menurun, virulensi dan jumlah kuman
merupakan faktor yang memegang peranan penting dalam terjadinya infeksi TBC.

2.6 Pencegahan Penyakit TBC

Tips berikut berguna untuk mencegah Penularan penyakit TBC:


1. Menutup mulut pada waktu batuk dan bersin
2. Meludah hendaknya pada tempat tertentu yang sudah diberi desinfektan (air sabun)
3. Imunisasi BCG diberikan pada bayi berumur 3-14 bulan
4. Menghindari udara dingin
5. Mengusahakan sinar matahari dan udara segar masuk secukupnya ke dalam tempat

tidur
6. Menjemur kasur, bantal,dan tempat tidur terutama pagi hari
7. Semua barang yang digunakan penderita harus terpisah begitu juga mencucinya dan

STIKes KR Sintang 6
tidak boleh digunakan oleh orang lain

8. Makanan harus tinggi karbohidrat dan tinggi protein

2.7 Klasifikasi Penyakit DAN Tipe Penderita

Penentuan Klasifikasi dan tipe penderita Tuberculosis memerlukan suatu ”Definisi


Kasus” yang memerlukan dan memberikan batasan baku dari setiap klasifikasi dan tipe
penderita. Ada empat hal yang perlu diperhatikan dalam penentuan definisi kasus, yaitu:
1. Organ Tubuh yang sakit: Paru/Ekstra Paru.
2. Hasil pemeriksaan dahak secara Makroskopis langsung: BTA positf /BTA negatif.
3. Riwayat pengobatan sebelumnya: Baru/Sudah perna diobati.
4. Tingkat keparahan penyakit: Ringan/Berat.

Klasifikasi Penyakit
1. TBC Paru
Adalah : tuberculosis yang menyerang jaringan paru, tidak termasuk pleora (selaput
paru). Berdasarkan hasil pemeriksaan dahak, TBC paru dibagi dalam:
a. TBC Paru BTA
b. TBC Paru BTA

2. TBC Ekstra Paru


Adalah: tuberculosis yang menyerang organ tubuh lain selain paru misalnya: pleura
(selaput paru), selaput otak, selaput jantung (pericardium), kelenjar lymfe, tulang,
persendihan, kuilit, usus, ginjal, saluran kemih, alat kelamin, dan lain-lain. Berdasarkan
tingkat kepercayaannya, TBC Ekstra Paru dibagi menjadi 2 yaitu:
a. TBC Ekstra Paru Ringan
Misalnya : TBC kelenjar limfe, pleuritis eksudative unilateral, tulang (kecuali tulang
belakang), sendi dan kelenjar adrenal.
b. TBC Ekstra Paru Berat
Misalnya : Meningitis, Perikarditis, peritonitis, TB tulang belakang, TB usus, TB
saluran Kemih dan alat kelamin.

STIKes KR Sintang 7
- Tipe Penderita
Tipe penderita ditemukan berdasarkan riwayat pengobatan sebelumnya. Ada beberapa tipe
penderita, yaitu:
a. Kasus Baru
Adalah : Penderita yang belum pernah diobati dengan OAT atau sudah pernah
menelan OAT kurang dari satu bulan (30 dosis harian).
b. Kambuh (Relaps)
Adalah : penderita tuberculosis yang sebelumnya pernah mendapatkan pengobatan
tuberculosis dan telah dinyatakan sembuh/pengobatan lengkap, kemudian kembali
lagi berobat dengan hasil pemeriksaan dahak BTA Positif.
c. Pindahan (Transfer In )
Adalah : penderita yang sedang mendapat pengobatan di suatu kabupaten lain dan
kemudian pindah berobat ke kabupaten ini. Pindahan yang menderita tersebut harus
membawa surat rujukan (form TB 09).
d. Kasus Berobat Setelah Lalai (Pengobatan Setelah Default/Drop Out).
Adalah :Penderitaan yang kembali berobat dengan hasil pemeriksaan dahak
BTA setelah putus berobat (drop out) dua bulan atau lebih.
e. Gagal
Adalah : -Penderitaan BTA yang masi tetap positif atau kembali menjadi
positif pada akhir bulan ke-5 atau lebih.
- Penderitaan BTA rontgen positif yang menjadi BTA pada akhir bulan ke-2
pengobatan.
f. Lain
Semua penderita lain yang tidak memenuhi persyaratan di atas. Termasuk dalam
kelompok ini adalah kasus kronik (adalah penderita yang masi BTA Setelah
menyelesaikan pengobatan ulang dengan kategori dua..

STIKes KR Sintang 8
6. Pemeriksaan Klinis
Pemeriksaan pertama terhadap keadasan umum pasien mungkin ditemukan
konjungtiva mata atau kulit yang pucat karena anemia, suhu demam, badan kurus atau
berat badan menurun. Tempat kelainan lesi TB yang perlu dicurigai adalah apens
paru. Bila dicurigai infiltral yang agak luas, maka yang akan didapatkan perkusi yang
redup dan auskultasi nafas bronkial. Akan didapatkan juga suara nafas tambahan
berupa ronchi basah, kasar dan nyaring. Tetapi bila infeksi ini diliputi oleh penebalan
pleura, suara nafasnya menjadi vesikular melemah.

7. Pemeriksaan Penunjang
a. Tuberculin Skin Test
Dilakukan dengan menginjeksikan secara intracutan 0.1 ml pada bagian
punggung/dorsal dari lengan bawah. Uji ini sekarang sudah tidak dianjurkan dipakai
karena hanya menunjukan ada tidaknya antibodi anti TBC pada seseorang, sedangkan
menurut penelitian 80% penduduk indonesia sudah pernah terpapar antigen TBC,
walaupun tidak bermanifestasi sehingga akan banyak memberikan false positif.
b. Pemeriksaan Radiologis
Aktivitas dari kuman TB tidak bisa hanya ditegakkan dengan 1 kali pemeriksaan
rontgen dada, tapi harus dilakukan serial rongen dada. Dengan rontgen, paling
mungkin kalau ditemukan infiltrat dengan pembesaran kelenjar hilus atau kelenjar
paratrakeal. Gejala dari foto rontgen yang mencurigai TB adalah:

 Milier
 Atelektasis/kolaps konselidasi
 Infiltrat dengan pembesaran kelenjar hilas/paratrakeal
 Konsolidasi (lobus)
 Reaksi pleura/efusi pleura
 Klasifikasi
 Bronkiektasis
 Kavitas

STIKes KR Sintang 9
Bila ada diskongruensi antara gambaran klinis dan gambaran rontgen, harus
dicurigai TBC. Foto rontgen dada sebaiknya dilakukan PA (Posterior Anterior) dan
lateral, tapi kalau tidak mungkin PA saja.
c. Pemeriksaan Darah

Pemeriksaan ini kurang mendapat perhatian karena hasilnya kadang-kadang


meragukan, tidak sensitif dan tidak juga spesifik. Pada saat TBC baru mulai (aktif)
akan didapatkan jumlah leokosit yang sedikit meninggi dengan hitungan jenis
pergeseran kekiri. Jumlah limfosit masi di bawah normal, laju endap darah mulai
meningkat. Jika penyakit mulai sembuh, jumlah leokosit kembali normal dan jumlah
limfosit kembali normal dan jumlah limfosit masih tinggi. Laju endap dan mulai turun
ke arah normal lagi. Bisa juga didapatkan anemia ringan dengan gambaran normakron
dan normasiter, gama globulin meningkat dan kadar natrium darah meningkat.
d. Pemeriksaan Sputum

Pemeriksaan sputum adalah penting, karena dengan ditemukan kuman BTA,


diagnosis TBC sudah dapat dipastikan. Kriteria BTA positif adalah bila ditemukan 3
batang kuman BTA pada satu sediaan.
2.8 Pengobatan Tuberculosis
Dalam pengobatan, TBC dibagi menjadi 2 bagian yaitu:
a. Jangka Pendek
Dengan tata cara pengobatan: setiap hari dengan jangka waktu 1-3 bulan dengan
obat yang diberikan:
o Streptomisin Injeksi 750 mg
o Pas 10 mg
o Ethambutol 1000 mg
o Isoniazid 400 mg

Kemudian dilanjutkan dengan jangka panjang, tata cara pengobatannya adalah:


setiap 2x seminggu, selama 13-18 bulan, tetapi setelah perkembangan pengobatan
ditemukan terapi. Terapi TBC dapat dilakukan dengan minum obat saja. Obat yang
diberikan dengan jenis: INH, rifapicin dan etabutol. Dengan fase selama 2x
seminggu, dengan lama pengobatan kesembuhan menjadi 6-9 bulan.

STIKes KR Sintang 10
b. Dengan menggunakan obat program TBC kombipack bila ditemukan dalam
pemeriksaan sputum BTA dengan kombinasi obat:
 Rifampisim (R)
 Isoniazit (INH)
 Ethambutol (E)
 Pyridoksin (Z)/pyrazinzmid
 Streptomycin (S)

Efek samping obat anti tubrculosis:

 Isonizit: efek samping berupa hepatitis, kesemutan, nyeri otot, defisiensi piridoksin,
kelainan kulit.
 Rifampisin: jarang menyebabkan efek samping, namun efek samping yang sering
terjadi adalah: hepatitis, sidromrespirasi ditandai dengan sesak nafas, anemia
haemolitik yang akut, syok dan gagal ginjal.
 Pyrazinamid: efek samping yang terjadi adalah, hepatitis, nyeri sendi dan dapat
menyebabkan arthritis gout.
 Steptomycin: efek samping utama adalah kerusakan syaraf ke 8 yang berkaitan
dengan keseimbangan dan pendengaran.
 Ethambutol dapat menyebabkan gangguan penglihatan berupah berkurangnya
ketajaman penglihatan, buta warna.

2.9 Fakta-fakta tentang Tuberculosis:

1. TB adalah penyakit serius yang menyerang paru-paru dan harus segera ditangani
2. Menular secara langsung melalui udara
3. Ada dua macam TB; 1. TB karena infeksi, 2. TB karena terjangkit
4. TB merupakan permasalahan yang telah mendunia, WHO bekerjasama dengan seluruh
negara berjuang memerangi penyakit ini.
5. Sering menyerang orang yang tidak mempunyai tempat tinggal yang layak, narapidana
di penjara yang tidak memenuhi kaidah kesehatan, pemakai narkoba, dan penderita HIV.

STIKes KR Sintang 11
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Dengan demikian, bahwa penyakit tuberculosis (TBC) itu disebabkan karena


adanya bakteri Mikobakterium tuberkulosa. Oleh karena itu untuk mencegah
penularan penyakit ini sebaiknya harus menjaga kebersihan diri dan lingkungan.
Tuberkulosis juga penyakit yang harus benar-benar segera ditangani dengan cepat.

B. Saran

Saran yang paling tepat untuk mencegah penyakit tuberkulosis adalah


Meningkatkan daya tahan tubuh dengan makanan bergizi TBC adalah penyakit yang
dapat disembuhkan, untuk mencapai hal tersebut penderita dituntut untuk minum obat
secara benar sesuai yang dianjurkan oleh dokter serta teratur untuk memeriksakan diri
ke klinik/puskesmas.

STIKes KR Sintang 12
Daftar Pustaka

http://danggara7.blogspot.com/2011/07/makalah-tbc.html

http://intanpuja.blogspot.com/2011/10/makalah-penyakit-tbc.html

Pearce C. Evelyn .1990. anatomi dan fisiologi untuk paramedic. Jakarta:EGC

Http://www. Medicastore.com/tbc/penyakit-tbc.htm.

STIKes KR Sintang 13

Anda mungkin juga menyukai