Anda di halaman 1dari 6

DIABETES PADA KEHAMILAN

A. Mekanisme Hipoglikemia pada Bayi Baru Lahir


Hipoglikemia adalah kadar glukosa plasma yang kurang dari 44 mg/dL pada
bayi atau anak anak, dengan atau tanpa gejala. Untuk neonatus aterm berusia kurang
dari 72 jam dipakai batas kadar glukosa plasma 35 mg/dL. Sedangkan untuk neonatus
premature dan KMK (Kecil Masa Kehamilan) yang berusia kurang dari 1 minggu
disebut mengalami hipoglikemia bila kadar glukosa plasma kurang dari 25
mg/dL.(catatan: kadar glukosa plasma kurang lebih 15% lebih tinggi dari kadar
glukosa darah. Darah kapiler dan arteri menunjukkan kadar gula sekitar 10% lebih
tinggi daripada kadar dalam plasma).
Kadar glukosa darah bergantung pada berbagai macam proses dinamik, yang
pada prinsipnya merupakan keseimbangan antara asupan dan utilisasi glukosa darah
oleh tubuh.Kadar glukosa darah = glukosa yang masuk dalam darah – glukosa yang
keluar dari darah.Masukan gula bergantung pada asupan gula dari makanan,
persediaan glikogen, efisiensi mobilisasi glikogen, dan proses glukoneogenesis.
Keluaran bergantung pada simpanan gula (diatur oleh insulin) atau metabolism
energy.Untuk mendapatkan kadar gula darah yang stabil diperlukan keseimbangan
antara masukan dan keluaran. Masukan dan keluaran normal glukosa pada anak yaitu:
a) Bayi premature sebesar 5-6 mg/kg/menit
b) Bayi aterm sebesar 3-5 mg/kg/menit, dan
c) Anak sebesar 2-3 mg/kg/menit

Berdasarkan patofisiologinya, maka hipoglikemia dapat disebabkan oleh


masukan glukosa dari makanan yang kurang (starvasi) , penurunan masukan glukosa
dari simpanan glikogen, penurunan masukan glukosa karena gangguan
glukoneogenesis dan glikoneogenesis, pengeluaran berlebihan ke dalam simpanan
(pada hiperinsulinisme) dan pengeluaran yang meningkat karena kebutuhan
meningkat.

1
B. Persiapan OGTT
Tes toleransi glukosa oral/TTGO (oral glucose tolerance test, OGTT)
dilakukan pada kasus hiperglikemia yang tidak jelas; glukosa sewaktu 140-200 mg/dl,
atau glukosa puasa antara 110-126 mg/dl, atau bila ada glukosuria yang tidak jelas
sebabnya. Uji ini dapat diindikasikan pada penderita yang gemuk dengan riwayat
keluarga diabetes mellitus; pada penderita penyakit vaskular, atau neurologik, atau
infeksi yang tidak jelas sebabnya.
TTGO juga dapat diindikasikan untuk diabetes pada kehamilan (diabetes
gestasional). Banyak di antara ibu-ibu yang sebelum hamil tidak menunjukkan gejala,
tetapi menderita gangguan metabolisme glukosa pada waktu hamil. Penting untuk
menyelidiki dengan teliti metabolisme glukosa pada waktu hamil yang menunjukkan
glukosuria berulangkali, dan juga pada wanita hamil dengan riwayat keluarga
diabetes, riwayat meninggalnya janin pada kehamilan, atau riwayat melahirkan bayi
dengan berat lahir > 4 kg. Skrining diabetes hamil sebaiknya dilakukan pada umur
kehamilan antara 26-32 minggu. Pada mereka dengan risiko tinggi dianjurkan untuk
dilakukan skrining lebih awal.
1. Prosedur atau persiapan
a) Selama 3 hari sebelum tes dilakukan penderita harus mengkonsumsi
sekitar 150 gram karbohidrat setiap hari. Terapi obat yang dapat
mempengaruhi hasil laboratorium harus dihentikan hingga tes
dilaksanakan. Beberapa jenis obat yang dapat mempengaruhi hasil
laboratorium adalah insulin, kortikosteroid (kortison), kontrasepsi oral,
estrogen, anticonvulsant, diuretik, tiazid, salisilat, asam askorbat. Selain itu
penderita juga tidak boleh minum alkohol.
b) Kekurangan karbohidrat, tidak ada aktifitas atau tirah baring dapat
mengganggu toleransi glukosa. Karena itu TTGO tidak boleh dilakukan
pada penderita yang sedang sakit, sedang dirawat baring atau yang tidak
boleh turun dari tempat tidur, atau orang yang dengan diit yang tidak
mencukupi.
c) Protokol urutan pengambilan darah berbeda-beda; kebanyakan
pengambilan darah setelah puasa, dan setelah 1 dan 2 jam. Ada beberapa
yang mengambil darah jam ke-3, sedangkan yang lainnya lagi mengambil
darah pada ½ jam dan 1½ jam setelah pemberian glukosa. Yang akan
diuraikan di sini adalah pengambilan darah pada waktu ½ jam, 1 jam, 1½

2
jam, dan 2 jam. Sebelum dilakukan tes, penderita harus berpuasa selama
12 jam.
d) Selama TTGO dilakukan, penderita tidak boleh minum kopi, teh, makan
permen, merokok, berjalan-jalan, atau melakukan aktifitas fisik yang berat.
Minum air putih yang tidak mengandung gula masih diperkenankan.
2. Nilai Rujukan
Puasa : 70 – 110 mg/dl (3.9 – 6.1 mmol/L)
½ jam : 110 – 170 mg/dl (6.1 – 9.4 mmol/L)
1 jam : 120 – 170 mg/dl (6.7 – 9.4 mmol/L)
1½ jam : 100 – 140 mg/dl (5.6 – 7.8 mmol/L)
2 jam : 70 – 120 mg/dl (3.9 – 6.7 mmol/L)
3. Interpretasi
a) Toleransi glukosa normal
Setelah pemberian glukosa, kadar glukosa darah meningkat dan mencapai
puncaknya pada waktu 1 jam, kemudian turun ke kadar 2 jam yang
besarnya di bawah 126 mg/dl (7.0 mmol/L). Tidak ada
glukosuria.Gambaran yang diberikan di sini adalah untuk darah vena. Jika
digunakan darah kapiler, kadar puasa lebih tinggi 5.4 mg/dl (0.3 mmol/L),
kadar puncak lebih tinggi 19.8 – 30.6 mg/dl (1.1 – 1.7 mmol/L), dan kadar
2 jam lebih tinggi 10.8 – 19.8 mg/dl (0.6 – 1.1 mmol/L). Untuk plasma
vena kadar ini lebih tinggi sekitar 18 mg/dl (1 mmol/L).
b) Toleransi glukosa melemah
Pada toleransi glukosa yang melemah, kurva glukosa darah terlihat
meningkat dan memanjang. Pada diabetes mellitus, kadar glukosa darah di
atas 126 mg/dl (7.0 mmol/L); jika tak begitu meningkat, diabetes bisa
didiagnosis bila kadar antara dan kadar 2 jam di atas 180 mg/dl (10
mmol/L). Toleransi glukosa melemah ringan (tak sebanyak diabetes) jika
kadar glukosa puasa dibawah 126 mg/dl (7.0 mmol/L), kadar antara di
bawah 180 mg/dl (10 mmol/L), dan kadar 2 jam antara 126-180 mg/dl
(7.0-10.0 mmol/L). Terdapat glukosuria, walaupun tak selalu ada dalam
sampel puasa.
Pada diabetes gestasional, glukosa puasa normal, glukosa 1 jam 165
mg/dl (9.2 mmol/L), dan glukosa 2 jam 145 mg/dl (8.0 mmol/L). Pada
banyak kasus diabetes, tidak ada puncak 1 jam karena kadar glukosa darah

3
meningkat pada keseluruhan waktu tes. Kurva diabetik dari jenis yang
sama dijumpai pada penyakit Cushing yang berat..
c) Penyimpanan glukosa yang lambat
Glukosa darah puasa normal. Terdapat peningkatan glukosa darah
yang curam. Kadar puncak dijumpai pada waktu ½ jam di atas 180 mg/dl
(10 mmol/L). Kemudian kadar menurun tajam dan tingkatan hipoglikemia
dicapai sebelum waktu 2 jam. Terdapat kelambatan dalam memulai
homeostasis normal, terutama penyimpanan glukosa sebagai glikogen.
Biasanya ditemukan glukosuria transien. Kurva seperti ini dijumpai pada
penyakit hepar tertentu yang berat dan kadang-kadang para tirotoksikosis,
tetapi lebih lazim terlihat karena absorbsi yang cepat setelah gastrektomi,
gastroenterostomi, atau vagotomi. Kadang-kadang dapat dijumpai pada
orang yang normal.
d) Toleransi glukosa meningkat
Kadar glukosa puasa normal atau rendah, dan pada keseluruhan waktu
tes kadarnya tidak bervariasi lebih dari ± 180 mg/dl (1.0 mmol/L). Kurva
ini bisa terlihat pada penderita miksedema (yang mengurangi absorbsi
karbohidrat) atau yang menderita antagonis insulin seperti pada penyakit
Addison dan hipopituarisme. Tidak ada glukosuria. Kurva yang rata juga
sering dijumpai pada penyakit seliak. Pada glukosuria renal, kurva
toleransi glukosa bisa rata atau ormal tergantung pada kecepatan hilangnya
glukosa melalui urine.
C. Menginterpretasikan Hasil Laboratorium Untuk Menegakkan Diagnosis
Diabetes pada Kehamilan GDP, GDS, TTGO
Semua ibu hamil dianjurkan untuk menjalani pemeriksaan untuk melihat
adanya diabetes melitus gestasional, namun waktu dan jenis pemeriksaannya
bergantung pada faktor risiko yang dimiliki ibu.Faktor risiko diabetes melitus
gestasional meliputi: obesitas, adanya riwayat diabetes melitus gestasional sebelumya,
glukosuria, adanya riwayat keluarga dengan diabetes, abortus berulang, adanya
riwayat melahirkan dengan cacat bawaan atau bayi >4000 gram, dan adanya riwayat
preeklampsia.Pasien dengan faktor risiko tersebut perlu diperiksa lebih lanjut
sesuai standar diagnosis diabetes melitus di kunjungan antenatal pertama. Diagnosis
diabetes melitus ditegakkan bila kadar glukosa darah sewaktu >200 mg/dl (disertai
gejala klasik hiperglikemia) ATAU kadar glukosa darah puasa >126 mg/dl ATAU

4
kadar glukosa 2 jam setelah TTGO >200 mg/dl ATAU kadar HbA1C >6,5%. Hasil
yang lebih rendah perlu dikonfirmasi dengan melakukan pemeriksaan TTGO di usia
kehamilan antara 24-28 minggu.Pemeriksaan konfirmasi dan pemeriksaan untuk ibu
hamil tanpa faktor risiko dilakukan pada usia kehamilan 24-28 minggu, dengan cara
sebagai berikut:

a. Minta ibu untuk makan makanan yang cukup karbohidrat selama 3 hari,
kemudian berpuasa selama 8-12 jam sebelum dilakukan pemeriksaan.
b. Periksa kadar glukosa darah puasa dari darah vena di pagi hari, kemudian
diikuti pemberian beban glukosa 75 gram dalam 200 ml air, dan pemeriksaan
kadar glukosa darah 1 jam lalu 2 jam kemudian.
c. Diagnosis diabetes melitus gestasional ditegakkan apabila ditemukan:
1) Kadar gula darah puasa > 92 mg/dl, ATAU
2) Kadar gula darah setelah 1 jam > 180 mg/dl, ATAU
3) Kadar gula darah setelah 2 jam > 153 mg/dl
D. Tujuan Pelaksanaan Klien dengan DMG
Tujuan terapi diabetes pada ibu hamil adalah untuk mencegah kelainan janin
yang disebabkan oleh hiperglikemik yang terjadi pada 4-8 minggu pertama kehamilan
dan untuk mengurangi angka kesakitan serta angka kematian ibu dan janin yang
terkait dengan diabetes.Tujuan perubahan perilaku adalah agar penyandang diabetes
dapat menjalani pola hidup sehat. Perilaku yang diharapkan adalah:
a. Mengikuti pola makan sehat
b. Meningkatkan kegiatan jasmani
c. Menggunakan obat diabetes dan obat-obat pada keadaan khusus secara aman,
teratur
d. Melakukan Pemantauan Glukosa Darah Mandiri (PGDM) dan memanfaatkan
data yang ada
e. Melakukan perawatan kaki secara berkala
f. Memiliki kemampuan untuk mengenal dan menghadapi keadaan sakit akut
dengan tepat
g. Mempunyai keterampilan mengatasi masalah yang sederhana, dan mau
bergabung dengan kelompok penyandang diabetes serta mengajak keluarga untuk
mengerti pengelolaan penyandang diabetes.
h. Mampu memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan yang ada.

5
E. Sasaran Kendali Glukosa pada DMG
Sasaran terapi diabetes secara umum adalah mengontrol kadar glukosa darah
agar tetap stabil. Sedangkan sasaran utama terapi diabetes pada ibu hamil adalah
mengontrol kadar glukosa darah preprandial kurang dari 100mg/dL, dalam hal ini
digunakan kriteria diagnostik yang spesifik.Pengelolaandalamkehamilan
1) Targetoptimalkendaliglukosadarah(tanpaseringhipoglikemia) : (ADA2015)
 Glukosadarahsebelummakan,saattidurmalamhari:60–99mg/dL.
 GDsetelahmakantertinggi:100–129mg/dL.
2) Targettekanandarahpadaibuyangdisertaihipertensikronis : (ADA2015)
 Sistolik: 110–129mmHg
 Diastolik: 65–79mmHg
3) Kendali glukosadarahmenggunakaninsulindengan
dosistitrasiyangkompleks,sebaiknyadirujukpadadokterahliyangberkompeten
.

SUMBER:
https://hellosehat.com/kesehatan/tes-kesehatan/ttgo-toleransi-glukosa-oral/
http://www.edukia.org/web/kbibu/7-5-14-diabetes-melitus-gestasional/
http://download.portalgaruda.org/article.php?article=82599&val=970

Anda mungkin juga menyukai