Anda di halaman 1dari 15

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Sistem   adalah   kumpulan­kumpulan   dari   komponen­komponen   yang   memiliki

unsur keterkaitan antara satu dengan lainnya (Indrajit, 2001). 
Sistem   Kesehatan   adalah   suatu   jaringan   penyedia   pelayanan   kesehatan   (supply

side) dan orang­orang yang menggunakan pelayanan tersebut (demand side) di setiap

wilayah, serta negara dan organisasi yang melahirkan  sumber daya tersebut,  dalam

bentuk manusia maupun dalam bentuk material. Dalam definisi yang lebih  luas lagi,

sistem kesehatan mencakup sektor­sektor lain seperti pertanian dan lainnya. (WHO;

1996). 
Sistem kesehatan di Indonesia telah mulai dikembangkan sejak tahun 1982 yaitu

ketika Departemen Kesehatan RI menyusun dokumen system kesehatan di Indonesia

yang   disebut   Sistem   Kesehatan   Nasional   (SKN). Penyusunan   dokumen   tersebut

didasarkan   pada  tujuan   nasional   bangsa  Indonesia  sesuai   dengan  Pembukaan   UUD

1945 yaitu melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia

dan untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut

melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan

keadilan   sosial.   Untuk   mencapai   tujuan   tersebut,   maka   dibentuklah   program

pembangunan   nasional   secara   menyeluruh   dan   berkesinambungan.   Pembangunan

kesehatan   adalah   bagian   dari   pembangunan   nasional   yang   bertujuan   meningkatkan

kesadaran,   kemauan   dan   kemampuan   hidup   sehat   bagi   setiap   orang   agar   terwujud

derajat   kesehatan   masyarakat   yang   setinggi­tingginya.   Pembangunan   kesehatan

tersebut merupakan upaya seluruh potensi bangsa Indonesia, baik masyarakat, swasta

maupun pemerintah.

1
Dewasa ini, pembangunan kesehatan yang telah dilaksanakan masih menghadapi

berbagai   masalah   yang   belum   sepenuhnya   dapat   diatasi.   Sehingga   diperlukan

pemantapan dan percepatan melalui SKN sebagai pengelolaan kesehatan yang disertai

berbagai terobosan penting, antara lain program pengembangan Desa Siaga, Jaminan

Kesehatan   Masyarakat   (Jamkesmas),   Riset   Kesehatan   Dasar   (Riskesdas),   Program

Perencanaan  Persalinan   dan  Pencegahan  Komplikasi  (P4K)  yang   dapat   diwujudkan

melalui Jampersal.
Terjadinya   perubahan   lingkungan   strategis   seperti   adanya   regulasi

penyelenggaraan kepemerintahan dan di tingkat global telah terjadi perubahan iklim

serta   dan   upaya   percepatan   pencapaian   Millenium   Development   Goals   (MDGs),

sehingga diperlukan penyempurnaan dalam pengelolaan kesehatan.
            
B. Rumusan Masalah
1. Apakah  pengertian Sistem Kesehatan Nasional?
2. Apakah  tujuan Sistem Kesehatan Nasional?
3. Apakah  manfaat Sistem Kesehatan Nasional?
4. Bagaimana kedudukan Sistem Kesehatan Nassional?
5. Apakah  sub­sistem dalam Sistem Kesehatan Nasional?
6. Apakah peran perawat dalam Sistem Kesehatan Nasional?

C. Tujuan
Tujuan umum dari makalah  ini adalah untuk mengetahui  konsep­konsep dalam

Sistem Kesehatan Nasional. Sedangkan tujuan khususnya meliputi:
1. Untuk mengetahui pengertian Sistem Kesehatan Nasional
2. Untuk mengetahui tujuan Sistem Kesehatan Nasional
3. Untuk mengetahui manfaat Sistem Kesehatan Nasional
4. Untuk mengetahui kedudukan Sistem Kesehatan Nassional
5. Untuk mengetahui sub­sistem dalam Sistem Kesehatan Nasional
6. Untuk mengetahui peran perawat dalam Sistem Kesehatan Nasional

2
D. Manfaat 

Berdasarkan latar belakang di atas maka keluaran yang diharapkan dari pembuatan

makalah ini adalah :
1.    Dapat mengetahui pengertian Sistem Kesehatan Nasional
2.    Dapat mengetahui tujuan Sistem Kesehatan Nasional
3.    Dapat mengetahui manfaat Sistem Kesehatan Nasional
4.    Dapat mengetahui kedudukan Sistem Kesehatan Nassional
5.    Dapat mengetahui sub­sistem dalam Sistem Kesehatan Nasional
6.    Dapat mengetahui peran perawat dalam Sistem Kesehatan Nasional

3
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Sistem Kesehatan Nasional

Sistem Kesehatan Nasional adalah Pengelolaan kesehatan yang diselenggarakan

oleh semua komponen bangsa Indonesia secara terpadu dan saling mendukung guna

menjamin tercapainya derajat kesehatan masyarakat yang setinggi­tingginya (Perpres

72/2012 Pasal 1 angka 2).

Sistem   Kesehatan   Nasional   (SKN)   adalah   bentuk   dan   cara   penyelenggaraan

pembangunan   kesehatan   yang   memadukan   berbagai   upaya   bangsa   Indonesia   dalam

satu derap langkah guna menjamin tercapainya tujuan pembangunan kesehatan dalam

kerangka   mewujudkan   kesejahteraan   rakyat   sebagaimana   dimaksud   dalam   Undang­

undang Dasar 1945 ( Depkes RI, 2004)

SKN   perlu   dilaksanakan   dalam   konteks   pembangunan   kesehatan   secara

keseluruhan   dengan   mempertimbangkan   determinan   sosial,   antara   lain   kondisi

kehidupan   sehari­hari,   tingkat   pendidikan,   pendapatan   keluarga,   distribusi

kewenangan, keamanan, sumber daya, kesadaran masyarakat, serta kemampuan tenaga

kesehatan dalam mengatasi masalah­masalah tersebut.

SKN disusun dengan memperhatikan pendekatan revitalisasi pelayanan kesehatan

dasar (primary health care) yang meliputi cakupan pelayanan kesehatan yang adil dan

merata, pemberian pelayanan kesehatan berkualitas yang berpihak kepada kepentingan

dan   harapan   rakyat,   kebijakan   kesehatan   masyarakat   untuk   meningkatkan   dan

melindungi   kesehatan   masyarakat,   kepemimpinan,   serta   profesionalisme   dalam

pembangunan kesehatan

4
Pada hakikatnya SKN merupakan wujud dan sekaligus metode penyelenggaraan
pembangunan kesehatan, yang memadukan berbagai upaya Bangsa Indonesia dalam
satu derap langkah guna menjamin tercapainya tujuan pembangunan kesehatan.

B. Tujuan Sistem Kesehatan Nasional

Tujuan   SKN   adalah   terselenggaranya   pembangunan   kesehatan   oleh   semua

komponen   bangsa,   baik   Pemerintah,   Pemerintah   Daerah,   dan/atau   masyarakat

termasuk  badan  hukum,  badan  usaha,  dan lembaga  swasta  secara  sinergis,  berhasil

guna dan berdaya guna, sehingga terwujud derajat kesehatan masyarakat yang setinggi­

tingginya. ( Perpres 72, 2012)

C. Manfaat Sistem Kesehatan Nasional

Penyusunan   SKN   ini   dimaksudkan   untuk   menyesuaikan   SKN   2009   dengan

berbagai   perubahan   dan   tantangan   eksternal   dan   internal,   agar   dapat   dipergunakan

sebagai   pedoman   dalam   pengelolaan   kesehatan   baik   oleh   Pemerintah,   Pemerintah

Daerah,   dan/atau   masyarakat   termasuk   badan   hukum,   badan   usaha,   dan   lembaga

swasta.

Tersusunnya SKN ini mempertegas makna pembangunan kesehatan dalam rangka

pemenuhan hak asasi manusia, memperjelas penyelenggaraan pembangunan kesehatan

sesuai dengan visi dan misi Rencana Pembangunan Jangka Panjang Bidang Kesehatan

Tahun   2005­2025   (RPJP­K),   memantapkan   kemitraan   dan   kepemimpinan   yang

transformatif,   melaksanakan   pemerataan   upaya   kesehatan   yang   terjangkau   dan

bermutu, meningkatkan investasi kesehatan untuk keberhasilan pembangunan nasional.

5
D. Kedudukan  Sistem Kesehatan Nasional 
1. Suprasistem SKN

Suprasistem   SKN   adalah   Ketahanan   Nasional.   SKN   bersama   dengan

berbagai   sistem   nasional   lainnya,   diarahkan   untuk  mencapai   Tujuan   Bangsa

Indonesia   seperti   yang   tercantum   dalam   Pembukaan   UUD   1945,   yaitu

melindungi segenap Bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan

untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa dan

ikut   melaksanakan   ketertiban   dunia   yang   berdasarkan   kemerdekaan,

perdamaian, abadi dan keadilan sosial. Dalam kaitan ini, undang­undang yang

berkaitan dengan kesehatan merupakan kebijakan strategis dalam pembangunan

kesehatan.

2. Kedudukan SKN dalam Sistem Nasional Lainnya

Terwujudnya keadaan sehat dipengaruhi oleh berbagai faktor, yang tidak

hanya   menjadi   tanggung   jawab   sektor   kesehatan,   melainkan   juga   tanggung

jawab dari berbagai sektor lain terkait. Dalam penyelenggaraan pembangunan

kesehatan, SKN perlu menjadi acuan bagi sektor lain. Dalam penyelenggaraan

pembangu­nan nasional, SKN dapat bersinergi secara dinamis dengan berbagai

sistem   nasional   lainnya   seperti:   Sistem   Pendidikan   Nasional,   Sistem

Perekonomian   Nasional,   Sistem   Ketahanan   Pangan   Nasional,   Sistem

Hankamnas, dan Sistem­sistem nasional lainnya.

3. Kedudukan SKN terhadap Penyelenggaraan Pembangunan Kesehatan di Daerah
Untuk menjamin keberhasilan pembangunan kesehatan di daerah perlu
dikembangkan Sistem Kesehatan Daerah (SKD)' Dalam kaitan'ini kedudukan
SKN merupakan suprasistem dari SKD. SKD menguraikan secara spesifik

6
unsur-unsur upaya kesehatan, pembiayaan kesehatan, sumberdaya manusia
kesehatan, sumberdaya obat dan perbekalan kesehatan, pemberdayaan
masyarakat dan manajemen kesehatan sesuai dengan poiensi dan kondisi daerah.
SKD merupakan acuan bagi berbagai pihak dalam penyelengg araan
pembangunan kesehatan di daerah..

4. Kedudukan SKN terhadap berbagai sistem kemasyarakatan termasuk swasta

Berbagai   sistem   kemasyarakatan   merupakan   bagian   integral   dari   SKN.

Dalam   kaitan   ini   SKN   dipergunakan   sebagai   acuan   bagi   masyarakat   dalam

berbagai   upaya   kesehatan.   Sedangkan   potensi   swasta   merupakan   bagian

integral dari SKN. Untuk keberhasilan pembangunan kesehatan perlu digalang

kemitraan   yang   setara,   terbuka,   dan   saling   menguntungkan   dengan   berbagai

potensi swasta. SKN dapat mewarnai potensi swasta, sehingga sejalan dengan

tujuan pembangunan nasional yang berwawasan kesehatan. Dengan mengacu

terutama pada kedudukan SKN diatas dan pencapaian tujuan nasional.

E. Subsistem Sistem Kesehatan Nasional

Pendekatan manajemen kesehatan dewasa ini dan kecenderungannya dimasa

depan   adalah   kombinasi   dari   pendekatan:   1)   Sistem,   2)   Kontigensi,   dan   3)

Sinergi yang dinamis. Mengacu pada substansi perkembangan penyelenggaraan

pembangunan   kesehatan   dewasa   ini   serta   pendekatan   manajemen   kesehatan

tersebut diatas maka subsistem SKN meliputi: 

1) Subsistem Upaya Kesehatan

Untuk   dapat   mencapai   derajat   kesehatan   masyarakat   yang   setinggi­

tingginya   perlu   diselenggarakan   berbagai   upaya   kesehatan   dengan

menghimpun   seluruh   potensi   bangsa   Indonesia.   Upaya   kesehatan

7
diselenggarakan   dengan   pendekatan   pencegahan,   peningkatan,   pengobatan

dan pemulihan.

2). Subsistem Pembiayaan Kesehatan

Pembiayaan kesehatan bersumber dari berbagai sumber yakni pemerintah,

pemerintah daerah, swasta, organisasi masyarakat dan masyarakat itu sendiri.

Oleh karena itu, pembiayaan kesehatan yang adekuat, terintegrasi, stabil dan

berkesinambungan memegang peran yang amat vital untuk penyelenggaraan

pelayanan   kesehatan   dalam   rangka   mencapai   berbagai   tujuan   dari

pembangunan kesehatan. Diantaranya adalah pemerataan pelayanan kesehatan

dan akses terhadap pelayanan yang berkualitas.     

Pembiayaan   pelayanan   kesehatan   masyarakat   merupakan  public   good

yang   menjadi   tanggung   jawab   pemerintah,   sedangkan   untuk   pelayanan

kesehatan   perorangan   pembiayaannya   bersifat  private,   kecuali   pembiayaan

untuk orang miskin dan tidak mampu menjadi tanggung jawab pemerintah.

Pembiayaan   pelayanan   kesehatan   perorangan   diselenggarakan   melalui

jaminan  kesehatan dengan mekanisme  asuransi kesehatan sosial yang pada

waktunya diharapkan akan tercapai universal coverage sesuai dengan Undang­

undang   Nomor   40   Tahun   2004   tentang   Sistem   Jaminan   Sosial   Nasional

(SJSN).

3). Subsistem Sumber Daya Manusia Kesehatan

Sebagai   pelaksana   upaya   kesehatan,   diperlukan   sumber  daya   manusia

kesehatan   yang   mencukupi   dalam   jumlah,   jenis   dan   kualitasnya,   serta

terdistribusi secara adil dan merata, sesuai tuntutan kebutuhan pembangunan

kesehatan.   Oleh   karena   itu,   SKN   juga   memberikan   fokus   penting   pada

pengembangan   dan   pemberdayaan   SDM   Kesehatan,   guna   menjamin

8
ketersediaan   dan   pendistribusian   SDM   Kesehatan.   Pengembangan   dan

pemberdayaan SDM Kesehatan meliputi: 

1) perencanaan kebutuhan sumber daya manusia yang diperlukan, 

2) pengadaan yang meliputi pendidikan tenaga kesehatan dan pelatihan SDM

Kesehatan, 

3) pendayagunaan SDM Kesehatan , 

4) pembinaan serta pengawasan SDM Kesehatan.

4). Subsistem Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan dan Makanan Minuman

Subsistem   kesehatan   ini   meliputi   berbagai   kegiatan   untuk   menjamin

aspek   keamanan,   khasiat/   kemanfaatan   dan   mutu   sediaan   farmasi,   alat

kesehatan dan makanan minuman yang beredar; ketersediaan, pemerataan dan

keterjangkauan   obat,   terutama   obat   esensial;   perlindungan   masyarakat   dari

penggunaan   yang   salah   dan   penyalahgunaan   obat;   penggunaan   obat   yang

rasional; serta upaya kemandirian di bidang kefarmasian melalui pemanfaatan

sumber daya dalam negeri.

5). Subsistem Manajemen dan Informasi Kesehatan

Subsistem   ini   meliputi:   kebijakan   kesehatan,   administrasi   kesehatan,

hukum   kesehatan   dan   informasi   kesehatan.   Untuk   menggerakkan

pembangunan   kesehatan   secara   berhasilguna   dan   berdayaguna,   diperlukan

manajemen   kesehatan.   Peranan   manajemen   kesehatan   adalah   koordinasi,

integrasi,   sinkronisasi   serta   penyerasian   berbagai   subsistem   SKN. Dalam

kaitan ini peranan informasi kesehatan sangat penting. Dari segi pengadaan

data dan informasi dapat dikelompokkan kegiatannya sebagai berikut: 

a) Pengumpulan, validasi, analisa dan desiminasi data dan informasi, 

b) Manajemen sistem informasi, 

9
c) Dukungan   kegiatan   dan   sumber   daya   untuk   unit­unit   yang

memerlukan, 

d) Pengembangan untuk peningkatan mutu sistem informasi kesehatan.

6). Subsistem Pemberdayaan Masyarakat

SKN   akan   berfungsi   optimal   apabila   ditunjang   oleh   pemberdayaan

masyarakat. Masyarakat termasuk swasta bukan semata­mata sebagai sasaran

pembangunan kesehatan, melainkan juga sebagai subjek atau penyelenggara

dan   pelaku   pembangunan   kesehatan.   Oleh   karenanya   pemberdayaan

masyarakat menjadi sangat penting, agar masyarakat termasuk swasta dapat

mampu   dan   mau   berperan   sebagai   pelaku   pembangunan   kesehatan.   Dalam

pemberdayaan masyarakat meliputi pula upaya peningkatan lingkungan sehat

dari masyarakat sendiri. Pemberdayaan masyarakat dan upaya kesehatan pada

hakekatnya merupakan fokus dari pembangunan kesehatan

F. Peran Perawat Dalam Sistem Kesehatan Nasional

Secara sederhana yang dimaksud dengan perawat profesional (professional


nurse) adalah seseorang yang telah menyelesaikan pendidikan formal profesi
keperawatan.Sesuai dengan disiplin ilmu yang diajarkan, tugas dan
tanggungjawab utama seorang perawat profesional adalah menyelenggarakan
pelayanan keperawatan (nursing services).
Pengertian pelayanan keperawatan mencakup bidang yang amat luas sekali.
Secara sederhana dapat diartikan sebagai suatu upaya untuk membantu orang
sakit maupun sehat, dari sejak lahir sampai meninggal dunia, dalam bentuk
meningkatkan pengetahuan, kemauan dan kemampuan yang dimiliki, sedemikian
rupa sehingga orang tersebut dapat secara optimal melakukan kegiatan sehari-
hari secara mandiri tanpa memerlukan bantuan dan/ataupun tergantung pada
orang lain (Henderson, 1980).
Untuk ini dipelajarilah berbagai faktor yang melatar belakangi dan/atau yang
menjadi penyebab utama tidak terpenuhinya kebutuhan dasar manusia tersebut,

10
untuk kemudian dilanjutkan dengan melaksanakan pelbagai upaya untuk
memenuhi kebutuhan dasar yang dimaksud, yakni dengan memanfaatkan
pelbagai sumber yang tersedia (Konsorsium Ilmu-Ilmu Kesehatan, DEPDIKBUD
RI, 1991).
Ruang lingkup kebutuhan dasar manusia yang menjadi subjek dan objek
kajian utama seorang perawat profesional menyangkut bidang yang amat luas
pula. Ruang lingkup yang dimaksud tidak hanya yang menyangkut kebutuhan
dasar biologik manusia saja, tetapi juga kebutuhan dasar psikologis, sosial serta
spiritual manusia, baik dalam keadaan sehat dan terlebih-lebih lagi dalam
keadaan sakit.
Apabila pelayanan keperawatan dapat diselenggarakan dengan baik, dalam
arti dapat dikenali serta dipenuhi semua kebutuhan dasar manusia, baik dalam
keadaan sehat dan terlebih-lebih lagi dalam keadaan sakit, akan banyak manfaat
yang akan diperoleh. Bagi orang sakit akan mempercepat kemandirian dan
kesembuhan penyakit, sedangkan bagi orang sehat akan lebih meningkatkan
derajat kesehatan dan bahkan kesejahteraan hidup secara keseluruhan.
Dari uraian tentang perawat profesional serta sistem kesehatan sebagaimana
dikemukakan diatas, jelaslah peran perawat profesional dalam sistem kesehatan
tidak lain adalah berupaya mewujudkan sistem kesehatan yang baik, sedemikian
rupa sehingga di satu pihak penyelenggaraan pelayanan kesehatan (health
services) sesuai dengan kebutuhan dan tuntutan kesehatan (health needs and
demands) masyarakat, serta di pihak lain biaya pelayanan kesehatan (health cost)
sesuai dengan kemampuan ekonomi masyarakat (ability to pay).
Untuk dapat terselenggaranya sistem kesehatan yang baik, yang perawat
profesional serta pelayanan keperawatan merupakan salah satu dari kunci
pokoknya, semua elemen peran perawat profesional, sebagaimana yang
dikemukakan oleh Doheny, Cook dan Stopper (1982), yakni :
1. pemberi asuhan keperawatan,
2. advokat,
3. konselor,
4. pendidik,
5. koordinator,
6. kolaborator,
7. konsultan,
8. pembawa perubahan,

11
Harus dapat dilaksanakan dengan sebaik-baiknya. Tentu saja aplikasinya tidak
terbatas hanya pada waktu berhadapan dengan klien dikamar praktek saja (sehat
atau sakit), tetapi yang terpenting lagi adalah pada waktu menyelenggarakan sub-
sistem pelayanan kesehatan serta sub-sistem pembiayaan kesehatan secara
keseluruhan.
Untuk terselenggaranya sub-sistem pelayanan kesehatan yang baik, kedelapan
elemen peran perawat profesional sebagaimana dikemukakan diatas, harus dapat
diarahkan sedemikian rupa sehingga pelayanan kesehatan yang diselenggarakan,
yang dalam hal ini adalah pelayanan keperawatan, dapat memenuhi kedelapan
syarat sub-sistem pelayanan kesehatan yang baik, yakni tersedia (available),
menyeluruh (comprehensive), terpadu (integrated), berkesinambungan
(countinue), wajar (appropriate), dapat diterima (acceptable), tercapai (accesible),
serta bermutu (quality).
Hal yang sama juga berlaku pula untuk sub-sistem pembiayaan kesehatan.
Untuk terselenggaranya sub-sistem pembiayaan kesehatan yang baik, kedelapan
elemen peran perawat profesional sebagaimana dikemukakan diatas, harus dapat
diarahkan pula sedemikian rupa sehingga biaya pelayanan kesehatan yang
diselenggarakan, yang dalam hal ini adalah biaya pelayanan keperawatan, dapat
memenuhi keempat syarat sub-sistem pembiayaan kesehatan yang baik, yakni
tersedia (available), terjangkau (affordable), efektif (effective) dan efisien
(efficient).

12
BAB III

PENUTUP

A. Simpulan

Sistem   Kesehatan   Nasional   adalah   Pengelolaan   kesehatan   yang

diselenggarakan   oleh   semua   komponen   bangsa   Indonesia   secara   terpadu   dan

saling   mendukung   guna   menjamin   tercapainya   derajat   kesehatan   masyarakat

yang   setinggi­tingginya   (Perpres   72/2012   Pasal   1   angka   2). Tujuan  dari

dilaksanakan  SKN  ini   untuk  terselenggaranya   pembangunan   kesehatan   oleh

semua   komponen   bangsa,   baik   Pemerintah,   Pemerintah   Daerah,   dan/atau

masyarakat termasuk badan hukum, badan usaha, dan lembaga swasta secara

sinergis, berhasil guna dan berdaya guna, sehingga terwujud derajat kesehatan

masyarakat yang setinggi­tingginya. ( Perpres 72, 2012). Tersusunnya SKN ini

mempertegas   makna   pembangunan   kesehatan   dalam   rangka   pemenuhan   hak

asasi   manusia,   memperjelas   penyelenggaraan   pembangunan   kesehatan   sesuai

dengan visi dan misi Rencana Pembangunan Jangka Panjang Bidang Kesehatan

Tahun 2005­2025 (RPJP­K), memantapkan kemitraan dan kepemimpinan yang

transformatif, melaksanakan pemerataan upaya kesehatan yang terjangkau dan

bermutu,   meningkatkan   investasi  kesehatan   untuk  keberhasilan  pembangunan

nasional. Sebagai seorang perawat memiliki Peran dalam SKN adalah berupaya


mewujudkan sistem kesehatan yang baik, sedemikian rupa sehingga di satu
pihak penyelenggaraan pelayanan kesehatan (health services) sesuai dengan
kebutuhan dan tuntutan kesehatan (health needs and demands) masyarakat, serta
di pihak lain biaya pelayanan kesehatan (health cost) sesuai dengan kemampuan
ekonomi masyarakat (ability to pay).

13
B. Saran
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua dan dapat
memberikan tambahan pengetahuan dan wawasan tentang sistem kesehatan
nasional. Kami mohon maaf jika dalam makalah ini ada salah kata dan kami
mohon maaf dan terima kasih

14
DAFTAR PUSTAKA

Indrajit. 2001.  Analisis dan Perancangan Sistem Berorientasi Object. Bandung:
Informatika 

Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 72 Tahun 2012

Departemen Kesehatan RI. 2004. Sistem Kesehatan Nasional. Jakarta

Depkes RI. 2009. Sistem Kesehatan Nasional. Jakarta

15

Anda mungkin juga menyukai