PENDAHULUAN
1
galian berupa ferronickel yang bisa dijadikan bahan baku untuk pembuatan coran tahan karat
[2] Ferronickel ini saat ini lebih banyak diekspor keluar negeri untuk selanjutnya dilakukan
ekstraksi terhadap nikelnya. Disamping itu minim sekali pemanfaatan ferronickel untuk
kebutuhan industri pengecoran dalam negeri. Sebelumnya telah melakukan penelitian untuk
lebih memanfaatkan ferronickel dengan menambahkan atau dipadu dengan chrom. Sehingga
pada proses pembuatan material cor tahan karat hanya perlu ditambahkan sedikit unsur krom
(Cr).
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Nikel ditemukan oleh Cronstedt pada tahun 1751 dalam mineral yang disebutnya
kupfernickel (nikolit). Nikel adalah komponen yang ditemukan banyak dalam meteorit dan
menjadi ciri komponen yang membedakan meteorit dari mineral lainnya. Meteorit besi atau
siderit, dapat mengandung alloy besi dan nikel berkadar 5-25%. Nikel diperoleh secara
komersial dari pentlandit dan pirotit di kawasan Sudbury Ontario, sebuah daerah yang
menghasilkan 30% kebutuhan dunia akan nikel. Deposit nikel lainnya ditemukan di
Kaledonia Baru, Australia, Cuba, dan Indonesia.
Berdasarkan tahapan proses, pengolahan nikel dapat dilakukan dalam tiga tahapan proses,
yaitu Tahap Preparasi, Tahap Pemisahan, dan Tahap Dewatering. Kegiatan pengolahan ini
bertujuan untuk membebaskan dan memisahkan mineral berharga dari mineral yang tidak
berharga atau mineral pengotor sehingga setelah dilakukan proses pengolahan dihasilkan
konsentrat yang bernilai tinggi dan tailing yang tidak berharga. Metode yang dipakai
bermacam-macam tergantung dari sifat kimia, sifat fisika, sifat mekanik dari mineral itu
sendiri.
Adapun tahap-tahap yang dilakukan untuk melakukan proses pengelolahan nikel melalui
beberapa tahap utama yaitu, crushing, Pengering, Pereduksi, peleburan, Pemurni, dan
Granulasi dan Pengemasan.
1. Kominusi
Kominusi adalah suatu proses untuk mengubah ukuran suatu bahan galian menjadi lebih
kecil, hal ini bertujuan untuk memisahkan atau melepaskan bahan galian tersebut dari mineral
pengotor yang melekat bersamanya
3
2. Sizing
Merupakan proses pemilahan bijih yang telah melalui proses kominusi sesuai ukuran yang
dibutuhkan. Kegiatan Sizing meliputi Screening yaitu Salah satu pemisahan berdasarkan
ukuran adalah proses pengayakan (screening).
3. Pengeringan (Drying)
Yaitu proses untuk membuang seluruh kandung air dari padatan yang berasal dari konsentrat
dengan cara penguapan (evaporization/evaporation).
Tujuannya untuk menghilangkan kandungan air di dalam bijih, mereduksi sebagian nikel
oksida menjadi nikel logam, dan sulfidasi. Setelah proses drying, bijih nikel yang tersimpan
di gudang bijih kering pada dasarnya belumlah kering secara sempurna, karena itulah tahapan
ini bertujuan untuk menghilangkan kandungan air bebas dan air kristal serta mereduksi nikel
oksida menjadi nikel logam. Proses ini berlansung dalam tanur reduksi. Bijih dari gudang
dimasukkan dalam tanur reduksi dengan komposisi pencampuran menggunakan ratio tertentu
untuk menghasilkan komposisi silika magnesia dan besi yang sesuai dengan operasional
tanur listrik. Selain itu dimasukkan pula batubara yang berfungsi sebagai bahan pereduksi
pada tanur reduksi maupun pada tanur pelebur. Untuk mengikat nikel dan besi reduksi yang
telah tereduksi agar tidak teroksidasi kembali oleh udara maka ditambahkanlah belerang.
Hasil akhir dari proses ini disebut kalsin yang bertemperatur sekitar 7000oC.
Untuk melebur kalsin hasil kalsinasi/reduksi sehingga terbentuk fasa lelehan matte dan Slag.
Kalsin panas yang keluar dari tanur reduksi sebagai umpan tanur pelebur dimasukkan
kedalam surge bin lalu kemudian dibawa dengan transfer car ke tempat penampungan.
Furnace bertujuan untuk melebur kalsin hingga terbentuk fase lelehan matte dan slag.
Dinding furnace dilapisi dengan batu tahan api yang didinginkan dengan media air melalui
balok tembaga. Matte dan slag akan terpisah berdasarka berat jenisnya. Slag kemudian
diangkut kelokasi pembuangan dengan kendaraan khusus.
4
6. Pengkayaan di Tanur Pemurni
Bertujuan untuk menaikkan kadar Ni di dalam matte dari sekitar 27 persen menjadi di atas 75
persen. Matte yang memiliki berat jenis lebih besar dari slag diangkut ke tanur pemurni /
converter untuk menjalani tahap pemurnian dan pengayaan. Proses yang terjadi dalam tanur
pemurni adalah peniupan udara dan penambahan sililka. Silika ini akan mengikat besi oksida
dan membentuk ikatan yang memiliki berat jenis lebih rendah dari matte sehingga menjadi
mudah untuk dipisahkan
Untuk mengubah bentuk matte dari logam cair menjadi butiran-butiran yang siap diekspor
setelah dikeringkan dan dikemas. Matte dituang kedalam tandis sembari secara terus menerus
disemprot dengan air bertekanan tinggi. Proses ini menghasilkan nikel matte yang dingin
yang berbentuk butiran-butiran halus. Butiran-butiran ini kemudian disaring, dikeringkan dan
siap dikemas.
5
BAB III
PEMBAHASAN
6
seperti Ca dan Mg yang terlarut sebagai bikarbonat akan terbawa kebawah sampai batas
pelapukan dan akan diendapkan sebagai dolomit, magnesit yang biasa mengisi celah-celah
atau rekahan-rekahan pada batuan induk. Dilapangan urat-urat ini dikenal sebagai batas
petunjuk antara zona pelapukan dengan zona batuan segar yang disebut dengan akar
pelapukan (root of weathering).
7
d. Struktur.
Struktur yang sangat dominan yang terdapat didaerah Polamaa ini adalah struktur
kekar (joint) dibandingkan terhadap struktur patahannya. Seperti diketahui, batuan beku
mempunyai porositas dan permeabilitas yang kecil sekali sehingga penetrasi air sangat
sulit, maka dengan adanya rekahan-rekahan tersebut akan lebih memudahkan masuknya air
dan berarti proses pelapukan akan lebih intensif.
e. Topografi.
Keadaan topografi setempat akan sangat mempengaruhi sirkulasi air beserta reagen-
reagen lain. Untuk daerah yang landai, maka air akan bergerak perlahan-lahan sehingga
akan mempunyai kesempatan untuk mengadakan penetrasi lebih dalam melalui rekahan-
rekahan atau pori-pori batuan. Akumulasi andapan umumnya terdapat pada daerah-daerah
yang landai sampai kemiringan sedang, hal ini menerangkan bahwa ketebalan pelapukan
mengikuti bentuk topografi. Pada daerah yang curam, secara teoritis, jumlah air yang
meluncur (run off) lebih banyak daripada air yang meresap ini dapat menyebabkan
pelapukan kurang intensif.
f. Waktu.
Waktu yang cukup lama akan mengakibatkan pelapukan yang cukup intensif karena
akumulasi unsur nikel cukup tinggi.
Profil nikel laterit keseluruhan terdiri dari 4 zona gradasi sebagai berikut :
1. Iron Capping
Merupakan bagian yang paling atas dari suatu penampang laterit. Komposisinya
adalah akar tumbuhan, humus, oksida besi dan sisa-sisa organik lainnya. Warna khas
adalah coklat tua kehitaman dan bersifat gembur. Kadar nikelnya sangat rendah sehingga
tidak diambil dalam penambangan. Ketebalan lapisan tanah penutup rata-rata 0,3 s/d 6 m.
berwarna merah tua, merupakan kumpulan massa goethite dan limonite. Iron capping
mempunyai kadar besi yang tinggi tapi kadar nikel yang rendah. Terkadang terdapat
mineral-mineral hematite, chromiferous.
2. Limonite Layer
Merupakan hasil pelapukan lanjut dari batuan beku ultrabasa. Komposisinya meliputi
oksida besi yang dominan, goethit, dan magnetit. Ketebalan lapisan ini rata-rata 8-15 m.
8
Dalam limonit dapat dijumpai adanya akar tumbuhan, meskipun dalam persentase yang
sangat kecil. Kemunculan bongkah-bongkah batuan beku ultrabasa pada zona ini tidak
dominan atau hampir tidak ada, umumnya mineral-mineral di batuan beku basa-ultrabasa
telah terubah menjadi serpentin akibat hasil dari pelapukan yang belum tuntas. fine
grained, merah coklat atau kuning, lapisan kaya besi dari limonit soil menyelimuti seluruh
area. Lapisan ini tipis pada daerah yang terjal, dan sempat hilang karena erosi. Sebagian
dari nikel pada zona ini hadir di dalam mineral manganese oxide, lithiophorite. Terkadang
terdapat mineral talc, tremolite, chromiferous, quartz, gibsite, maghemite.
3. Silika Boxwork
Putih – orange chert, quartz, mengisi sepanjang fractured dan sebagian menggantikan
zona terluar dari unserpentine fragmen peridotite, sebagian mengawetkan struktur dan
tekstur dari batuan asal. Terkadang terdapat mineral opal, magnesite. Akumulasi dari
garnierite-pimelite di dalam boxwork mungkin berasal dari nikel ore yang kaya silika.
Zona boxwork jarang terdapat pada bedrock yang serpentinized.
4. Saprolite
Zona ini merupakan zona pengayaan unsur Ni. Komposisinya berupa oksida besi,
serpentin sekitar <0,4% kuarsa magnetit dan tekstur batuan asal yang masih terlihat.
Ketebalan lapisan ini berkisar 5-18 m. Kemunculan bongkah-bongkah sangat sering dan
pada rekahan-rekahan batuan asal dijumpai magnesit, serpentin, krisopras dan garnierit.
Bongkah batuan asal yang muncul pada umumnya memiliki kadar SiO2 dan MgO yang
tinggi serta Ni dan Fe yang rendah. campuran dari sisa-sisa batuan, butiran halus limonite,
saprolitic rims, vein dari endapan garnierite, nickeliferous quartz, mangan dan pada
beberapa kasus terdapat silika boxwork, bentukan dari suatu zona transisi dari limonite ke
bedrock. Terkadang terdapat mineral quartz yang mengisi rekahan, mineral-mineral primer
yang terlapukkan, chlorite. Garnierite di lapangan biasanya diidentifikasi sebagai kolloidal
talc dengan lebih atau kurang nickeliferous serpentin. Struktur dan tekstur batuan asal
masih terlihat.
5. Bedrock
Bagian terbawah dari profil laterit. Tersusun atas bongkah yang lebih besar dari 75 cm
dan blok peridotit (batuan dasar) dan secara umum sudah tidak mengandung mineral
ekonomis (kadar logam sudah mendekati atau sama dengan batuan dasar). Batuan dasar
9
merupakan batuan asal dari nikel laterit yang umumnya merupakan batuan beku ultrabasa
yaitu harzburgit dan dunit yang pada rekahannya telah terisi oleh oksida besi 5-10%,
garnierit minor dan silika > 35%. Permeabilitas batuan dasar meningkat sebanding dengan
intensitas serpentinisasi.Zona ini terfrakturisasi kuat, kadang membuka, terisi oleh mineral
garnierite dan silika. Frakturisasi ini diperkirakan menjadi penyebab adanya root zone yaitu
zona high grade Ni, akan tetapi posisinya tersembunyi.
10
a. Produk utama:
- Nickel matte
- Komposisi kimia: 70-78%-Ni; 0.5-1-%Co; 0.2-06%-Cu;
0.3-0.6%-Fe; 18-22%-S
b. Produk samping:
- Terak; campuran logam oksida
c. Kondisi proses:
- Mempunyai kadar nikel tinggi (>2.2%Ni)
- Rasio Fe/Ni rendah (>6)
- Kadar MgO tinggi
- Rasio SiO2/MgO antara 1.8-2.2
11
Sidewall cooling Copper finger
Number electrode 3
Electrode diameter, mm 1500
Transformer, MVA 75
Opretaing data
Power (MW) 75
Hearth power density (kW/m2) 330
Secondary voltage (phase) 1350
Secondary voltage (electrode) 780
Secondary current, kA 33
Resistance per electrode, mΩ 23
Batch resistance per electrode, mΩ 7
Arc power.batch power ratio 2.3
Batch power density (kW/m2) 100
Arc voltage, V 550
Arc length (@17V/cm) 32
Electrode tip position Shelded arc
Charge cover at tips Deep calcine
Power cunsumption (kWh/ton) 440
Calcine feed temperature 750
Slag top temperature (oC) 1530
Slag SiO2/MgO ratio 2.0
Slag %FeO 22
Metal % Ni 32
Metal % S 10% S
12
3.3 Pengolahan Nikel dengan Blast Furnace
Tungku itu sendiri adalah dalam girderwork pusat.Sebuah ledakan tungku adalah jenis
metalurgi tungku yang digunakan untuk peleburan untuk memproduksi logam industri,
umumnya besi . Pada tungku sembur, bahan bakar dan bijih terus diberikan melalui bagian
atas tungku, sementara udara (kadang-kadang dengan oksigen pengayaan) akan
dikumandangkan ke dasar ruangan, sehingga reaksi kimia berlangsung sepanjang tungku
sebagai bahan bergerak ke bawah. Produk akhir biasanya cair logam dan terak fase disadap
dari bawah, dan buang gas keluar dari puncak tungku. Blast furnace harus berlawanan dengan
tungku udara (seperti tungku reverberatory ), yang disedot secara alami, biasanya oleh
konveksi gas panas di cerobong cerobong asap. Menurut definisi yang luas, bloomeries untuk
besi, meniup rumah untuk timah , dan berbau pabrik untuk memimpin , akan diklasifikasikan
sebagai tungku ledakan . Namun, istilah tersebut biasanya terbatas dengan yang digunakan
untuk peleburan bijih besi untuk memproduksi pig iron , bahan antara yang digunakan dalam
produksi komersial besi dan baja .
Ledakan tungku tetap menjadi bagian penting dari produksi besi modern. tungku
modern sangat efisien, termasuk kompor Cowper untuk pra-panas udara ledakan dan
menerapkan sistem pemulihan untuk mengekstrak panas dari gas panas keluar dari tungku.
Persaingan di industri drive tingkat produksi lebih tinggi.. The blast furnace terbesar memiliki
3 [30]
volume sekitar 5.580 m (190.000 cu ft) dan dapat menghasilkan sekitar 80.000 ton
(88.000 ton singkat) besi per minggu. Ini adalah kenaikan besar dari abad ke-18 tungku khas,
yang rata-rata sekitar 360 ton (400 ton singkat) per tahun. Variasi dari tungku ledakan, seperti
13
ledakan Swedia tanur listrik, telah dikembangkan di negara-negara yang tidak memiliki
sumber daya batubara asli.
14
6. bijih, kapur, dan kokas
7. Gas buang
8. Kolom bijih, kokas dan kapur
9. Penghapusan terak
10. Tapping dari cair pig iron
11. Koleksi limbah gas
15
dibersihkan dengan pembersih pemeras. Partikel-partikel kasar di gas menetap di penangkap
debu dan dibuang ke kereta api atau mobil truk untuk pembuangan, sedangkan gas itu sendiri
mengalir melalui venturi scrubber dan pendingin gas untuk mengurangi suhu gas dibersihkan.
The casthouse di bagian bawah tungku berisi pipa kesibukan, tuyeres dan peralatan untuk
pengecoran besi cair dan terak. Setelah taphole adalah dibor melalui plug tanah liat tahan
api, besi cair dan terak mengalir sebuah palung melalui skimmer pembukaan, memisahkan
besi dan terak. Modern, tungku ledakan lebih besar mungkin memiliki sebanyak empat
tapholes dan dua tungku pembakar. Setelah babi dan terak besi telah disadap, taphole sekali
lagi terhubung dengan tanah liat tahan api. Para tuyeres digunakan untuk menerapkan
ledakan panas , yang digunakan untuk meningkatkan efisiensi tungku ledakan. Ledakan
panas diarahkan kedalam tanur melalui nozel air tembaga-didinginkan disebut tuyeres dekat
pangkalan. Ledakan suhu panas dapat dari 900 ° C hingga 1300 ° C (1600 ° F 2300 ° F)
tergantung pada desain kompor dan kondisi. Suhu mereka menghadapi mungkin 2000 ° C
sampai 2.300 ° C (3600 ° F untuk 4200 ° F). Minyak , tar , gas alam , bubuk batubara dan
oksigen juga dapat disuntikkan ke dalam tungku di tingkat tuyere untuk menggabungkan
dengan kokas yang untuk melepaskan energi tambahan yang diperlukan untuk meningkatkan
produktivitas.
16
BAB IV
PENUTUPAN
4.1 KESIMPULAN
Pirometalurgi merupakan suatu proses pengambilan logam berharga dari bijihnya
yang berlangsung pada temperatur tinggi.
PT INCO Indonesia menggunakan sistem Pengolahan Nikel dengan Blast
Furnace.
4.2 SARAN
Sebaiknya bagi para mahasiswa lebih teliti dalam mencari alamat web/link dalam
menulis makalah demi dapat dipertanggung jawabkannya data-data tersebut.
17
DAFTAR PUSTAKA
M Gojic and S Kojuh, Development of Direct Reduction Processes and Smelting Reduction
Processes for Steel Production, Faculty of Metallurgy, University of Zagreb, 2006
Shuzo ITO dan Osamu TSUGE, Method for Producing Granular Metal, EP (European
Patent) 1405924, 2007.
http://www.google.co.id/search?hl=id&q=tanur+tinggi+nikel&start=10&sa=N. Diakses
tanggal 28 April 2010
http://wong168.wordpress.com/2010/05/03/proses-pengolahan-nikel-di-indonesia-pt-
international-nickel-indonesia-tbk/. Diakses tanggal 28 April 2010
https://hermanyudiono.wordpress.com/bagi-yang-belum-kenal-inilah-saya/sorowako/profil-
pt-inco/
18