Anda di halaman 1dari 8

HUBUNGAN PERSEPSI DENGAN KESIAPAN PSIKOLOGIS ANAK

DALAM MENGHADAPI SIRKUMSISI PADA ANAK SEKOLAH DASAR


DI SDN SIDOMULYO 02 KECAMATAN SILO KABUPATEN JEMBER

Agung Dwi Febriyanto Sukarnoˡ, Diyan Indriyani², Komarudin²


ˡMahasiswa Program Studi S1 Keperawatan
²Dosen S1 Keperawatan
Program Studi S1 Keperawatan FIKes Universitas Muhammadiyah Jember
E-mail: agungdwi520@gmail.com

Abstract
Circumcision is cutting penis prepuce so that penis glans opened by applying
minor surgery. Circumcision can affect perception and children psychological
readiness. Children perception in facing circumcision is different one another
and it can affect children psychological readiness in facing circumcision. This
study uses cross sectional design in order to analyze the relationship of
perception with the children psychological readiness in facing circumcision
toward Elementary School students at SDN Sidomulyo 02 Silo Districts Jember
Regency. The population of this study is boy at the age of 7-12 years old that do
not do circumcision yet. The population of the study is 47 respondents. The
sample collection technique uses purposive sampling. The instrument used is
questioner sheet and Likert scale. The result shows 42 respondents (89.4%) have
positive perception in facing circumcision and the rest 5 respondents have
negative one. From 44 respondents (93.6%) have optimal psychological readiness
and the rest 3 respondents (6.4%) are not quite optimal. The result analysis uses
Spearmen rho test (α = 0.05) showing p value = 0,000 where p < 0.05 that means
there is relationship between perception with children psychological readiness in
facing circumcision. Suggestion for children’s parents and medical official is to
introduce the advantages of circumcision toward children early in order to
optimize their perception and psychological readiness in facing circumcision.

Key words: Psychological Readiness, Children Perception, Circumcision


Bibliography: 2006-2016

PENDAHULUAN kecil ) dan masa pubertas (Chaplin,


Anak adalah seorang individu 1993). John Lock menjelaskan anak
yang belum mencapai tingkat adalah pribadi yang masih bersih dan
kedewasaan. Seorang anak juga peka terhadap rangsangan-
disebut dengan seseorang individu rangsangan yang berasal dari
diantara kelahiran dan masa pubertas lingkungan (dalam Sya’bani, 2011).
atau seorang individu diantara kanak Proses perkembangan anak,
– kanak ( masa pertumbuhan, masa dapat di temukan beberapa tahapan

1
dalam perkembangan anak antara kanak-kanak akhir (10-12 tahun)
tahap yang satu dengan tahap yang (Desmita, 2012).
lain selalu berhubungan dan Pada anak sekolah dasar
mempengaruhi serta memiliki ciri- sirkumsisi merupakan hal yang
ciri yang hampir sama pada setiap membuat persepsi setiap anak
anak. Selain itu juga perkembangan berbeda-beda dan sebagian anak
anak tidak pernah lepas dari yang mengira bahwa sirkumsisi
namanya proses pertumbuhan, merupakan penghambat dalam
keduanya akan selalu berkaitan. menuju fase remaja, kesiapan
Usia 7-12 tahun merupakan psikologis anak akan sangat
usia dimana anak bisa mendukung dalam menghadapi
mengembangkan kemampunan masalah sirkumsisi. Dalam Islam
fisiknya, belajar sosial, serta sirkumsisi merupakan tuntutan
mengembangkan kemampuan- syariat yang sangat mulia dan di
kemampuan dasar dalam membaca, isyaratkan bagi laki-laki. Persepsi
menulis, menghitung, memperoleh anak yang berbeda-beda tentunya
kebebasan pribadi, bergaul, dan juga akan mempengaruhi kesiapan
mempersiapkan dirinya sebagai jenis psikologis anak dalam menghadapi
kelamin tertentu, mengembangkan sirkumsisi. Kesiapan psikologis
kata nurani dan moral, menentukan tersebut nantinya juga akan
skala nilai dan mengembangkan mempengaruhi status kesehatan
sikap terhadap kelompok sosial atau seseorang dikarenakan psikologis
lembaga. merupakan tolak ukur bagi seseorang
Usia rata-rata anak Indonesia dalam menentukan status
saat masuk sekolah dasar adalah 6 kesehatannya terutama dalam
tahun dan selesai pada 12 tahun. kesiapan dalam menghadapi
Kalau mengacu pada pembagian sirkumsisi.
tahapan perkembangan anak, berarti Pengertian sirkumsisi sendiri
usia sekolah berada dalam dua masa adalah membuang prepusium penis
perkembangan, yaitu masa kanak- sehingga glans penis menjadi
kanak tengah (6-9 tahun) dan masa terbuka.Tindakan ini merupakan
tindakan bedah minor yang paling

2
banyak dikerjakan di seluruh dunia, psikologis anak dalam menghadapi
baik dikerjakan oleh dokter, sirkumsisi pada anak sekolah dasar
paramedis, ataupun oleh dukun akan dibahas dengan menggunakan
sunat. (Purnomo, 2003 dalam tabel distribusi frekuensi sebagai
Nasution, 2011). berikut:
Tabel 1 Persepsi Anak dalam
Menghadapi Sirkumsisi
MATERIAL DAN METODE
Prosentase
Penelitian ini menggunakan Persepsi Anak Jumlah
(%)
desain cross sectional yang bertujuan
Positif 42 89,4
untuk menganalisis hubungan
Negatif 5 10,6
persepsi dengan kesiapan psikologis Total 47 100,0
anak dalam menghadapi sirkumsisi
di SDN Sidomulyo 02 Kecamatan Bila dilihat dari tabel 1 diatas

Silo Kabupaten Jember. Populasi menunjukkan bahwa mayoritas

penelitian ini adalah semua anak responden memiliki persepsi positif

laki-laki yang belum disirkumsisi di dalam menghadapi sirkumsisi

SDN Sidomulyo 02. Jumlah populasi sejumlah 42 responden (89,4%).

pada penelitian ini sebanyak 53


responden. Teknik pengambilan Tabel 2 Kesiapan Psikologis Anak
dalam Menghadapi Sirkumsisi
sampel menggunakan Purposive
Sampling. Penelitian dilakukan pada
Terkait dengan tabel 2 diatas
bulan Juli 2016. Instrumen yang
menunjukkan bahwa mayoritas
digunakan adalah lembar kuesioner
Kesiapan Jumlah Prosentase
dan Skala Likert.
Psikologis (%)
Kesiapan anak
HASIL DAN PEMBAHASAN 44 93,6
optimal
Hasil penelitian disajikan Kesiapan anak
3 6,4
dalam bentuk analisa bivariat yaitu kurang optimal
Total 47 100,0
persepsi anak dalam menghadapi
kesiapan psikologis anak optimal
sirkumsisi, kesiapan psikologis anak
dalam menghadapi sirkums
dalam menghadapi sirkumsisi, dan
isi yaitu 44 responden (93,6%).
hubungan persepsi dengan kesiapan

3
Tabel 3 Hubungan Persepsi Dengan berasumsi bahwa budaya suku
Kesiapan Psikologis Anak Dalam Madura kebanyakan memiliki mental
Menghadapi Sirkumsisi Pada Anak yang kuat dan berani serta memiliki
Sekolah Dasar harga diri yang tinggi dalam
menghadapi berbagai hal, khususnya
Correlations n r P
Persepsi anak
sirkumsisi. Menurut Latif (2013)
dengan Masyarakat Madura merupakan
47 0,637 0,000
Kesiapan
Psikologis anak masyarakat yang menjunjung tinggi
harga diri. Orang Madura siap
Hal yang dapat dijelaskan melakukan apapun untuk
pada tabel diatas mayoritas persepsi mengembalikan harga dirinya.
anak yaitu sejumlah 42 responden Masyarakat pada umumnya
(89,4%) memiliki persepsi positif mengenal prilaku masyarakat
terhadap sirkumsisi dan sisanya 5 Madura sebagai masyarakat yang
responden (10,6%) memiliki persepsi keras.
negatif terhadap sirkumsisi. Faktor lain yang mungkin
Sedangkan pada kesiapan psikologis dapat mempengaruhi persepsi anak
anak menunjukan bahwa mayoritas dalam menghadapi sirkumsisi adalah
kesiapan anak optimal yaitu 44 pekerjaan orang tua responden. Pada
responden (93,6%) dan sisanya data umum pekerjaan orang tua
kesiapan anak kurang optimal yaitu 3 responden, didapatkan hasil bahwa
responden (6,4%). wiraswasta memiliki jumlah terbesar
Peneliti berpendapat bahwa yaitu 26 (55,3%). Dikarenakan orang
kemungkinan suku akan tua dengan pekerjaan yang memiliki
mempengaruhi dengan persepsi anak jam kerja yang cukup lama maka
dalam menghadapi sirkumsisi. Pada anak kurang mendapatkan informasi,
data umum didapatkan hasil bahwa saran maupun nasehat tentang
sebagian besar suku anak sekolah sirkumsisi.
dasar adalah Madura yaitu 31 anak Peneliti berpendapat bahwa
(66 %). Melihat dari nilai rata-rata kemungkinan usia ada hubungannya
suku anak sekolah dasar yang dengan Kesiapan psikologis anak
sebagian besar Madura peneliti dalam menghadapi sirkumsisi. Pada

4
data umum usia responden, usia mempengaruhi perbedaan,
didapatkan hasil bahwa jumlah usia dimensi penguasaan lingkungan dan
tertinggi responden adalah 9-10 dimensi otonomi mengalami
tahun dengan jumlah 20 (42,5%). peningkatan seiring bertambahnya
Peneliti beranggapan bahwa tingkat usia.
pengetahuan anak usia sekolah dasar Hasil uji statistik Sperman’s
memiliki beberapa tingkatan. Hal ini rho menunjukan bahwa hasil p-
memungkinkan anak dengan usia 12 value adalah 0,000, nilai ini lebih
tahun memiliki tingkat pengetahuan kecil dari level of significance yang
yang lebih dibandingkan anak usia 7 ditetapkan dalam penelitian yaitu
tahun. Peneliti mempunyai pendapat (alfa=0,05) yang artinya H1 diterima
tersebut dikarenakan informasi yang yang berarti ada Hubungan Persepsi
didapatkan pada anak usia 7 tahun Dengan Kesiapan Psikologis Anak
dengan anak usia 12 tahun sudah Dalam Menghadapi Sirkumsisi Pada
cukup berbeda. Pada anak usia 7 Anak Sekolah Dasar di SDN
tahun mungkin hanya mendapatkan Sidomulyo 02 Kecamatan Silo
sedikit pengetahuan ataupun Kabupaten. Kekuatan korelasi dapat
informasi mengenai sirkumsisi, diliat melalui nilai r yaitu sebesar
sedangkan pada anak usia 12 tahun 0,637 yang memiliki arti bahwa
bisa mendapatkan informasi atau kekuatan hubungan antar variabel
pengetahuan yang lebih banyak dan adalah kuat. Arah korelasi pada hasil
lebih siap dalam menghadapi penelitian ini adalah positif (+).
sirkumsisi. Pernyataan ini dapat Hubungan persepsi dengan kesiapan
disimpulkan bahwa semakin tinggi psikologis anak dalam menghadapi
usia maka lebih banyak informasi sirkumsisi adalah ketika persepsi
baru yang didapat dan tingkat anak tentang sirkumsisi positif maka
kesiapan psikologis anak dalam kesiapan psikologis anak juga akan
menghadapi sirkumsisi semakin optimal dan ketika persepsi anak
bertambah. tentang sirkumsisi negatif maka
Menurut Ryff and Keyes 1995 kesiapan psikologis anak juga akan
(dalam Rahayu, 2008) kurang optimal. Menurut hasil
mengemukakan bahwa perbedaan penelitian tersebut menunjukkan

5
bahwa terdapat hubungan yang baik pada anak tentang sirkumsisi
bermakna antara persepsi dengan agar anak bisa optimal dalam
kesiapan psikologis anak dalam menghadapi sirkumsisi.
menghadapi sirkumsisi yaitu Adapun untuk petugas
semakin positif persepsi anak kesehatan disarankan memberikan
tentang sirkumsisi maka kesiapan informasi dengan mengadakan
psikologis anak juga akan optimal. penyuluhan yang berkaitan dengan
kesiapan psikologis anak dalam
SIMPULAN DAN SARAN mengahadapi sirkumsisi, serta
Simpulan dampak kesehatan yang ditimbulkan
Mayoritas persepsi anak yaitu apabila tidak melakukan sirkumsisi.
sejumlah 42 responden (89,4%)
memiliki persepsi positif terhadap DAFTAR PUSTAKA
sirkumsisi dan sisanya 5 responden
Arifin, M. (2014). Hubungan
(10,6%) memiliki persepsi negatif
Persepsi tentang Sirkumsisi
terhadap sirkumsisi. Sedangkan
dengan Tingkat Kecemasan
kesiapan psikologis anak
pada Anak Usia Sekolah (6-
menghadapi sirkumsisi mayoritas
12 Tahun) yang akan di
kesiapan anak optimal yaitu 44
lakukan Sirkumsisi Di Desa
responden (93,6%) dan sisanya
Gambangan Kecamatan
kesiapan anak kurang optimal yaitu 3
Maesan Kabupaten
responden (6,4%)
Bondowoso. Universitas
Ada hubungan antara persepsi
Muhammadiyah Jember.
dan kesiapan psikologis dalam
Jember: Tidak
menghadapi sirkumsisi pada anak
Dipublikasikan.
sekolah dasar di SDN Sidomulyo 02
Kecamatan Silo Kabupaten Jember. Desmita. (2012). Psikologi

Saran Perkembangan Peserta

Sebagai orang tua disarankan Didik. Bandung: PT Remaja

untuk meluangkan waktunya untuk Rosdakarya.

lebih memperhatikan anaknya dan Hastono. (2007). Analisa Data


bisa memberikan penjelasan yang Kesehatan. Jakarta: FKM.UI.

6
Hidayat, A. (2007). Metode Parjanto. (2009). Hubungan Antara
Penelitian Keperawatan dan Support System Keluarga
Teknik Analisis Data. Jakarta: Dengan Tingkat Kecemasan
Salemba Medika. Anak Sebelum Tindakan
Sirkumsisi di Balai
Latief, A. W. (2013). Buku Mencari
Pengobatan Adhia Tunggur
Madura. Jakarta: Bidik Phronesis
Slogohimo Wonogiri.
Publishing.
Surakarta: Universitas
M, F. M. (2008). Keperawatan Muhammadiyah Surakarta.
Keluarga : Teori dan Praktik
Pieter, H. (2010). Pengantar
(edisi 3). Jakarta: Buku
Psikologi dalam
Kedokteran EGC.
Keperawatan. Jakarta:
Murniasih, E. &. (2007). Hubungan Kencana Prenada Media
Dukungan Keluarga dengan Grup.
Tingkat Kecemasan akibat
Rakhmat, J. (2008). Psikologi
Hospitalisasi pada Anak Usia
Komunikasi (edisi revisi).
Prasekolah di Bangsal L
Bandung: Remaja Rosda
RSUP Dr. Soeradji
Karya.
Tirtonegoro Klaten. Jurnal
Kesehatan Surya Medika Sunaryo. (2015). Psikologi Untuk
Yogyakarta . Keperawatan. Jakarta:
Penerbit Buku Kedokteran
Nasution, S. (2010). Gambaran
EGC.
Pengetahuan Orang Tua
Tentang Sirkumsisi pada Syaodih, E. (2010). JURNAL
Anak Laki-Laki di Kelurahan PSIKOLOGI
Perintis Kecamatan Medan PERKEMBANGAN. Jakarta:
Timur. Medan: Universitas Universitas Pendidikan
Sumatera Utara. Indonesia.

Nursalam. (2013). Metode Penelitian Tirtasari. (2013). Hubungan Persepsi


Ilmu Keperawatan. Jakarta: Tentang Kesehatan
Salemba Medika. Reproduksi Dengan Perilaku

7
Seksual Remaja. Universitas
Muhammadiyah Jember.
Jember: Tidak
Dipublikasikan.

Tohari, H. (2013). Inform Consent


Sirkumsisi di Puskesmas
Waru, Kabupaten
Pamekasan, Provinsi Jawa
Timur. Semarang: Universitas
Diponegoro.

Walgito, B. (2010). Pengantar


Psikologi Umum. Yogyakarta:
Andi Yogyakarta.

Anda mungkin juga menyukai